Anda di halaman 1dari 18

SUMMARY KURVA IS – LM

Sebagai Tugas Matakuliah Ekonomi Makro Madya

DISUSUN OLEH :
PREDI NANDA KURNIA
150120160002

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
PENGERTIAN KURVA IS – LM DALAM EKONOMI
KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM

Sir John Richard Hicks adalah seorang ekonom Inggris dan salah satu ekonom
paling penting dan berpengaruh pada abad kedua puluh. Yang paling besar kontribusina di
bidang ekonomi adalah pernyataan teori permintaan konsumen dalam ekonomi mikro, dan
model IS / LM (1937), yang diringkas dari pandangan makroekonomi Keynesian.
Bukunya Value and Capital (1939) secara signifikan menjelaskan
tentang General-Equilibrium dan Value Theory. The Compensated Demand
Function merupakan sebutan fungsi permintaan Hicks.
Pada tahun 1972 ia menerima Hadiah Nobel dalam Ilmu Ekonomi atas kontribusi
pionir padateori General-Equilibrium dan Walfare Theory.
Karir, pengaruh, dan kehormatan
Hicks menjadi dosen sementara di London School of Economics dan Ilmu Politik
pada tahun 1930. Dia memulainya sebagai seorang ekonom tenaga kerja dan melakukan
pekerjaan deskriptif pada hubungan industrial tetapi secara bertahap ia pindah ke sisi
analitis, di mana matematika latar belakangnya kembali dikhususkan. Termasuk Lionel
Robbins dan rekanannya seperti Friedrich von Hayek, RAK Allen, Nicholas Kaldor, dan
Abba Lerner dan Ursula Webb, yang pada tahun 1935 menjadi istrinya.
Dari tahun 1935 - 1938, ia mengajar di Cambridge di mana ia juga dari Gonville &
Caius College. Ia diutamakan dalam menulis Value and Capital, yang pada
dasarnya merupakan pekerjaan yang telah dilakukannya di London. Dari tahun
1938 - 1946, ia adalah Profesor di University of Manchester. Di sanalah ia melakukan
pekerjaan utamanya pada ekonomi kesejahteraan, dengan aplikasi untuk akuntansi sosial.
Pada tahun 1946 ia kembali ke Oxford, sebaga peneliti dari Nuffield College
(1946-1952), kemudian sebagai Profesor Drummond Ekonomi Politik (1952-1965), dan
akhirnya sebagai sesama penelitian All Souls College (1965-1971) di mana ia terus
menulis setelah pensiun. Dia juga seorang rekan kehormatan Linacre College, Oxford. Dia
meninggal pada tahun 1989.
Hicks, pada tahun 1964 menerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi (dengan
Kenneth J. Arrow) pada tahun 1972. Dia menyumbangkan Hadiah Nobel untuk London
School of Economics dan Political Science's Library di tahun 1973.

Kontribusi untuk analisis ekonomi


Karya awal Hicks sebagai ekonom buruh memuncak dalam The Theory of
Wages (1932, 2nd ed. 1963), yang masih dianggap standar di lapangan. Dia berkolaborasi
dengan R.G.D. Allen di makalahValue Theory yang diterbitkan pada tahun 1934.
Value and Capital-nya diterbitkan pada tahun 1939. Buku ini dibangun pada utilitas
ordinal dan diarusutamakan perbedaan antara efek substitusi dan efek pendapatan bagi
seorang individu dalam teori permintaan. Ia juga memperkenalkan General Equilibrium
Theory untuk audiens berbahasa Inggris, ini merupakan teori untuk analisis dinamis, dan
untuk pertama kalinya mencoba pernyataan ketat kondisi stabilitas General Equilibrium.
Dalam proses analisis Hicks diformalkan ke dalamComparative Statics. Pada tahun yang
sama, ia juga mengembangkan "Compensation" yang dikenal dengan kriteria Kaldor-Hicks
efisiensi untuk perbandingan kesejahteraan kebijakan publik alternatif atau negara
ekonomi.
Kontribusi Hicks yang paling besar dalam makroekonomi adalah Hicks-Hansen
model IS-LM, yang diformalkan interpretasi dari teori John Maynard Keynes (lihat
Keynesianisme). Model ini menggambarkan ekonomi sebagai keseimbangan antara tiga
komoditas: uang, konsumsi dan investasi. Hicks sendiri tidak menganut teorinya, dan
sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 1980, Hicks menegaskan bahwa mereka telah
menghilangkan beberapa komponen penting dari argumen Keynes, khususnya yang
berkaitan dengan ketidakpastian.
Dalam ekonomi konvensional terdapat keseimbangan pada pasar barang dan pasar
uang. Keseimbangan tersebut terjadi antara pendapatan nasional (Y) dengan tingkat
bunga (i). Dalam keadaan keseimbangan besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat
buga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)
keseimbangan baik di pasar barang maupun di pasar uang, menurut Eko Suprayitno.
Keseimbangan pada pasar barang disimbolkan dengan kurva IS, dan
keseimbangan pada pasar uang disimbolkan dengan kurva LM. Pada bab ini akan
diuraikan bagaimana keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam ekonomi
konvensional terbentuk.
Pengertian dan Konsep IS-LM
Model IS-LM memunculkan titik ekubilibrium tentang suku bunga dan pengeluaran
diberikan oleh ekulibrium di dalam pasar barang dan uang. Pasar barang diwakilkan oleh
ekuilibrium antara investasi dan tabungan (IS), dan pasar uang diwakilkan oleh penawaran
uang dan preferensi likuiditas. Kurva IS termasuk oleh titik-titik dimana investasi,
berdasarkan suku bunga, setara dengan tabungan, berdasarkan keluaran.
Kurva IS melandai kebawah karena keluaran dan suku bunga memiliki hubungan
berbanding terbalik di pasar barang: Apabila keluaran meningkat maka akan lebih banyak
uang yang ditabung, yang artinya suku bunga haruslah diturunkan untuk mendorong
investasi yang cukup sehingga sepantaran dengan tabungan. Kurva LM melandai keatas
karena suku bunga dan keluaran memiliki relasi positif di pasar uang. Dengan
meningkatknya keluaran, permintaan untuk uang akan naik, dan suku bunga akan turut
naik.
Dalam contoh grafik IS/LM ini, kurva IS bergerak ke kanan, menyebabkan suku
bunga meningkat (i) dan ekspansi dari ekonomi "asli" (GDP asli, atau Y). Model IS/LM
seringkali digunakan untuk mendemonstrasikan efek dari kebijakan moneter dan fiskal.
Buku teks seringkali menggunakan model IS/LM, tetapi model ini tidak menunjukkan
kompleksitas dari model-model ekonomi-makro moderen. Meskipun begitu, model-model
moderen ini masih tetap memiliki relasi yang mirip dengan IS/LM.
KESEIMBANGAN PASAR BARANG : KURVA IS

Untuk menguraikan keseimbangan pada pasar barang dalam ekonomi konvensional,


kami menyajikan analisa grafik berdasarkan buku yang ditulis oleh Eko Suprayitno tentang
keseimbangan pasar barang dan pasar uang. Pasar barang ditulis juga sebagai sektor riil
dalam bukunya Eko Suprayitno tersebut dalam pembahasan mengenai ekonomi makro
menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran
barang dan jasa. Stabilitas ekonomi makro dilihat dari keseimbangan antara permintaan
(yang ditunjukkan oleh total pengeluaran) dan penawaran yang ditunjukkan oleh
kemampuan perekonomian tersebut mengghasilkan barang dan jasa yang terjadi di pasar
tersebut.
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan
agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang
menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.
Permintaan agregat terdiri dari konsumsi, investasi dan belanja pemerintah atas barang dan
jasa, tetapi pengeluaran investasi tergantung pada suku bunga. Pada setiap suku bunga
ketika suku bunga berubah, tingkat keseimbangan pendapatan juga berubah.
Dalam ekonomi konvensional, kesimbangan umum dapat terjadi apabila pasar
barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan keseimbangan umum
ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan
mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang seimbang baik di pasar
barang maupun di pasar uang.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa menurut Keynes pengeluaran
konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Secara matematis, hubungan fungsional antara
pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai
berikut :
C = f (Y)

Kita juga mengetahui bahwa investasi perusahaan sangat tergantung dari tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil investasi yang dilaksanakan,
begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu hubungan matematisnya adalah sebagai berikut :
I = f(i)
Di mana ∆I/∆I < 0
Secara eksplisit bentuk poersamaan investasi sebagai berikut : I = I0 – ki
Dimana :

I0 : besarnya pengaruh investasi pada saat tingkat bunga = 0


i : tingkat bunga umum
k : besarnya koefisien tingkat bunga

Dalam analisis keseimbangan pasar barang atau sektor riil, kondisi keseimbangan
perekonomian dapat digambarkan ke dalam sebuah kurva yang disebut kurva IS. Menurut
Mankiw untuk terbentuknya kurva IS tersebut, maka Mankiw menggunakan model
Keynesian cross. Keynesian cross adalah model dasar dalam penentuan pendapatan. Ini
mengambil kebijakan fiskal dan perencanaan investasi sebagai exogenous dan kemudian
menunjukkan bahwa terdapat satu level dari pendapatan nasional yang mana actual
expenditure sama dengan planned expenditure. Secara matematisnya adalah :
Y= E

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam kebijakan fiskal memiliki dampak
multiplier atas pendapatan. Mankiw juga menyatakan bahwa perencanaan investasi

tergantung dengan tingkat bunga, Keynesian cross menunjukkan hubungan antara tingkat
bunga dan pendapatan nasional. Makin tinggi tingkat bunga, maka makin rendah
investasi yang akan ditanamkan, hal ini akan mengakibatkan menurunnya pendapatan
nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari grafik berikut ini :
Gambar 1. Menurunkan kurva IS secara grafik

Dari gambar 1 diatas pada grafik a yang menunjukkan fungsi investasi, yang mana
pertambahan tingkat bunga dari r1 ke r2, mengakibatkan penurunan tingkat investasi dari I1
ke I2. Penurunan investasi ini juga mempengaruhi Keynesian cross yang ditunjukkan pada
grafik b hubungan antara pengeluaran dengan pendapatan nasional. Ketika terjadi
penurunan investasi, maka pendapatan juga mengalami penurunan dari Y1 ke Y2.. Grafik a
dan b tersebut kita turunkan akan menghasilkan kurva IS yang ditunjukkan pada grafik c
hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan. Ketika tingkat bunga mengalami
kenaikan dari r1 ke r2, maka mengakibatkan penurunan pendapatan dari Y1 ke Y2.

Kurva IS akan mengalami perubahan, apabila terjadi perubahan dalam kebijakan


fiskal. Apabila pemerintah melakukan pertambahan pada tingkat pembeliannya, sehingga
menaikkan planned expenditure. Dianggap bahwa G dan T tetap ketika terjadi perubahan
kebijakan fiskal dan tingkat bunga juga tetap, maka hal ini akan mengakibatkan
pendapatan mengalami kenaikan, sehingga kurva IS bergerak ke kanan, hal ini dapat
ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini :

Gambar 2. Pengaruh perubahan kebijakan fiskal terhadap kurva IS

Mankiw menyimpulkan bahwa kurva IS menunjukkan kombinasi antara tingkat


bunga dan pendapatan nasional, bahwa hal tersebut sesuai dengan keseimbangan pada
pasar barang. Kurva IS digambarkan untuk kebijkan fiskal. Perubahan pada kebijakan
fiskal yang mengakibatkan kenaikkan permintaan akan barang dan jasa akan
menggerakkan kurva IS ke kanan. Perubahan kebijakan fiskal yang mengakibatkan
penurunan permintaan akan barang dan jasa mengakibatkan kurva IS bergerak kekiri.

Hal-hal utama mengenai kurva IS adalah sebagai berikut:


● Kurva IS adalah kombinasi antara suku bunga dan tingkat pendapatan, dimana pasar
barang berada dalam kondisi keseimbangan.
● Kurva IS memiliki kemiringan negative karena kenaikan suku bunga akan
menurunkan pengeluaran investasi yang direncanakan, dan karenanya juga
menurunkan permintaan agregat termasuk mengurangi keseimbangan pendapatan.
● Kuva IS mengalami pergeseran oleh adanya perubahan pengeluaran otonom. Kenaikan
pengeluaran otonom termasuk pembelian pemerintah, akan menggeser kurva IS ke
sebelah kanan.
● Pada titik-titik di sebelah kanan kurva, terdapat kelebihan penawaran dalam pasar
barang, dan pada titik-titik di sebelah kiri kurva tersebut, terdapat kelebihan
permintaan barang.

Kemiringan Kurva IS
Derevasi kurva IS, pada tingkat suku bunga i1, keseimbangan pasar barang berada
pada titik E1pada panel bagian atas dengan tingkat pendapatan Y1. Pada panel bagian
bawah ini dicatat sebagai titik E1 juga. Penurunan tingkat suku bunga ke
titik i2 meningkatkan permintaan agregat dan jumlah pengeluaran pada setiap pendapatan.
Titik keseimbangan pendapatan yang baru adalah Y2. Pada panel bagian bawah,
titik E2 mencatat keseimbangan baru dalam pasar barang yang bersesuaian dengan tingkat
suku bunga i2.

Pasar Modal dan Kurva LM


Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang
dinyatakan dengan Kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga
menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset
perekonomian yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang dan P
menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang riil. Teori
preferensi likuisditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran uang
M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P juga
merupakan variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah tertentu
(given) karena model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah
tetap). Suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan
dalam perekonomian.
Asumsi ini menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya tidak
tergantung pada tingkat bunga. Teori preferensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat
bunga adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang.
Alasannya adalah bahwa tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunity cost) dari
memegang uang: biaya yang harus ditanggung karena memegang aset dalam bentuk uang,
yang tidak mendapat bunga baik dalam bentuk deposito atau obligasi. Ketika tingkat
bunga naik, orang-orang hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi rumus permintaan
terhadap uang riil adalah :
(M/P)d = L (r)
Dalam ekonomi konvensional, pasar uang akan berada dalam keseimbangan apabila
penawaran akan uang (ms) sama dengan permintaan akan uang (md). Dalam analisis
keseimbangan di pasar uang digunakan suatu kurva yang disebut kurva LM. Kurva LM
adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat bunga (i) dan
pendapatan nasional (Y), dimana pasar uang dalam keadaan seimbang. (Suprayitno,
2005).
Permintaan akan uang memiliki hubungan negatif dengan tingkat bunga dan
memiliki hubungan positif dengan pendapatan. Menurut Mankiw penurunan kurva LM
dapat ditunjukkan pada gambar 3 berikut ini :

Gambar 3. Penurunan kurva LM

Dari gambar 3 dapat kita lihat pada grafik a yang menunjukkan perubahan
keseimbangan pada pasar uang, dimana ketika pendapatan mengalami kenaikan sebesar
Y1 ke Y2, maka akan mengakibatkan kenaikan permintan uang, sehingga kurva Md
bergerak ke kanan. Hal ini juga mengakibatkan kenaikan tingkat bunga dari r1 ke r2.
Perubahan pada tingkat bunga tersebut menunjukkan kurva lm yang ditunjukkan pada
grafik b.hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan, ketika pendapatan mengalami
kenaikan, maka mengakibatkan kenaikan tingkat bunga.
Dimana fungsi L(r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergnatung
pada tingkat bunga. Tingkat bunga adalah biaya dari memegang uang, sehingga semakin
tinggi tingkat bunga semakin rendah jumlah keseimbangan uang riil yang diminta. Untuk
menjelaskan berapa tingkat bunga yang berlkau dalam perekonomian, maka
dikombinasikan penawaran dan permintaan terhadap uang riil. Menurut teori preferensi
likuiditas, tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat
bunga keseimbangan, jumlah uang riil yang diminta sama dengan jumlah penawarannya.
Bagaimana tingkat bunga mencapai keseimbangan penawaran dan permintaan
uang? Penyesuaian terjadi karena kapan pun pasar uang tidak berada dalam keseimbangan,
orang-orang berusaha menyesuaikan portofolio aset mereka dan dalam prosesnya,
mengubah tingkat bunga.
Kurva LM memiliki kemiringan positif. Kenaikan suku bunga akan menurunkan
permintaan saldo riil. Untuk mempertahankan agar tingkat permintaan saldo riil bisa sama
dengan tingkat penawaran tetap, pendapatan harus ditingkatkan. Semakin besar kepekaan
permintaan akan uang terhadap pendapatan, dan semakin rendah kepekaan permintaan
akan uang terhadap, maka semakin curamlah kurva LM.
Menurut Mankiw untuk memahami bagaimana kebijakan moneter dapat
mempengaruhi pergerakan kurva LM digunakanlah teori liquidity preference. Hal ini
dapat kita lihat pada gambar 4 berikut ini :

Gambar 4. Pengaruh perubahan kebijakan moneter terhadap kurva LM

Dari gambar 4 tersebut menunjukkan bagaimana pengaruhnya kebijakan moneter


yang dikeluarkan oleh bank sentral terhadap tingkat bunga dan pendapatan nasional.
Ketika bank sentral melakukan pengurangan money supply (Ms) dari M1 ke M2, hal ini
mengakibatkan keseimbangan Ms mengalami penurunan dari M1/P ke M2/P. Dianggap
pendapatan tetap dan kurva permintaan uang mengalami keseimbangan, maka hal ini akan
mengakibatkan kenaikan tingkat bunga pada keseimbangan pasar uang . Hal ini dengan
penurunan Ms mengakibatkan kurva LM bergerak keatas.
Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat
bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap
keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva
LM miring ke atas.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang
menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser kurva
LM ke atas. Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang
riil. Kurva LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas.
Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.

Hal-hal utama mengenai Kurva LM adalah sebagai berikut:


● Kurva LM adalah kombinasi dari tingat suku bunga dan tingkat pendapatan,
sehingga pasar uang berada dalam situasi keseimbangan.
● Bila pasar uang berada pada situasi yang seimbang, demikian juga dengan pasar
obligasi. Karenanya kurva LM adalah juga merupakan kombinasi dari tingkat
pendapatan dan suku bunga, sehingga pasar obligasi pada situasi keseimbangan.
● Kurva LM miring secara positif. Karena penawaran uang adalah tetap, kenaikan
tingkat pendapatan, yang menaikkan jumlah uang yang diminta, haruslah disertai
dengan kenaikan suku bunga. Hal ini menurunkan jumlah uang yang diminta, dan
karenanya mempertahankan keseimbangan pasar uang.
● Kurva LM bergeser oleh terjadinya perubahan penawaran uang. Kemudian
penawaran uang akan menggeser kurva LM ke sebelah kanan.

Kemiringan kurva LM
Derevasi Kurva LM. Panel disebelah kanan memperlihatkan pasar uang penawaran
saldo riil adalah garis vertical. Penawaran uang nominal M adalah ditentukan oleh Bank
Sentral, sedangkan tingkat bunga P dianggap sudah tertentu. Kurva-kurva permintaan
uang, L1dan L2, bersesuaian dengan tingkat pendapatan adalah Y1, maka yang berlaku
adalah L1, sedangkan suku bunga keseimbangan adalah i1 ini menciptakan titik E1pada
kuva LM pada panel (a). Pada tingkat pendapatan Y2, yang lebih besar dari Y1, tingkat suku
bunga keseimbangan adalah i2, yang melahirkan titik E2 pada kurva LM

Asumsi-Asumsi Pokok
Asumsi-asumsi yang mendasari model IL-SM merupakan kombinasi asumsi-asumsi
model Klasik dan Keynes. Asumsi Klasik yang digunakan adalah pasar akan senantiasa
berada dalam keseimbangan. Sedangkan asumsi Keynes yang digunakan adalah uang
sebagai alat transaksi dan spekulasi. Lebih rincinya adalah sebagai berikut:
1. Pasar akan selalu berada dalam keseimbangan. Permintaan sama dengan penawaran
(S=D)
2. Berlaku Hukum Walras, dimana dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar, dan
sebanyak n-1 pasar telah berada dalam keseimbangn, maka pasar ke-n niscaya telah
mencapai keseimbangan.
3. Funsi uang sebagai alat transaksi dan spekulasi. MD = Mt + Msp
4. Dimana MD = total permintaan uang
5. Mt = permintaan uang untuk transaksi
6. Msp = permintaan uang untuk spekulasi
7. Perekonomian adalah perekonomian tertutup. Y = C + S.
8. Model komparatif statis. Analisis yang dilakukan adalah perubahan dari satu
keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.

KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK : KURVA IS-LM


Menurut Mankiw kurva IS dan kurva LM dapat digambarkan dalam
matematisnya sebagai berikut :
IS : Y = C (Y-T) + I(r) + G
LM : M/P = L (r,Y)
Model tersebut menunjukkan kebijakan fiskal , G dan T, kebijakan moneter M, dan
harga sebagai exogenous. Sehingga hal tersebut menunjukkan kurva IS hanya menujukkan
kombinasi antara r dan Y, hal ini sesuai dengan persamaan pada pasar barang. Dan kurva
LM hanya menunjukkan kombinasi antara r dan Y yang sesuai dengan persamaan pada
pasar uang. Kedua kurva tersebut dapat kita lihat dari gambar 5 berikut ini.

Gambar 5. Kurva keseimbngan IS dan LM


Dari gambar 5 tersebut dapat kita ketahui hubungan antara kurva IS dan kurva LM
yang menunjukkan secara simultant keseimbangan pada pasar barang dan pasar uang
untuk memberikan nilai pada pengeluaran pemerintah, pajak, penawaran uang, dan
tingkat harga.

ANALISIS KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL DENGAN GRAFIK

Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dipengaruhi oleh pendapatan (Y).


Hubungan ini dapat ditunjukkan dengan fungsi matematis:
C = f ( Y ) dengan C = C1 + C2

Dimana C1 = pendapatan muzakki


C2 = pendapatan mustahiq

Dalam ekonomi Islam, investasi tergantung dari besarnya tingkat keuntungan yang
diharapkan dan biaya aset yang kurang produktif. Semakin besar tingkat keuntungan yang
diharapkan dan semakin tinggi biaya aset yang kurang produktif, maka semakin besar
pula investasi yang dilakukan, demikian sebaliknya.
Kondisi keseimbangan dalam sektor riil dapat digambarkan secara grafis ke dalam
sebuah kurva yang disebut kurva ISI. Kurva ISI menggambarkan kedudukan titik-titik
yang menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan (r) dan
pendapatan nasional (Y), dimana pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan.
Untuk menurunkan kurva ISI secara grafis, maka langkah pertama
adalah menggambarkan empat buah kurva yang terdiri dari diagram I, II, III dan IV
(dimulai dari kurva kanan bawah berputar kebalikan dengan arah jarum jam).
Diagram I menunjukkan fungsi investasi. Fungsi ini menunjukkan hubungan antara
tingkat keuntungan yang diharapkan (r) dan besarnya investasi yang dilakukan (I).
Diagram II menunjukkan keseimbangan di pasar barang, dimana besarnya tabungan
(S) sama dengan besarnya investasi (I), atau dapat dituliskan S = I. Bila tingkat
keuntungan yang diharapkan adalah r1 maka menuntut agar investasi bersih
menjadi I1. Keseimbangan investasi tabungan mengharuskan bahwa simpanan mesti
menjadi sebesar S1 = I.
Diagram III menunjukkan fungsi tabungan. Pada diagram ini tampak bahwa hanya
satu tingkat pendapatan tertentu yang dapat mendorong masyarakat untuk
menyediakan tabungan pada tingkat yang disebutkan. Bila tingkat tabungan berada pada
S1, maka dapat diperhitungkan bahwa tingkat pendapatan nasional berada pada Y1
(Metwally, 1995).
Diagram IV menunjukkan kurva ISI, kurva yang menghubungkan antara titik-titik
tingkat keuntungan yang diharapkan (r), dan pendapatan nasional (Y). Karena kurva ISI
adalah kurva yang menghubungkan tingkat keuntungan yang diharapkan, serta pendapatan
nasional, maka masing-masing sumbu pada diagram IV kita tentukan sumbu-sumbu yang
akan ditempati variabel tingkat keuntungan yang diharapkan dan variabel pendapatan
nasional. Pada sumbu horisontal kita tempatkan variabel pendapatan nasional (Y) dan
pada sumbu vertikal kita tempatkan variabel tingkat keuntungan yang diharapkan (r).
Dengan demikian, diagram yang berada di atas diagram IV yaitu diagram III adalah
diagram yang menghubungkan besarnya tabungan pada berbagai tingkat pendapatan
nasional (fungsi tabungan). Hubungan antara tabungan dengan pendapata nasional adalah
positif, artinya makin besar pendapatan nasional, maka tabungan yang terjadi juga makin
besar. (Metwally, 1995).
Diagram II menunjukkan keseimbangan di pasar barang, yaitu suatu kondisi dimana
besarnya investasi (I) sama dengan besarnya tabungan (S), atau dapat ditulis I = S.
Diagram II merupakan kurva bantu yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang,
dimana I = S. Kurva kesamaan investasi dan tabungan adalah kurva yang ditarik dari titik
(titik pusat sumbu) yang membentuk sudut 450 terhadap masing-masing sumbu, yang
berarti jarak dari suatu titik tersebut ke sumbu tegak akan sama jaraknya dengan titik
tersebut ke sumbu datar.
Pada diagram I ditunjukkan hubungan positif antara tingkat keuntungan yang
diharapkan (r), dan besarnya investasi (I). Bila tingkat keuntungan yang diharapkan naik,
maka investasi yang dilakukan juga akan naik, demikian sebaliknya. Hal ini
ditunjukkan dengan kurva investasi berlereng positif. Sumbu tegak pada diagram I
menunjukkan variabel tingkat keuntungan yang diharapkan sedangkan sumbu datar
menunjukkan besarnya investasi.
Untuk menghasilkan kurva ISI kita mulai dari diagram I dengan mengambil titik
salah satu titik tingkat keuntungan yang diharapkan, misalnya r1. Pada kondisi
tersebut, investasi yang dilakukan sebesar I1 dan dalam keadaan keseimbangan, besarnya
tabungan adalah S1. Tabungan sebesar S1 terjadi apabila pendapatan sebesar Y1. Apabila
keadaan tersebut kita bawa ke diagram IV, maka kita peroleh satu titik di kurva ISI
(misalnya kita beri nama titik A). Untuk menggambarkan suatu kurva (kita anggap kurva
ISI adalah linear) minimal harus ada dua titik I. Dengan demikian, kita perlu mengambil
salah satu titik pada tingkat keuntungan yang diharapkan lagi, misalnya titik I2. Pada
kondisi tersebut, investasi yang diinginkan sebesar I2, dan dalam keadaan keseimbangan
besarnya tabungan sebesar S2. Tabungan sebesar S2 terjadi apabila pendapatan sebesar Y2.
Apabila keadaan tersebut kita bawa pada diagram IV, maka kita memperoleh satu titik lagi
dari kurva ISI (misalnya kita beri nama titik B). Apabila titik A dan titik B tersebut kita
hubungkan, maka kita memperoleh kurva ISI, yaitu kurva yang menggambarkan
keseimbangan di sektor riil (pasar barang) yang berlereng positif. Hal ini menunjukkan
bahwa pada sektor riil (pasar barang), apabila terjadi kenaikan keuntungan yang
diharapkan, maka pendapatan nasional akan naik. Kenaikan keuntungan yang diharapkan
akan menyebabkan naiknya investasi dan naiknya investasi secara langsung akan
menyebabkan naiknya pendapatan nasional. Sebaliknya, apabila tingkst keuntungan yang
diharapkan turun maka pendapatan nasional juga akan turun. Karena turunnya tingkat
keuntungan yang diharapkan akan menyebabkan turunnya investasi.

Pergeseran fungsi investasi dan fungsi tabungan (atau fungsi konsumsi) akan
mengakibatkan pergeseran kurva ISI. Kenaikan biaya atas aset yang kurang produktif
(menganggur) akan menyebabkan meningkatnya permintaan investasi, dan sepanjang
tidak ada perubahan fungsi tabungan, akan menyebabkan pergeseran kurva ISI ke kanan
bawah.
DAFTAR PUSTAKA

Blanchard, Oliver. Macroeconomics. Third Edition. Massachusetts Institute of


Technology. Prentice Hall Pearson Education International
Mankiw, N. Gregory. Macroeconomics. 4thed. Worth Publishers. New York. 2000
Metwally, M.M, 1995, Teori dan Model Ekonomi Islam, PT. Bangkit Daya Insana, Edisi
Pertama, Jakarta
Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional.
Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2005

Anda mungkin juga menyukai