Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Kerancuan Pengindonesiaan Istilah Akuntansi” Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Penganggaran Perusahaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang kerancuan istilah-istilah akuntansi dalam bahasa
Indonesia serta mengetahui istilah – istilah dalam laporan keuangan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sitti Rahma


Sudirman, M.Ak, selaku dosen mata kuliah Penganggaran Perusahaan AK A yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang Penulis tekuni. Penulis menyadari, makalah yang
disusun ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, jika terdapat kekurangan
atau ketidaktepatan dalam penulisan, maka kritik dan saran yang membangun
akan berguna dalam perbaikan makalah ini. Penulis akan sangat berterima kasih
jika ada yang berkenan menyampaikan saran maupun kritik terhadap makalah ini.

Samarinda, 03 September 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sarana kebahasaan serta morfologi bahasa Indonesia sebenarnya


cukuo memadai untuk menjadikan baha Indonesia berkemampuan tinggi
untuk mengekpresikan makna apapun (cipta, karsa, dan rasa) yang dapat
diunggkapkan dalam bahasa Inggris. Melalui swadaya dan perekayasaan
bahasa, sarana dan morfologi baha Indonesia dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan istilah baru tang belum ditangkap dalam jamus besar bahasa
Indonesia yang sekarang tersedia.

Dalam hal inilah profesi dan akademisi akuntansi berkewajiban untuk


menawarkan istilah-istilah akuntansi yang memperluas wilayah jelajah
konseptual secara format. Profesi akuntansi tidak semestinya khawatir
menawarkan istilah-istilah yang paling tepat secara makna walaupun
terbaca dan didengar asing di telinga.

Untuk menerjemahkan makna yang disimbolkan dalam bahasa Inggris


(atau asing lainnya), penerjemah tentunya harus menguasai bahasa sumber
dan bahasa sasaran sama baiknya pada level yang memadai dalam
berbagai sarana kebahasaan (antara lain gramatika, idiom, gaya (style),
diksi, morfologi, dan kosa kata) masing-masing bahasa. Penerjemah harus
mengenal kaidah (struktur) bahasa Inggris dan Indonesia dalam proses
penerjemahan istilah.

Jadi, dalam pembentukan istilah, jangan sampai kita hanya


mengandalkan apa yang nyatanya dipakai dalam kondisi sekarang (current
state) tetapi yang lebih penting adalah membiasakan apa yang seharusnya
dipakai pada kondisi masa datang (desirable state). Untuk itu,
pembentukan istilah hendaknya dilakukan dengan merujuk pada sumber-
sumber yang autoritatif dengan keleluasaan untuk menawarkan istilah baru
sehingga dapat mengetahui kerancuan penindonesiaan istilah akuntansi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan kerancuan dan keanekaragaman istilah akuntansi?
2. Apa perbedaan akuntansi dan akunting?
3. Apa istilah dalam neraca?
4. Apa saja istilah dalam anggaran laba rugi?
5. Apakah periode tertentu atau saat tertentu?
6. Bagaimana anggaran kas dan anggaran perubahan modal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan kerancuan dan keanekaragaman istilah
akuntansi,
2. Agar mengetahui perbedaan akuntansi dan akunting
3. Mengetahui dan memahami istilah dalam neraca,
4. Mengetahui dan memahami istilah dalam anggaran laba rugi,
5. Memahami periode tertentu atau saat tertenti
6. Untuk memahami anggaran kas dan anggaran perbahan modal.
BAB II

PENDAHULUAN

A. Perbedaan Kerancuan dan Keanekaragaman Istilah


Kerancuan istilah yang mengandung makna bahwa istilah yang
beragam dengan pengertian yang berbeda tetapi Sebagian
mengganggapnya memiliki arti yang sama atau dengan kata lain
ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah sehingga terkesan kacau dan
sulit dipahami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kerancuan adalah pengacaian atau hasil penggabungan dua bentuk yang
secara tidak sengaja atau tidlk lazim dihubung-hubungkan. Kata rancu
dalam Bahasa Indonesia berarti ‘kacau’. Keancuan berarti juga kekacauan.
Kerancuan adalah kekacauan benruk, baik bentuk kalimat, bentuk kata,
maupun susunan kata yang dirangkaikan atau disusun secara tumpeng
tindih atau bukan padanya sehinga melahirkan kalimat, bentuk kata, dan
susun kata yang salah atau kacau ( S. Desi). Jadi, karancuan adalah gejala
Bahasa yang terjadi akibat masuknya undur Bahasa lain dalam bahasa
tertentu (Bahasa Indonesia). Misalnya dalam istilah akun pada akuntansi
keuangan, istilah expense tidak sama maksunya dengan cost namun jika
diterjemahkan menjadi “biaya” sehingga istilah expense dan cost dalam
akuntansi keuangan di Indonesia sepertinya tidak ada perbedaan. Itulah
salah satu contoh istilah dalam laporankeuangan yang rancu dalam
literatur berbahasa Indonesia.
Keanekaragaman – beragam (banyak) istilah – gabungan kata untuk
menjelaskan sebuah maksud tertentu. Keanekaragaman istilah
mengandung bahwa istilah tersebut beragam dan memiliki pengertian yang
sama, misalnya; harta sama artinya dengan asset atau aktiva.
B. Akuntansi dan Akunting

Beda akunting dan akuntansi memang sangat tipis. Akuntansi


(accountancy) biasanya dimaksudkan untuk menunjukkan penerapan tau
praktinya, sedanglan akunting (accounting) biasanya dimaksudkan untuk
suatu bidang tertentu atau menunjuk teorinya (ilmunya). Akunting dan
akuntansi adalah duua istilah yang sering digunakan dalam dunia bisnis
san keuangan, serta keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan
meskipun sering digunakan secara bergantian oleh beberapa. Berikut
peerbedaan antara akunting dan akuntansi;

1. Akuntansi
Definisi: Akuntansi adalah disiplin ilmu atau bidang studi yang
mencakup semua proses pencatatan pengukuran, pelaporan, dan
analisis transaksi keuangan dan kegiatan bisnis

Lingkup: Akuntansi mencakup keseluruhan aktivitas yang terkait


dengan pemrosesan informasi keuangan, termasuk perencenaan
keungan pengukuran kinerha keunagan, audit, dan pelaporan
keuangan.
2. Akunting (Accounting)
Definisi: Akunting adalah istiilah yang lebih sering digunakan

Lingkup; Akunting lebih fokus pada penerapan prinsip-prinsip dan


Teknik akuntansi dalam banyak kasus.
C. Istilah dalam Neraca.
Istilah dalam neraca meliputi istilah asset (harta arau aktiva), utang,
dan modal. Asset adalah kekayaan yang mempunyai manfaat berupa benda
berwujud dan benda tak berwujud yang dpaat dikuasai oleh yang berhak
akibat transaksi. Asset terdiri atas asset lancar dan asset tidak lancar. Aset
lancar (current asset) adalah asset uang mempunyai umur ekonomis paling
lama setahun dalam siklus kegiatan yang normal. Asset tak lancar atau
disebut juga aset tetap (fixed asset) adalah asset yang mempunyai masa
manfaat lebh dari satu tahun dalam siklus kegiatan yang normal.
1. Aset Tak berwujud dan Aset Tetap Tak Berwujud
Aset tak berwujud (intangible assets) meliputi aset tetap tak
berwujud, aset lancar tak berwujud, dan aset lainnya yang tak
berwujud. Aset tetap tak berwujud (intangible fixed assets)
meliputi goodwill, hak paten, hak guna usaha, dan lain-lain. Aset
lancar tak berwujud (intangible current assets) meliputi piutang
usaha, sewa bayar di muka, asuransi bayar di muka, dan lain-lain.
Aset lainnya yang tak berwujud meliputi biaya pendirian
perusahaan (beban ditangguhkan).
2. Investasi dan Invetasian
Penyertaan atau investasi (investment) artinya proses
menanamkan atau proses menyertakan, dalam hal ini proses
menanamkan modal. Investasian atau sertaan artinya yang
diinvestasikan atau yang disertakan. Dalam neraca terdapat istilah
investasi jangka pendek (short-term investments)-salah satu unsur
aset lancar-dan investasi jangka panjang (long-term investments)-
salah satu unsur aset tidak lancar. Jadi, dalam neraca istilah
investasi dianggap sebagai aset, padahal investasi artinya cara
atau proses menanamkan modal. Suatu cara atau proses tidak
dapat dikatakan sebagai aset (harta). Investasi jangka pendek
sebaiknya menggunakan istilah efek atau surat berharga jangka
pendek dan investasi jangka panjang sebaiknya menggunakan
istilah sertaan atau investasian.
3. Akumulasi Depresiasi dan Depresiasi Terakumulasi
Dalam asset tetap berwujud maupun asset tetap tifak berwujud
tedapat istilah accumulated (terakumulasi) dan dalam piuyang
terdapat istilah allowance (cadangan) di mana keduanya sebagai
pengurang asset tetap. Penyusutan aset tetap berwujud disebut
depresiasi (depreciation), penyusutan aset tetap tak berwujud
disebut armortisasi (amortization), penyusutan aset tetap sumber
daya alam disebut deplesi (depletion), dan penyusutan piutang
disebut penghapusan. Aset tetap berwujud bila dipakai akan
menyusut/menurun nilainya karena aus, bahkan tidak dipakai
sekalipun akan menyusut nilainya karena ketinggalan zaman
(usang). Penyusutan aset tetap berwujud yang dicatat di sisi debit
adalah beban depresiasi dan yang dicatat di sisi kredit adalah
accumulated depreciation (depresiasi terakumulasi) atau
allowance for depreciation (cadangan untuk depresiasi).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anton M.
Moeliono, 1997, 21), istilah akumulasi diartikan pengumpulan,
penimbunan, penghimpunan; sedangkan istilah akumulatif
diartikan terakumulasi, terkumpul, terhimpun. Pengumpulan
berarti proses mengumpulkan, penimbunan berarti proses
menimbun. Jadi, berdasarkan KBBI istilah akumulasi bermakna
proses, sehingga accumulated depreciation tidak tepat diserap
menjadi akumulasi depresiasi yang berarti proses menghimpun
depresiasi. Akumulasi depresiasi tepat untuk serapan
accumulation of depreciation yang artinya proses mengumpulkan
depresiasi. Depresiasi akumulatif atau depresiasi terkumpul
artinya depresiasi yang sudah dikumpulkan.
4. Piutang Dagang (atau PiutanUsaha) dan Utang Dagang (atau
Utang Usaha)
Istilah piutang dagang (atau piutang usaha) dan utang
dagang (atau utang usaha) menurut penulis sudah tepat, hanya
saja kurang tepat dalam memilih istilah untuk digunakan pada
suatu perusahaan. Istilah piutang dagang dan utang dagang
tidaklah tepat digunakan untuk perusahaan industri (perusahaan
manufaktur). Istilah piutang dagang dan utang dagang hanya
cocok digunakan pada perusahaan dagang, sedangkan istilah
piutang usaha dan utang usaha dapat digunakan untuk semua jenis
perusahaan. Kata "usaha" merupakan kata dasar dari perusahaan,
sedangkan kata "dagang" menunjukkan salah satu jenis usaha.
Begitu juga dengan istilah beban komersial (commercial
expenses) dan beban usaha (operating expenses). Istilah beban
usaha dapat digunakan untuk semua jenis perusahaan, sedangkan
istilah beban komersial hanya cocok digunakan untuk perusahaan
dagang karena kata komersial berkaitan dengan perdagangan
5. Sediaan dan Persediaan
Dari segi bahasa Indonesia, kata dasar sediaan adalah sedia dan
kata kerjanya adalah menyediakan. Selama ini inventory
diterjemahkan menjadi persediaan yang artinya hal menyediakan
atau hal bersedia. Apabila ditinjau dari segi bahasa Indonesia arti
persediaan agak janggal, sehingga inventory sebaiknya
diterjemahkan menjadi sediaan yang artinya hasil menyediakan
atau yang disediakan (benda). Oleh karena aset berupa sediaan
merupakan kata benda, sedangkan istilah persediaan bukan
merupakan kata benda. Sediaan produk dalam proses disebut juga
sediaan barang dalam proses atau sediaan barang dalam
pengolahan, tetapi ada yang menyebutnya persediaan barang
setengah jadi.
6. Kewajiban dan Modal Sendiri
Utang (liability) merupakan kewajiban debitor (seseorang
atau suatu organisasi) untuk melaksanakan sesuatu kepada
kreditor dalam jangka waktu tertentu, sedangkan modal atau
ekuitas pemilik (owner's equity) merupakan kewajiban suatu
pihak atau organisasi (perusahaan) untuk melaksanakan sesuatu
kepada pemilik modal (investor) dalam jangka waktu tidak
terbatas. Modal disebut juga dengan kapital, ekuitas, modal
sendiri atau modal pemilik. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 2 menggunakan istilah saldo laba
untuk istilah laba ditahan (laba yang belum ada tujuannya atau
belum dibagikan). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 27 menggunakan istilah sisa hasil usaha (SHU)
untuk istilah laba dan SHU yang belum dibagikan untuk istilah
laba ditahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Nafarin, M. (2009). Penganggaran Perusahaan.

(Lolotasik, 2018)Lolotasik, D. S. (2018). Kemampuan Menyempurnakan Kalimat


Rancu Melalui Model Complete Sentence Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa
Dan Sastra, 3(1), 157–172.

Suwardjono. (2010). Pedoman Pembentukan Istilah Berterima Umum Untuk


Tulisan Akademik dan Profesional.

Anda mungkin juga menyukai