Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SRI WAHYUNI HASIBUAN

NIM : 7183142031

KELAS : A REGULER 2018

PRODI : PENDIDIKAN AKUNTANSI

Soal Blended Learning (Review atas pemahaman proses pembelajaran)

1. Mengapa kurikulum menentukan kualitas pendidikan?

Jawab :Menurut saya, kurikulum merupakan suatu kelengkapan sekolah untuk menunjukkan
sesuatu kepada masayarakat bahwa sekolah tersebut memiliki identitas agar sekolah tersebut
dinilai baik. Dan juga kurikulum di rancang dan disusun sebagai alat ukur siswa untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, agar dapat mengetahui sampai dimana batas kemampuan
pengetahuan siswa dalam suatu pembelajaran.

Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan, karena melalui pendidikan


manusia dapat tumbuh dan berkembang sehingga siap melaksanakan tugas sebagai manusia
seutuhnya untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan
melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Kualitas secara sederhana berarti kesetaraan penilaian masyarakat umum secara


objektif terhadap suatu input, proses dan output yang terjadi didalamnya. Kualitas bersifat
dinamis, yaitu selalu mengalami perubahan, baik berupa peningkatan atau penurunan.
Kualitas pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurikulum, guru
atau tenaga pengajar, fasilitas, dan sumber belajar. Ada beberapa faktor, yaitu :

1. Kurikulum.

Kurikulum yang sering berganti-ganti berdampak negatif terhadap dunia pendidikan,


terlebih pada peserta didik. Belum sampai kita memahami dan memenuhi satu kurikulum
yang ditentukan oleh pusat, sudah berganti dengan kurikulum yang baru, hal ini
menimbulkan ketidakstabilan bahkan kekacauan dalam sistem pendidikan. Kurikulum
seharusnya dibuat secara konsisten dan efisien.

2. Guru atau tenaga pengajar.

Profesionalisme guru menentukan kualitas pendidikan. Profesional merupakan standar


dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam mentransfer ilmu tersebut
kepada peserta didik berlandaskan moral yang baik. Guru yang profesional harus mampu
mengantarkan anak didiknya menjadi manusia yang berilmu dan bermoral.Menurut Undang-
undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah
kemampuan memiliki dan membentuk karakteristik dan moral yang baik pada siswa.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam.

3. Fasilitas.

Fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, ruangan belajar yang memadai,


suasana belajar yang mendukung, media pembelajaran, komputer, internet dan segala sesuatu
yang menyangkut sarana dan prasarana pendidikan akan sangat mempengaruhi kualitas
pendidikan.

4. Sumber belajar.

Sumber belajar di era globalisasi saat ini sangat luas dan tak terbatas. Selain buku
pelajaran, segala informasi dapat kita dapat dari internet, tentu saja dengan penggunaan yang
tepat sesuai etika. Dalam hal ini yang terpenting adalah menumbuhkan minat membaca
kepada anak didik oleh guru maupun orang tua. Buku pelajaran yang mudah dipahami dan
memberikan banyak informasi secara tepat adalah buku yang sebaiknya dikonsumsi oleh
peserta didik. Peserta didik sebaiknya dikenalkan dengan internet sejak dini tetapi dengan
batasan-batasan tertentu yang dalam hal ini diperlukan pengawasan dari orangtua.

Jadi, pendidikan yang berkualitas berarti pendidikan yang memenuhi faktor faktor tersebut,
dimana diperlukan suatu sistem dalam mengatur pelaksanaan pendidikan meliputi input,
proses dan output, sehingga menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara
pengetahuan maupun moral.

Sumber : https://.com/perubahan-kurikulum-mempengaruhi-kualitas-
pendidikan/Edyutomo

2. Apa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan?

Jawab :Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan Fungsi kurikulum dalam
pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat
untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan
suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan Negara
mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik
segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dsdengan
demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka:
1) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,

2) Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses
belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,

3) Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar
dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang
Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini
meliputi:

a. Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan

b. Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan

c. Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.

d. Fungsi kurikulum yang ada di atasnya

1) Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang
dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang
diselenggarakannya.

2) Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan


tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi,
maupun cara mengajar.

1. Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam
rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.

2. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan
barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kcegiatan proses
pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum
dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang
memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan
peningkatan mutu pendidikan.

4. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan,


masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang
dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.
5. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan
tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produk-
tivitas.

Sumber : http://www.jurnalasia.com/opini/fungsi-kurikulum-dalam-pendidikan/

3. Mengapa dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum harus berdasarkan


asas filosofis, asas psikologi belajar, asas psikologi anak dan asas sosiologi?

Jawab :

Sebelum menjelaskan mengapa pengembangan kurikulum harus berlandaskan asas filosofis,


asas psikologi belajar, asas psikologi anak dan asas sosiologis. Sebaiknya saya menjelaskan
apa asas-asas yang akan dijelaskan diatas.

Pada prinsipnya, asas-asas tersebut harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan
kurikulum, yaitu :

1. Asas filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikatmanusia, hakikat


pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi padda perumusan tujuan
pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada
peranan peserta didik dan peranan pendidik.
2. Asas psikologis belajar, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang
dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang
harus yang harus menjadi acuan, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai
subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta
didik dalam situasi belajar. Ada 3 jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar
dalam mengembangkan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan
humanistic.
3. Asas psikologi anak, yaitu dalam hubungannnya dengan proses belajar mengajar
(pendidikan), syamsu Yusuf (2005:23), menegaskan bahwa penahapan perkembangan
yang digunakan sebaiknya bersifat elektif, artinya tidak terpaku pada suatu pendapat
saja, tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai
hubungan erat. Setiap tahap perkembangan memiliki karakterisitk terseb=ndiri, karena
ada dimensi-dimensi perkembagan tertentu yang lebih dominan dibandingkan dengan
tahap perkembagan lainnya. Atas dasar itu kita dapat memahami karakterisitik profil
pada setiap tahapan perkembangannya. Syamsu yusuf (2005:25) menguraikan
karakteristik tahap-tahap perkembagan individu, yaitu masa usia prasekolah, masa
usia sekolah dasar, masa usia sekolah menengah.
4. Asas sosiologis, yaitu asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik
tolak dalam pengembangan kurikulum. Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah
proses mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan,
pendidikan adalah proses sosialsasi, dan berdasarkan pandangan antropologi,
pendidikan adalah “enkuturasi” atau pembudayaan.

Jadi kesimpulannya, bahwa asas-asas yang telah dijelaskan diatas, sangat erat kaitannya
dengan pengembangan kurikulum karena asas-asas yang telah dijelaskan diatas berasal dari
masayarakat, mendapatkan pendidikan baik formal, maupun nonformal dalam lingkungan
masyrakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu
kehidupan masyrakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan
titik tolak dalam melaksanankan pendidikan.

Sumber :modul kurikulum dan buku teks (oleh : Drs. Thamrin, M. Si &choms garry
GT Sibarani, SE., S.Pd., M.Si., Ak, CA)

4. Jelaskanlah hubungan komponen-komponen kurikulum?


Jawab :

Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oelh emapt komponen,
yaitu: komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan
komponen evaluasi.

1. Komponen tujuan, ini berhubungan dengan arah atau hasil yang dihrapkan dalam
skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem
nilai yang dianut oleh masyrakat yang dicita-citakan. Misalkan, filsafat atau sistem
nilai yang dianut masyrakat indonedia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan
tercapai oelh suatu kurikulum adalah terbentuknya masyrakat yang pancasilais.
2. Komponen isi kurikulum, merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulm itu menyangkut semua
aspek baik yang berhbungan dengan p-engetahuan atau materi pelajaran yang
biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan mapun aktivitas
dan kegitan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk
mencapi tujuan yang ditentukan.
3. Komponen atau strategi pencapaian tujuan, merupakan komponen yang memiliki
peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat
untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategi meliputi
rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
4. Komponen evaluasi, merupakan proses yang tidak pernah berakhir (olive, 1988).
Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi. Merujuk pada
pendapat tersebut, maka evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam pengembangan kurikulum. Evealuasi merupakan komponen untuk melihat
efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau
evaluasi digunakan sebgai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.

Sumber : http://lesmananugraha.blogspot.com/2014/09/pengertian-kurikulum-dan-
komponen.html?m=1

5. Ada berbagai model pengembangan kurikulum menurut sendiri, model


manakah yang lebih baik?, jelaskan!

Jawab :
model yang lebih baik adalah model Beauchamp, karena konsep ini berkembang
sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan
aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
Dalam sukmadinata (2005:5), beauchamp mengatakan: a curriculum is a written
document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education
of pupils during their enrollment in given school. Selanjutnya Beauchamp (1976)
mendefinisikan teori kurikulum sebagai: … a set of related statement that gives meaning
to a schools curriculum by pointing up the relationships among its elements and by
directing its development, its use, and its evaluation. (sukmadinata, 2005:6). Dan
beauchamp (1975) menggambarkan: … (1) the choice of arena for curriculum decision
making, (2) the selection and involvement of person in curriculum planning, (4) actual
writing of a curriculum, (5) implementing the curriculum, (6) evaluation the curriculum,
and (7) providing for feedback and modification of the curriculum.; (sukmadinata,
2005:7)
Sumber :modul kurikulum dan buku teks (oleh : Drs. Thamrin, M. Si &choms
garry GT Sibarani, SE., S.Pd., M.Si., Ak, CA)
6. Jelaskan mengapa dalam kurun waktu tertentu kurikulum sekolah (terutama
kurikulum pendidikan dasar/MI) harus selalu ditinjau kembali untuk
dikembalikan/diprbaharui?

Jawab :
karna kurikulum bersifat dinamis yang mana mengikuti perkembangan zaman
yaitu up date dalam berbagai pengetahuan. Dengan diperbaharuinya kurikulum tersebut
dapat menjadi pedoman yang sesuai dengan masanya.

Sumber :modul kurikulum dan buku teks (oleh : Drs. Thamrin, M. Si &choms
garry GT Sibarani, SE., S.Pd., M.Si., Ak, CA)

7. Landasan kurikulum mana yang sangat berperan penting pada pengembangan


kurikulum di indonesia (di desa maupun di kota)?
Jawab :

yang sangat berperan adalah landasan filosofis, karena filsafat sebagai sebuah sistem
nilai menjadi dasar yang menentukan tujuan pendidikan. Filsafat membahas segala
permasalahan manusia, termasuk pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafat
memberikan arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan, sedangkan praktik-
praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan filosofis. Keduanya sangat
berkaitan erat. Hal inilah yang menyebabkan landasan filosofis menjadi landasan penting
dalam pengembangan kurikulum baik di desa ataupun kota.

Sumber :modul kurikulum dan buku teks (oleh : Drs. Thamrin, M. Si &choms
garry GT Sibarani, SE., S.Pd., M.Si., Ak, CA)

Anda mungkin juga menyukai