Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

“MARGINALIS AUSTRIA”
disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah sejarah pemikiran ekonomi dan perbandingan sistem ekonomi

Disusun oleh :
Pratiwi Rahmadani
2010512045

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


mazhab austria merupakan mazhab ekonomi yang di dasari pasa konsep individualism
metodologis, artinya fenomena soasial tercipta berkat motivasi dan tindakan seseorang.
Mazhb ini muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di wina melalui karya-karya
carl menger, Eugene bohm von bawerk, frederich von wieser dan lain-lain.
sifat kontribusi Austria pada revolusi marginalis dalam karya Carl Menger, Eugen Böhm-
Bawerk, dan Friederich Wieser Meskipun tak terhindarkan akan bersifat komparatif,
fokusnya adalah pada asal-usul dan perkembangan garis marjinalisme Austria yang berbeda,
khususnya dalam karya Menger. Artinya, tujuannya bukan hanya untuk menunjukkan bahwa
kaum marginal Austria mengatakan sesuatu yang berbeda; melainkan juga untuk melacak
bagaimana perbedaan-perbedaan itu, yang dimulai dengan Menger, berperan dalam karya
generasi Austria berikutnya. Secara khusus, seperti yang dicatat oleh kontribusi klasik Erich
Streissler (1972) dan William Jaffé (1976), itu adalah subjektivisme orang Austria yang
membedakan mereka dari kaum revolusioner marginal lainnya. Subjektivisme merupakan
benang yang menyatukan kaum marginalis Austria, meskipun ia adalah benang yang mulai
melemah dengan karya Wieser dan Böhm-Bawerk dan hampir hilang total pada tahun 1920-
an. Itu akan ditemukan kembali selama akhir 1930-an dan 1940-an, ketika perkembangan di
tempat lain di bidang ekonomi memaksa orang Austria pada waktu itu untuk menilai kembali
apa yang mereka dan orang lain bicarakan sehubungan dengan ekonomi "neoklasik".

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun masalah yang di bahas adalah :
1. Perkembangan mazhab Austria
2. Tokoh-tokoh mazhab Austria

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui perkembangan mazhab Austria
2. Mengetahui tokoh-tokoh ekonomi yang berperan dalam mazhab Austria
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan mazhab austria

Mazhab Austria adalah kelompok pemikir ekonomi yang berasal dari Universitay of Vienna
(Austria) yang mendukung dan memakai konsep marginal. University of Vienna dianggap
sebagai pusat Pendidikan terbesar dan paling prestisius di Eropa. Selama berabad-abad Austro-
Hungaria di bawah kekuasaan keluarga Habsburg menjadikan kota Vienna (Wina) sebagai pusat
politik, kultural, dan intelektual di Eropa Timur. Vienna menarik banyak musisi, ilmuwan, filsuf,
dan ekonom besar yang kreatif. Revolusi yang terjadi di sana melalui Carl Menger yang
mendirikan mazhab ekonomi Austria, sebuah aliran yang memfokuskan pada prilaku individu,
entrepreneurship, nilai subjektif, dan peran waktu serta kapital dalam proses pasar. Banyak
konsep Austria, seperti utilitas marginal, biaya peluang, dan preferensi waktu, kini telah
dimasukkan ke dalam analisis ekonomi standar. Dalam merumuskan pemikiran-pemikirannya,
mereka mempunyai ciri pandang khusus, yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-
teori mereka. Mazhab Austria menyelamatkan Adam Smith dan model kebebasan alamiahnya
melalui tiga cara , yaitu:

a. Asal-Usul Nilai Konsumen


Mazhab Austria membahas peran konsumen dalam menentukan aktivitas produktif yang
menentukan struktur dan harga proses produksi
adalah permintaan akhir, bukan waktu kerja atau biaya produksi. Mazhab Austria
menyebutnya “Teori imputasi (theory of imputation)”. Utilitas menentukan nilai input.
Dengan menunjukkan hubungan ini, mazhab Austria menciptakan model baru yang tak
lagi bisa dibantah oleh sosialis.
b. Utilitas atau biaya marginal
Mazhab Austria menunjukkan bahwa harga dan biaya ditentukan pada margin (selisih)
dengan keuntungan biaya marginal untuk pembeli dan penjual. Analisis marginal
membentuk basis mikroekonomi modern.
c. Nilai Subjektif
Mazhab Austria menunjukkan bahwa pencarian “ukuran nilai yang tetap” oleh David
Ricardo adalah pencarian sia-sia. Carl Menger dan pengikutnya mengungkapkan bahwa
nilai sepenuhnya tergantung pada keinginan konsumen dan produsen; bahwa upah, rente
(rent), bunga, dan profit ditentukan oleh penilaian subjektif dari konsumen dan pengguna.
Jadi, biaya tak pernah tetap dalam jangka Panjang. Para ekonom Austria ini banyak
memberi kontribusi lainnya dalam teori kapital dan bunga, uang, serta keuangan publik.
Terutama melalui karya Eugen von Bohm-Bawerk, mazhab Austria menciptakan teori
kapitalisme non-Marxis yang memasukkan arti penting dari pembentukan tabungan dan
modal sebagai kunci pertumbuhan dan kemakmuran universal. Pada intinya mereka
memperkuat visi ekonomi Smith dan sistem kapitalis. Dengan demikian, melalui Carl
Menger kemudian mendirikan sebuah aliran pemikiran baru yang berdampak luas
terhadap makroekonomi maupun mikroekonomi. Dalam banyak hal, dia adalah penemu
revolusioner baik di bidang makroekonomi (melalui struktrur waktu dari model
produksinya) maupun mikroekonomi (permintaan subjektif dan analisis marginal)

2.2 tokoh-tokoh ekonomi mazhab austria

1. Carl Menger (1840-1921)


Carl Menger lahir pada tanggal 23 Februari 1840 di Neu-Sandez, Austria dan meninggal
pada tanggal 26 Februari 1921, ia merupakan ekonom Austria dan pendiri mazhab
ekonomi Austria. Ayah Menger adalah seorang pengacara, dan ibunya adalah putri dari
pedagang Bohemian yang kaya. Carl Menger memperlajari hukum dan ilmu politik di
Universitas Vienna pada tahun 1859-1860. Dan pada tahun 1867 dia memperoleh gelar
doctor dari Universitas Krakow dan memulai kariernya sebagai reporter di kator Perdana
Menteri di Vienna. Kemudian pada tahun 1873 dia mendapatkan gelar professor
“extraordinary” 189 di bidang hukum dan ilmu politik di Universitas Vienna. Dalam
banyak hal, Menger mengakhiri hidupnya denga nagak tragis, Cinta pertamanya adalah
ilmu ekonomi dan tujuan jangka Panjang dalam kariernya adalah memperbaharui
Grundsatze secara sistematis. Grundsatze adalah buku karya Menger yang sangat terkenal
dan baru diterbitkan di Inggris pada tahun 1950. Dan untugnya, karya utama para
pengikutnya seperti Friedrich von Wieser dan Eugen von Bohm-Bawerk diterjemahkan
ke dalam Bahasa Inggris pada akhir abad 19 dan karena itu menyebarkan teori-teori
Menger. Menger itu seperti Marx, yakni jika bukan karena semangat pengikutnya yang
cerdas, namanya mungkin tidak terkenal sampai sekarang. Dalam sebuah permasalahan
tentang “perang metode” atau bisa disebut dengan Methodenstreit dimana tujuan Menger
adalah menunjukkan bahwa kebenaran tidak bias ditolak hanya karena ekonom klasik
punya teori yang keliru yaitu teori nilai kerja. Melalui bukunya Menger berusaha
meyakinkan orang Jerman bahwa hukum ekonomi ilmiah yang universal memang ada,
dia mencoba untuk membuktikannya. Adapun beberapa hasil karya pemikiran Menger
adalah sebagai berikut:
1) Struktur Produksi
Dalam bab pertama bukunya, Menger menuliskan bahwa “Semua barang dan jasa
melewati serangkaian proses produksi, dari komoditas baku ke barang konsumen akhir”
(Skousen: 2009)190 . Menger menjelaskan hal tersebut dengan memulai dari barang yang
secara langsung dibutuhkan oleh konsumen atau dia menyebutnya “barang konsumen
akhir” atau “barang urutan pertama”, yaitu barang yang “memuaskan kebutuhan manusia
secara langsung”, seperti roti, sepatu, atau baju (kalau saat ini dapat disebut dengan
barang jadi). Kemudian barang konsumen urutan kedua atau barang produsen dalam
proses (saat ini lebih umum dinamakan barang setengah jadi) seperti tepung, kulit atau
kain. Dan terus melangkah mundur yaitu barang urutan ketiga seperti gandum, kulit sapi,
dan kapas (atau disebut juga barang mentah).
2) Law of Imputation (Input tergantung pada output)
Berangkat dari konsep struktur produksi yang dipaparkan sebelumnya, maka Menger
mengambil kesimpulan bahwa permintaan untuk faktor produksi atau dalam hal ini
barang urutan kedua dan ketiga tergantung pada permintaan konsumen akhir atau barang
urutan pertama. Dengan menggunakan contoh ilustrasi jika baju atau pakaian menurun,
maka nilai input seperti kain, kapas, mesin pintal, petani kapas juga akan menurun,
karena sepenuhnya tergantung kepada konsumen individual yang menginginkan produk
mereka. Pemikiran inilah yang disebutnya sebagai “Law of Imputation”. Hukum ini
merupakan serangan langsung terhadap teori nilai kerja David Ricardo yang juga
disepakati oleh Marx. Menger menuliskan bahwa “faktor penentu dalam nilai suatu
barang bukan kuantitas tenaga kerja atau kuantitas barang-barang lain yang diperlukan
untuk produksinya atau kuantitas yang diperlukan untuk reproduksinya, yang
menentukan adalah besarnya arti penting dari kepuasannya di mana kita secara sadar
tergantung pada fungsi barang tersebut” (Menger: 1976)191 .
3) Prinsip Marginalitas
Setelah menyebarkan Law of Imputation, Menger kemudian menemukan prinsip
marginalitas. Dengan menggunakan contoh seperti sebelumnya, jika permintaan terhadap
pakaian atau barang jadi turun maka permintaan terhadap kain, kapas, alat pemintal atau
mesin-mesin lainnya, tanah dan input-input produksi lain tidak akan hilang nilainya jika
digunakan untuk kegiatan produksi lainnya. Artinya meskipun terjadi penurunan terhadap
nilai input tersebut, namun turunnya tidak sampai nol. Tapi nilainya akan turun sampai ke
nilai guna alternatif lain yang terbaik. Secara tidak langsung, Menger talah menemukan
prinsip utilitas marginal, yaitu harga atau nilai suatu barang adalah didasarkan pada
penggunaan marginal atau penggunaan selanjutnya yang terbaik. Dalam analisis ini juga
terkandung yang namanya “biaya kesempatan (opportunity cost)”, yakni ide bahwa setiap
aktivitas atau produk dalam ekonomi memiliki penggunaan alternatif.
4) Nilai Subjektif
Menger menunjukkan bahwa ukuran “nilai yang tidak berubah” yang disebut oleh David
Ricardo dan ekonom klasik lainnya adalah Nilai Intrinsik, menurut Manger adalah
gagasan yang tidak masuk akal. Menurutnya yang ada hanyalah nilai subjektif. Jam kerja,
atau ongkos produksi pada umumnya tidak dapat menciptakan standar objektif untuk
menentukan harga. Dalam jangka Panjang, biaya dan harga tidak akan tetap, tetapi
tergantung kepada variasi penawaran dan permintaan.

2. Friedrich von Wieser (1851-1926)

Friedrich von Wieser lahir di Wina pada tanggal 10 Juli 1851 dan meninggal pada tanggal 22 Juli
1926. Wieser adalah anak seorang jenderal Austria dan seorang baron192 (karena itu mendapat
nama “von”). Setelah mempelajari ekonomi di Jerman, dia diangkat menjadi professor
“extraordinary” di Universitas Vienna pada 1884, dan dia menggantikan Menger sebagai ketua
jurusan ekonomi pada 1903. Banyak mahasiswanya yang memandangnya sebagai pengajar
terbaik di Universitas. Bukunya yang paling berpengaruh adalah Social Economics (1927
[1914]), yang isinya berupa pemikiran yang melanjutkan pendekatan subjektifitas Menger dan
kemudian menjadi buku ajar di Universitas tersebut selama beberapa tahun. Wieser adalah
pencipta istilah-istilah baru dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dia disebut-sebut sebagai pencipta
istilah “utilitas marginal” (Grenznutzen), “biaya kesempatan” (Opportunity cost), dan
“perencanaan ekonomi” (economic planning). Dia juga secara khusus menekankan perhatiannya
pada individu kreatif dalam proses ekonomi – inventor, pionir, kapitalis, dan entrepreneur. Dia
juga menulis tentang manfaat dari ekonomi yang direncanakan secara terpusat, sebuah
pendekatan yang tidak popular di kalangan Austria yang umumnya menganut Laissez faire.

3. Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914)

Eugen von Bohm-Bawerk lahir di Bruno, Austria pada tanggal 12 Februari 1851 sebagai seorang
anak bungsu dari pegawai negeri Austria dan wakil gubernur. Pada tahun 1880 dia diangkat
menjadi seorang professor di Universitas Innsbruck, dan pada tahun itu juga dia menikahi adik
dari Friederich Wieser yang merupakan sahabat karibnya sendiri. Pada tahun 1884 dia semakin
terkenal setelah menerbitkan Capital and Interest (1959a) [1884] dimana buku tersebut berisikan
tentang ulasannya dalam mengkritik Marx, dia membahas habis terkait sejarah teori bunga sejak
masa purba, dan bahkan separuh dari karyanya tersebut membahas teori eksploitasi Rodbertus,
Proudhon, Marx, dan sosialis lainnya. Beberapa tahun kemudian dia juga menerbitkan buku yang
paling penting yaitu the positive Theory of Capital, kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa
Inggris dan dipublikasikan oleh Macmillan pada tahun 1891. Bohm (panggilan Eugen von
Bohm-Bawerk) pernah diangkat menjadi Menteri keuangan dan membantu Austria
menyelesaikan permasalahan keuangan dengan mengembalikannya ke standar emas. Pada tahun
1896, kritik-kritiknya terhadap Marx diterbitkan dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris
dengan judul Marx and the Close of His System (1984) [1898]. Pada tahun 1904, Bohm
meninggalkan jabatannya diperintahan dan menjadi seorang professor oenuh di Universitas
Vienna Bersama dengan Wieser dan Philippovich. Secara politik Bohm-Bawerk adalah penganut
liberal dan anggota independen parlemen Austria. Dia percaya pada perubahan dari atas, yakni
aristokrat. Dia mendukung perdagangan bebas, skema jarring pengaman sosial, dan
kesejahteraan untuk kelas buruh. Kehidupan Bohm berhenti pada usia 63 tahun, dia meninggal
pada 27 Agustus 1914 tepat sebelum Perang Dunia I dimulai.

a. Bantahan Bohm-Bawerk terhadap Argumen Karl Marx


Dalam materi Aliran Sosialisme dalam buku ini, Marx mengatkan bahwa “buruh
seharusnya menerima nilai penuh dari produk yang mereka hasilkan. Pemilik tanah yang
mendapatkan sewa dan kapitalis yang mendapatkan profit dan bunga mengeksploitasi
buruh dan merampas hasil kerja mereka” 193. Disini mari kita paparkan bagaimana
Bohm-Bawerk menjawab dan membantah teori tersebut melalui 2 point inti
pemikirannya: Pertama, pada kenyataannya pengusaha kapitalis, investor, dan pemilik
tanah harus menunggu untuk menerima bayaran mereka. Mari kita coba memberikan
gambarannya, bahwa seorang pengusaha/produsen barang konsumsi harus menunggu
barang-barang mereka diproduksi dan dijual ke konsumen sebelum barang-barang
tersebut dibayar atau dibeli, yang artinya mereka harus menunggu laba/profit. Seorang
investor harus menunggu dulu sebelum mendapatkan bunga, dan seorang pemilik tanah
yang mengembangkan lahannya harus menunggu bertahun-tahun sebelum mereka
memperoleh kembali uang yang diinvestasikan. Kemudian kedua, bagaimana dengan
buruh atau tenaga kerja yang dipekerjakan? Mereka setuju melakukan pekerjaan tertentu
dengan mendapat upah atau gaji, dan mereka dibayar setiap bulan atau setiap dua
minggu, tanpa peduli apakah produk mereka terjual atau belum. Dalam kenyataannya,
pemilik modal selalu membayar di muka untuk gaji karyawan, sebelum mendapat
bayaran untuk produk yang terjual. Sehingga kesimpulan Bohm-Bawerk, bahwa “pekerja
tidak bias menunggu… mereka terus tergantung kepada orang-orang yang sudah
mempunyai produk intermediate, atau kapitalis” Oleh sebab dua point tadi, maka Bohm-
Bawerk membantah Marx dengan mengatakan bahwa “pekerja dibayar dengan nilai atau
produk mereka yang telah dipotong (discounted), sedangkan bunga dan profit kembali ke
kantong kapitalis” (Skousen: 2009)194 .

b. Sumbangan Pemikiran Ekonomi Bohm-Bawerk


1) Kapitalis memilik Level Risiko lebih Tinggi dari Pekerja
Seorang kapitalis memiliki resiko yang sangat jauh berbeda dengan pekerja atau tenaga
kerjanya. Seorang tenaga kerja mendapat bayaran secara teratur dan rutin. Andaikata
suatau saat tempat bekerjan nya mengalami kebangkrutan, paling-paling seorang pekerja
hanya kehilangan gajinya yang teratur tadi, dan berusaha akan mencari pekerjaan lain.
Namun bagaimana dengan seorang kapitalis, jika mengalami kebangkrutan, maka dia
harus menanggung finansial, utang yang banyak, bahkan dapat kehilangan segala
kekayaan yang dimiliknya. Dari contoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa level
risiko pekerja jauh lebih kecil ketimbang risiko pengusaha atau kapitalis. Singkatnya, dari
perbedaan level risiko tersebut, maka pekerja yang disewa tidak dibayar senilai produk
yang mereka hasilkan, tetapi hanya sebagian dari nilai itu yang sesuai dengan kepuasan
langsung mereka dalam bentuk upah dan sepadan dengan risiko mereka yang rendah.
2) Teori Kapitalis Non-Marxis
Terdapat satu pandangan Marx yang disetujui oleh BohmBawerk, yaitu bahwa fokus
utama kapitalisme seharusnya adalah pada kapital (modal). Yang dimaksud dengan
kapital disini adalah semua bentuk modal seperti: tabungan, investasi, teknologi, barang
modal, produktivitas, pengetahuan, Pendidikan, dimana itu semua merupakan kunci
untuk mewujudkan pandangan dunia kepada Adam Smith tentang artinya kemakmuran
universal.
Namun dari kesamaan pandangan tersebut, tetap memiliki perbedaan, yaitu jika Marx
biasanya memandang kapital dengan cara negatif, namun Bohm Bawerk dari aliran
Austria ini mengakui bahwa capital adalah penyelamat buruh dan semua kelas manusia,
dan kapital adalah kunci untuk standar hidup yang lebih tinggi.
3) Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Pada aliran Klasik, adam Smith berfokus pada pembagian kerja sebagai motor penggerak
utama pertumbuhan ekonomi. Sedangkan mazhab Austria mekankan pada peran kritis
dari tabungan dan investasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara teknis,
yang diukur dengan kuantitas, kualitas, keragaman barang dan jasa. Beberapa hal yang
sama antara Adam Smith dan Bohm Bawerk terkait pertumbuhan ekonomi, yaitu selalu
menekankan tabungan dan investasi sebagai elemen penting dalam pertumbuhan
ekonomi. Dalam memberikan penguatan terhadap pemikiran Smith yang lebih dulu
terkait perlunya tabungan dan investasi, Bohm Bawerk mengawali teorinya dengan
diskusi tentang fungsi dari kapital sebagai alat produksi. Dengan menggunakan
terminologi dari Carl Menger dalam buku Grundsatze, Bohm Bawerk mengatakan bahwa
“tujuan utama dari semua produksi adalah menyediakan barang yang memuaskan
keinginan, yakni barang konsumen atau barang urutan pertama”

Anda mungkin juga menyukai