Anda di halaman 1dari 26

BAB 12

Analisis Keseimbangan
( Bagian III )
Model Keseimbangan Sintesis Klsik - Keynesian

Teori - teori ekonomi makro yang dikategorikan sebagai Sintesis Klasik - Keynes
adalah teori - teori tersebut amat banyak dan bervariasi. Salah satu sintesis yang paling
terkenal dan paling banyak digunakan sebagai alat analisi adalah model IS-LM (IS-LM
model). model tersebut menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan ekonomi
(keseimbangan umum) akan tercapai bila pasar barang-jasa dan pasar uang-modal
secarfa simultan berada dalam keseimbangan.

Keseimbangan pasar barang jasa tercapai bila penawaran barang dan jasa
( aggregate supply ) telah sama dengan permintaannya (aggregate demand). Pada saat
itu, tingkat tabungan (saving) yang mewakili sisi penawaran agregat, telah sama dengan
investasi (invesment) yang mewakili sisi permintaan agregat. kondisi itu digambarkan
oleh sebuah kurva yang disebut kurva IS (IS curve). nama kurva IS dikaitkan dengan
kondisi dimana investment = saving ( I = S ).

Keseimbangan pasar uang - modal tercapai bila permintaan uang (liquidity


preferance, disingkat L) telah sama dengan penawaran uang ( money supply, disingkat
M ). Secara Grafis, kondisi keseimbangan pasar uang & modal digambarkan oleh kurva
LM (LM curve). Nama Kurva LM juga dikaitkan dengan kondisi dimana permintaan uang
- penawaran uang / jumlah uang beredar (L = M).

Keseimbangan Ekonomi (keseimbangan umum) tercapai bila pasar barang – jasa


dan pasar uang – modal secara bersamaan telah mencapai keseimbangan (I=S dan
L=M). secara gafis hal itu tercapai ketika kurva IS berpotongan dengan kurva LM
(IS=LM).
Model IS-LM awalnya dikembangkan oleh HICKS (1973), sebagai interpretasinya
atas buku Keynes, The General theory (1936). Menurut Hicks, yang dimaksud Keynes
dengan keseimbangan ekonomi adalah keseimbangan bersamaan (koint equilibrium)
pasar barang – jasa dan pasar uang – modal. Interpretasi Hicks dikembangkan lebih
lanjut oleh Alvin P. Hansen (1940-an). Karena itu model IS-Lm disebut pula sebagai
model sintesis Hicks-Hansen (Hicks-Hansen synthesis).

Karena peralatan analisisnya sangat sederhana, kurva IS-LM sampai saat ini
masih merupakan alat analisis kebijakan ekonomi makro yang penting. Bab 12 ini akan
menguraikannya lebih rinci.

1. Asumsi – asumsi Pokok

Kurva IS-LM dikatakan sebagai sintesis Klasik-Keynesian atau ada juga yang
mengatakan sebagai sintesis Neo Klasik_Keynesian, karena digabungkannya ide-ide
Klasik dan Keynes dalam pembentukan modelnya. Ide Klasik yang dimasukkan adalah
keyakinan bahwa pasar akan dapat mencapai kondisi keseimbangan (market
ekuilibrum). Ide Keynes yang dimasukkan adalah fungsi uang sebagai alat transaksi dan
spekulasi. Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral seperti pandangan Klasik.
Namun demikian pasar akan tetap mampu mencapai keseimbangan.

Dari penjelasan alinea di atas, secara implisit tercemin asumsi-asumsi pokok


yang mendasari model IS-LM.

a. Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan, sehingga kita


dapat mengatakan kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana di setiap pasar
permintaan telah sama dengan penawaran.
b. Fungsi uang adalah sebagai alat transaksi dan spekulasi. Dengan
demikian permintaan uang (demand for money) dapat ditulis sebagai:
MD = Mt + Msp………………………………………………………………………………...(12.1)
Dimana Md adalah total permintaan uang yang terdiri atas permintaan uang untuk
transaksi (Mt) dan spekulasi (Msp). Untuk selanjutnya, notasi untuk permintaan uang
adalah L. penawaran uang (Ms) ditentukan oleh kebijakan pemerintah. Karenanya fungsi
penawaran yang adalah eksogenus. Untuk selanjutnya penawaran uang atau jumlah
uang beredar dinotasikan M.

c. Berlakunya Hukum Walras. Hukum Walras menyatakan bila dalam perekonomian


terdapat sejumlah n pasar dan sebanyak n-1 pasar telah mencapai keseimbangan, maka
pasar ke n pastilah telah mencapai keseimbangan.

Di Bab Pendahuluan telah dibahas bahwa analisis makro dibangun berdasarkan


asumsi perekonomian terdiri atas tiga pasar: pasar barang-jasa, pasar tenaga kerja, dan
pasar uang-modal. Dalam Bab 10, tentang model keseimbangan Klasik, telah dibahas
keterkaitan antara keseimbangan pasar barang-jasa dengan pasar tenaga kerja. Karena
bab ini adalah analisis sintesis Klasik Keynesian, pembahasan difokuskan pada
keterkaitan antara keseimbangan pasar barang-jasa dengan pasar uang-modal. Namun
demikian analisis keseimbangan Bab 12 tidak bertolak belakang dengan analisis
keseimbangan dalam Bab 10. Sebab, berdasarkan hokum Walras, bila pasar barang-jasa
dan pasar uang-modal telah berada dalam keseimbangan, maka pasar tenaga kerja
telah pula mencapai keseimbangan.

d. Perekonomian adalah perekonomian tertutup. Dengan demikian perekonomian


tidak melakukan transaksi dengan dunia internasional. Karena itu pengeluaran agregat,
AE = C + I + G. dalam bab ini sector pemerintah diabaikan dulu, sehingga AE = C + I.
perekonomian yang tertutup menyebabkan total penghasilan (total produksi) yang tidak
dikonsumsi, ditabung di dalam negeri, Y = C + S.

e. Model Komperatif Statis. Model IS-LM yang dibahas dalam bab ini adalah
komparatif statis yang mengabaikan dimensi perubahan dari waktu ke waktu. Analisi
yang dilakukan adalah perubahan dari satu kondisi keseimbangan ke kondisi
keseimbangan lainnya.
2. Keseimbangan Pasar Barang – Jasa : Kurva

Keseimbangan pasar barang jasa akan tercapai bila total produksi sama dengan total
pengeluaran.

Y = AE
C+S=C+I
Atau keseimbangan pasar barang-jasa tercapai bila S = I.

Karena tabungan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, S = f(Y), dan investasi


dipengaruhi oleh tingkat bunga, I = F(r), maka kita dapat mengkombinasikan tingkat
bunga (r) dan pendapatan keseimbangan (Y), yang memungkinkan pasar barang-jasa
berada dalam keseimbangan. Kondisi keseimbangan itu dapat digambarkan dalam
bentuk kurva IS.
Dengan demikian kurva IS didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan
hubungan antara berbagai tingkat bunga dengan pendapatan nasional yang menjamin
(memungkinkan) pasar barang-jasa berada dalam keseimbangan.

a. Penurunan Kurva IS
Untuk menurunkan kurva IS dibutuhkan dua kurva, yaitu kurva keseimbangan
Keynesian dan Kurva permintaan investasi. Agar proses penurunan (derivasi) kurva IS
dapat lebih mudah diikuti, fungsi konsumsi dan investasi diasumsikan linier.
Dalam Diagram 12.1 terlihat bahwa Diagram 12.1.a adalah kurva permintaan
investasi, sedangkan Diagram 12.1.c adalah kurva keseimbangan Keynesian.
Pada Diagram 12.1.c, kondisi keseimbangan tercapai di titik E 2; dimana output
keseimbangan adalah Y*1, yang merupakan perpotongan kurva AE1 dengan kurva
diagonal (Y = C + S). Tingkat pengeluaran agregat AE 1 adalah konsumsi ditambah
investasi, pada saat tingkat bunga adalah r 1. Bila memerhatikan Diagram 12.1.a, pada
saat tingkat bunga r1 besarnya permintaan investasi adalah I 1. Karena itu, kombinasi
antara tingkat bunga dengan tingkat pendapatan keseimbangan yang memungkinkan
pasar barang jasa berada dalam keseimbangan adalah titik F 1 pada Diagram 12.1.b.
Sekarang, perhatikan kembali Diagram 12.1.a. Seandainya tingkat bunga turun
ke r2 permintaan investasi meningkat ke I2. Terjadi penambahan investasi (ΔΙ) sebesar
I2- I1. Jika kita perhatikan Diagram 12.1.c, penambahan investasi ini menggeser kurva
AE ke atas (AE1 ke AE2), dimana AE2 = C + I2.
Pergeseran AE mengubah titik keseimbangan (E 1 ke E2). Akibat selanjutnya,
output keseimbangan menjadi Y*2. Dengan demikian kombinasi tingkat bunga dan
output keseimbangan yang memungkinkan pasar barang jasa berada dalam
keseimbangan adalah titik F 2 pada Diagram 12.1.b.Karena semua fungsi persamaannya
adalah linier,maka titik F1 dan F2 dapat dihubungkan untuk membentuk kurva IS.
Kombinasi tingkat bunga dan output keseimbangan, di luar kurva IS, akan
menyebabkan pasar barang – jasa tidak berada dalam keseimbangan. Dalam arti, akan
terjadi kelebihan permintaan (excess demand) atau kelebihan penawaran (excess
supply). Yang dimaksud dengan kelebihan permintaan adalah keinginan investasi
(permintaan) lebih besar dari keinginan menabung (penawaran). Sebaliknya dengan
kelebihan penawaran, yaitu keinginan menabung (penawaran) lebih besar dari
permintaan investasi. Dalam Diagram 12.2, daerah di bawah kurva IS menunjukkan
kondisi kelebihan permintaan, sedangkan daerah di atas kurva IS menunjukkan kondisi
kelebihan penawaran. Untuk membuktikannya, ambillah sembarang titik yang berada di
bawah kurva IS, misalnya, titik K. Dengan memperhatikan garis putus-putus, diketahui
bahwa koordinat titik K adalah (Y 1, r1). Padahal koordinat keseimbangan adalah (Y 1, r2)
atau (Y2, r1). Bila perekonomian ingin diseimbangkan pada tingkat Y 1, tingkat bunga
harus dinaikkan ke r2, sebab tingkat bunga r1 menyebabkan permintaan investasi lebih
besar dari keinginan menabung.
Sekarang perhatikan titik lain, yaitu L yang berada di atas kurva IS. Koordinat
titik L adalah (Y2, r2), sementara koordinat keseimbangan adalah (Y 1, r2) atau (Y2, r1).
Ternyata tingkat bungan r2 telah menyebabkan keinginan menabung (penawaran) lebih
besar dari keinginan investasi (permintaan). Bila pasar barang jasa ingin diseimbangkan
pada tingkat output keseimbangan Y2, maka tingkat bunga harus diturunkan ke r1 agar I
= S.
Dengan demikian daerah yang berada di atas kurva IS menggambarkan kondisi
kelebihan penawaran.
b. Sudut Kemiringan Kurva IS
Jika pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka faktor yang
mempengaruhi sudut kemiringan kurva IS adalah sudut kemiringan kurva investasi.
Keinginan investasi yang makin sensitive terhadap perubahan tingkat bunga ditunjukkan
oleh kurva I yang makin mendatar. Ceteris paribus, kurva I yang makin mendatar akan
menghasilkan kurva IS yang makin mendatar. Begitu juga sebaliknya. Pembuktian
sederhana lewat konstruksi ulang kurva IS, dengan menggunakan kurva I yang sudut
kemiringannya berbeda dengan kurva I pada diagram 12.1. perhatikan Diagram 12.3
berikut ini.
Kurva I dalam Diagram 12.3 lebih datar dari kurva I dalam Diagram 12.1.
Artinya, permintaan investasi pada Diagram 12.3 lebih sensitif terhadap perubahan
tingkat bunga dibanding kurva I dalam Diagram 12.1. Maka dengan perubahan tingkat
bunga yang sama, menyebabkan perubahan investrasi pada Diagram 12.3 lebih besar
dibanding pada Diagram 12.1. Hal ini akan menggeser kurva AE makin jauh ke atas,
sehingga perubahan output keseimbangan juga semakin besar. Akibatnya, kurva IS
yang dihasilkan juga makin mendatar.
Anda dapat melakukan hal yang sama dengan menggunakan kurva I yang lebih
curam disbanding dengan pada Diagram 12.1, yang artinya permintaan investasi kurang
sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Jika proses derivasinya benar, kurva IS yang
dihasilkan akan lebih curam.

c. Pergeseran Kurva IS
Seandainya pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka kurva IS akan
bergeser jika pengeluaran investasi otonomus berubah. Diagram 12.4 menunjukkan jika
investasi otonomus makin besar, kurva I bergeser ke kanan, yang menyebabkan kurva
IS juga bergeser ke kanan. Bila investasi otonomus makin kecil, kurva I bergeser ke kiri,
sehingga kurva IS juga bergeser ke kiri.
3. Keseimbangan Pasar Uang – Modal : Kurva LM
Kurva LM adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat
bunga dengan pendapatan nasional yang menjamin (memungkinkan) pasar uang –
modal berada dalam keseimbangan.

a. Penurunan Kurva LM
Untuk menurunkan kurva LM dibutuhkan kurva penawaran uang dan kurva
permintaan uang. Seperti yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya (Bab 5 dan
Bab 11), penawaran uang ditentukan oleh pemerintah (bersifat eksogen), sehingga
kurva penawaran uang adalah tegak lurus. Sedangkan kurva permintaan uang bersudut
kemiringan negatif, sebab selain ditentukan oleh tingkat pendapatan juga ditentukan
oleh tingkat bunga.
Diagram 12.5.a menunjukkan kurva-kurva penawaran uang (M S) dan permintaan
uang (MD). MD1, MD2, dan MD3 adalah permintaan uang pada tingkat pendapatan Y 1, Y2
dan Y3. Mari perhatikan Diagram 12.5 lebih lanjut.

Pada Diagram 12.5a, keseimbangan pasar uang-modal bila output keseimbangan


Y1 adalah titik E1 dengan tingkat bunga r1, sehingga kombinasi tingkat bunga dan output
keseimbangan yang memungkinkan pasar uang-modal berada dalam keseimbangan
adalah (Y1, r1) atau titik F1 pada Diagram 12.5.b.
Perhatikan kembali Diagram 12.5.a. seandainya pendapatan meningkat menjadi
Y2, permintaan uang juga meningkat. Karena penawaran uang tidak bertambah,
terjadilah kelebihan permintaan uang (excess demand for money). Kelebihan
permintaan uang tersebut akan menaikkan tingkat bunga, sampai pasar uang-modal
kembali ke kondisi keseimbangan, yaitu titik E2. Pada saat itu tingkat bunga adalah r2.
Kombinasi tingkat output keseimbangan dan tingkat bunga yang memungkinkan pasar
uang-modal berada dalam kondisi keseimbangan adalah titik F 2. Pada Diagram 12.5.b
dengan koordinat keseimbangan (Y2, r2). Jika titik F1 dan F2 dihubungkan akan diperoleh
kurva LM.
Titik-titik yang berada di luar kurva LM menunjukkan kondisi ketidakseimbangan
pasar uang-modal. Titik-titik yang berada di atas kurva Lm menunjukkan kondisi
kelebihan penawaran uang, sedangkan titik-titik yang berada di bawah kurva LM
menunjukkan kondisi kelebihan permintaan uang. Misalnya, titik K dalam Diagram 12.6.
mempunyai koordinat (Y1, r2) sedangkan koordinat keseimbangan adalah (Y 1, r1).
Tingkat bunga setinggi r2 menyebabkan permintaan uang berkurang. Dengan jumlah
penawaran uang yang tetap (kurva MS tidak bergeser), maka terjadi kelebihan
penawaran uang. Bila pasar uang dan modal ingin diseimbangkan pada tingkat
pendapatan Y1, maka tingkat bunga harus diturunkan sampai ke r1.
Hal yang sebaliknya terjadi di titik L, yang koordinatnya adalah (Y 2, r1). Tingkat bunga
yang rendah menyebabkan permintaan uang meningkat. Dengan jumlah penawaran
uang yang tetap, maka terjadi kelebihan permintaan uang. Bila pasar uang-modal ingin
diseimbangkan pada tingkat pendapatan Y 2, maka tingkat bunga harus dinaikkan sampai
setinggi r2.

b. Sudut Kemiringan Kurva LM


Bila pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, sudut kemiringan kurva LM
ditentukan oleh tingkat sensitivitas permintaa uang (Spekulasi) terhadap permintaa
tingkat bunga. Jika makin sensitif maka kurva permintaan uang (MD) makin mendatar.
Hal ini menyebabkan kurva LM makin mendatar begitu juga sebaliknya seperti yang di
tunjukan oleh Diagram 12.7.
c.Pergeseran Kurva LM
Kurva LM akan bergeser bila permintaan dan atau penawaran uang berubah.

1) Perubahan penawaran uang


Bila permintaan uang tetap, penambahan jumlah uang beredar akan menggeser
kurva LM ke kanan. Sebaliknya, pengurangan jumlah uang beredar akan menggeser
kurva LM ke kiri, seperti yang ditunjukan dalam Diagram 12.8.

2) Perubahan permintaan uang


Permintaan uang di katakan berubah bila pada tingkat pendapatan yang sama,
jumlah permintaannya bertambah atau berkurang. Perubahan permintaan uang ini akan
mengeser kurva LM, seperti yang ditunjukan dalam Diagram 12.9. jika permintaan uang
bertambah besar, kurva LM bergeser ke kanan. Sebaliknya jika permintaan uang
berkurang kurva LM bergeser ke kiri.
4. Keseimbangan perekonomian (Keseimbangan umum)
Perekonomian dikatakan telah mencapai kesaeimbangan (keseimbangan
umum),bila baik pasar barang jasa telah berada dalam kondisi keseimbangan. Secara
grafis, keseimbangan tersebut tercapai bila kurva IS berpotongan dengan kurva
LM,seperti tampak dalam Diagram 12.10.
Dari Diagram diatas terlihat bahwa keseimbangan ekonomi terjadi di titik E pada
saat tingkat output keseimbangan adalah Y*,sedangkan tingkat bunga adalah r*. Diluar
titik E, baik pasar barang-jasa dan atau pasar uang-modal tidak berada dalam
keseimbangan. Di titik A,dan C, pasar uang-modal berada dalam keseimbangan ,tetapi
pasar barang-jasa tidak. Di titik A,pasar barang-jasa mengalami kelebihan permintaan di
titik C pasar barang dan jasa mrngalami kelebihan penawaran. Di titik B dan D,pasar
barang dan jasa mencapai keseimbangan,namun tidak demikian halnya dengan pasar
uang-modal. Di titik B pasar uang-modal mengalami kelebihan penawaran. Sebaliknya di
titik D,pasar uang-modal mengalami kelebihan permintaan. Bagaimana dengan titik-titik
K,L,M, dan N? Jika melihat posisinya dalam Diagram titik 12.10, baik pasar barang-jasa
maupun pasar uang-modal tidak berada dalam keseimbangan.

Kita lihat satu persatu!


Titik berada di atas kurva LM,tetapi berada di bawah kurva IS.Artinya, di titik K
pasar uang-modal mengalami kelebihan penawaran,sedangkan pasar barang-jasa
mengalami kelebihan permintaan.
Titik L berada di atas kurva IS dan kurva LM. Artinya, di titik L baik pasar
barang-jasa maupun pasar uang-modal mengalami kelebihan penawaran.
Titik M berada di bawah kurva LM, tetapi di atas kurva IS. Jadi di titik M pasar
barang-jasa mengalami kelebihan penawaran, sedangkan pasar uang-modal mengalami
kelebihan penawaran.
Titik N berada di bawah kurva IS dan kurva LM, sehingga di titik N baik pasar
barang-jasa maupun pasar uang-modal mengalami kelebihan permintaan.

5. Perubahan Titik Keseimbangan

Keseimbangan ekonomi dikatakan berubah jika secara grafis titik


keseimbangannya berubah. Ada tiga penyebab perubahan keseimbangan, yaitu:
a. Kurva LM bergeser, kurva IS tetap
b. Kurva IS bergeser, kurva LM tetap
c. Kurva IS dan LM bergeser bersamaan
Diagram 12.11 dan Diagram 12.12 menunjukkannya.

Diagram 12.11.a, pergeseran kurva LM ke kanan (LM0 ke LM1) menyebabkan


output keseimbangan bertambah besar (Y* ke Y* 1), sementara tingkat bunga makin
rendah (r0 ke r1). Pergeseran kurva LM ini terjadi karena bertambahnya permintaan
uang. Hal sebaliknyanya terjadi, jika permintaan uang berkurang, kurva LM bergeser ke
kiri (LM0 ke LM2); Output keseimbangan berkurang (Y* ke Y* 1), sedangkan tingkat
bunga makin tinggi (r0 ke r2).
Diagram 12.11.b menunjukkan apa yang terjadi bila yang bergeser adalah kurva
IS, sedangkan kurva LM tetap. Seandainya kurva IS bergeser ke kanan (IS 0 ke IS1,
output keseimbangan meningkat ke Y*2, tetapi tingkat bunga juga meninggi, yang dapat
menimbulkan inflasi. Bila kurva IS bergeser ke kiri (IS 0 ke IS2), output keseimbangan
berkurang menjadi Y*1, sementara tingkat bunga turun (r0 ke r1).
Diagram 12.12 menunjukkan dua kondisi ekstrem yang mungkin terjadi bila kurva
IS dan kurva LM bergeser bersamaan.
Diagram 12.11
Perubahan Keseimbangan Perekonomian
Diagram 12.12
Perubahan Keseimbangan Perekonomian

Diagram 12.12.a menggambarkan kondisi stagflasi, yaitu kombinasi antara kondisi


stagnasi dan inflasi. Kondisi stagnasi ditunjukkan oleh tidak adanya pertumbuhan output
(output keseimbangan tetap di Y*), sedangkan inflasi ditunjukkan oleh meningkatknya
tingkat bunga (r0 ke r1). Kondisi stagflasi terjadi bila kurva IS bergeser ke kanan,
sedangkan kurva LM bergeser ke kiri.
Diagram 12.11.b adalah kondisi ekonomi yang paling diharapkan terjadi. Sebab
pertumbuhan ekonomi (Y* ke Y*1) tidak disertai inflasi (tingkat bunga tetap di r 0).
Kondisi ideal ini terjadi bila kurva IS dan kurva LS secara bersamaan bergeser ke
kanan.
Apendiks

Cara lain untuk menurunkan kurva IS dan kurva LM akan disampaikan dalam
Apendiks ini. Kendati sedikit lebih rumit, cara ini amat berguna bagi mahasiswa tingkat
intermediate dan lanjutan, khususnya bagi mereka yang tertarik pada bidang Studi Ilmu
Ekonomi – Studi Pembangunan.

1. Penurunan Kurva IS
Untuk menurunkan kurva IS diperlukan tiga kurva, yaitu kurva permintaan
investasi, kurva tabungan, dan kurva investasi = tabungan.

a. Kurva Permintaan Investasi (Kurva I)


Kurva permintaan investasi (kurva I) menggambarkan hubungan negatif antara
tingkat investasi dengan tingkat bunga, karenanya memiliki slope negatif.

Diagram A.12.1
Kurva Permintaan Investasi

b. Kurva Tabungan (Kurva S)


Berdasarkan definisinya bahwa tabungan adalah pendapatan dikurangi konsumsi,
maka fungsi tabungan diturunkan dari fungsi konsumsi. Bila fungsi konsumsi: C = 100 +
0,8Y, maka fungsi tabungan menjadi:
S = Y – C = Y – (100 + 0,8Y) = Y – 100 – 0,8Y
= -100 + 0,2Y
Diagram A.12.2
Kurva Tabungan

c. Kurva I = S
Kurva ini berbentuk garis lurus bersudut kemiringan 45 o yang menggambarkan
investasi = tabungan. Fungsi kurva ini adalah sebagai garis penolong untuk menemukan
besarnya investasi (I) agar sama dengan tingkat tabungan (S).
Diagram A.12.3
Kurva Investasi = Tabungan

Ketiga kurva tersebut di atas digabungkan dalam bidang kuadran matematika


seperti berikut ini. Kurva I ditempatkan di kuadran I, kurva S di kuadran III, dan kurva I
= S di kuadran IV. Nantinya akan dihasilkan kurva IS di kuadran II.
Diagram A.12.4
Penurunan Kurva IS

Seandainya pemerintah merencanakan output keseimbangan sebesar Y1, maka


tingkat tabungan masyarakat pada kondisi itu adalah S 1. Tingkat tabungan ini
merupakan penawaran bagi keinginan investasi. Agar pasar barang-jasa berada dalam
keseimbangan, investasi harus sama dengan tabungan (I = S). Karenanya pemerintah
menargetkan investasi sejumlah I1. untuk itu pemerintah menentukan tingkat bunga
setinggi r1. Dengan demikian koordinat keseimbangannya di titik A (Y 1, r1).
Bila output keseimbangan yang direncanakan adalah Y 2, maka tingkat tabungan
saat itu adalah S2. Agar pasar barang dan jasa berada dalam keseimbangan, tingkat
investasi harus sebesar I2. Karena tingkat investasi yang diinginkan lebih besar daripada
sebelumnya, maka tingkat bunga harus diturunkan ke r 2. Dengan demikian koordinat
keseimbangan adalah di titik B (Y2, r2). Karena fungsi IS adalah linier, maka kurva IS
dapat diperoleh dengan menghubungkan titik A dan B.
2. Penurunan Kurva LM
Untuk menurunkan kurva LM dibutuhkan tiga kurva, yaitu kurva permintaan uang
untuk transaksi (Mt), kurva permintaan uang untuk spekulasi (M sp), dan kurva total
permintaan uang (MD).

a. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi (Kurva Mt)


Karena merupakan proporsi tertentu dari tingkat pendapatan, maka permintaan
uang untuk transaksi makin banyak bila output makin besar. Kurva Mt berbentuk garis
lurus bersudut kemiringan positif.

Diagram A.12.5
Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi

b. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi (Kurva Msp),


Permintaan uang untuk spekulasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga,
karena memiliki sudut kemiringan negatif, sebagaimana halnya kurva I.

Diagram A.12.6
Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
c. Kurva Total Permintaan Uang (Kurva MD)
Kurva total permintaan uang merupakan penjumlahan dari kurva M t dan kurva Msp
(MD = Mt + Msp).

Diagram A.12.7
Kurva Total Permintaan Uang

Ketiga kurva tersebut di atas digabungkan dalam bidang kuadran matematika


sebagai berikut: kurva Msp di kuadran I, kurva Mt di kuadran II, dan kurva M D di kuadran
IV. Sedangkan kuadran II adalah untuk kurva LM.

Diagram A.12.8
Penurunan Kurva LM
Seandainya output keseimbangan yang direncanakan adalah maka permintaan
uang untuk transaksi adalah Mt1, sehingga permintaan uang untuk spekulasi adalah M sp1
yang jumlahnya sama dengan M D – Mt1. Agar permintaan untuk spekulasi dapat
mencapai Msp1, maka tingkat bunga ditetapkan setinggi r 1. Dengan demikian koordinat
keseimbangannya di titik C (Y1, r1).
Bila output keseimbangan yang direncanakan adalah Y 2, permintaan uang untuk
transaksi akan sebesar Mt2. Bila total permintaan uang tidak berubah (dalam jangka
pendek permintaan uang diasumsikan tidak berubah), maka terjadi perubahan
komposisi permintaan uang. Permintaan uang untuk spekulasi makin sedikit, karena
permintaan uang untuk transaksi makin banyak. Dalam diagram (kuadran I) terlihat
bahwa Msp2 < Msp1. Agar permintaan uang untuk spekulasi berkurang menjadi M sp2, maka
tingkat bunga harus dinaikkan menjadi r 2. Koordinat keseimbangan bergeser ke titik D
(Y2, r2). Bila titik C dan D dihubungkan akan diperoleh kurva LM.

3. Menurunkan Kurva Permintaan Agregat dari Kurva IS dan LM


Permintaan agregat merupakan permintaan dalam kondisi keseimbangan,
karenanya dapat diturunkan dari kurva IS dan kurva LM.
Diagram A.12.9.a menunjukkan kurva-kurva LM pada saat harga adalah P 1, P2, dan
P3. Bila dianggap harga awal adalah P1, maka kenaikan harga menjadi P2 akan
menggeser kurva LM ke kiri, sebab nilai riil kas ( real cash balances) menurun.
Pergeseran kurva LM menurunkan output keseimbangan dari Y1 ke Y2. Sebaliknya,
penurunan harga dari P1 ke P3 akan menggeser kurva LM ke kanan dan kenaikan output
keseimbangan dari Y1 ke ke Y3. Bila kita menghubungkan antara tingkat harga dengan
permintaan pada kondisi keseimbangan, akan diperoleh kurva permintaan agregat
(kurva AD) seperti pada Diagram A.12.9.b.
Diagram A.12.9
Penurunan Kurva AD dari Kurva IS dan LM

4. Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Permintaan Agregat


Kebijakan moneter ekspansif akan meningkatkan jumlah uang beredar, yang
berarti menaikkan nilai riil kas (real cash balances) dan menggeser kurva LM ke kanan.
Akibatnya tingkat bunga turun dan output keseimbangan naik (Diagram A.12.10.a). Bila
tingkat harga tidak berubah, kurva AD akan bergeser ke kanan (Diagram A.12.10.b).
Pengaruh kebijakan moneter kontraktif adalah sebaliknya.
Diagram A.12.10
Dampak Kebijakan Moneter
Terhadap Permintaan Agregat

5. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat


Kebijakan fiskal ekspansif melalui peningkatan pengeluaran pemerintah atau
pemotongan pajak akan menggeser kurva IS ke kanan. Akibatnya output keseimbangan
naik dan tingkat bunga juga naik (Diagram A.12.11.a). Bila diasumsikan tingkat harga
tidak berubah, maka kurva AD akan bergeser ke kanan (Diagram A.12.11.b). Dampak
kebijakan fiskal kontraktif adalah sebaliknya.

Diagram A.12.11
Dampak Kebijakan Fiskal
Terhadap Permintaan Agregat

Anda mungkin juga menyukai