Anda di halaman 1dari 24

BAB XI

PASAR UANG, PASAR UANG DAN KESEIMBANGAN IS - LM

Peranan uang dalam ekonomi sangat penting. Peran ini ditonjolkan oleh
JM Keynes dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest and
Money. Judul buku tersebut jelas mengatakan bahwa kesempatan kerja dalam
perekonomian, yang akan menentukan tingkat kegiatan dan tingkat produksi /
pendapatan nasional yang dihasilkan, mempunyai hubungan yang kuat dengan
suku bunga dan uang. Bab ini menjelaskan sifat dari hubungan suku bunga dan
uang dalam penentuan kegiatan ekonomi negara. Dalam analisis ditunjukkan ciri
kegiatan di pasar barang dan pasar uang, serta bagaimana interaksi di kedua
pasar akan menentukan perubahan suku bunga atas kegiatan perekonomian.
11.1 Asumsi – Asumsi Pokok
IS – LM dikatakan sebagai sintesis Klasik – Keynesian karena
digabungkannya dengan ide – ide Klasik da Keynes dalam pembentukkan
modelnya. Ide Klasik yang dimasukan adalah keyakinan bahwa pasar akan dapat
mencapai kondisi keseimbangan (market ekuilibrium). Ide Keynes yang
dimasukkan adalah fungsi uang sebagai alat transaksi dan spekulasi. Jadi dalam
analisis IS – LM, uang tidaklah netral seperti pandangan Klasik. Namun pasar
akan tetap mampu mencapai keseimbangan. Dari pemaparan tersebut, diperoleh
asumsi – asumsi pokok yang mendasari model IS – LM yaitu :

• Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan


Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana di setiap pasar
permintaan telah sama dengan penawaran.
• Fungsi uang adalah sebagai alat transaksi dan spekulasi
Dengan demikian permintaan uang (demand for money) dapat ditulis
dengan : MD = Mt + Msp.
• Berlakunya Hukum Warlas
Hukum Warlas menyatakan bila dalam perekonomian terdapat
sejumlah n pasar dan sebanyak n – 1 pasar telah mencapai keseimbangan,
maka pasar ke n pastilah telah mencapai keseimbangan.
• Perekonomian adalah perekonomian tertutup
Dengan demikian perekonomian tidak melibatkan transaksi internasional,
sehingga pengeluaran agregat AE = C + I + G. Dengan mengabaikan G,
maka AE = C + I
• Model komparatif statis
Model IS – LM yang dibahas adalah kompartif statis yang mengabaikan
dimensi perubahan dari waktu ke waktu.
11.2 Kegiatan Ekonomi dalam Model IS-LM
Hubungan diantara uang, suku bunga dan kegiatan perekonomian dinyatakan
sebagai analisis IS - LM. Pada analisis IS - LM, keseimbangan kegiatan
perekonomian ditentukan oleh interaksi keadaan dipasar barang dan dipasar uang.
Atau dengan kata lain, keseimbangan pendapatan nasional tercapai apabila sifat
hubungan diantara suku bunga (r) dengan pendapatan nasional (Y) yang berlaku
dipasar barang adalah sama dengan yang berlaku dipasar uang.
Gambar 11.1. Proses Penentuan Kegiatan Ekonomi dalam Model IS-
LM

(3) PASAR BARANG: (2) PASAR UANG:

Menentukan Kurva IS Menentukan Kurva LM

(1) Interaksi IS LM:


(5) Kebijakan Fiskal (6) Kebijakan Moneter
Menentukan Suku Bunga (r) di
kedua Pasar

(4) Penentuan Kegiatan


Ekonomi Y dan r pada
Keseimbangan

(1) :
Analisis keadaan di pasar barang bila suku bunga (r) mengalami perubahan.
Analisis ini memungkinkan pembentukan kurva IS, yaitu menggambarkan
hubungan diantara suku bunga (r) dengan pendapatan nasional (Y).
(2) :
Analisis keadaan di pasar uang. Analisis ini memungkinkan pembentukan
kurva LM, dengan melihat :
• Bagaimana permintaan dan penawaran uang akan mempengaruhi suku
bunga (r).
• Bagaimana hubungan diantara suku bunga (r) dengan pengeluaran
agregat (AE)
(3) dan (4) :
Interaksi di pasar barang dan pasar uang, yaitu keseimbangan antara kurva IS
dan LM. Situasi dimana keseimbangan pendapatan nasional tercapai apabila
sifat hubungan diantara suku bunga (r) dengan pendapatan nasional (Y) yang
berlaku dipasar barang adalah sama dengan yang berlaku dipasar uang.
(5) :
Kebijakan fiskal akan mempengaruhi pasar barang yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan sifat interaksi diantara pasar barang dan pasar uang,
yang akhirnya akan menyebabkan perubahan atas keseimbangan pendapatan
nasional (Y).
(6) :
Kebijakan Moneter akan mempengaruhi pasar uang yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan sifat interaksi diantara pasar barang dan pasar uang,
yang akhirnya akan menyebabkan perubahan atas keseimbangan pendapatan
nasional (Y).

Pasar Barang (IS) adalah pasar dimana barang dan jasa


diperdagangkan. Keseimbangan terjadi pada Pendapatan / Produksi Nasional
(Y) sama dengan Total Pengeluaran (Aggregate Expenditure/AE), Y = AE.
Pasar Uang (LM) adalah pasar dimana instrumen-instrumen keuangan
diperdagangkan. Keseimbangan terjadi pada Permintaan Uang (Md) sama
dengan Penawaran / Peredaran Uang (Ms),Md = Ms.

11.3 Keseimbangan Pasar Barang ( IS )


Keseimbangan Pasar Barang (IS) menunjukkan bagaimana terciptanya
suku bunga (r) Pendapatan Nasional (Y) dengan Keseimbangan Pasar Barang
(IS) adalah dalam fungsi investasi (I). otonom), sedangkan pada Keseimbangan
Pasar Barang (IS)), Investasi (I) yang digunakan adalah I = Io + er (investasi
endogen), atau investasi yang dipengaruhi oleh tingkat bunga (r), dimana Io
adalah investasi otonom (investasi minimum), sedangkan e adalah tambahan
kecenderungan investasi (Marginal Propensity to Investment).
I = f (r) ............................(fungsi Investasi)
Bentuk persamaan Investasi linier adalah :
I = Io + er, dimana :
Io = investasi otonom (investasi minimum)
e = tambahan kecenderungan investasi (Marginal Propensity to Investment)
e = ∆ I/ ∆r < 0 (Berarti hubungan I dengan r adalah negatif/terbalik)

A. Penurunan Kurva IS
Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan dipasar
barang dan jasa. Kurva IS ini menunjukan titik – titik keseimbangan antara
berbagai tingkat suku bunga ( i ) dengan berbagai tingkat pendapatan nasional (
Y ). Jika fungsi konsumsi dan tingkat suku bunga adalah sebagai berikut :
dimana
dimana

Maka :
Y = (a +bY) + )
Y = a + bY +
Y- bY = a +
(1-b)Y=a+

Y=

Jadi fungsi IS di pasar barang dan jasa dapat dituliskan sebagai berikut :

Keterangan :
a = Autonomus Consumtion
I0 = Investasi Autonomus
i = Tingkat Suku Bunga
k = Koefisien Tingkat Bunga
b = MPC

Gambar 11.2
Penurunan Kurva IS
C.I.G
Y=C+S

E2 AE2= C + I (r2) + G

∆I E1 AE1= C + I (r1) + G

Y*1 Y*2
r r

r1 F1

r2 F2

I Y
I1(r1) I2(r2) Y*1 Y*2
Gambar tersebut memperlihatkan hubungan antara output keseimbangan
dan tingkat suku bunga. Gambar (a) : tingkat suku bunga (i) menujukan kondisi
dimana tingkat output sama dengan Y. Peningkatan tingkat suku bunga akan
menurunkan permintaan terhadap barang yang ditunjukkan dengan bergeraknya
kurva demand dari titik A menjadi A’ (berapapun tingkat outputnya). Ini juga
akan menurunkan pendapatan nasional dari Y menjadi Y’. Gambar (b) :
Menggambarkan keseimbangan output Y sebagai sumbu horizontal dan tingkat
suku bunga sebagai sumbu vertikal. Dari hasil penurunan kurva tersebut maka
diperoleh hasil bahwa hubungan antara tingkat suku bunga dan output ini
ditunjukan oleh kurva yang memiliki kemiringan negatif yaitu titik A – A’.
B. Sudut Kemiringan Kurva IS
Jika pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka faktor yang
mempengaruhi sudut kemiringan kurva IS adalah sudut kemiringan kurva
investasi. Keinginan investasi yang makin sensitif terhadap perubahan tingkat
bunga ditunjukkan oleh kurva I yang makin mendatar. Ceteris paribus, kurva I
yang makin mendatar akan menghasilkan kurva IS yang makin mendatar. Begitu
pun sebaliknya.
Gambar 11.3
Penurunan Kurva IS dengan Kurva I Yang Lebih Besar
C.I.G
Y=C+S

E2 AE2= C + I (r2) + G

∆I E1 AE1= C + I (r1) + G

Y*1 Y*2
r r

r1 r1 F1
r2 r2 F2

Y I Y
I1(r1) I2(r2) Y*1 Y*2

Kurva I dalam gambar 11.3 lebih datar dari kurva I dalam gambar 11.2. Artinya
permintaan investasi pada gambar 11.3 lebih sensitif terhadap perubahan tingkat
bunga dibanding kurva I dalam gambar 11.1. Maka dengan perubahan tingkat
bunga yang sama, menyebabkan perubahan investasi pada gambar 11.3 lebih
besar dibanding pada gambar 11.1. Hal ini akan menggeser kurva AE makin jauhY
ke atas, sehingga perubahan output keseimbangan juga semakin besar. Akibatnya,
kurva IS yang dihasilkan juga makin mendatar.

C. Pergeseran Kurva IS
Seandainya pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka kurva
IS akan bergeser jika pengeluaran investasi otonomus berubah. Pada diagram
berikut ditunjukkan bila investasi otonomus makin besar, kurva I bergeser ke
kanan, yang menyebabkan kurva IS juga bergeser ke kanan. investasi otonomus
makin kecil, kurva I bergeser ke kiri, sehingga kurva IS juga bergeser ke kiri.

Gambar 11.4
Pergeseran Kurva IS
Karena Perubahan Investasi Otonomus
r

IS1
IS0
IS2
Y

D. Pendekatan Matematik dan Grafik dalam Pasar Barang


a) Contoh Kurva IS untuk Model Perekonomian 2 Sektor
Diketahui fungsi konsumsi masyarakat adalah C = 40 + 0,8 Yd dan fungsi
investasi adalah I = 55 – 200i. Tentukan persamaan kurva IS dan
bagaimana kurva IS dalam empat kuadran?
Jawab :
• Persamaan kurva IS
(i) Pendekatan pendapatan= pengeluaran
Y=C+I
Y = 40 + 0,8Y+ 55 – 200i
Y – 0,8Y = 95 – 200i
0,2Y = 95 -200i
Y = 475 – 1000i
(ii)Pendekatan kebocoran = injeksi
S=I
-40 + 0,2Y = 55 – 200i
0,2Y = 95 – 200i
Y = 475 – 1000i
Jadi, persamaan kurva IS adalah Y = 475 – 1000i

Gambar 11.5
Kurva IS Pada Perekonomian 2 Sektor

b) Contoh Kurva IS untuk Model Perekonomian 3 Sektor


Jika diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,75Yd. Fungsi investasi dan
fungsi pajak masing-masing adalah I = 125 – 600i dan Tx = 20 + 0,2Y.
Apabila pengeluaran pemerintah G = 50, hitunglah persamaan kurva IS dan
gambarkan kurva tersebut.
Jawab :
• Persamaan kurva IS
(i) Pendekatan pendapatan = pengeluaran
Y=C+I+G
Y = 100 + 0,75 (Y - 20 - 0,2Y) + 125 – 600i + 50
Y = 275 + 0,75Y – 15 – 0,15Y
Y – 0,6Y = 260 – 600i
0,4Y = 260 - 600i
Y = 650 – 1500i
(ii) Pendekatan kebocoran = injeksi
S+T=I+G
C = 100 + 0,75 (Y – 20 – 0,2Y)
C = 100 + 0,75Y – 15 – 0,15Y
C = 85 + 0,6Y
S + T = - 85 + 0,4Y
- 85 + 0,4Y = 125 – 600i + 50
0,4Y = 260 – 600i
Y = 650 – 1500i
Jadi, persamaan kurva IS adalah Y = 650 – 1500i
Gambar 11.6
Kurva IS Pada Perekonomian 3 Sektor

c) Contoh Kurva IS untuk Model Perekonomian 4 Sektor


Jika fungsi konsumsi di suatu negara adalah C = 99 + 0,8Yd. Besarnya
pajak dan subsidi yaitu 10 dan 5. Apabila fungsi impor adalah I = 70 –
1000i. Jika pengeluaran oleh pemerintah G = 50, ekspor sebesar X = 200
dan impor M = 100, hitunglah kurva IS nya.
Jawab :
• Persamaan kurva IS
(i) Pendekatan pendapatan = pengeluaran
Y = C + I + G +( X – M )
Y = 99 + 0,8 (Y - 10 + 5) + 70 – 1000i + 50 + (200 – 100)
Y = 99 + 0,8Y – 8 + 4 + 70 – 1000i + 50 + 100
Y – 0,8Y = 315 – 1000i
Y = 1575 - 5000i
(ii) Pendekatan kebocoran = injeksi
S+T+M=I+G+X
C = 99 + 0,8 (Y – 10 + 5)
C = 99 + 0,8Y – 8 + 4
C = 95 + 0,8Y
S + T = - 95 + 0,2Y
- 95 + 0,2Y + 100 = 70 – 1000i + 50 + 200
0,2Y = 315 – 1000i
Y = 1575 – 5000i
Jadi, persamaan kurva IS adalah Y = 1575 – 5000i.
Gambar 11.7
Kurva IS Pada Perekonomian 4 Sektor

11.4 Keseimbangan Pasar Uang – Modal : Kurva LM


Pasar uang adalah pasar yang mempertemukan permintaan uang (L) dan
penawaran uang (M). Pasar Uang adalah pertemuan antara permintaan akan uang
(L) dengan penawaran uang (M). L adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai
untuk menunjang kegiatan ekonominya. M adalah jumlah uang yang disediakan
oleh pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang kartal dan uang giral yang
beredar. Atau dapat dikatakan bahwa kurva LM adalah kurva yang menunjukkan
hubungan antara berbagai tingkat bunga dengan pendapatan nasional yang
memungkinkan pasar uang – modal berada dalam keseimbangan. Permintaan
uang untuk transaksi ditentukan oleh :
1. Volume output yang ditransaksikan (yaitu GDP riil), dan
2. Tingkat harga umum

Menurut John Maynard Keynes, motif permintaan uang masyarakat ada


tiga yaitu :
a. Motif transaksi (transaction motive)
Yaitu uang digunakan untuk pembayaran
atas transaksi yang dilakukan. Besarnya
permintaan uang ditentukan oleh besarnya
tingkat pendapatan (MDT = f (Y)), artinya
semakin besar tingkat pendapatan yang
dihasilkan maka akan semakin besar tingkat
permintaaan akan uang demikian juga sebaliknya.

b. Motif berjaga-jaga (precautionary motive)


Uang digunakan untuk membiayai keperluan
di masa akan datang. Sama halnya dengan
motif transaksi besarnya permintaan uang
akan motif ini ditentukan oleh besarnya
tingkat pendapatan (MDP = f(Y)), artinya
semakin besar pendapatan yang dihasilkan
maka semakin besar pula permintaan uang
untuk keperluan masa datang.

c. Motif Spekulasi (speculation motive)


Uang disimpan dan digunakan untuk
membeli surat-surat berharga. Besarnya
permintaan pada motif ini dipengaruhi oleh
besarnya suku bunga, dividen surat-surat
berharga ataupun capital gain (MDS = f(i)).
Permintaan uang untuk spekulasi mempunyai
hubungan negative, artinya semakin besar
tingkat suku bunga maka semkain kecil
permintaan masyarakat untuk menyimpan
uang dan akan semakin banyak permintaan
uang untuk spekulasi. Sehingga fungsi
permintaan total atau disebut iquidity preference digambarkan sebagai berikut
:
MD = MD (r, Y)
Dimana (MD) adalah total permintaan uang, (r) adalah tingkat bunga,
(Y) adalah tingkat pendapatan.
Permintaan uang untuk berjaga-jaga relatif kecil dan dalam analisis bisa
diabaikan. Permintaan untuk spekulasi (yang membedakan teori keynes dengan
teori kuantitas) adalah permintaan akan uang tunai untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Caranya adalah dengan “berspekulasi” dalam pasar obligasi (surat
berharga). Apabila harga obligasi diharapkan untuk naik untuk naik di masa
mendatang, maka orang akan membeli obligasi dengan uang tunainya hari ini.
Ini berarti uang tunai yang saat ini untuk berspekulasi akan berkurang.
Sebaliknya, apabila harga obligasi diharapkan turun, maka permintaannya akan
uang tunai saat ini akan bertambah (obligasi dijual).
Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku adalah
berkebalikan. Harga obligasi naik sama saja artinya dengan tingkat bunga
turun. Sebaliknya, harga obligasi turun berarti tingkat bunga naik. Bila harga
obligasi diharapkan naik, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dianggap
terlalu rendah. Bila harga obligasi diharapkan turun, ini berarti bahwa harga
obligasi saat ini dirasa terlalu tinggi. Keynes mengatakan bahwa permintaan
akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi apabila tingkat bunga saat ini (dirasa)
rendah dan permintaan untuk spekulasi saat ini rendah apabila tingkat bunga
untuk spekulasi mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan tingkat
bunga (saat ini). Ini adalah inti teori moneter Keynes. Permintaan masyarakat
total akan uang L akan uang tunai adalah permintaannya untuk transaksi
ditambah permintaannya untuk spekulasi.
Kurva LM adalah kurva yang menunjukan besarnya pendapatan nasional pada
berbagai tingkat bunga yang memenuhi syarat keseimbangan di pasar uang.

A. Penurunan Kurva LM

Gambar 11.8
Penurunan Kurva LM

Gambar tersebut menunjukkan kurva – kurva penawaran uang (Ms) dan


permintaan uang (MD). MD1, MD2 dan MD3 adalah permintaan uang pada tingkat
pendapatan Y1, Y2, dan Y3. Pada gambar tersebut, keseimbangan pasar uang –
modal bila output keseimbangan Y1 adalah titik E1 dengan tingkat bunga r1,
sehingga kombinasi tingkat bunga dan output keseimbangan memungkinkan pasar
uang modal berada dalam keseimbangan adalah (Y1,r1) atau titik F1.
Seandainya pendapatan meningkat menjadi Y2, permintaan uang juga meningkat.
Karena penawaran uang tidak bertambah, terjadilah kelebihan permintaan uang
(excess demand for money). Kekebihan permintaan uang tersebut akan menaikkan
tingkat bunga, sampai pasar uang – modal kembali ke kondisi keseimbangan,
yaitu titik E2. Pada saat itu tingkat bunga adalah r2. Kombinasi tingkat output
keseimbangan dan tingkat bunga yang memungkinkan pasar uang – modal berada
dalam kondisi keseimbangan adalah titik F2 dengan koordinat keseimbangan
(Y2,r2). Jika titik F1 dan F2 dihubungkan akan diperoleh kurva LM.

B. Sudut Kemiringan Kurva LM

Gambar 11.9
Sudut Kemiringan Kurva LM

C. Pergeseran Kurva LM
Jika permintaan uang dan jumlah uang yang beredar berubah maka kurva
LM akan bergeser. Kurva LM akan bergeser ke kanan bawah jika terjadi
kenaikan jumlah uang beredar. Dan sebaliknya akan bergeser kekiri atas jika
terjadi penurunan jumlah uang beredar.
Gambar 11.9
Pergeseran Kurva LM

D. Pendekatan Matematik dan Grafik dalam Pasar Uang


Ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan dalam analisis pasar uang :
1. L1 yaitu permintaan uang untuk transaksi (Lt) ditambah permintaan uang
untuk berjaga-jaga (Lj) yang besar kecilnya bergantung kepada Y
2. L2 yaitu permintaan uang untuk motif spekulasi (lazimnya spekulasi surat
berharga misalnya obligasi atau saham) sehingga nilainya bergantung
kepada sukubunga (i) dimana semakin tinggi sukubunga mengakibatkan
permintaan uang untuk spekulasi semakin kecil
3. m yaitu kepekaan permintaan uang untuk spekulasi terhadap i
4. M yaitu kepekaan spekulasi akibat perubahan tingkat bunga (∆L2 / ∆i)
5. M atau Ms yaitu penawaran uang (nilainya ditentukan oleh otoritas
moneter yaitu Bank Central dan diperlakukan sebagai variabel eksogen)

Berikut ini merupakan persamaan matematis yang harus diperhatikan :


1. L = L (Y, i) atau L = L 1(Y) + L2 (i)
2. L1 (Y) sering diganti dengan k (Y) dan L2 (i) sering diganti dengan Mo +
m.i. Meskipun dlm persamaan nilai m positif tetapi pd prakteknya kelak
nilai m hampir selalu negatif karena pergerakan antara sukubunga dengan
permintaan uang untuk spekulasi berbanding terbalik. Maka persamaan
riilnya adalah:
3. L = k (Y) + Mo - m.i
4. Lazimnya persamaan di atas cukup dituliskan dengan L = L1 + L2, dan
5. Penawaran uang (Ms) lazimnya cukup ditulis M.

Berikut ini merupakan cara untuk menemukan atau membentuk fungsi LM:
Syarat keseimbangan di pasar uang adalah L sama dengan M ( L = M ),
maka :
kY + Mo – m.i = M
kY = M – Mo + m.i, maka fungsi LM atau Y :
LM atau Y = (M – Mo) / k + (m/k)i .......................................................... (1)
Contoh Kasus :

Y L1 i L2

0 0 0 40

100 20 0,05 15

1.000 200 0,08 0

2.000 400

Dst dst

Pembahasan:
I. Menemukan variabel pendukung LM
1. k = (∆L1 / ∆Y) = 20 / 100 atau 180/1.000 = 0,2 maka L1 = 0,2Y
2. Mo = 40
3. m = (∆L2/ ∆i) = (15–40)/(0,05 – 0) = -500
4. Sehingga L = 0,25Y + 40 – 500i
5. Seandainya nilai M (yang merupakan variabel eksogen) ditentukan
sebesar 200 maka temukan fungsi LM dan buatlah kurvanya!!!
II. Menemukan Fungsi LM
1. Setelah diketahui L = 0,2Y + 40 – 500i dan M = 200, langkah
berikutnya adalah menyamakan L dengan M
L=M
0,2Y + 40 – 500i = 200
0,2Y = 200 – 40 + 500i
0,2Y = 160 + 500i
Y = 800 + 2.500i, maka fungsi LM
LM atau Y = 800 + 2.500i
III. Membuat Kurva LM

IV. Interpretasi Kurva LM

• Berdasarkan kurva LM di atas dapat diinterpretasikan bahwa besarnya


pendapatan nasional (Y) yang memenuhi syarat keseimbangan pasar
uang pada tingkat bunga 10% adalah sebesar 1.050 milyar, 20% adalah
1.300 milyar.

• Pada pasar uang, semakin tinggi tingkat bunga (i) maka akan diikuti
peningkatan pendapatan nasional (Y)
Contoh Soal :
Otoritas moneter suatu negara telah mengedarkan uang sejumlah 500 trilyun.
Fungsi permintaan uang uantuk transaksi dan berjaga-jaga (L1) masyarakatnya
ialah L1 = 0,2 Y dan fungsi permintaan uang untuk spekulasi adalah L2 = 428
– 400i. Turunkan persamaan kurva LM dan gambarkan kurvanya.
Jawab:
Keseimbangan antara permintaan dan penawaran uang :
L=M
L = L1 + L2
500 = 0,2Y + 428 – 400i
0,2Y = 72 + 400i
Y = 360 = 2000i
Secara grafis penurunan kurva LM dari keseimbangan permintaan uang
dan penawaran uang adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurva LM adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Uang Beredar (M)
Apabila jumlah uang beredar (M) berubah dari 200 menjadi 250, maka kurva
LM akan mengalami perubahan sebagai berikut:

i. LM1 pada M = 200 adalah Y = 800 + 2.500i


ii. LM2 pada M = 250 adalah Y = 1.050 + 2.500i

Gambar 11.5 Perubahan kurva LM akibat Perubahan Jumlah Uang


Beredar (M)

2. Jumlah Uang Yang Diminta Untuk Spekulasi Otonom (Mo)


a. Perubahan Mo mempunyai pengaruh yang sama dengan perubahan M
yaitu hanya mempengaruhi intersep LM saja
b. Jika Mo bertambah besar (ceterisparibus) maka kurva LM bergeser ke kiri
sejajar dengan LM yang lama (LM1)
c. Jika Mo berkurang (ceterisparibus) maka kurva LM bergeser ke kanan
sejajar dengan kurva LM yang lama (LM2)

Gambar 11.6 Perubahan kurva LM akibat Perubahan Spekulasi


Otonom (Mo)

3. Kepekaan Permintaan Uang Untuk Transaksi dan Berjaga-jaga (k)


a. Perubahan k akan mempengaruhi intersep dan gradien LM
b. Bila k meningkat maka intersep dan gradien LM mengecil (karena uang
lari ke pasar barang)
c. Contoh LM bila k berubah dari 0,2 menjadi 0,25.
LM atau Y = (M – Mo) / k + (m/k)I
Y = (200-40)/0,25 + (500/0,25)I
Y = 640 + 2.000i

Gambar 11.7 Perubahan Kurva LM akibat Perubahan Permintaan


Transaksi&Berjaga-jaga (k)
4. Kepekaan Permintaan Uang Untuk Spekulasi Terhadap Suku Bunga (m)
a. Hanya akan mempengaruhi gradien LM sebab tidak berkaitan dengan
jumlah uang beredar dan nilai spekulasi otonom
b. Bila m bertambah besar maka LM semakin mendatar
c. Bila m mengecil maka LM semakin vertikal
Apabila m berubah dari 500 menjadi 600, maka kurva LM akan mengalami
perubahan sebagai berikut :
1. LM atau Y = (M – Mo) / k + (m/k)i
2. Y = (200-40)/0,2 + (600/0,2)i
LM atau Y = 800 + 3.000i
3. Perubahan gradiennya sebesar ∆m/k yaitu sebesar 100 / 0,2 = 500 (gradien
lama 2.500 dan gradien baru 3.000)

Gambar 11.8 Perubahan Kurva LM akibat Perubahan m


Perangkap Likuiditas (Liquidity Trap)

Gambar 11.9 Perangkap Likuiditas (Liquidity Trap)


1. Jumlah investor yg ingin memegang obligasi naik bila I sekarang >
daripada perkiraan mereka.
2. Bila i > i2 maka L2 vertikal
3. Bila i antara i2 dan i1 maka L2 menurun ke kanan
4. Bila i ≤ i1 maka L2 horisontal

Gambar 11.10 Daerah pada Perangkap Likuiditas


Berdasarkan gambar di atas, ada tiga pembagian daerah pada perangkap likuiditas
:
1. Daerah perangkap likuiditas. Pada i yang rendah ini, bunga obligasi menjadi
demikian tinggi sehingga semua orang meramalkan terjadi penurunan bunga
obligasi. Maka adanya tambahan uang untuk spekulasi tidak dibelikan obligasi
melainkan dipegang sbg uang tunai. Berarti tambahan uang beredar tidak
mempengaruhi bunga.
2. Daerah tengah. Elastisitas permintaan uang akan negatif bila sukubunga lebih
besar dari i1 dan masyarakat bersedia membeli obligasi
3. Daerah klasik. Disebut daerah Klasik karena daerah ini sesuai dengan teori
Klasik

Latihan soal 1 :
1. Diketahui L1 = 0,2Y dan L2 = 100 – 400i sedangkan M = 200. Diminta :

a. Temukan fungsi dan kurva LM

b. Berubah berapakah Y bila masyarakat cenderung mengurangi hasrat


mengkonsumsi dan berjaga-jaga menjadi 0,1Y sementara bunga tetap 10%

c. Berubah berapakah Y bila bank sentral menambah penawaran uangnya


menjadi 250 sementara bunga dianggap tetap 20%.

11.5 Keseimbangan Pasar Barang (IS) dan Pasar Uang (LM)


Keseimbangan Umum terjadi apabila pasar barang dan pasar uang berada
dalam keseimbangan secara bersama - sama. Dari keseimbangan umum tersebut
diperoleh keseimbangan pendapatan / produksi / output nasional (Y) dan
keseimbangan tingkat bunga ( i ). Keseimbangan pasar barang dicerminkan oleh
kurva IS, dan keseimbangan pasar uang dicerminkan oleh kurva LM.
Kurva IS adalah kurva yang mewakili peristiwa yang terjadi disektor riil
atau pasar barang, sedangkan slope (kemiringan) dari kurva IS adalah negatif.
Kurva LM adalah kurva yang mewakili peristiwa yang terjadi di pasar uang.
Gambar 11.10 Keseimbangan Kurva IS LM

A. Pergeseran Keseimbangan Umum IS-LM akibat Kebijakan Pemerintah


Pergeseran kurva Is-Lm dipengaruhi oleh adanya kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah, baik kebijakan fiskal ataupun kebijakan moneter yang
kontraktif maupun ekspansif.
Tabel. 11.1
Dampak Kebijakan Fiskal dan Moneter terhadap
Keseimbangan Umum IS - LM
Perubahan
Kebijakan Perubahan Pergeseran Pergeseran
Tingkat
Pemerintah Output Kurva IS Kurva LM
Suku Bunga
Pajak Naik Turun Turun Kiri Bawah Tetap
Pajak Turun Naik Naik Kanan Atas Tetap
Belanja
Pemerintah Naik Naik Kanan Atas Tetap
Naik
Belanja
Pemerintah Turun Turun Kiri Bawah Tetap
Naik
Uang Beredar
Naik Turun Tetap Kanan Bawah
Bertambah
Uang Beredar
Turun Naik Tetap Kiri Atas
Bertambah

B. Efektivitas Kebijakan Fiskal dan Moneter


Dalam melihat efektivitas kebijakan kita melihatnya dengan
membandingkannya pada tiga daerah yaitu daerah klasik, intermediate range dan
daerah keynes. Jika digambarkan maka kurva LM menjadi sebagai berikut:
Daerah liquidity trap adalah daerah yang idenya pertama kali
dikemukakan oleh keynes. Keynes menganggap ada satu daerah pada kurva LM
yang memiliki tingkat suku bunga sangat rendah dan tidak mungkin turun lagi.
Daerah inilah yang disebut sebagai daerah liquidity trap. Semetara daerah klasik
memiliki kurva LM tegak lurus. Hal ini dikarenakan, pemahaman kaum klasik
terhadap teori permintaan uang tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.
Menurut paham ini bahwa permintaan terhadap uang akan dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan. Karena tidak ada hubungannya terhadap tingkat suku bunga
maka kurva LM nya tegak lurus. Pada daerah intermediate range adalah daerah
pada kurva LM yang dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Untuk melihat
keeftifan kebijakan pemerintah dapat dilihat dalam gambar berikut.

Kurva diatas menunujukan apabila kurva IS bergeser ke kanan berarti kebijakan


fiskal ekspansif. Jika kita perhatikan kurva diatas kebijakan fiskal sangat efektif
pada daerah keynesian dan intermediate range. Hal ini terlihat pada besernya
perubahan keseimbangan pendapatan nasional di kedua daerah tersebut.
Sementara pada daerah klasik bahwa kebijakan fiskal tidak efekitif karena tidak
terjadi perubahan keseimbangan pendapatan nasional.
Kebijakan moneter yang ekspansif ditandai dengan pergeseran kurva LM dari
LM0 ke LM1. Dilihat dari ketiga daerah tersebut bahwa kebijakan moneter akan
efektif pada daerah intermediate range dan daerah klasik sedangkan pada daerah
keynesian tidak efektif.
Contoh :

IS (Pasar Barang) LM (Pasar Uang)

❖ Fungsi Konsumsi Rumah ❖ Fungsi Permintaan Uang /Md :


Tangga : C= 70 + 0,75 Yd, L = 130 – 10 i + 0,2 Y.
dimana Yd = Y – T.
❖ Fungsi Penawaran Uang/ Ms :
❖ Pendapatan pemerintah dari M = 170.
Pajak (T) = 80, dan
membelanjakannya semua
sebagai Pengeluaran Pemerintah
(G) = 80.
❖ Investasi dipengaruhi oleh suku
bunga, fungsi I = 140 – 10 i.

Berdasarkan keadaan diatas, maka akan dapat ditentukan keseimbangan kegiatan


ekonomi (IS-LM), yaitu dapat ditentukan pendapatan/produksi nasional (Y), dan
suku bunga yang berlaku (i). Selanjutnya secara grafik dapat pula ditunjukkan
keseimbangan kegiatan ekonomi tersebut.

❖ Persamaan Kurva IS: ❖ Persamaan Kurva


LM:
Dalam pasar barang
keseimbangan dicapai, apabila Keseimbangan di pasar uang
pendapatan/output nasional (Y) dicapai bila Md = Ms: L = M,
sama dengan dengan demikian:
pengeluaran/pembelanjaan
agregat (AE), dengan demikian: 130 – 10 i + 0,2 Y = 170
0,2 Y = 40 + 10 i
Y=C+I+G Y = 200 + 50 i
Y = 70 + 0,75 Yd + 140 – 10 i
+ 80
Y = 70 + 0,75 (Y – 80) + 140 –
10 i + 80
Y = 230 + 0,75 Y – 10 i
Y – 0,75 Y = 230 – 10 i
0,25 Y = 230 – 10 i
Y = 920 – 40 i
Keseimbangan IS – LM
920 – 40 i = 200 + 50 i
90 i = 720
i=8
Y = 920 – 40 (8)
Y = 600
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka keseimbangan kegiatan ekonomi tercapai
ketika tingkat bunga (i) 8 % dan pendapatan/produksi nasional (Y) sebesar 600.
Gambar 11.12 Keseimbangan IS-LM Berdasarkan Contoh

Anda mungkin juga menyukai