Kelompok 5 :
Chairunisyah 01021382025151
Universitas Sriwijaya
Kata Pengantar
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Rasyida Pertiwi, S.E.,
M.Si selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami ditekuni . kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak tanggapan
dari pakar-pakar ekonomi, baik dari kaum sosialis sendiri maupun dari pendukung
sistem liberal-kapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi dari para pakar pendukung
sistem liberal ini kemudian dimasukkan ke dalam suatu kelompok pemikiran
ekonomi tersendiri yang disebut mazhab Neo-Klasik. Karena analisis yang dibuat
Marx untuk meramal kejatuhan sistem kapitalis bertitik tolak dari teori nilai kerja
dan tingkat upah, oleh para pakar Neo-Klasik, paling kurang ada empat orang yang
melakukan penelitian tentang hal yang sama, yaitu W. Stanley Jevons (1835-1882),
Leon Walras (1837-1910), Carl Menger (1840-1921) dan Alfred
Principles of economics in germany pada tahun yang sama. Leon Walras dari
sekolah Lausanne (Swiss) menulis Elements of Pure economic pada tahun 1874.
Alfred Marshall dari Cambridge University (Inggris) sebetulnya sudah menulis
Principles of Economics Pada awal tahun 1870-an. Akan tetapi, ia termasuk orang
yang sangat hati-hati dalam memberikan pandapat baru, sehingga buku tersebut baru
diterbitkan dua puluh tahun kemudian, yaitu tahun 1891. Walaupun mereka
melakukan penelitian secara terpisah, dari hasil penelitian masing-masing mereka
mengemukakan hal yang sama. Kesimpulan yang dihasilkan pun sama, bahwa teori
nilai lebih (surplus value)
Marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas. Mereka seperti
menyepakati bahwa teori Marx tersebut tidak memberikan sumbangan apa pun dalam
perkembangan teori ekonomi. Oleh karena itu, dapat diabaikan. Kesimpulan dari
keempat tokoh neo-klasik yang disebutkan di atas telah meruntuhkan seluruh
bangunan teori sosialis yang dikembangkan Marx dan Engels, sekaligus
menyelamatkan sistem liberal/kapitalis dari kemungkinan krisis sebagaimana diramal
Marx.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja isi pendekatan Marjinal ?
2. Jelaskan pengertian Mazhab Austria ?
3. Jelaskan pengertian Mazhab Lausanne ?
4. Jelaskan pengertian Mazhab Cambridge ?
5. Jelaskan apa saja persaingan monopolistik dan persaingan tidak sempurna ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pendekatan Marjinal
2. Untuk mengetahui Mazhab Austria
3. Untuk mengetahui Mazhab Lausanne
4. Untuk mengetahui Mazhab Cambridge
5. Untuk mengetahui persaingan monopolistik dan persaingan tidak sempurna
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN MARJINAL
Pendekatan Marjinal Para ahli Neo-Klasik tersebut di atas dalam membahas ramalan-
ramalan Marx menggunakan konsep analisis marginal. Fakta ini kemudian memiliki
makna tersendiri bagi perkembangan ilmu ekonomi, karena hasil penelitian mereka
yang menggunakan pendekatan marginal ini telah menciptakan aura baru bagi
perkembangan teori ekonomi modern. Beberapa penulis ekonomi menyebut apa yang
telah dilakukan oleh para ekonom Neo-Klasik. Ini disebut revolusi marjinal, karena
telah ditemukan analisis baru, yaitu pendekatan marjinal. Analisis marjinal pada
dasarnya adalah penerapan kalkulus diferensial terhadap perilaku konsumen dan
produsen serta penentuan harga di pasar. Sejak revolusi marjinal, diskusi ekonomi
menjadi semakin mikro.
Konsep Marjinal ini sering di akui sebagai kontribusi utama aliran atau mazhab
Austria. Tetapi jika ditelusuri ke belakang ternyata teori ini telah cukup lama
dikembangkan oleh pengarang terdahulu, tepatnya oleh Heindrich Gossen. Menurut
Gossen, manfaat tambahan (marginal utility) dari pengkonsumsian suatu macam
barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi semakin banyak.
Pernyataan ini sering disebut sebagai "Hukum Gossen Pertama". Dalam "Hukum
Gossen Kedua" ia menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu
terbatas secara relatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang relatif tak terbatas
adanya.
Dengan adanya kendala (constraint) ini maka kepuasan maksimum yang bisa
diperoleh (sesuai dengan keterbatasan sumber daya dan dana tersebut) terjadi pada
saat faedah marjinal (marginal utility) sama untuk tiap barang yang dikonsumsi
tersebut, dengan syarat semua sumber daya dan dana terpakai habis seluruhnya.
B. Mazhab Austria
Mazhab Austria adalah mazhab ekonomi yang didasarkan pada konsep
individualisme metodologis, artinya fenomena sosial tercipta berkat motivasi dan
tindakan seseorang. Mazhab ini muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
di Wina melalui karya-karya Carl Menger, Eugen Böhm von Bawerk, Friedrich von
Wieser, dan lain-lain. Secara metodologis, mazhab ini berseberangan dengan mazhab
historis Prusia. Perbedaan antara keduanya disebut Methodenstreit). Ekonom modern
yang mengikuti mazhab Austria tersebar di berbagai negara, namun gagasan mereka
tetap disebut ekonomi Austria. Kontribusi teori Mazhab Austria meliputi teori nilai
subjektif, marginalisme dalam teori harga, dan perumusan masalah perhitungan
ekonomi, masing-masing sudah diterima sebagai bagian dari ekonomi arus
utama.Banyak ekonom yang mengkritik Mazhab Austria modern dan menganggap
penolakan ekonometrika dan analisis ekonomi makro agregatnya tidak sejalan dengan
teori arus utama atau heterodoks. Sebaliknya, ekonom aliran Austria juga mengkritik
ekonomi arus utama. Meski Mazhab Austria sudah dianggap heterodoks sejak akhir
1930-an, akademisi dan masyarakat mulai tertarik dengan mazhab ini pada tahun
1970-an.
Friedrich August von Hayek (1899-..) menjadi direktur lembaga penelitian ekonomi
di Universitas Wina dari tahun 1927 hingga 1931. Selain itu ia juga pernah menjabat
sebagai dosen tamu di University of Chicago (1950-1962). Buku-buku yang ditulis
Hayek antara lain: Monetary Theory and the Trade Cycle (1929). Prices and
Production (1931), Profit, Interest, Investment (1939), The Pure Theory of Capital
(1941), Individualism and Economic Order (1948), The Constitution of Liberty
(1961), dan Studies in Philosophy, Politics and Economics (1967). F.A. Hayek
dianggap sangat berjasa dalam mengembangkan teori siklus perdagangan (theory of
trade cycle) dari von Mises, yang diinteg asikannya dengan teori kapital dari Bohm
Bawerk. Atas jasa- jasenya dalam mengembangkan ilmu ekonomi, Hayek menerima
Hadiah Nobel tahun 1974 bersama-sama dengan Gunnar Myrdal.
C. Mazhab lausanne
Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah analisis yang
lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon Walras. Walras
dapat dianggap sebagai pendiri aliran atau mazhab Lausanne (Lausanne School of
Econo- mics), sebab sewaktu sekolah Lausanne didirikan tahun yang memegang
jabatan ketua jurusan ekonomi. Jabatan tersebut dipangkunya dari tahun 1870 hingga
1892. Karyanya Elements of Pure Economics (1878) dianggap sebagai suatu maha
karya dalam bidang ekonomi. Dalam bukunya tersebut Walras menje- laskan teori
keseimbangan umum dengan pendekatan matematis.
Dengan amat jelas ia menguraikan bahwa perubahan dalam suatu faktor atau
bagian ekonomi akan membawa perubahan pada variabel- variabel lain dalam sistem
ekonomi tersebut secara menyeluruh. Hanya sayang, konsep dan model
keseimbangan umum yang sudah dikembangkan Walras ini tidak diperhatikan oleh
para pakar ekonomi di zamannya. Adalah jasa Alfred Marshall, yang sangat
menghargai konsep matematikanya, yang menyebabkan pemikiran-pemikiran Walras
kemudian dihargai orang menurut yang sepantasnya. Ia kemudian dianggap sebagai
pendiri dan pengembang ilmu ekonomi matematika, yang kira-kira 60 tahun
kemudian dikembangkan oleh Frisch dan Tinbergen menjadi ilmu ekonometrika, dan
oleh Wassily Leontief kemudian dikembang- kan konsep analisis input-output atas
dasar matematika yang dikembangkan Walras. Sewaktu Walras meninggal,
kedudukannya di Universitas Lausanne digantikan oleh Vilfredo Pareto. Pareto
sebetulnya berkebangsaan Itali, tetapi kemudian lebih banyak berkiprah di Lausanne,
Swiss. Pareto dapat dikatakan sebagai seorang yang sangat loyal terhadap Walras.
Selain meneruskan aliran matema- tika yang sudah dikembangkan Walras, ia juga
banyak membantu Walras dalam menjelaskan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi
agar sumber-sumber daya dapat dialokasikan sehingga memberi- kan hasil yang
optimum dalam suatu model keseimbangan umum. Menurut Pareto, suatu
pengalokasian sejumlah sumber dise- but efisien jika lewat suatu re-alokasi tidak ada
seorang individu pun dapat memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi kesejah-
teraan orang atau individu lainnya. Secara lebih sederhana, suatu pengalokasian
sumber-sumber disebut efisien jika keadaan atau kondisi yang dicapai secara jelas
dan pasti tidak bisa dibuat menjadi lebih baik lagi. Apa yang disampaikan oleh Pareto
tersebut kemudian dikenal sebagai hukum Pareto (Pareto's Law). Sebagai catatan,
kondisi yang efisien tersebut tidak harus terjadi pada saat semua orang mendapatkan
"kue" yang sama besarnya. Kondisi ini bisa saja berlangsung dengan pemerataan
pembagian kue yang pincang. Ini yang kemudian menimbulkan kritik yang tidak
berkeputusan tentang sistem perekonomian liberal yang diatur oleh mekanisme pasar
D. Mazhab Cambridge
Tokoh paling utama mazhab ini adalah Alfred Marshall (1842-1942), karena dia
dianggap sebagai pelopor atau pendiri mazhab Cambridge (Cambridge School of
Economics) di Inggris. Beberapa karya utamanya antara lain The Pure Theory of
Foreign Trade (1829), The Principles of Economy (1890), Industry and Trade (1919)
dan Money, Credit and Commerce (1923). Dia dianggap berjasa dalam memperbarui
asas dan postulat pandangan-pandangan ekonomi pakar klasik dan neo-klasik
sebelumnya. Dimana kaum klasik berpendapat bahwa yang menentukan harga adalah
sisi penawaran; sedangkan neo-klasik beranggapan bahwa yang menentukan harga
adalah kondisi permintaan.
Akan tetapi Marshal menggabungkan kedua konsep tersebut. Sehingga ia
menyimpulkan bahwa harga terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan di pasar:
penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen. Perbedaan lain
antara Marshall dan kaum klasik adalah dalam metode penelitiannya. Jika kaum
klasik lebih banyak menggunakan metode induktif. Lain halnya dengan Marshall
yang mengombinasika nmetode induktif dan deduktif (abstraksi digabung dengan
realisme yang didukung oleh data statistik) agar terhindar dari kemiskinan dan
kemelaratan itu.
Perbedaanya :
kaum klasik lebih menentukan harga dari sisi Produsen sedangkan Neo Klasik
cara penentuan Harganya lebih pada sisi Konsumen cambridge
Marshal tidak menyalahkan kedua konsep diatas tetapi menggabungnya. Menurut
marshall, selain oleh biaya. Biaya harga juga dipengaruhi oleh unsur subyektif
lainnya. Baik dari konsumen (Pendapatan / daya beli) maupun producen (keadaan
keuangan) dianggap sangat berjasa dalam memperbarui asas dan pandangan-
pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan pakar Neo klasik
sebelumnya
c. Dengan demikian bagi marshal harga terbentuk dari integritas kedua kekuatan
tersebut yang menentukan harga dipasar.
Pertemuan antara permintaan dan penawaran yang menetukan harga yang terbentuk
dipasar. Kalau harga dipasar lebih besar dari biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang, berarti perusahaan dalam jangka pendek
memperolehkeuntungan. Akan tetapi, dalam jangka panjang keadaan akan lebih
normal. Hal itu karena keuntungan yang dinikmati perusahaan tersebut akan menarik
perusahaan-perusahaan lain untuk masuk pasar. Makin banyak perusahaan masuk
pasar, berarti semakin banyak pula produksi dan penawaran. Kelebihan penawaran
atas permintaan memaksa harga-harga turun dan keadaan kembali pada situasi semula
Jika banyak pembeli dan penjual dan tidak ada halangan masuk dan keluar pasar (free
entry and exit), dalam jangka panjang harga yang terbentuk di pasar hanya cukup
untuk menutup biaya-biaya saja (di dalamnya sudah termasuk biaya-biaya buruh atau
jasa para menejer perusahaan). Jadi, dalam jangka panjang perusahaan tidak
memperoleh laba ekonomi yang tinggi sebagaimana dikhawatirkan para penentang
aliran klasik.
Pada tahun 1908 kedudukan Marshall diganti oleh muridnya, Arthur Cecil Pigou
(1877-1959). Karya-karyanya antara lain Principles and Methods of Industrial Peace
(1905), Wealth and Welfare (1912), The Theory of Unumployment (1933) dan
Employment and Equilibrium (1941). Pigou adalah orang pertama yang
mengemukakan konsep real balance effect (dampak pigou/Pigou’s Effect). Pigou’s
Effect adalah suatu stimulasi kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya
nilai riil dari kekayaan likuid sebagai konsekuensi dan turunnya harga-harga.
Pandangan ini merupakan salah satu dasar mengapa kaum klasik dan neo-klasik
percaya bahwa keseimbangan kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium)
dapat dicapai sebagai hasil penurunan dalam tingkat upah.
- terdapat banyak pembeli dan penjual barang2 yang dijual di pasar relative
sama dalam jenis,sifat,dan mutu
- tiap perusahaan bebas keluar masuk pasar
- tidak ada pembeli maupun. Penjual yang mampu mengubah harga yang
ditentukan di pasar
- setiap pembeli dan penjual memiliki indormasi yang. Lengkap tentang
pasar,setiap pembeli dan pepnjual bertindak sebagai penerima harga (price
takers). tidak ada peerbedaan biaya transport di antara para pejual
Tetapi setelah abasd 20 sraffa mengamati bahwa dalam kenytaan asumsi pasar
persaingan semupurna yang diantu tokoh2 klasik dan begitu juga tokoh tokoh neo
klasik tidak bisa diterima bagitu saja.sekarang sudah banyak perusahaan2 besar,dan
tiap perusahaan mengenal bahwa kalau seandainya mereka mengubah keoutusab
output atau oenawaran mereka harga bias berubah.
Faktor penyebab pasar monopolistik Pasar Monopolistik tidak tercipta begitu saja,ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pasar monopolistik,yaitu :
Dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai beberapa corak yang menjadi ciri
khas pasar persaingan monopolistik diantaranya adalah
Pasar monopolistik adalah pasar homogen atau berarti pasar dimana produsen dan
konsumen hanya saling memenuhi kebutuhan barang yang sama atau sejenis tetapi
setiap produsen mempunyai cirikhas produk masing-masing,dalam pasar
monopolistik tingkat persaingan biasa dibilang sangat tinggi karena setiap perusahaan
mempunyai produk yang sama dan biasanya berupa barang primer atau kebutuhan
sehari-hari,setiap pengusaha sangat mudah masuk dan keluar dalam pasar
monopolistik karena banyaknya sumber daya alam dan peluang yang cukup
lebar,setiap perusahaan berlombalomba menciptakan produk terbaik yang sekilas
sama tapi tetap mempunyai perbedaan
Salah satu bentuk ketidak sempurnaan pasar apa-bila salah satu pihak apakah itu
penjual atau pembeli mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pasar.
PASAR MONOPOLI
Disebut pasar monopoli apabila hanya ada satu penjual tunggal untuk produk
tertentu.Dengan demikian ciri-ciri pasar monopoli:
1. Hanya ada satu penjual saja di pasar.
2. Tidak mudah mencari barang pengganti (close substitute), sehingga konsumen
harus membeli kepada penjual yang hanya satu tersebut. Pengusaha yang mempunyai
posisi monopoly disebut monopolist.
Monopolist adalah price maker dalam arti perusahaan dapat menetapkan harga agar
keuntungan-nya maksimum. Posisi monopoli dapat dipertahankan karena adanya
halangan memasuki pasar
yang dapat disebabkan oleh:
(1) alasan ekonomis,
(2) alasan hukum dan atau
(3) ketersediaan input.
Di dalam kenyataan monopoli murni jarang terjadi. Beberapa jenis barang/ jasa yang
hanya disediakan oleh pemerintah, misalnya pertahanan, pengumpulan sampah,
telekomunikasi dan sebagainya sering dipakai sebagai contoh monopoli. Namun
masyarakat dapat menemukan barang/jasa pengganti walaupun dengan nama berbeda
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok ekonomi Neoklasik generasi pertama bisa dibedakan lagi atas dua
kelompok, yaitu:
1. Kelompok ekonomi Austria (The Classical Liberal Perspectives),
2. Kelompok ekonomi Cambridge ( The Modern Liberal Perspective).
Kelompok pertama disebut kelompok Ekonomi Austria karena hampir semua
pendukungnya seperti Carl Manger, Friedlich von Wieser, dan Eugen von Bohm
Bawer berasal dari Austria. Pakar-pakar Neoklasik yang tergabung dalam kelompok
ekonomi Austria ini sangat berjasa mengembangkan teknik-teknik matematika,
terutama kalkulus. Dari tangan merekalah lahir konsep-konsep marginal utility,
marginal revenue, the law of diminishing return, dan sebagainya yang sarat dengan
hitungan-hitungan matematis. Sejak munculnya teori “marginal revolution” yang
dikembangkan oleh pakar-pakar Neoklasik dari mazhab Austria tersebut, pembahasan
ekonomi lebih bersifat mikro. Karena ilmu ekonomi ditangan pakar-pakar Neoklasik
mengalami perkembangan yang pesat melebihi perkembangan legislasi, hal ini
memeksa diceraikannya politik dari ilmu yang semula disebut ekonomi politik.
Lebih tepat, oleh pakar-pakar ekonomi Neoklasik istilah “political” dihilangkan dari
“political economy”, dan yang tinggal hanya “ilmu ekonomi” ( “economics”)
sebagai suatu disiplin ilmu yang mandiri. Adapun kelompok kedua digolongkan
didalam Ekonomi Cambridge karena para pendirinya seperti Alfred Marshall dan
kebanyakan pendukungnya kebanyakan berasal dari university of Cambridge.
Walaupun Marshall memiliki peran besar dalam perkembangan ilmu ekonomi,
pendekatan yang digunakan Marshall sedikit berbeda dari pendekatan pakar-pakar
ekonomi lain. Perbedaan yang mencolok antara Marshall dengan ekonomi-ekonomi
lain dari mazhab Austria yang pada umumnya “tegar” ialah Marshall lebih
memperhatikan nasib. Bagi Marshall, ilmu ekonomi politik adalah sarana untuk
memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan bahkan juga sebagai motor untuk