Dosen Pengampu :
OLEH:
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“sistem kepastian kualitas” ini tepat pada waktunya. Penulis juga berterima kasih kepada ibu
Dosen Sondang Aida Silalahi, S.Pd., M Pd. Dan Bapak Andri Zainal, SE., M. Si.,Ak., CA.
selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih,
semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Rumusan Masalah
Adapun latar belakang diatas mempunyai perumusan masalah yakni mengidentifikasi
penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang berkaitan pada masing-masing
penyebab.
4.1 Manfaat Masalah
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Analisis Laporan Kinerja
Keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MENGHITUNG VARIANS
Varians dibagi menjadi 2 yaitu
1. varians pendapatan : varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan
dan untuk setiap pusat tanggungjawab pemasaran dalam unit tersebut. varian tersebut
dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan.
2. varians beban : beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi dapat dibagi lebih
lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.
Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan manajer
individual yang bertanggungjawab untuk itu. Analisis jenis ini adalah alat yang sangat
ampuh. Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.
Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide-ide berikut ini:
mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba
merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor-faktor penyebab kunci
tersebut.
fokus pada dampak laba laba dari varians dalam setiap faktor penyebab.
Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari
setiap faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu faktor saja sementara faktor-
faktor lainnya dianggap konstan.
Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis per lapis, mulai dari tingkat
“akal sehat” yang paling mendasar (“mungupas bawang”).
Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan di tingkat
yang baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-
faktor penyebab yang endasari varians laba keseluruhan.
2.2 Varians Pendapatan
Varians pendapatan menjelaskan mengenai bagaimana menghitung varians
harga jual, selisih volume dan bauran penjualan (selisih campuran). Perhitungan
tersebut dibuat untuk setiap lini produk, dan hasil dari lini produk kemudian
diagregasikan/ dikumpulkan untuk menghitung selisih totalnya (total varians).
Varians yang positif / selisih positif adalah menguntungkan / menunjukan laba,
karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang
dianggarkan, dan varians yang negatif adalah tidak menguntungkan.
Varians Harga Penjualan : Dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual
dan harga standar dengan volume aktual.
Varians Bauran (campuran) dan Volume : Seringkali varians bauran dan volume tidak
dipisahkan. Persamaan untuk gabungan keduanya adalah:
Selisih Campuran dan Volume = ( Volume sesungguhnya - Volume dianggarkan)
Varians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang
dianggarkan.
Varians bauran (campuran) diakibatkan dari menjual proporsi produk yang
berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran.
*Karena setiap produk memperoleh kontribusi per unit yang berbeda, maka
penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang di anggarkan akan menghasilkan suatu
varians. Jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang “lebih kaya” (contoh: proposi
produk yang lebih tinggi dengan margin kontribusi yang tinggi), laba aktual akan lebih
tinggi dari yang dianggarkan dan jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang “lebih
ramping” maka laba akan menjadi rendah.
Karena varians volume dan bauran bersifat gabungan, maka teknik untuk
memisahkan keduanya adalah sesuatu yang bersifat arbitrer. Yang diperjelas dibawah ini.
Varians Bauran : untuk masing-masing produk diperoleh persamaan :
Varians Volume : dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari
gabuangan antara varians bauran dan varians volume.
Analisis Pendapatan Lainnya : Varians pendapatan dapat dibagi-bagi lebih lanjut.
Dalam kasus ini menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
mengklasifikasikannya per produk.
Penetrasi Pasar dan Volume Industri : Salah satu perluasan dari analisis laba adalah
untuk memisahkan varians bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh
perbedaan dalam pangsa pasar dan jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam
volume produksi. Prinsipnya adalah bahwa manager unit bisnis bertanggungjawab
alas pangsa pasar, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atas volume industry karena
hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Untuk membuat perhitungan
ini, data penjualan industry harus tersedia. Persamaan berikut ini digunakan untuk
memisahkan dampak penetrasi pasar dari volume industry untuk varians bauran dan
volume:
*penetrasi pasar yang dianggarkan
*kontribusi per unit yang dianggarkan
2.3 Varians Beban
Biaya Tetap : Varians antara biaya tetap actual dengan yang dianggarkan didapat dari
pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak di pengaruhi baik oleh volume penjualan maupun
volume produksi.
Biaya Variabel : adalan biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan
volume. Biaya produksi variable yang dianggarkan harus disesuakan dengan volume
produksi actual.
Contoh Asumsikan bahwa produksi bulan jaJanuari adalah sebagai berikut: produk A,
150.000 unit; produk B, 20.000 unit; produk C, 200.000 unit. Asumsikan juga bahwa biaya
produksi variable yang terjadi dalam bulan Januari adalah sebagai berikut: Bahan Baku,
$470.000; Tenaga Kerja $65.000; Overhead produksi variable, $90.000. Beban produksi yang
dianggarkan disesuaikan ke jumlah yang seharusnya dikeluarkan pada tinkinerja actual gkat
produksi actual dengan cara mengalihkan setai elemen dari biaya standar untuk setiap produk
dengan volume produksi untuk produk tersebut.
2.6 Tindakan Manajemen
Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal: Laporan
laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang signifikan
harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, fax, e-mail, atau pertemuan pribadi
segera setelah hal itu diketahui. Laporan formal mengonfirmasikan kesan umum bahwa
manajer senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut.
Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut
memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer ditingkat yang lebih rendah untuk
mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
Laporan Laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada
tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja telah dilakukan dengan
baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memproses”, atau tindakan
ketenaga kerjaan yang lebih drastis lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak dilakukan
untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik, pujian adalah yang
paling diperlukan, dan kebanyakkan orang tidak mengharapkan untuk memperoleh pujian
secara rutin.
STUDI KHASUS
Divisi : “KLM”
Untung/Tdk
Sesungguhnya Anggaran
Untung
TAPI : Laporan kinerja semacam itu, belum dapat memberikan sebab-sebab terjadinya
selisih penjualan, juga selisih yang lain. Sehingga secara keseluruhan laporan tsb
kurang bermanfaat untuk masa yang akan datang.
Selisih yang disusun secara hierarkis, dapat dilihat pada gambar ke.:2 dibawah
ini. Dari ilustrasi tsb, dapat diketahui, bahwa Kinerja unit usaha secara keseluruhan,
yang merupakan selisih antara laba sesungguhnya yang dicapai dengan laba anggaran.
Selanjutnya, selisih ini dibagi kedalam selisih penjualan/ pendapatan dan selisih biaya.
Selisih Total
Biaya Produksi
Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan manajer
individual yang bertanggung jawab untuk itu. Analisis ini adalah alat yang sangat ampuh.
Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.
Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi mengunakan ide-
ide sebagai berikut :
Biaya Tetap
Gambar ke-.3 ini merupakan rincian anggaran divisi “ KLM ” bulan januari 2014
yang kinerjanya dilaporkan pada gambar ke-1.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Para manager unit bisnis melaporkan kinerja keuangan mereka kepada managemen senior
secara teratur, biasanya perbulan. Laporan formal terdiri dari perbandingan antara pendapatan
dan biaya aktual dengan jumlah yang dianggarkan. Selisihnya, atau varians, antara kedua jumlah
ini dapat dianalisis pada beberapa tingkatan yang rinci. Analisis ini mengidentifikasikan
penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang berkaitan dengan masing-
masing penyebab.
DAFTAR PUSTAKA
Brownell, Peter, dan Mark Hirst. “Reliance on Accounting Information, Budgetary Participation,
and Task Uncertanty: Test of a Three-Way Interaction.” Journal of Accounting Research XXIV,
no.2 (Musim gugur 1986), hal. 241-49.
Brownell, Peter, dan Morris Mclnnes. “Budgetary Participation, Motivation, and Management
Performance.” The Accounting Review, Oktober 1986, hal.587-600.
Chenhall, R. H., dan D. Morris. “The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on
the Perceived Usefulness of Management Accounting Systems.” The Accounting Review LXI,
no.1 (Januari 1986), hal. 16-35