Anda di halaman 1dari 18

Nama : Mahmud Ardi Hartawan

Kelas/Nim: B/1996142033

Resume Sejarah Pemikiran Ekonomi

1. Frederich List

Friedrich List (1789-1846) adalah seorang ekonom berkebangsaan Jerman. List dikenal
sebagai salah satu teoris perdagangan yang berpengaruh, dan sebagai yang pertama
kali mempopulerkan teori industri muda.

Dia memberikan banyak pengaruh terhadap perkembangan teori-teori ekonomi saat ini.
List memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara akan bergantung pada
bagaimana cara produksi dan pencaharian masyarakatnya. Sehingga berdasarkan
konsep tersebut, List membagi pertumbuhan ekonomi berdasarkan tingkatan-tingkatan
yang disebut dengan Shuffen Throrien atau teori tangga.

Prinsip Pemikiran

Prinsip pemikiran Litz ialah untuk mencapai kemajuan, negara-negara harus melakukan
industrialisasi. Untuk melakukannya, proteksi oleh negara terhadap infant industry
menjadi penting bagi negara-negara yang berada pada tahap ketiga dalam
perkembangan ekonomi yaitu tahap agrikultur.Pokok pemikiran ini melahirkan konsep
yang masih dikenal hingga saat ini,yaitu infant industry.

‫ا‬
List kemudian bahwa negara agraris harus mulai mengembangkan sektor industrinya
melalui pengqunaan tarif selektif dan hanya bisa berpindah ke perdagangan bebas
apabila sektor industrinya sudah terbukti kompetitif secara internasional. Oleh karena
itu, List kembali menekankan bahwa intervensi negara penting untuk meyakinkan
terwujudnya productive power dalam bentuk edukasi, teknologi, dan industri, khususnya
bagi negara Eropa yang ingin mampu menyaingi Inggris. Bagi List, daya berproduksi
lebih penting dari sekedar memaksimalkan kemakmuran dan kekayaan

Pokok pemikiran lain yang penting ialah bahwa proteksi yang diberikan oleh negara
harus bersifat sementara, yaitu terbatas pada tahap infant dan harus dihilangkan secara
bertahap seiring semakin mapan dan kuatnya industri tersebut. Akhirnya, perlindungan
harus terbatas pada sektor manufaktur, dimana pertanian tidak harus selalu dilindungi
meskipun pertumbuhan produktivitas di sektor ini penting untuk pembangunan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa prinsip sementara menjadikan proteksionisme
menurut List hanya dilakukan secara parsial.karena hanya infant industry yang harus
disokong oleh negara.

Kesimpulan
Pokok-pokok pemikiran List yang merupakan dasar dari ekonomi nasionalisme sangat
erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi, terutama dalam model pembangunan
atau transisi menuju ekonomi industri modern. List melihat bahwa dunia terbagi atas
bangsa-bangsa yang masing-masingnya memiliki kepentingan nasional yang berbeda-
beda, yang tidak hanya berbeda dalam hal material namun juga power dan kebudayaan
bangsa juga identitasnya. Maka jelas bahwa tujuan dari pemikiran List tidak hanya
menyentuh keamanan nasional namun juga epada tujuan lebih besar, yakni penapaian
national power dan kejayaan.

2. Arthur Cecil Pigou

Seorang ekonom inggris ia adalah pengajar dan pendiri sekolah di universitas

Cambridge,pigou banyak melatih dan mempengaruhi banyak ekonom Cambridge

yang kemudian mengisi kursi ekonom diseluruh dunia. Termasuk fluktuasi

industry,pengangguran,keuangan public,no indeks,dan pengukuran output

nasional. Arthur cecil pigou lahir di pulau wright pada tanggal 18 November 1877

ia adalah putra dari Clarence George. Ia mendapatkan beasiswa nuntuk

bersekolah di harrow dikota London.

Pigou memolopori tiga pemikiran yaitu konsep eksternalitas,efek pigou dan pajak

pigovian. Sumbangsih pertama pigou yang terkenal adalah The Economics of walfare

yang diterbitkan pada tahun 1920 pigou memperkenalkan konsep eksternalitas dan

gagasan masalah-masalah eksternalitas yang dapat diperbaiki dengan pengenaan pajak

pigovian. Konsep eksternalitas ini menjadi dasar ekonomi kesejahteraan modern.Dalam

buku The Economics Of Walfare pigou berpendapat bahwa perusahaan kereta api harus

memberi kompensasi kepada para petani dan p[emilik properti perusahaan lainnya yang

menderita karena kerugian dari bahaya asap kereta api tersebut.

Pemikiran yang ke dua Efek pigou dipelopori pada tahun 1943,pigou

mengusulkan teori tentang hubungan neraca keseimbangan pasar terhadap


konsumsi,pigou mengatakan bahwa pembentukan harga yang kaku mungkin akan

mencegah pengembalian ketingkat output yang alami.Pigou melihat efek dari


keseimbangan rill sebagai mekanisme untuk menghubungkan model Keynes dan

klasik. Tetapi pemikiran ini dikiritik oleh Michal Kalecki karena penyesuaian

terhadap keseimbangan rill sesuai mekanisme pasar yang sesuai dengan

ekonomi klasik akan menyebabkan meningkatnya hutang nilai rill sehingga akan

mengakibatkan kebankrutan sector grosir dan krisis kepercayaan dari investor.

Pemikiran yang ketiga adalah pajak pigovian yang dipelopori pada tahun

1920,pigou berpendapat bahwa industrialis cenderung menjadi keuntungan melebihi

lanba marginal sesuai mekanisme pasar,Kepentingan marginal perusahaan yang

tidak memilliki kemauan untuk membayar biaya sosial marginal. Pemikiran ini dikritik

oleh Ronald Coase yang mengatakan semua biaya sosial dari ekternalitas bersifat

timbal balik jadi setelah pajak ditetapkan hasil besaran tidak boleh diubah lagi.

William Baumol berpendapat bahwa sangat sulit untuk mengukur biaya sosial dari

eksternalitas apapun terutama biaya yang bersifat psikologis dan individual.

3. Friedrich August Von Hayek (1899)


Friedrich August Hayek adalah seorang ahli ekonomi Inggris yang berasal dari Austria.

(8 Mei 1899 – 23 Maret 1992) Sejak tahun 30-an merupakan tokoh terpenting dari aliran

neoliberalisme. Pernah menjabat sebagai direktur Lembaga Penelitian Ekonomi Austria

(1927-1931) dan lektor pada Universitas Wina. 1931- 1950 diminta membantu The London

School of Economics. Pada tahun 1974, menerima hadiah Nobel untuk ekonomi berkat

penelitian tentang teori uang dan konjungtur serta analisisnya yang tajam tentang berbagai

gejala ekonomi, social dan kelembagaan dalam masyarakat. Buku-buku karangannya antara

lain: Monetary theory and trade cycle (1929), Price and production (1931), Profit, interest,

investment (1939), The pure theory of capital (1948),


Individualism and economic order (1948), The constitution of libererty (1960),

Studies in philosphy, politics and economics (1976).

Sumbangan Hayek terpenting lainnya muncul pada arena politik dengan

keterlibatannya dalam pendirian Mont Pelerin Society (MPS) pada 10 April tahun

1947 dengan mengundang sekitar 36 orang yang kebanyakan merupakan ekonom,

sejarawan, filsuf, untuk hadir di Mont Pelerin, Switzerland. Termasuk yang hadir

adalah Karl Popper dan Maurice Allais, serta tiga penerbitan terkemuka yaitu

Fortune, Newsweek dan Reader's Digest. Pertemuan tersebut didanai oleh bankir-

bankir Swiss. Hayek mengajak mereka mendiskusikan mengenai negara dan

penerapan liberalisme baik sebagai sebuah pemikiran maupun didalam praktek.

Pada tahun 1950, hayek menjadi anggota dalam Komite Pemikiran Sosial di

University of Chicago, sehingga lebih banyak berkutat dalam penelitian di bidang sosial,

politik dan filsafat hukum. Ia mengundurkan diri pada tahun 1962 dan kembali ke Eropa,

menerima jabatan pengajar di Universitas Freiburg, Jerman. Hayek sempat menjabat

sebagai Profesor di University of Salzburg, Austria, mulai tahun 1967.

4. Cournot 28 Agustus 1801 – 31 Maret 1877


Cournot adalah seorang filsuf, matematikawan dan ekonom Prancis yang merupakan

salah satu pendiri Matematika ekonomi, yaitu penerapan ilmu matematika untuk menganalis

permasalahan ekonomi. Karya utamanya di bidang ekonomi adalah Recherches sur les

principes mathématiques de la Théorie des richesses yang ia terbitkan pada tahun 1838.

Pada tahun 1821, Cournot menempuh pendidikannya di perguruan tinggi pelatihan guru. Ia

meraih gelar doktor di bidang matematika pada tahun 1829. Di


samping belajar di perguruan tinggi, ia juga menjabat sebagai sekretaris pribadi

Marshal de Gouvion Saint-Cyr antara tahun 1823 hingga 1833.

Cournot memiliki perhatian utama terhadap analisis ekuilibrium (keseimbangan)

pasar secara parsial, yang didasarkan pada asumsi bahwa peserta dalam proses

pertukaran baik yang produsen atau pedagang memiliki tujuan untuk memaksimalkan

keuntungan. Karena itulah ia mengabaikan konsep utilitas. Kontribusinya yang

terpenting adalah diskusi tentang fungsi penawaran dan permintaan serta pembentukan

ekuilibrium dalam kondisi monopoli, duopoli, dan persaingan sempurna. Selain itu, ia

juga melakukan diskusi tentang masalah perdagangan internasional. Di antara buku-

buku ekonomi, "Study on the Mathematical Principles of Wealth Theory" (1838)

dievaluasi sebagai asal mula matematika ekonomi. Dalam buku ini dijelaskan bahwa

ketergantungan permintaan terhadap harga merupakan hukum empiris, yang disebut

hukum permintaan dan diekspresikan sebagai kurva permintaan dan fungsi permintaan

5. J.H Von Thunen (1738-1850)

Johann Heinrich von Thünen adalah ekonom terkemuka abad ke-19. Von

Thünen merupakan tuan tanah di Mecklenburg (Jerman Utara), di mana

karyanya The Isolated State (1826), mengembangkan perlakukan serius yang

pertama terhadap ekonomi spasial, yang menghubungkan hal tersebut dengan

teori sewa tanah. Von Thünen mengembangkan teori dasar konsep marginal

produktivitas secara matematis, dan menyusun rumus

R = Y(p − c) − YFm,

di mana R=sewa tanah; Y=hasil per unit tanah; c=pengeluaran produksi per unit komoditas;

p=harga pasar per unit komoditas; F=harga pengangkutan; m=jarak ke pasar.


Pengertian lokasi dijabarkan oleh teori Von Thunen, menurut beliau bahwa

lokasi sebagai variable terikat yang mempengaruhi variable bebasnya seperti urban

growth, perekonomian, politik, bahkan budaya masyarakat (gaya hidup). Teori ini

dilandasi oleh pengamatannya terhadap daerah tempatnya tinggal yang merupakan

lahan pertanian. Inti dari teori Von Thunen adalah teori lokasi pertanian yang

menitikberatkan pada 2 hal utama tentang pola keruangan pertanian yaitu:

- Jarak lokasi pertanian ke pasar

- Sifat produk pertanian (keawetan, harga, beban angkut).

Dari teori tersebut disimpulkan bahwa harga sewa lahan pertanian nilainya

tergantung tata guna lahannya. Lahan yang berada di dekat pusat kota akan

lebih mahal di bandingkan lahan yang jauh dari pusat kota karena jarak yang

makin jauh dari pusat kota/kegiatan, akan meningkatkan biaya transportasi.

Model Teori Lokasi Pertanian Von Thunen membandingkan hubungan antara

biaya produksi, harga pasar dan biaya transportasi.

6. Vilfredo Pareto

Vilfredo pareto merupakan ahli ekonomi, insinyur, ahli sosiologi, pengamat politik,

sekaligus seorang filsuf kebangsaan Italia. Dalam bidang sosiologi Pareto dikenal

karena teorinya tentang interaksi elit dalam masyarakat. Sementara pada bidang

ekonomi, Pareto menekankan analisis ekonomi melalui pendekatan matematis.

Pendekatannya ini menghasilkan banyak teori atau prinsip yang bahkan tidak hanya

dipakai dibidang ekonomi namun juga bidang keteknikan atau aplikasi lainnya.

Adapun beberapa pemikiran dari Vilfredo Pareto adalah Prinsip Pareto Vilfred Pareto

semasa di Swiss, melakukan pengamatan terhadap hasil panen kacang polong di


kebunnya. Ia memperhatikan bahwa tidak semua tanaman kacang polong menghasilkan

hasil panen yang sama. Pareto membuat perkiraan bahwa 80% dari hasil panen kacang

polongnya dihasilkan oleh 20% tanaman. Ia kemudian mengaplikasikan temuannya

pada data kepemilikan tanah di Italia. Ia juga ternyata menemukan bahwa sekitar 80%

dari tanah di Italia dikuasai oleh 20% dari populasi. Prinsip Pareto merupakan

pengembangan matematis dari hasil pengamatan Pareto. Prinsip Pareto memiliki

aplikasi yang sangat luas, seperti dari bidang ekonomi, ilmu komputer, dan olahraga.

Distribusi Pareto

Distribusi Pareto merupakan suatu fungsi distribusi yang berkaitan dengan prinsip

Pareto. Fungsi distribusi ini umumnya digunakan untuk membuat model distribusi

pendapatan dari suatu masyarakat, atau membuat model distribusi dari populasi

penduduk suatu kota. Definisi umum dari fungsi distribusi Pareto Tipe I adalah sebagai

berikut: Jika X adalah suatu variabel acak yang memenuhi fungsi distribusi Pareto Tipe

I, maka probabilitas X memiliki nilai yang lebih besar dari suatu bilangan x diberikan

oleh. dimana xm merupakan nilai minimum yang mungkin dimiliki oleh X.

7. Arthur Cecil Pigou (1877-1959)


Arthur Cecil Pigou 18 November 1877 – 7 Maret 1959) adalah ekonom Inggris yang

memelopori konsep ekternalitas, efek Pigou, dan pajak Pigouvian. Sebagai profesor di

Fakultas Ekonomi Universitas Cambridge, karyanya banyak mencakup berbagai bidang

ekonomi, terutama yang terkait dengan ekonomi kesejahteraan, teori siklus bisnis,

pengangguran, keuangan publik, dan ukuran pendapatan nasional. Pigou sempat bertugas

di Badan Penyelidikan Publik Kerajaan (Royal Commission) di bagian pengurusan pajak

penghasilan pada tahun 1919. Pigou mulai mengajar ekonomi pada tahun 1901, tetapi
pada hari-hari awal, dia mengajar berbagai mata pelajaran di luar ekonomi. Pigou

mengabdikan dirinya untuk meneliti berbagai bidang ilmu ekonomi. Karya pertamanya

berbentuk buku yang berjudul Principles and Methods of Industrial Peace.

Sumbangsih Pigou yang terkenal adalah The Economics of Welfare, yang diterbitkan

pada tahun 1920, di mana ia memperkenalkan konsep eksternalitas dan gagasan

bahwa masalah-masalah eksternalitas dapat diperbaiki dengan pengenaan pajak

Pigouvian. Konsep eksternalitas tetap menjadi dasar ilmu ekonomi kesejahteraan

modern dan khususnya ekonomi lingkungan. Klub Pigou, yang dinamai untuk

menghormatinya adalah komunitas para ekonom kontemporer yang mendukung

gagasan pajak karbon untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Aspek yang diabaikan

oleh para ekonom sebelum Pigou adalah analisis tentang berbagai fenomena pasar

kerja yang menjadi aspek penting yang dipakai oleh para ekonom setelahnya, termasuk

teori perundingan bersama (collective bargaining), kekakuan upah, pasar tenaga kerja

internal, pasar tenaga kerja tersegmentasi, dan modal manusia (human capital).

8. Piero Sraffa (1898-1983)

Piero Sraffa (5 Agustus 1898 – 3 September 1983) adalah seorang ekonom Italia

berpengaruh yang bukunya produksi komoditas oleh sarana komoditas diambil sebagai

mendirikan sekolah Neo-Ricardian Ekonomi. Ia lahir di Turin, Italia, sebuah keluarga

Yahudi kaya Italia, Angelo dan Ke Irma Sraffa. Ayahnya adalah seoran profesor dalam

hukum komersial dan kemudian dekan di Universitas Bocconi di Milan. Meskipun

diangkat kesebuah keluarga Yahudi, ia kemudian menjadi agnostik. Sraffa belajar dikota

dan lulus di Universitas lokal dengan bekerja pada inflasi di italia selama dan setelah
Perang Dunia I. Khususnya, tutor adalah Luigi Einaudi, salah satu ekonom italia

yang paling penting dan kemudian presiden Republik Italia.

Pada tahun 1927, teori Sraffa yang belum undiscussed nilai, tetapi juga persahabatan

dengan Antonio Gramsci (usaha yang berisiko dan mengorbankan dalam konteks rezim

fasis italia, mengingat Gramsci sebelumnya telah dipenjarakan; Srafffa telah membawanya

materi, secara harfiah pena dan kertas, dengan mana Gramsci akan menulis Notebook

Penjara nya), membawa John Maynard Keynes untuk hati-hati mengundang Sraffa ke

Universitas Cambridge, di mana ia awalnya ditugaskan sebuah jabatan dosen.

Sraffianekonomi. Produksi Sraffa tentang Komoditas oleh Sarana Komoditas merupakan

upaya untuk teori ekonomi klasik yang sempurna nilai, sebagai awalnya dikembangkan oleh

David Ricardo dan lain-lain. Ia bertujuan untuk menunjukkan kelemahan dalam teori

neoklasik arus utama nilai dan mengembangkan analisis alternatif. Secara khusus, teknik

Sraffa tentang menggabungkan modal sebagai input tanggal tenaga kerja menyebabkan

perdebatan ilmiah yang terkenal dikenal sebagai kontroversi modal Cambridge. Para

ekonom tidak setuju pada apakah pekerjaan Sraffa ini membantah ekonomi neoklasik.

Banyak pasca Keynesia ekonom menggunakan kritik Sraffa sebagai pembenaran untuk

meninggalkan analisis neoklasik dan mengeksplorasi model lain dari perilaku ekonomi.

Orang lain melihat karyanya sebagai kompatibel dengan ekonomi neoklasik, seperti yang

dikembangkan dalam model ekuilibrium umum yang modern, atau tidak dapat menentukan

posisi periode panjang.

9. Joan Vlolet Robinson (1903-1983)


Selain JM Keynes, ada pula seorang ekonom perempuan yang juga memberikan

pengaruh kuat pada pemikiran ilmu ekonomi di inggris. Ia bernama Joan Violet Robinson
(1903-1983). Joan adalah orang yang gencar sekali menyuarakan gagasan-gagasan

Keynes. Dalam bukunya yang terkenal The Economic Of Imperfect Competition (1933),

ia mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah itu sangat penting untuk menggerakan

prekonomian suatu negara. Apabila pemerintah membelanjakan banyak uang untuk

membangun berbagai sektor produksi , kesempatan kerja akan terbuka lebar bagi rakyat

banyak. Rakyat yang bekerja pada akhirnya akan membuet tingkat permintaan pun

melonjak , karena tentu mereka akan membelanjakan pendapatannya atas berbagai

kebutuhan mereka. Dengan kata lain, rakyat melakukan kegiatan konsumsi . Kegiatan

konsusi ini tidak menemui hambatan karena penawaran dari sektor produksi telah

tersedia bagi mereka. Penawaran yang cukup bagi permintaan rakyat itu sudah pasti

terpenuhi karena sebelumnya pemerintah telah cukup pula membagun sektor produksi.

Pergerakan permintaan dan penawaran inilah yang membentuk harga dipasar, dan

pergerakan ini pulalah yang membuat roda prekonomian melaju.

Joan Violet Robinson juga menenkankan peran pemerintah dalam

menentukan besarnya pendapatan yang diterima para pemilik perusaahan dan para

pekerja. Dengan terlibatnya pemerintah dalam hal ini, diharapkan pemerataan

pendapatan dapat tercipta. Joan kuliah di Cambridge University pada tahun 1925,

dan ia menjadi profesor di sana sampai tahun 1973. Buku-bukunya yang lain adalah

Marxian Economics (1952) dan Economic Heresies (1971).

10. Edward Hastg Chatberlin (1899-1967)

Edward Hastings Chamberlin (18 Mei 1899 – 16 Juli 1967) adalah seorang

ekonom Amerika. Ia lahir di La Conner, Washington, dan meninggal di Cambridge,

Massachusetts. Chamberlin belajar pertama di University of Lowa (dimana ia


dipengaruhi oleh Frank H. Knight), kemudian mengejar lulusan tingkat penelitian

di University of Michigan, akhirnya menerima gelar Ph.D. dari Harvard University

pada tahun 1927.

Untuk sebagian besar dari karirnya Edward Chamberlin mengajar ekonomi di Harvard

(1937-1967). Dia membuat kontribusi signifikan untuk ekonomi mikro, terutama pada teori

persaingan dan pilihan konsumen, dan hubungan mereka dengan harga. Edward

Chamberlin menciptakan “diferensiasi produk” istilah untuk menggambarkan bagaimana

pemasok mungkin dapat mengisi jumlah yang lebih besar untuk produk dari persaingan

sempurna akan memungkinkan. kontribusinya yang paling signifikan adalah teori persaingan

monopolistik. Chamberlin menerbitkan bukunya Teori Persaingan Monopoli pada tahun

1933, tahun yang sama bahwa Joan Robinson menerbitkan bukunya pada topik yang sama.

Ekonomi Persaingan Imperfect, sehingga kedua ekonom dapat dianggap sebagai orang tua

dari studi modern persaingan tidak sempurna. Chamberlin juga dianggap telah melakukan

“tidak hanya percobaan pasar pertama, tetapi juga eksperimen ekonomi pertama dalam

bentuk apapun,” dengan percobaan yang digunakan didalam kelas untuk menggambarkan

bagaimana harga tidak selalu mencapai keseimbangan.

Teori Chamberlin tentang persaingan monopolistik digunakan oleh sosiolog Harrison

putih dalam bukunya “pasar dan jaringan” model struktur pasar dan persaingan. karya-karya

Chamberlin, Robinson, dan Kontributor lain dengan paradigma “Struktur-Perilaku-Kinerja”

yang berat diskon oleh teori permainan pada tahun 1960, namun Hadiah Nobel Paul

Krugman pemenang dan lain-lain membangun fondasi dari teori “baru perdagangan

internasional” dengan menggabungkan teori seperti struktur industri dengan fungsi produksi

yang diasumsikan skala ekonomi yang signifikan dan ruang lingkup.


11. Cournot (1883) dan Bertrand (1883) (Games Theory)

Konsep Games Theory (GT) adalah suatu konsep untuk menjelaskan perilaku

ekonomi dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku ekonomi. Landasan konsep

ini sudah diterapkan oleh Cournot pada tahun 1838 dan Bertrand tahun 1883 dengan

mengembangkan model aksi-reaksi dalam pasar duopoli. John von Newmann dna

Oscar Morgenstern dalam bukunya yang berjudul The Theory of Games and Economic

Behaviour (1944). Kemudian konsep GT disempurnakan lebih lanjut oleh John Nash

pada tahun 1950. ame Theory (GT) bukan merupakan konsep baru, landasan atau

dasar-dasar dari GT telah diletakkan oleh Cournot tahun 1838 dan Bertrand tahun 1883.

Mereka mengembangkan model aksi-reaksi dalam pasar duopoli. Lalu dikembangkan

lebih lanjut oleh Edgeworth 1925, semakin dikukuhkan oleh John von Newmann dan

Oscar Morgenstern dalam buku mereka Theory of Game and Economic Behaviour

(1944). Dan dikembangkan lebih lanjut oleh John Nash.

Konsep GT yang dikembangkan John Harsanyi dalam situasi informasi yang

asimetris dikembangkan lebih lanjut oleh William S. Vickrey dan James A Mirrlees.

12. Edgeworth dan John Von New Mann, Oscar Morgenstern

Ada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi neo-klasik generasi kedua melakukan

revisi terhadap pemikiran-pemikiran neo-klasik generasi pertama. Tokoh yang ikut serta

merevisi pemikiran-pemikiran mereka adalah Piero Sraffa (1898-1983), Joan Violet

Robinson (1903-1983) dan Edward Hasting Chamberlin (1899-1967) Para tokoh klasik

dan neo-klasik generasi pertama tidak pernah mempersoalkan apakah pasar persaingan

sempurna dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, benar-benar mencerminkan pasar


sempurna atau tidak, serta tidak mempersoalkan asumsi-asumsi yang terjadi

pada pasar persaingan sempurna.

13. John Harsanyi (1967)

John Charles Harsanyi adalah ekonom berkebangsaan Hungaria, Australia dan

Amerika pemenang Nobel Ekonomi yang terkenal atas kontribusinya dalam bidang studi

game theory dan pengaplikasiannya dalam bidang ekonomi. Game Theory adalah studi

dalam pembuatan keputusan yang strategis. Selama mengajar di Berkeley, John

melakukan riset menyeluruh di bidang game theory. Dari tahun 1966 hingga 1968, John

merupakan bagian dari tim game theory yang ditugaskan untuk menjadi penasihat

Agensi Pengendalian dan Pelucutan Senjata Amerika Serikat dan berkolaborasi dengan

Mathematica, grup konsultan dari Universitas Princeton. beliau terkenal dengan

sumbangannya terhadap kajian teori permainan dan penerapannya kepada ekonomi,

khususnya untuk mengembangkan analisis inovatifnya permainan informasi tidak

lengkap, yang disebut permainan Bayesian. Beliau juga membuat sumbangan penting

dalam penggunaan teori permainan dan penalaran ekonomi dalam falsafah politik dan

moral (khususnya etika utilitarian serta menyumbang kepada kajian pemilihan

keseimbangan. Untuk karyanya, beliau adalah penerima bersama bersama John Nash

dan Reinhard Selten dari Hadiah Nobel dalam Sains Ekonomi 1994. Menurut György

Marx, beliau ialah salah seorang daripada The Martians.

14. William Slickey dan James A. Mirrlees

James A. Mirrlees lahir di Minnigaff, Skotlandia pada tanggal 5 Juli 1936. Ia adalah

peraih Hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun 1996 (bersama William Vickrey)

karena kontribusinya dalam teori ekonomi insentif pada informasi asimetris. Ia juga
berkontribusi dalam analisis pajak komoditas untuk memfasilitasi efisiensi produktif (bersama

Peter Diamond). Semasa muda Mirrlees sangat cerdas hingga mendapatkan beasiswa

untuk belajar di Cambridge University (Universitas Cambridge). Namun karena masalah

kesehatan ia batal ke Cambridge dan menempuh pendidikan di Edinburgh University

(Universitas Edinburgh). Pada tahun 1957 ia memperoleh gelar M.A. dalam matematika dan

filsafat. Di pendidikan doktoralnya iamemutuskan untuk mempelajari ekonomi. Ia dianugrahi

gelar Ph.D. di bidang ekonomi oleh Cambridge University pada tahun 1963. Karya

pertamanya yang dipublikasikan ia buat bersama Nicholas Kaldor pada tahun 1962. Saat itu

ia adalah asisten penelitian Nicholas Kaldor. Ia memulai karirnya sebagai Asisten Dosen

Ekonomi di Cambridge pada tahun 1963. Ia kemudian menjadi dosen dan menjabat hingga

tahun 1968. Setelah itu ia mengajar di Oxford University pada tahun 1969 hingga 1995

sebelum kembali ke Cambridge sebagai Profesor Ekonomi Politik. Pada waktu mengajar di

Oxford ia mempublikasikan makalahnya mengenai model ekonomi yang kemudian meraih

Hadiah Nobel pada tahun 1996. Ia juga dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Edinburgh

University pada tahun

1997. Pada tahun 1998 ia terpilih menjadi Anggota Kehormatan dari Royal

Society of Edinburgh. Saat ini ia adalah Emeritus Professor Ekonomi Politik di

University of Cambridge. Ia juga adalah Distinguished Professor-at-Large di The

Chinese University, Hongkong dan juga di Universitas Macau. Ia juga adalah

Presiden Asosiasi Ekonom Eropa.

15. George Ackerlor

George Arthur Arkelof lahir pada tanggal 17 Juni 1940 di New Haven, Connecticut.

Akerlof menerima gelar sarjana dari Universitas Yale pada tahun 1962, dan Ph.D. dalam
ilmu ekonomi dari Institut Teknologi Massachusetts pada tahun 1966. Istilah Informasi

Asimetris yang digunakan oleh Akerlof ini dimuat dalam karyanya yang diterbitkan pada

tahun 1970 yang berjudul The Market for “Lemon”: Quality and the Market Mechanism.

Informasi Asimetris merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah satu pihak

dengan pihak lainnya dalam kegiatan ekonomi. Hal ini mengakibatkan pemilihan keputusan

diambil berdasarkan informasi yang lemah. Teori ini bertentangan dengan asumsi klasik

Adam Smith yakni asumsi bahwa pada pasar sempurna pembeli dan penjual keduanya

diasumsikan secara sempurna mempunyai informasi lengkap dan gratis tentang kualitas dari

barang yang diperjual belikan di pasar. Informasi asimetris ini misalnya terjadi antara

investor yang akan melakukan investasi di dalam pasar modal. Investor harus mengetahui

saham dengan baik sebelum melakukan investasi. Hal ini membuat investor akan mencari

tahu saham dengan lengkap serta tepat untuk perusahaan agar mendapatkan capital gain di

masa mendatang. Namun, dalam pencariaan informasi yang dilakukan oleh investor tidak

mudah. Hal ini dikarenakan agen perusahaan tidak mungkin memberikan kondisi

perusahaan secara lengkap kepada publik.

16. Josep Stiqliitz

Joseph Eugene Stiglitz adalah seorang pakar ekonomi, pengarang buku dan

peraih nobel bidang ekonomi tahun 2011. Stiglitz lahir di Gary, Indiana, Amerika

Serikat pada tanggal 9 Februari 1943.

Pemikiran Joseph Stiglitz

Stiglitz dan Globalisasi

Globalisasi tidak otomatis menguntungkan orang miskin. Harus dipikirkan siapa yang

paling terkena dampak buruk dan apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka.
Jawaban untuk ini tergantung dari situasi setempat. Stiglitz juga mengatakan

bahwa pasar bebas adalah konsekuensi dari globalisasi dan untuk kasus

Indonesia dia juga mengingatkan bahwa kekuatan pasar bebas sering merugikan

sebagian besar masyarakat lemah sehingga pemerintah seharusnya melakukan

upaya nyata untuk melindungi rakyatnya.

Stiglitz dan Washington Consensus

Washington Consensus merupakan “kesepakatan” atau resp yang dicapai

IMF, Bank Dunia, dan Departemen Keuangan AS pada akhir tahun 1990an

tentang paket kebijakan ekonomi yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah-

masalah pertumbuhan dan pembangunan berbagai negara berkembang.

Pengaplikasian pemikiran Joseph Stiglitz

Penerima Nobel Memorial Prize in Economic Science Joseph Stiglitz menyebutkan

bahwa Indonesia dan lainnya harus mampu mengelola sistem keuangannya jika tak

mau terkena dampak negatif yang diakibatkan oleh pengaruh global.

17. Michael Spence

Michael lahir pada tanggal 7 November 1943, dia seorang ekonom kelahiran

Amerika Serikat yang besar di Kanada, dan penerima Hadiah nobel Ekonomi

tahun 2001 bersama George Akerlof dan Joseph Stiglitz untuk karya mereka

dalam dinamika arus informasi dan perkembangan pasar.

Prof. Spence mengatakan bahwa Robert Solow merupakan salah satu anggota

Komisinya yang berasal dari kalangan akademisi. Spence juga secara khusus mengutip

pernyataan Robert Solow yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi secara

berkelanjutan sangat sulit dicapai. Spence menggunakan ppc (production possibility


curve) ini untuk memudahkan pemahaman tentang manfaat yang akan diperoleh bagi

pertumbuhan dan pembangunan suatu negara apabila membuka diri pada

perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dapat dipengaruhi oleh

perkembangan demografi, yang menyangkut antara lain aspek strukur umur penduduk

Pertumbuhan ekonomi selain harus “sustained” dan ‘high” juga harus “inclusive”.

Prof. Spence mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

memerlukan waktu beberapa dasawarsa (“sustained means over several decades”),

dan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan merupakan tujuan akhir tetapi hanya

merupakan suatu sarana untuk mencapai berbagai sasaran lain seperti penciptaan

kesempatan untuk dapat bekerja dan agar masyarakatnya menjadi kreatif.

Anda mungkin juga menyukai