Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“Analisis Laporan Kinerja Keuangan”

Dosen Pengampu :

Andri Zainal, S. E., M. Si., Ph. d. Ak. CA


Sondang Aida Silalahi, S.Pd., M.Pd.

OLEH:

SRI WAHYUNI HASIBUAN ()


SONIA MARGARETHA (7183342019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“sistem kepastian kualitas” ini tepat pada waktunya. Penulis juga berterima kasih kepada ibu
Dosen Sondang Aida Silalahi, S.Pd., M Pd. Dan Bapak Andri Zainal, SE., M. Si.,Ak., CA.
selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih,
semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2021

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang


Makalah ini memfokuskan pada analisis atas ukuran-ukuran kinerja keuangan. Bagian
pertama menjelaskan bagaimana varians antara data aktual dan data anggaran dihitung untuk unit
bisnis. Karena anggaran beban dan pendapatan merupakan bagian dari anggaran untuk unit
bisnis, pembahasan ini dapat diperluas untuk mencakup pusat beban dan pusat pendapatan.
Bagian kedua menjelaskan bagaimana laporan dari varians-varians ini digunakan oleh
managemen senior untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis.

2.1          Rumusan Masalah
Adapun latar belakang diatas mempunyai perumusan masalah yakni mengidentifikasi
penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang berkaitan pada masing-masing
penyebab.

3.1          Tujuan Masalah


1. Mampu memaparkan dan menjelaskan secara terperinci mengenai analisis penyebab varians
tersebut.
2.  Pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.

4.1          Manfaat Masalah
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Analisis Laporan Kinerja
Keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1          MENGHITUNG VARIANS
Varians dibagi menjadi 2 yaitu
1.    varians pendapatan : varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan
dan untuk setiap pusat tanggungjawab pemasaran dalam unit tersebut. varian tersebut
dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan.
2.    varians beban : beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi  dapat dibagi lebih
lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.

Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan manajer
individual yang bertanggungjawab untuk itu. Analisis jenis ini adalah alat yang sangat
ampuh. Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.
Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide-ide berikut ini:
   mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba
   merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor-faktor penyebab kunci
tersebut.
   fokus pada dampak laba laba dari varians dalam setiap faktor penyebab.
   Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari
setiap faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu faktor saja sementara faktor-
faktor lainnya dianggap konstan.
   Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis per lapis, mulai dari tingkat
“akal sehat” yang paling mendasar (“mungupas bawang”).
   Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan di tingkat
yang baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-
faktor penyebab yang endasari varians laba keseluruhan.

2.2          Varians Pendapatan
Varians pendapatan menjelaskan mengenai bagaimana menghitung varians
harga jual, selisih volume dan bauran penjualan (selisih campuran). Perhitungan
tersebut dibuat untuk setiap lini produk, dan hasil dari lini produk kemudian
diagregasikan/ dikumpulkan untuk menghitung selisih totalnya (total varians).
Varians yang positif / selisih positif adalah menguntungkan / menunjukan laba,
karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang
dianggarkan, dan varians yang negatif adalah tidak menguntungkan.
  Varians Harga Penjualan : Dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual
dan harga standar dengan volume aktual.
  Varians Bauran (campuran) dan Volume : Seringkali varians bauran dan volume tidak
dipisahkan. Persamaan untuk gabungan keduanya adalah:
Selisih Campuran dan Volume = ( Volume sesungguhnya - Volume dianggarkan)

X (Kontribusi yang dianggarkan Per-Unit

  Varians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang
dianggarkan.
  Varians bauran (campuran) diakibatkan dari menjual proporsi produk yang
berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran.
*Karena setiap produk memperoleh kontribusi per unit yang berbeda, maka
penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang di anggarkan akan menghasilkan suatu
varians. Jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang “lebih kaya” (contoh: proposi
produk yang lebih tinggi dengan margin kontribusi yang tinggi), laba aktual akan lebih
tinggi dari yang dianggarkan dan jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang “lebih
ramping” maka laba akan menjadi rendah.

Karena varians volume dan bauran bersifat gabungan, maka teknik untuk
memisahkan keduanya adalah sesuatu yang bersifat arbitrer. Yang diperjelas dibawah ini.
  Varians Bauran : untuk masing-masing produk diperoleh persamaan :
  Varians Volume : dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari
gabuangan antara varians bauran dan varians volume.
  Analisis Pendapatan Lainnya : Varians pendapatan dapat dibagi-bagi lebih lanjut.
Dalam kasus ini menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
mengklasifikasikannya per produk.
  Penetrasi Pasar dan Volume Industri : Salah satu perluasan dari analisis laba adalah
untuk memisahkan varians bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh
perbedaan dalam pangsa pasar dan jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam
volume produksi. Prinsipnya adalah bahwa manager unit bisnis bertanggungjawab
alas pangsa pasar, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atas volume industry karena
hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Untuk membuat perhitungan
ini, data penjualan industry harus tersedia. Persamaan berikut ini digunakan untuk
memisahkan dampak penetrasi pasar dari volume industry untuk varians bauran dan
volume:
*penetrasi pasar yang dianggarkan
*kontribusi per unit yang dianggarkan

2.3          Varians Beban
   Biaya Tetap : Varians antara biaya tetap actual dengan yang dianggarkan didapat dari
pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak di pengaruhi baik oleh volume penjualan maupun
volume produksi.
  Biaya Variabel : adalan biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan
volume. Biaya produksi variable yang dianggarkan harus disesuakan dengan volume
produksi actual.
Contoh Asumsikan bahwa produksi bulan jaJanuari adalah sebagai berikut: produk A,
150.000 unit; produk B, 20.000 unit; produk C, 200.000 unit. Asumsikan juga bahwa biaya
produksi variable yang terjadi dalam bulan Januari adalah sebagai berikut: Bahan Baku,
$470.000; Tenaga Kerja $65.000; Overhead produksi variable, $90.000. Beban produksi yang
dianggarkan disesuaikan ke jumlah yang seharusnya dikeluarkan pada tinkinerja actual gkat
produksi actual dengan cara mengalihkan setai elemen dari biaya standar untuk setiap produk
dengan volume produksi untuk produk tersebut.

2.4          Varians Dalam Praktek


  Periode Waktu Dari Perbandingan
Perbandingan antara anggaran tahunan dengan perkiraan saat ini akan kinerja aktual untuk
saru tahun penuh menunjukan seberapa dekat manajer unit bisnis memperkirakan akan
memenuhi target laba tahunan. Disisi lain kekuatan-kekuatan yang membuat kinerja aktual
berada dibawah anggaran untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu dapat
diperkirakan akan berlanjut di bulan-bulan berikutnya, sehingga membuat angka akhir
berbeda secara signifikan dari jumlah yang dianggarkan. Mendapatkan estimasi yang realistis
tidak mudah. Manajer Unit bisnis cenderung optimis terhadapa kemampuan mereka untuk
berkinerja dibulan-bulan selanjutnya, karena bila mereka pesimis, maka hal tersebut akan
membuat kemampuan mereka untuk mengelolah diragukan.
  Fokus Pada Margin Kotor : Analisis varians dilakukan dengan mensubtitusi margin kotor
untuk harga jual dalam persamaan pendapatan. Margin Kotor adalah selisih antara harga jual
aktual dengan biaya produksi standar.
  Standar Evaluasi : Dalam system pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalan
evaluasi laporan atas aktivitas aktul dan terdiri atas tiga jenis, yaitu :
a.    Standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya : Standar ini merupakan dasar
terhadap mana kinerja aktual siperbandingkan dibanyak perusahaan.
b.    Standar Historis : Standar jenis ini memiliki dua kelemahan yang serius:
1. Kondisi mungkin saja berubah, antara kedua periode tersebut sedemikian rupa
sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi.
2. Kinerja periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.
c.    Standar Eksternal : Standar ini adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat
tanggung jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dalam industri  yang sama.
  Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika diturunkan dari standar
yang valid. Bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan estimasi yang akurat mengenai
berapa biaya yang seharusnya dalam situasi tersebut. Situasi ini dapat muncul karena salah
satu kedua alasan:
a.    Standar tersebut tidak ditetapkan dengan selayaknya,
b.    Walaupun standar tersebut ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada waktu
itu, kondisi yang berubah membuat standar tersebut menjadi using.
  Sistem Biaya Penuh
Jika perusahaan memiliki system biaya penuh( full-cost system), baik biaya overhead
variable maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar per unit. Jika
persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan awal , sebagian dari biaya
overhead tetap yang terjadi di periode tersebut tetap akan tinggal di persediian dan bukannya
mengalir ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika saldo persediaan turun selama periode
tersebut, lebih baynyak biaya overhead tetap yang dilepaskan ke harga pokok penjualan
dibandingkan dengan jumlah aktual yang terjadi dalam periode tersebut.

2.5          Keterbatasan Analisis Varians


Keterbatasan yang paling penting adalah bahwa walaupun analisis ini
mengidentifikasikan dimana varians terjadi, tetapi tidak mengatakan mengapa varians ini
terjadi atau apa yang dilakukan mengenainya. Misalnya, Laporan tersebut munkin saja
menunjukkan adanya varians signifikan yang tidak menguntukan dalam beban
pemasaran, dan mungkin saja mengidentifikasikan varians ini dengan beban promosi
penjualan yang tinggi. Tetapi, laporan tersebut tidk menjelaskan mengapa beban promosi
penjualan tinggi dan apa, jika ada, tindakan yang sedang dilakukan. Penjelasan naratif,
yang melengkapi laporan kinerja, seharusnya memberikan penjelasan semacam itu.
Masalah Kedua dalam analisis varians adalah untuk menentukan apakah suatu
varians adalah signifikan. Keterbatasan ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika
laporan kinerja menjadi lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan dapat
menyesatkan pembacanya.
Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi, para manajer menjadi
semakin bergantung pada penjelasan-penjelasan dan prediksi yang menyertainya. Para
manajer pabrik mengetahui apa yang terjadi di pabrik mereka dan debgan mudah
menjelaskan penyebab dari varians.
Akhirnya, laporan itu hanya menunjukan apa yang telah terjadi. Lapotan tersebut
tidak menunjukan dampak masa depan dari tindakan-tindakan yang telah diambil oleh
manajer.

2.6          Tindakan Manajemen
Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal:  Laporan
laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang signifikan
harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, fax, e-mail, atau pertemuan pribadi
segera setelah hal itu diketahui. Laporan formal mengonfirmasikan kesan umum bahwa
manajer senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut.
Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut
memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer ditingkat yang lebih rendah untuk
mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
Laporan Laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada
tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja telah dilakukan dengan
baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memproses”, atau tindakan
ketenaga kerjaan yang lebih drastis lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak dilakukan
untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik, pujian adalah yang
paling diperlukan, dan kebanyakkan orang tidak mengharapkan untuk memperoleh pujian
secara rutin.
STUDI KHASUS

Gambar no.:1. Laporan Kinerja periode bulan Januari 2014

Divisi : “KLM”

Jumlah Jumlah Selisih

Untung/Tdk
Sesungguhnya Anggaran
Untung

Penjualan Rp 875.000 600.000 275.000

Biaya Variabel Rp 583.000 370.000 213.000

Margin Kontribusi Rp 292.000 230.000 62.000

Overhead Tetap Rp 75.000 75.000 -

Laba Kotor Rp 217.000 155.000 62.000

Biaya Penjualan Rp 65.000 60.000 -5.000

Biaya Administrasi Rp 35.000 30.000 -5.000

Laba Sebelum Pajak Rp 117.000 65.000 52.000

Dari ilustrasi / gambar no.:1, dapat diketahui, bahwa :

 Divisi “KLM” Memperoleh selisih untung =


Rp. 52.000, Karena, Laba sesungguhnya>
Laba Anggaran.
 Besarnya selisih ini, diakibatkan, Karena: Penjualan Sesungguhnya >
Penjualan yang dianggarkan.

TAPI : Laporan kinerja semacam itu, belum dapat memberikan sebab-sebab terjadinya
selisih penjualan, juga selisih yang lain. Sehingga secara keseluruhan laporan tsb
kurang bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Seharusnya, laporan yang lebih baik adalah menguraikan alasan/sebab-sebab


terjadinya selisih dan bagaimana dampaknya terhadap laba. Jadi : Selisih harus dapat
diuraikan dari tingkatan tertinggi selisih laba sampai diketahui penyebab terjadinya
selisih.
Sistem yang efektif mengidentifikasikan varians yang terjadi ke tingkat
manajemen terendah. Varians bersifat hierarkis. Varians dimulai dengan
kinerja unit bisnis keseluruhan, yang dibagi menjadi varians pendapatan dan
varians beban. Varians pendapatan dibagi lebih lanjut menjadi varians
volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan dan untuk setiap pusat
tanggung jawab pemasaran dalam unit tersebut. Varians tersebut dapat dibagi
lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan. Varians beban dapat dibagi
menjadi beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi dapat dibagi lebih lanjut
berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.

Selisih yang disusun secara hierarkis, dapat dilihat pada gambar ke.:2 dibawah
ini. Dari ilustrasi tsb, dapat diketahui, bahwa Kinerja unit usaha secara keseluruhan,
yang merupakan selisih antara laba sesungguhnya yang dicapai dengan laba anggaran.
Selanjutnya, selisih ini dibagi kedalam selisih penjualan/ pendapatan dan selisih biaya.

Gambar no.: 2, sbb.:


Analisis Selisih Secara Keseluruhan
Ilustrasi .1
Analisis Selisih Secara Keseluruhan
:

Selisih Total

Biaya Produksi

Biaya Non Produksi Penjualan

R&D Bi. Bi.Tetap Volume Hrg Jual


Admin
Marketing Variabel

Bahan Baku Tenaga Overhead Pangsa Volume


Kerja Variabel Pasar Industri

Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan manajer
individual yang bertanggung jawab untuk itu. Analisis ini adalah alat yang sangat ampuh.
Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.

Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi mengunakan ide-
ide sebagai berikut :

 Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.

 Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor- faktor kunci penyebab


tersebut.
 Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang di sebabkan oleh masing-
masing faktor penyebab.
 Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab
dengan hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain
konstan.
 Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu
dimulai dari tiangkatan yang paling umum.

 Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan


tertentu tidak menambah kejelasan mengenai faktor- fakrtor yang
mendasari selisih laba secara keseluruhan. Gambar no.: 3
ANGGARAN BULAN JANUARI 2014

Produk A Produk B Produk C Anggaran

1.000 1.000 1.000 Total

Unit Total Unit Total Unit Total

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

Penjualan Rp 100 100.000 200 200.000 300 300.000 600.000

Biaya Variabel Standar : Rp

Bahan Baku Rp 50 50.000 70 70.000 150 150.000 270.000

Tenaga Kerja Rp 10 10.000 15 15.000 10 10.000 35.000

Overhead Variabel Rp 20 20.000 25 25.000 20 20.000 65.000

80 80.000 110 110.000 180 180.000 370.000

KOntribusi Margin 20 20.000 90 90.000 120 120.000 230.000

Biaya Tetap

Overhead Tetap Rp 25.000 25.000 25.000 75.000

Biaya Penjualan Rp 20.000 20.000 20.000 60.000

Biaya Administrasi Rp 10.000 10.000 10.000 30.000

Total Biaya Tetap Rp 55.000 55.000 55.000 165.000

Laba Sebelum Pajak Rp -35.000 35.000 65.000 65.000

Gambar ke-.3 ini merupakan rincian anggaran divisi “ KLM ” bulan januari 2014
yang kinerjanya dilaporkan pada gambar ke-1.
BAB IV
PENUTUP
4.1     Kesimpulan
Para manager unit bisnis melaporkan kinerja keuangan mereka kepada managemen senior
secara teratur, biasanya perbulan. Laporan formal terdiri dari perbandingan antara pendapatan
dan biaya aktual dengan jumlah yang dianggarkan. Selisihnya, atau varians, antara kedua jumlah
ini dapat dianalisis pada beberapa tingkatan yang rinci. Analisis ini mengidentifikasikan
penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang berkaitan dengan masing-
masing penyebab.
DAFTAR PUSTAKA

Brownell, Peter, dan Mark Hirst. “Reliance on Accounting Information, Budgetary Participation,
and Task Uncertanty: Test of a Three-Way Interaction.” Journal of Accounting Research XXIV,
no.2 (Musim gugur 1986), hal. 241-49.
Brownell, Peter, dan Morris Mclnnes. “Budgetary Participation, Motivation, and Management
Performance.” The Accounting Review, Oktober 1986, hal.587-600.
Chenhall, R. H., dan D. Morris. “The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on
the Perceived Usefulness of Management Accounting Systems.” The Accounting Review LXI,
no.1 (Januari 1986), hal. 16-35

Anda mungkin juga menyukai