Anda di halaman 1dari 11

GOODS AND MONEY MARKETS (IS – LM CURVES)

The Goods Market and the IS Curve

Kurva IS menggambarkan kombinasi interest rate (tingkat bunga) dan output,


dimana tercapai keseimbangan antara planned spending dan income.

Investment and the Interest Rate

Bentuk fungsi investment spending adalah : I = Ī – bi dan b > 0, dimana


i adalah interest rate dan b merupakan koefisien untuk mengetahui kepekaan investment
spending terhadap interest rate. Ī adalah autonomous investment spending, yaitu
investment spending yang tidak tergantung pada income dan interest rate.
Dari persamaan I = Ī – bi dapat diketahui bahwa semakin rendah interest rate,
semakin tinggi planned investment. Jika b semakin besar dan kemudian terdapat sedikit
kenaikan interest rate, maka akan menghasilkan penurunan investment spending yang
besar.
Investment ditentukan oleh slope-nya (b) dan autonomous investment spending
(Ī). Jika investment sangat peka terhadap interest rate, maka penurunan sedikit saja dari
interest rate akan mengakibatkan kenaikan yang besar terhadap investment, sehingga
garis investment hampir datar. Sebaliknya, jika investment kurang peka terhadap interest
rate, maka garis investment akan mendekati vertical. Perubahan autonomous investment
spending (Ī) akan menggeser garis investment. Kenaikan Ī berarti bahwa setiap tingkat
interest rate akan mendorong kenaikan investment, sehingga garis investment akan
bergeser ke kanan. Garis investment dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1 : The Investment Schedule

Interest rate

0 Planned investment spending

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 1
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
The Interest Rate and Aggregate Demand : The IS Curve

Fungsi aggregate demand yang ditampilkan pada session Penerimaan dan


Pengeluaran dimodifikasi untuk menampilkan planned investment spending. Aggregate
demand masih terdiri dari consumption, investment, government spending, dan net
export. Sekarang ditambahkan investment spending yang tergantung dari interest rate,
sehingga menjadi :

AD = C + I + G + NX
= [cTR + c(1 – t)Y] +(Ī – bi) + G + NX
= Ā + c(1 – t)Y – bi

dimana Ā = cTR + Ī + G + NX

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa kenaikan interest rate akan
mengurangi aggregate demand pada tingkat income tertentu, dimana semakin tingginya
interest rate akan mengurangi investment spending.
Ā yang merupakan bagian dari aggregate demand tidak terpengaruh oleh income
maupun interest rate. Ā hanya melibatkan sebagian dari investment spending, yaitu Ī
yang tidak bergantung pada income dan interest rate.
Penurunan kurva IS dapat dilihat pada Gambar 2. Pada interest rate sebesar i 1 dan
intercept sebesar Ā – bi1 (lihat Gambar 2(a)) , keseimbangan income yang diperoleh,
yaitu Y1 pada titik E1. Dengan keseimbangan income (Y1) dan interest rate (i1) tersebut,
dapat diturunkan seperti terlihat pada Gambar 2(b) dengan memasangkan pertemuan i 1
dan Y1 sebagai point E1. Hasil ini memberi satu titik pada kurva IS, yaitu suatu
kombinasi dari interest rate dan income pada keseimbangan pasar barang.
Pada interest rate yang lebih rendah, yaitu sebesar i 2, investment spending akan
lebih besar. Hal ini akan menggeser garis aggregate demand ke atas pada intercept Ā –
bi2 , sehingga keseimbangan income yang baru adalah pada Y 2 di titik E2. Pada Gambar
2(b), titik E2 merupakan hasil pertemuan antara interest rate sebesar i 2 dan implikasinya
pada keseimbangan income sebesar Y2 . Titik E2 merupakan titik lain yang membentuk
kurva IS pada keseimbangan pasar barang.
Dengan menerapkan hal yang sama, yaitu menentukan terlebih dahulu interest
rate, akan diperoleh titik-titik keseimbangan dalam pasar barang yang akan membentuk
kurva IS. Slope kurva IS yang negatif menunjukkan hubungan antara kenaikan aggregate
demand dengan penurunan interest rate (dan sebaliknya).

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 2
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Gambar 2 : Derivation of the IS Curve

AD = Y
AD
Ā + cY – bi2

Aggregate demand E2

Ā + cY – bi1

Ā – bi2

E1
Ā – bi1

Y1 Y2

Income, output
(a)

E1
i1

Interest rate

i2 E2

IS

Y1 Y2
Income, output
(b)
Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 3
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Dalam keseimbangan pasar barang, kurva IS dapat juga diturunkan melalui
persamaan bahwa income sama dengan planned spending atau :

Y = AD = Ā + c(1 – t)Y – bi

Dan dapat disederhanakan sebagai berikut :


1
Y = G (Ā – bi) dimana G (multiplier) =
1 – c(1 – t)

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi interest rate akan
berimplikasi pada penurunan keseimbangan income (dengan Ā yang telah ditetapkan)
seperti nampak pada Gambar 2.

The Slope of the IS Curve

Kemiringan kurva IS tergantung pada kepekaan investment spending terhadap


perubahan interest rate dan multiplier. Seandainya investment spending sangat peka
terhadap interest rate, maka b akan besar nilainya. Seperti terlihat pada Gambar 2,
perubahan interest rate menghasilkan perubahan pada aggregate demand, dan karenanya
menggeser kurva aggregate demand ke atas (lihat Gambar 2(a)). Pergeseran kurva
aggregate demand ini juga mengakibatkan perubahan pada tingkat keseimbangan income.
Jika perubahan interest rate menghasilkan perubahan yang sangat besar pada
income, maka bentuk kurva IS akan mendekati datar. Dan jika investment spending
sangat sensitive terhadap interest rate, maka nilai b akan besar. Sebaliknya, jika nilai b
kecil dan investment spending sangat tidak peka terhadap interest rate, maka bentuk
kurva IS akan mendekati tegak.

The Money Market and the LM Curve

Kurva LM menggambarkan kombinasi antara interest rate dengan output, dimana


permintaan uang (money demand) sama dengan penawaran uang (money supply).

The Demand for Money

Pengertian permintaan uang di sini adalah permintaan akan nilai riil dari uang
yang dipegang oleh masyarakat. Sedangkan pengertian nilai riil dari uang adalah
kemampuan atau daya beli yang dimiliki oleh uang. Semakin tinggi harga suatu barang
akan menyebabkan semakin banyak nilai nominal dari uang (merupakan nilai yang
tertera pada uang) yang harus dimiliki seseorang untuk dapat membeli barang tersebut.
Jika harga barang tersebut naik dua kali, maka nilai nominal yang dimiliki juga harus
bertambah dua kali untuk dapat membeli jumlah barang yang sama.

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 4
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Permintaan riil akan uang tergantung pada real income dan interest rate.
Tergantung dari real income karena seseorang memegang uang untuk membayar segala
kebutuhannya, yang tergantung dari income yang dimilikinya.
Permintaan riil akan uang juga tergantung pada biaya dari memegang uang. Biaya
dari memegang uang adalah bunga (interest) yang hilang dikarenakan lebih memilih
memegang uang dibanding memegang aset lainnya. Semakin tinggi interest rate, akan
semakin besar biaya yang ditanggung karena memegang uang. Seseorang dapat bertindak
ekonomis dengan membagi atau me-manage uang yang dipegang dengan cara
mentransfer ke aset-aset yang lain, seperti surat-surat berharga, terutama pada kondisi
dimana interest rate tinggi.
Permintaan riil akan uang meningkat seiring dengan peningkatan riil dari income
serta penurunan interest rate. Permintaan riil akan uang dinotasikan dengan L, dan bentuk
persamaannya adalah sebagai berikut :

L = kY – hi k,h > 0

k dan h merefleksikan kepekaan permintaan riil akan uang terhadap income dan interest
rate. Sebagai contoh : kenaikan income riil sebesar 5 rupiah akan meningkatkan
permintaan riil akan uang sebesar k x 5 rupiah. Dan kenaikan interest rate sebesar 1%
akan menurunkan permintaan riil akan uang sebesar h rupiah.
Persamaan permintaan riil akan uang di atas menyatakan bahwa pada tingkat
income tertentu, permintaan riil akan uang merupakan fungsi negatif dari interest rate.
Pada Gambar 3, tingkat income yang pertama adalah Y1 , dan dengan peningkatan riil
dari income akan menyebabkan semakin besar permintaan riil akan uang, dan selanjutnya
menggeser kurva permintaan uang ke kanan. Kurva permintaan uang pada tingkat income
riil yang lebih tinggi adalah Y2.

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 5
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Gambar 3 : Demand for Real Balances as a
Function of the Interest Rate and Real Income

Interest rate
k ΔY

L1 = kY1 – hi L2 = kY2 – hi

0 L
Demand for money

The Supply of Money, Money Market Equilibrium, and the LM Curve

Jumlah nominal uang (M) dalam suatu negara dikontrol oleh bank sentral. Dalam
penjelasan selanjutnya jumlah nominal uang merupakan variable yang telah ditentukan
(M), dan harga diasumsikan konstan (P), sehingga penawaran riil akan uang ditulis : M/P.
Gambar 4 mengilustrasikan kombinasi interest rate dengan income dimana
permintaan riil akan uang bertemu dengan penawaran uang yang tersedia. Pada Gambar
4(b), pada tingkat income sebesar Y1 , kurva permintaan riil akan uang berada pada L1 .
Penawaran riil akan uang (M/P) ditunjukkan dengan garis tegak lurus karena (M/P) telah
ditentukan dan karenanya tidak terpengaruh oleh interest rate.
Titik E1 merupakan titik keseimbangan di pasar uang (permintaan riil akan uang
sama dengan penawaran riil akan uang) pada kondisi interest rate sebesar i 1 . Titik E1
dipresentasikan pada Gambar 4(a) sebagai titik keseimbangan pasar uang (kurva LM).
Kenaikan income menjadi Y2 menyebabkan permintaan riil akan uang meningkat
pada setiap tingkat interest rate, sehingga kurva permintaan riil akan uang bergeser ke
kanan (L2). Interest rate naik menjadi i2 untuk menjaga keseimbangan di pasar uang pada
income yang lebih besar. Dengan kondisi tersebut, titik keseimbangan di pasar uang yang
baru adalah E2 , seperti terlihat pada Gambar 4(a).
Dapat disimpulkan bahwa kurva LM atau keseimbangan pasar uang merupakan
kombinasi dari interest rate dan income dimana permintaan riil akan uang sama dengan
penawarannya. Sepanjang kurva LM, pasar uang berada pada keseimbangannya.

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 6
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Gambar 4 : Derivation of the LM Curve

i LM

E2
i2

Interest rate

i1
E1

0 Y1 Y2 Y
Income, output
(a)

E2
i2

Interest rate
E1
i1

L2

L1

0 M/P L

Real balances
(b)

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 7
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Kurva LM merupakan kurva positif, artinya setiap kenaikan interest rate akan
mengurangi permintaan riil akan uang. Untuk menjaga keseimbangan permintaan riil
akan uang dengan penawarannya yang telah ditetapkan, income harus dinaikkan. Dengan
kata lain, keseimbangan pasar uang terjaga bila kenaikkan interest rate harus disertai
dengan kenaikkan income.
Keseimbangan pasar uang dinyatakan sebagai berikut :

M/P = kY – hi sehingga interest rate dapat dicari dengan :

i = 1/h (kY – M/P)

The Slope of the LM Curve

Semakin besar kepekaan permintaan uang terhadap income (k) dan semakin kecil
kepekaan permintaan uang terhadap interest rate (h) akan menyebabkan kurva LM
semakin tegak. Dari persamaan interest rate di atas, i = 1/h (kY – M/P), dapat diketahui
bahwa jika income berubah (ΔY), akan memberi dampak yang lebih besar terhadap
interest rate, yang lebih besar terhadap k, dan yang lebih kecil terhadap h.
Jika permintaan uang kurang peka terhadap interest rate dan karenanya h
mendekati nol, maka kurva LM mendekati tegak. Jika permintaan uang sangat peka
terhadap interest rate dan karenanya nilai h besar, maka kurva LM mendekati datar.
Dalam hal ini, sedikit saja perubahan dari interest rate harus disertai dengan perubahan
income yang besar untuk menjaga keseimbangan pasar uang.

The Position of the LM Curve

Penawaran riil akan uang konstan sepanjang kurva LM, sedangkan perubahannya
akan menggeser kurva LM. Gambar 5 menunjukkan dampak dari kenaikkan penawaran
riil akan uang. Secara khusus Gambar 5(b) menampilkan permintaan riil akan uang pada
income sebesar Y1 dengan penawaran riil akan uang sebesar M/P, sehingga tercapai
keseimbangan pada titik E1 pada interest rate sebesar i. Titik yang berhubungan pada
kurva LM adalah E1.
Jika penawaran riil akan uang naik menjadi M'/P, dimana garis penawaran riil
akan uang bergeser ke kanan, untuk menjaga keseimbangan pasar uang pada income
sebesar Y1 , maka interest rate harus turun menjadi i 2 . Keseimbangan pasar uang yang
baru terletak pada E2 , dan terlihat pada Gambar 5(a) kurva LM bergeser ke kanan.
Pada setiap tingkat income, interest rate harus lebih rendah untuk mendorong
masyarakat memegang uang yang lebih besar. Alternatif lainnya, pada setiap tingkat
interest rate, income harus lebih besar untuk menaikkan permintaan uang dan karenanya
akan menyerap penawaran riil akan uang yang lebih besar. Hal ini dapat dijelaskan pada
keseimbangan pasar uang dengan persamaan : M/P = kY – hi .

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 8
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Gambar 5 : An Increase in the Supply of Money Shifts the LM Curve to the Right

i i
LM LM'

E1 E1
i1 i1

Interest rate Interest rate

E2 E2
i2 i2

L1

0 Y1 Y 0 M/P M'/P L

Income, output Real balances


(a) (b)

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 9
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.
Equilibrium in the Goods and Money Markets

Dalam keseimbangan ini, pasar barang dan pasar uang berada dalam
keseimbangan secara bersama-sama. Keseimbangan ini ditunjukkan pada titik E, dengan
keseimbangan interest rate, i0, dan keseimbangan income, Y0 .

Gambar 6 : Goods and Money Market Equilibrium

i
LM
Interest rate
E
i0

IS

0 Y0 Y

Income, output

Gambar 6 menyimpulkan bahwa interest rate dan output ditentukan oleh interaksi
antara pasar barang dan pasar uang. Asumsi pokok yang dipakai adalah : harga konstan
dan perusahaan-perusahaan memiliki kemampuan untuk mensuplai berapapun jumlah
output yang diminta pada harga tersebut.

Summarized and compiled from the references used in this course. It’s used only for students taking macroeconomics course. 11
Provided by Cornelius Tjahjaprijadi, DR., SE., MA.

Anda mungkin juga menyukai