Analisis Keseimbangan
( Bagian III )
Model Keseimbangan Sintesis Klsik - Keynesian
Teori - teori ekonomi makro yang dikategorikan sebagai Sintesis Klasik - Keynes
adalah teori - teori tersebut amat banyak dan bervariasi. Salah satu sintesis yang paling
terkenal dan paling banyak digunakan sebagai alat analisi adalah model IS-LM (IS-LM
model). model tersebut menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan ekonomi
(keseimbangan umum) akan tercapai bila pasar barang-jasa dan pasar uang-modal
secarfa simultan berada dalam keseimbangan.
Keseimbangan pasar barang jasa tercapai bila penawaran barang dan jasa
( aggregate supply ) telah sama dengan permintaannya (aggregate demand). Pada saat
itu, tingkat tabungan (saving) yang mewakili sisi penawaran agregat, telah sama dengan
investasi (invesment) yang mewakili sisi permintaan agregat. kondisi itu digambarkan
oleh sebuah kurva yang disebut kurva IS (IS curve). nama kurva IS dikaitkan dengan
kondisi dimana investment = saving ( I = S ).
Karena peralatan analisisnya sangat sederhana, kurva IS-LM sampai saat ini
masih merupakan alat analisis kebijakan ekonomi makro yang penting. Bab 12 ini akan
menguraikannya lebih rinci.
Kurva IS-LM dikatakan sebagai sintesis Klasik-Keynesian atau ada juga yang
mengatakan sebagai sintesis Neo Klasik_Keynesian, karena digabungkannya ide-ide
Klasik dan Keynes dalam pembentukan modelnya. Ide Klasik yang dimasukkan adalah
keyakinan bahwa pasar akan dapat mencapai kondisi keseimbangan (market
ekuilibrum). Ide Keynes yang dimasukkan adalah fungsi uang sebagai alat transaksi dan
spekulasi. Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral seperti pandangan Klasik.
Namun demikian pasar akan tetap mampu mencapai keseimbangan.
e. Model Komperatif Statis. Model IS-LM yang dibahas dalam bab ini adalah
komparatif statis yang mengabaikan dimensi perubahan dari waktu ke waktu. Analisi
yang dilakukan adalah perubahan dari satu kondisi keseimbangan ke kondisi
keseimbangan lainnya.
2. Keseimbangan Pasar Barang – Jasa : Kurva
Keseimbangan pasar barang jasa akan tercapai bila total produksi sama dengan total
pengeluaran.
Y = AE
C+S=C+I
Atau keseimbangan pasar barang-jasa tercapai bila S = I.
a. Penurunan Kurva IS
Untuk menurunkan kurva IS dibutuhkan dua kurva, yaitu kurva keseimbangan
Keynesian dan Kurva permintaan investasi. Agar proses penurunan (derivasi) kurva IS
dapat lebih mudah diikuti, fungsi konsumsi dan investasi diasumsikan linier.
Dalam Diagram 12.1 terlihat bahwa Diagram 12.1.a adalah kurva permintaan
investasi, sedangkan Diagram 12.1.c adalah kurva keseimbangan Keynesian.
Pada Diagram 12.1.c, kondisi keseimbangan tercapai di titik E 2; dimana output
keseimbangan adalah Y*1, yang merupakan perpotongan kurva AE1 dengan kurva
diagonal (Y = C + S). Tingkat pengeluaran agregat AE 1 adalah konsumsi ditambah
investasi, pada saat tingkat bunga adalah r 1. Bila memerhatikan Diagram 12.1.a, pada
saat tingkat bunga r1 besarnya permintaan investasi adalah I 1. Karena itu, kombinasi
antara tingkat bunga dengan tingkat pendapatan keseimbangan yang memungkinkan
pasar barang jasa berada dalam keseimbangan adalah titik F 1 pada Diagram 12.1.b.
Sekarang, perhatikan kembali Diagram 12.1.a. Seandainya tingkat bunga turun
ke r2 permintaan investasi meningkat ke I2. Terjadi penambahan investasi (ΔΙ) sebesar
I2- I1. Jika kita perhatikan Diagram 12.1.c, penambahan investasi ini menggeser kurva
AE ke atas (AE1 ke AE2), dimana AE2 = C + I2.
Pergeseran AE mengubah titik keseimbangan (E 1 ke E2). Akibat selanjutnya,
output keseimbangan menjadi Y*2. Dengan demikian kombinasi tingkat bunga dan
output keseimbangan yang memungkinkan pasar barang jasa berada dalam
keseimbangan adalah titik F 2 pada Diagram 12.1.b.Karena semua fungsi persamaannya
adalah linier,maka titik F1 dan F2 dapat dihubungkan untuk membentuk kurva IS.
Kombinasi tingkat bunga dan output keseimbangan, di luar kurva IS, akan
menyebabkan pasar barang – jasa tidak berada dalam keseimbangan. Dalam arti, akan
terjadi kelebihan permintaan (excess demand) atau kelebihan penawaran (excess
supply). Yang dimaksud dengan kelebihan permintaan adalah keinginan investasi
(permintaan) lebih besar dari keinginan menabung (penawaran). Sebaliknya dengan
kelebihan penawaran, yaitu keinginan menabung (penawaran) lebih besar dari
permintaan investasi. Dalam Diagram 12.2, daerah di bawah kurva IS menunjukkan
kondisi kelebihan permintaan, sedangkan daerah di atas kurva IS menunjukkan kondisi
kelebihan penawaran. Untuk membuktikannya, ambillah sembarang titik yang berada di
bawah kurva IS, misalnya, titik K. Dengan memperhatikan garis putus-putus, diketahui
bahwa koordinat titik K adalah (Y 1, r1). Padahal koordinat keseimbangan adalah (Y 1, r2)
atau (Y2, r1). Bila perekonomian ingin diseimbangkan pada tingkat Y 1, tingkat bunga
harus dinaikkan ke r2, sebab tingkat bunga r1 menyebabkan permintaan investasi lebih
besar dari keinginan menabung.
Sekarang perhatikan titik lain, yaitu L yang berada di atas kurva IS. Koordinat
titik L adalah (Y2, r2), sementara koordinat keseimbangan adalah (Y 1, r2) atau (Y2, r1).
Ternyata tingkat bungan r2 telah menyebabkan keinginan menabung (penawaran) lebih
besar dari keinginan investasi (permintaan). Bila pasar barang jasa ingin diseimbangkan
pada tingkat output keseimbangan Y2, maka tingkat bunga harus diturunkan ke r1 agar I
= S.
Dengan demikian daerah yang berada di atas kurva IS menggambarkan kondisi
kelebihan penawaran.
b. Sudut Kemiringan Kurva IS
Jika pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka faktor yang
mempengaruhi sudut kemiringan kurva IS adalah sudut kemiringan kurva investasi.
Keinginan investasi yang makin sensitive terhadap perubahan tingkat bunga ditunjukkan
oleh kurva I yang makin mendatar. Ceteris paribus, kurva I yang makin mendatar akan
menghasilkan kurva IS yang makin mendatar. Begitu juga sebaliknya. Pembuktian
sederhana lewat konstruksi ulang kurva IS, dengan menggunakan kurva I yang sudut
kemiringannya berbeda dengan kurva I pada diagram 12.1. perhatikan Diagram 12.3
berikut ini.
Kurva I dalam Diagram 12.3 lebih datar dari kurva I dalam Diagram 12.1.
Artinya, permintaan investasi pada Diagram 12.3 lebih sensitif terhadap perubahan
tingkat bunga dibanding kurva I dalam Diagram 12.1. Maka dengan perubahan tingkat
bunga yang sama, menyebabkan perubahan investrasi pada Diagram 12.3 lebih besar
dibanding pada Diagram 12.1. Hal ini akan menggeser kurva AE makin jauh ke atas,
sehingga perubahan output keseimbangan juga semakin besar. Akibatnya, kurva IS
yang dihasilkan juga makin mendatar.
Anda dapat melakukan hal yang sama dengan menggunakan kurva I yang lebih
curam disbanding dengan pada Diagram 12.1, yang artinya permintaan investasi kurang
sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Jika proses derivasinya benar, kurva IS yang
dihasilkan akan lebih curam.
c. Pergeseran Kurva IS
Seandainya pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka kurva IS akan
bergeser jika pengeluaran investasi otonomus berubah. Diagram 12.4 menunjukkan jika
investasi otonomus makin besar, kurva I bergeser ke kanan, yang menyebabkan kurva
IS juga bergeser ke kanan. Bila investasi otonomus makin kecil, kurva I bergeser ke kiri,
sehingga kurva IS juga bergeser ke kiri.
3. Keseimbangan Pasar Uang – Modal : Kurva LM
Kurva LM adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat
bunga dengan pendapatan nasional yang menjamin (memungkinkan) pasar uang –
modal berada dalam keseimbangan.
a. Penurunan Kurva LM
Untuk menurunkan kurva LM dibutuhkan kurva penawaran uang dan kurva
permintaan uang. Seperti yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya (Bab 5 dan
Bab 11), penawaran uang ditentukan oleh pemerintah (bersifat eksogen), sehingga
kurva penawaran uang adalah tegak lurus. Sedangkan kurva permintaan uang bersudut
kemiringan negatif, sebab selain ditentukan oleh tingkat pendapatan juga ditentukan
oleh tingkat bunga.
Diagram 12.5.a menunjukkan kurva-kurva penawaran uang (M S) dan permintaan
uang (MD). MD1, MD2, dan MD3 adalah permintaan uang pada tingkat pendapatan Y 1, Y2
dan Y3. Mari perhatikan Diagram 12.5 lebih lanjut.
Cara lain untuk menurunkan kurva IS dan kurva LM akan disampaikan dalam
Apendiks ini. Kendati sedikit lebih rumit, cara ini amat berguna bagi mahasiswa tingkat
intermediate dan lanjutan, khususnya bagi mereka yang tertarik pada bidang Studi Ilmu
Ekonomi – Studi Pembangunan.
1. Penurunan Kurva IS
Untuk menurunkan kurva IS diperlukan tiga kurva, yaitu kurva permintaan
investasi, kurva tabungan, dan kurva investasi = tabungan.
Diagram A.12.1
Kurva Permintaan Investasi
c. Kurva I = S
Kurva ini berbentuk garis lurus bersudut kemiringan 45 o yang menggambarkan
investasi = tabungan. Fungsi kurva ini adalah sebagai garis penolong untuk menemukan
besarnya investasi (I) agar sama dengan tingkat tabungan (S).
Diagram A.12.3
Kurva Investasi = Tabungan
Diagram A.12.5
Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi
Diagram A.12.6
Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
c. Kurva Total Permintaan Uang (Kurva MD)
Kurva total permintaan uang merupakan penjumlahan dari kurva M t dan kurva Msp
(MD = Mt + Msp).
Diagram A.12.7
Kurva Total Permintaan Uang
Diagram A.12.8
Penurunan Kurva LM
Seandainya output keseimbangan yang direncanakan adalah maka permintaan
uang untuk transaksi adalah Mt1, sehingga permintaan uang untuk spekulasi adalah M sp1
yang jumlahnya sama dengan M D – Mt1. Agar permintaan untuk spekulasi dapat
mencapai Msp1, maka tingkat bunga ditetapkan setinggi r 1. Dengan demikian koordinat
keseimbangannya di titik C (Y1, r1).
Bila output keseimbangan yang direncanakan adalah Y 2, permintaan uang untuk
transaksi akan sebesar Mt2. Bila total permintaan uang tidak berubah (dalam jangka
pendek permintaan uang diasumsikan tidak berubah), maka terjadi perubahan
komposisi permintaan uang. Permintaan uang untuk spekulasi makin sedikit, karena
permintaan uang untuk transaksi makin banyak. Dalam diagram (kuadran I) terlihat
bahwa Msp2 < Msp1. Agar permintaan uang untuk spekulasi berkurang menjadi M sp2, maka
tingkat bunga harus dinaikkan menjadi r 2. Koordinat keseimbangan bergeser ke titik D
(Y2, r2). Bila titik C dan D dihubungkan akan diperoleh kurva LM.
Diagram A.12.11
Dampak Kebijakan Fiskal
Terhadap Permintaan Agregat