Anda di halaman 1dari 22

KESEIMBANGAN EKONOMI DUA

SEKTOR
( Bab ini akan menerangkan: bentuk sederhana dari
analisis makroekonomi mengenai tingkat kegiatan
ekonomi suatu negara)

Perekonomian dua sektor : adalah perekonomian yang


terdiri dari
sektor rumah tangga dan
perusahaan

Ini berarti diasumsikan perekonomian tidak teerdapat


kegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri.
Spt
(1): Pendapatan faktor2 produksi
(gaji, upah, sewa,bunga & untung)

PERUSAHAAN RUMAH TANGGA

(5): (2): Pengeluaran rumah (3)


Investasi tangga (konsumsi) Tabungan

(4): LEMBAGA KEUANGAN


PENANAM MODAL
Pinjaman

Perusahaan menggunakan faktor produksi yg dimiliki rumah tangga, faktor2 prod tsb
memperoleh pendptn berupa (1). Sebag. Dari pendptn rumah tangga di konsumsi (2),
dan sebag ditabung di lembaga keuangan (3). Dan oleh lembaga keuangan tabungan
sektor rmh tangga dipinjamkan kpd penanam modal (4), kemudian para penanam modal
(investor) akan menggunakan utk beli brg2 modal dari sektor perusahaan (5).
Hubungan antara konsumsi rumah tangga dgn
pendapatannya
Pendapatan disposible Pengeluaran Konsumsi Tabungan
(Yd) (C) (S)
0 125 - 125
100 200 -100
200 275 -75
300 350 -50
400 425 -25
500 500 0
600 575 25
700 650 50
800 725 75
900 800 100
1000 875 125

Pendapatan disposebel (Yd)= pendapatan pribadi (Yp) rumah tangga dikurangi pajak (T)
yg hrs dibayar oleh penerimanya:

Yd = Yp – T
Yd = C + S
Kecondongan mengkonsumsi

Kecondongan konsumsi marginal atau MPC (marginal propensity to


Consume):
∆ C
MPC = ---------
∆ Yd

Kecondongan konsumsi rata-rata atau APC (average propensity to


consume)
C
APC = ---------
Yd

Yd (Rp) C (Rp) MPC APC


200 ribu 300 ribu 1,50
400 ribu 450 ribu 0,75 1,125
600 ribu 600 ribu 0,75 1,00
800 ribu 750 ribu 0,75 0,9375
200 ribu 300 ribu 1,50
400 ribu 460 ribu 0,80 1,15
600 ribu 610 ribu 0,75 1,017
800 ribu 750 ribu 0,70 0,9375
Kecondongan menabung
Kecondongan menabung marginal atau MPC (marginal propensity to save):

∆ S
MPS = ---------
∆ Yd

Kecondongan menabung rata-rata atau APC (average propensity to save)

S
APS = ---------
Yd

Yd (Rp) C (Rp) Tabungan (Rp) MPS APS


200 ribu 300 ribu -100 ribu -0,50
400 ribu 450 ribu -50 ribu 0,25 -0,25
600 ribu 600 ribu 0 0,25 0
800 ribu 750 ribu 50 ribu 0,25 0,0625
200 ribu 300 ribu -100 ribu -0,50
400 ribu 460 ribu -60 ribu 0,20 -0,15
600 ribu 610 ribu -10 ribu 0,25 -0,017
800 ribu 750 ribu 50 ribu 0,30 0,0625
Hubungan antara kecondongan mengkonsumsi dan menabung
Yd (Rp) MPC MPS MPC+MPS APC APS APC+APS
200 ribu 1,50 -0,50 1
400 ribu 0,75 0,25 1 1,125 -0,25 1
600 ribu 0,75 0,25 1 1,00 0 1
800 ribu 0,75 0,25 1 0,9375 0,0625 1
200 ribu 1,50 -0,50 1
400 ribu 0,80 0,20 1 1,15 -0,15 1
600 ribu 0,75 0,25 1 1,017 -0,017 1
800 ribu 0,70 0,30 1 0,9375 0,0625 1

Bukti : Yd = C + S jika persamaan tsb dibagi Yd,


Yd C S
MPC + MPS = 1 maka, ---- = ---- + ----- 1 = APC + APS
APC + APS = 1 Yd yd Yd

∆ Yd = ∆ C + ∆ S, jk msg2 dibagi ∆Yd , maka


∆ Yd ∆ C ∆S
maka, ---- = ------ + ----- 1 = MPC + MPS
∆ Yd ∆ yd ∆ Yd
Konsumsi dan Tabungan hubungannya dgn pendapatan nasional

Dalam analisa makro yang dimaksud konsumsi & tabungan adalah ;


konsumsi dan tabungan rumah tangga dalam perekonomian.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga dlm perekonomian disbt: konsumsi agregat

Tabungan semua rumah tangga dlm perekonomian : disebut tabungan agregat

Pendapatan nasional (Y) Konsumsi ( C ) Tabungan ( S )


O 90 -90
120 180 -60
240 270 -30
360 360 0
480 450 30
600 540 60
720 630 90
840 720 120
960 810 150
1080 900 180
1200 990 210
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
hubungannya dgn pendapatan nasional
600
Y
• Fungsi Konsumsi: adalah st kurva yg
menggbrkan sifat hubungan antara tingkat
B C
konsumsi rumah tangga dlm perekonomian 540

konsumsi
A 180
dgn pendapatan nasional (pendptn disposebel) 360
perekonomian tsb. 240
90

•Fungsi Tabungan ; st kurva yg


menggbrkan hubungan antara tkt tabungan 0 360 600 1000
rumah tangga dlm perekonomian dgn Pendapatan nasional
pendapatan nasional (pndptn disposebel)
perekonomian nasional.
•Berdasarkan tabel, maka fungsi konsumsi
dan fungsi tabungan digbrkan: S
tabungan
E
60 60
D
0
360 600 1000
--90 240
Pendapatan nasional
MPC dan kecondongan fungsi konsumsi:

gbr . Pergerakan dari titik A ke titik B menggmbarkan:


(i) Pendapatan nasional bertambah Rp 240 triliun
(ii) konsumsi rumah tangga bertambah Rp180 triliun
Perubahan tsb menunjukan bahwa kecondongan fungsi konsumsi adalah:
180/240= 0,75. ini sama dgn nilai MPC, berarti kecondongan fungsi
konsumsi adalah sama dgn nilai MPC.

MPS dan kecondongan fungsi tabungan :

gbr . Pergerakan dari titik D ke titik E menggmbarkan:


(iii) Pendapatan nasional bertambah Rp 240 triliun
(iv) tabungan rumah tangga bertambah Rp60 triliun
Perubahan tsb menunjukan bahwa kecondongan fungsi tabungan adalah:
60/240= 0,25. ini sama dgn nilai MPS, berarti kecondongan fungsi tabungan
adalah sama dgn nilai MPS.
Persamaan fungsi konsumsi dan tabungan dlm bentuk persamaan:

(i) Fungsi konsumsi : C = a + b Y


(ii) Fungsi tabungan ; S = --a + (1 – b) Y

a = konsumsi rumah tangga pd pendptn nasional 0


b = kecondongan marginal konsumsi (MPC)
C = tingkat konsumsi
Y = tingkat pendapatan nasional

Adakalanya fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hub antara konsumsi &
tabungan dengan pendptn disposebel (Yd)

(iii) Fungsi konsumsi : C = a + b Yd


(iv) Fungsi tabungan ; S = --a + (1 – b) Yd

contoh : diambil dari tabel sebelumnya :

(v) Fungsi konsumsi : C = 90 + 0,75 Y


(vi) Fungsi tabungan ; S = --90 + 0,25 Y
faktor penentu lain dlm menentukan konsumsi dan tabungan, selain pendapatan
rumah tangga adalah:
1. Kekayaan yg telah terkumpul
2. Suku bunga
3. Sikap berhemat
4. Keadaan perekonomian
5. Distribusi pendapatan
6. Tersedia tidaknya dana pensiun yg mencukupi

INVESTASI ( PENANAMAN MODAL )


Investasi : pengeluaran atau penhgeluaran penanam modal atau perusahaan untuk
membeli barang2 modal dan perlengkapan 2 produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang2 dan jasa2 yg tersedia dalam perekonomian.

• Pertambahan jumlah brg modal memungkinkan perekonomian menghasilkan


lebih banyak brg dan jasa2 dimasa yg akan dtg
• Adakalanya penanaman modal dilakukan utk menggantikan brg2 modal yg lama
yg telah aus dan perlu di depresiasikan.
Misal yg digolongkan sbg investasi ( pembentukan modal atau penanaman modal )
spt :

(i) Pembelian berbagai jenis brg modal (mesin2 & alat produksi )
(ii) Pengeluaran utk mendirikan rumah tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik,
dan lannya
(iii) Pertambahan nilai stok barang yg belum terjual, bahan mentah dan brg yg masih
dlm proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.

Ketiga jenis investasi tsb diatas dinamakan investasi bruto ; yaitu investasi utk
menambah kemampuan produksi dlm perekonomian, dan mengganti brg modal
yg telah didepresiasikan.

Jika investasi bruto dikurangi oleh depresiasi maka disebut Investasi neto

Penentu tingkat investasi


Tujuan investasi bagi investor adalah mendapatkan keuntungan, selain itu juga
tingkat keuntungan yg diramalkan akan diperoleh, ditentukan oleh suku bunga,
harapan/ramalan mengenai ekonomi di masa depan, kemajuan teknologi, tkt
pendptn nasional & perubahannya, serta keuntungan yg diperoleh perusahaan2
Tingkat keuntungan yg diRamalkan:
(i) Akan memberikan gambaran kpd para pengusaha mengenai jenis2 investasi yg
mempunyai prospek yg baik
(ii) Besarnya investasi yg hrs dilakukan utk mewujudkan tambahan brg2 modal yg
diperlukan

Tingkat suku bunga:


(iii) Menentukan jenis2 investasi yg akan memberi keuntungan & dpt dilaksanakan

Pengusaha hanya akan mau menanam modal /investasi jika tkt pengembalian mpdal ,
jika persentase keuntungan yg akan diperoleh sebelum dikurangi bunga yg
dibayar lebih besar dari bunga.

Karena itu dlm analisa makro ekonomi, analisis investasi lebih ditekankan pada
peranan suku bunga dlm menentukan tkt investasi dan akibat perubahan suku
bunga atas investasi & pendptn nasional.

Tingkat pengembalian modal atau menhitung nilai sekarang


Suatu kegiatan investasi dpt dikatakan memperoleh keuntungan, jika nilai sekarang
pendapatan dimasa depan lebih besar daripada nilai sekarang modal yg
diinvestasikan.
nilai sekarang pendapatan dimasa depan (NSy )adalah :
Y1 Y2 Y3 Yn 1
NSy = -------- + --------- + ----------- + ………. + --------- --------- = DF
(1+r)t
(1 + r) (1+r)2 (1+r)3 (1+r)n
nilai sekarang modal dimasa depan (NSk )adalah :
K1 K2 K3 Kn
NSk = -------- + --------- + ----------- + ………. + ---------
(1 + r) (1+r)2 (1+r)3 (1+r)n

Y = pendapatan neto, dan r = suku bunga

Penanaman modal (investasi) menguntungkan jika Nsy > NSk

Cara lain: dgn menghitung tingkat pengembalian modal, yaitu:

nilai sekarang pendapatan dimasa depan adalah :


Y1 Y2 Y3 Yn
M = -------- + --------- + ----------- + ………. + ---------
(1 + R) (1+R)2 (1+R)3 (1+R)n
M = nilai modal yg diinvestasikan, Y = pendapatan neto
R = tingkat pengembalian modal

St investasi menguntungkan jika : nilai R > r


Efisiensi Investasi Marjinal ( Marginal Eficiency of invesment = MEI ) :

Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengembalian modal dan jumlah
modal yg diinvestasikan.
Kurva MEI (ttk A, B, DAN C
Ttk A menggbrkan bhw dlm
perekonomian dpt
Tingkat pengembalian modal

A dilakukan investasi yg akan


RO menghslkan tkt
pengembalian modal
B sebanyak R0 atau lebih
R1
tinggi. Begitu juga ttk B
C dan C
R2
MEI
0
IO I1 I2
Investasi yang diperlukan
Suku bunga dan tingkat Investasi:

• Selain menget MEI, dlm menentukan tkt investasi yg menguntungkan


dlm perekonomian, harus juga diperhitungkan tingkat suku bunga

• selama tkt pengembalian modal (R) > dari r , investasi menguntungkan


• harus pula menghubungkan kurva MEI dgn suku bunga

D
rO
Tingkat suku bunga

E
r1

F
r2
MEI = I
0
IO I1 I2
Investasi yang diperlukan
Fungsi investasi :
Kurva yang menunjukan hubungan antara tingkat investasi dgn tkt pendaptan
nasional

I2
Akibat suku bunga turun
investasi

Io
Akibat suku bunga naik
I1

Pendapatan nasional

Jumlah investasi berkurang jk suku bunga tinggi /naik, dan sebaliknya suku bunga
rendah akan mendorong banyak investasi
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI
contoh angka keseimbangan pendapatan nasional (dlm triliun rupiah)

Y C S I Pengeluaran Keadaan
agregat (AE) perekonomian
0 90 -90 120 210
120 180 -60 120 300
240 270 -30 120 390
360 360 0 120 480 EXPANSI
480 450 30 120 570
600 540 60 120 660
720 630 90 120 750
840 720 120 120 840 SEIMBANG
960 810 150 120 930
1000 900 180 120 1020 KONTRAKSI
1200 990 210 120 1110

Y=C+ S Kesimpulan : dlm perekonomian dua sektor keseimbangan


AE = C + I perekonomian negara tercapai, jika Y = C+ I, & I = S
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI secara grafik
Y=AE C+ I
E
C= 90 + 0,75 Y
Pengeluaran agregat

(a) I= 120
210

90
45o
Pendapatan nasional
300 840
S
Tabungan & konsumsi

E
I
120
(b)
0 Pendapatan nasional
300 840

-90
Pada gbr (a) : pendekatan pengeluaran agregat-penawaran agregat
Garis Y =AE adalah garis yg membtk 45o dgn sumbu datar, setiap titik dlm garis tsb
menujukkan dimana pendptn nasional sama dengan pengeluarann agregat. Berarti garis
ini merupakan tempat kedudukan dimana tkt keseimbangan ekonomi negara akan
tercapai.

Fungsi C+I memotong grs Y=AE pd ttk E. Ini menunjukkan keadaan keseimbangan
perekonomian negara tercapai ( pd gbr saat pendptn nasional 840 trilun, lihat tabel).

Pd fungsi C+I berada diatas grs Y=AE, berarti pengeluaran agregat lebih besar dari
pendptn nasional. Kelebihan permintaan tsb akan menggalakan pengusaha menambah
produksi, dan pendptn nasional juga meningkat, hingga pendptn nasional bernilai Rp840
triliun. Keadaan sebaliknya setelah pendptn nasional Rp 840 triliun (perusahaan
menurunkan kegiatan mereka, akhirnya juga menurunkan pendptn nasional

Pada gbr (b): pendekatan suntikan-bocoran


Keseimbangan perekonomian negara dicapai pada ttk E yaitu perpotongan fungsi S dan I.
atau pada Y = AE atau C+S = C + I, atau S = I
Disebelah kiri titik E investasi > tabungan. Keadaan ini akan mengglakan pd
pertambahan tkt kegiatan ekonomi & pendptn nasional. Sebelah kanan ttk E sebaliknya
tabungan > dari investasi, shg menyebabkan pengeluaran agregat < pendptn nasional,
akhirnya mengakibatkan mendorong pengusaha menurunkan kegiatannya.

Pada ttk E tabungan = investasi, shg pengeluaran agregat = pendptn nasional, (pengusaha
tidak menambah atau mengurangi tkt kegiatannya. Sehingga tkt keseimbangan
perekonomian negara tercapai pd ttk E atau pada saat I = S

Pendekatan persamaan aljabar: dgn dua cara yaitu :


1. Dgn menggunakan Y = C+ I
2. Dgn persamaan S = I
Dike. fungsi konsumsi rumah tangga C = 90 +0,75 Y, fungsi S =-90+0,25 Y
fungsi investasi I = 120, maka tkt pendptn nasional pada

keseimbangan adalah : Y = C + I S = I, tkt pendptn nasional pd


Y = 90 +0,75 Y + 120 kseimbangan : S = I
Y – 0,75 Y = 90 + 120 -90+0,25 Y = 120
0,25 Y = 210 0,25 Y = 120 +90
Y = 840 Y = 840
PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN
MULTIPLIER
Dari st periode ke periode lainnya keseimbangan
pendptn nasional akan selalu berubah. Dalam
perekonomian dua sektor perubahan tsb disebabkan
karena perubahan dalam investasi. Perubahan teknologi
mialnya akan menambah investasi, dann investasi yg
bertambah akan memindahkan pengeluaran agregat
(C+I) keatas, maka keseimbangan pendptn nasional yg
baru akan dicapai dan pendptn nasional bertambah. Dan
sebaliknya
Analisis Multiplier : bertujuan utk menerangkan
pengaruh dari kenaikan atau kemorosotan dlm
pengeluaran agregat atas tingkat keseimbangan,
terutama pada pendptn nasional.

Anda mungkin juga menyukai