Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. MICRO TEACHING

PRODI PGSD

Skor Nilai:

MICRO TEACHING
TEORI DAN PRAKTIK PENGAJARAN YANG EFEKTIF

OLEH :

NAMA : RACHEL RIA FELISIANA SIDEBANG


NIM : 1203311110
D. PENGAMPU : Dr. NURMAYANI, M.Ag
M, KULIAH : MICRO TEACHING

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha esa atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
penulis buku yang telah menerbitkan buku yang berjudul “Micro Teaching”. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Ibu Nurmayani, M.Ag, yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis .
Penulis telah berusaha dengan tenaga dan pikiran tetapi karena kemampuan pengetahuan,
dan pengalaman yang terbatas, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari buku baik
isi, susunan, maupun tata bahasa. Walaupun demikian penulis berharap Critical ini bermanfaat
bagi pembaca.
Harapan penulis semoga dengan diberikannya tugas CBR ini dapat menambah ilmu dan
pengetahuan pembaca. Penulis juga berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan Critical Book Review in. Penulis juga berharap critical ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Medan, 17 Maret 2023

Rachel R F Sidebang
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..

A. Rasionalisasi Pentingnnya CBR……………………………………………………………………..

B. Tujuan……………………………………………………………………………………………….

C. Manfaat………………………………………………………………………………………………

D. Identitas Buku……………………………………………………………………………………….

BAB II RINGKASAN ISI BUKU…………………………………………………………………….

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU……………………………………………..

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..

B. Rekomendasi………………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Critical Book Report adalah tugas yang berisi deskripsi dan analisis tentang isi buku,
kesimpulan yang terdiri dari satu bab buku teks atau satu buku teks secara keseluruhan
sehingga capaian pembelajaran dapat tercapai. Micro Teaching adalah salah satu mata
kuliah yang harus diterima oleh mahasiswa dalam lingkup kependidikan khususnya PGSD.
Rasionalisasi pentingnya CBR ini adalah sering kali kita bingung memilih buku
referensi untuk kita baca dan untuk kita pahami. Kadang kala kita memilih satu buku,
namun kurang memuaskan hati dikarenakan misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan
mengenai Micro Teaching. Maka dari itu, makalah ini disajikan untuk mengetahui isi materi
Micro Teaching.

B. TUJUAN CBR
1. Untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Micro Teaching.
2. Menambah wawasan penulis maupun pembaca melalui tugas CBR
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku dan materi yang ada di dalamnya.
4. Mengetahui ringkasan atau kesimpulan buku.

C. MANFAAT CBR
1. Menambah wawasan tentang Micro Teaching
2. Dapat memilih buku yang lebih baik atau efisien yang digunakan untuk
mempelajari Micro Teaching

D. IDENTITAS BUKU
Buku Utama
1. Judul : Micro Teaching Teori Dan Praktik Pengajaran
Yang Efektif
2. Edisi :-
3. Penulis : Dr. Nurmaayani, M.Ag. Dkk.
4. Penerbit : Media Sains Indonesia
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tahun Terbit : 2023
7. ISBN : 978-623-362-844-0

Buku Pembanding
1. Judul : Micro Teaching Melatih Kemampuan Dasar
Mengajar
2. Edisi :-
3. Penulis : Dr. Hj. Helmiati, M.Ag
4. Penerbit : Aswaja Press Indo
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2013
7. ISBN : 978-602-18652-4-8
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BUKU UTAMA

BAB I : PEMBELAJAARAN MICROTEACHING

A. PENGERTIAN MICRO TEACHING

1. Micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit dan
teaching berarti mengajar. Jadi, Microteaching berarti suatu kegiatan mengajar yang
dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan
memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar
tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru
secara akurat.

B. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM MCRO TEACHING

Unsur-unsur penting dalam micro teaching adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dan sasaran keterampilan


2. Struktur dan organisasinya
3. Perencanaan dan jadwal
4. Pembinaan
5. Feedback
6. Siswa untuk micro teaching dan
7. sarana pembelajaran

C. TUJUAN MICROTEACHING

Microteaching merupakan salah satu penunjang pengalaman lapangan bagi calon guru, yaitu
merupakan salah satu latihan terbatas mengenai ketrampilan- ketrampilan tertentu. Secara umum
tujuan microteaching adalah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan
mengajar di muka kelas dengan memiliki pengetahuan, ketrampilan, kecakapan dan sikap sebagai
guru yang profesonal. Microteaching juga dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas
pembelajaran bagi guru agar lebih mantap dalam penguasaan materi, penampilan di kelas, dan
ketrampilan khusus dalam pembelajaran.

D. FUNGSI MICRO TEACHING

Micro teaching di perguruan tinggi sangat bermanfaat bagi calon guru untuk
menyempurnakan keterampilan dalam membuat perencanaan dan pembelajaran. Pelajaran micro
teaching ini juga memungkinkan calon guru untuk mempersiapkan berbagai skenario kelas sesuai
situasi dan konteks siswa. Selain itu, melalui micro teaching, mahasiswa bisa mendapatkan
masukan, evaluasi, kritik, dan saran dari dosen dan rekan-rekan lainnya. Penting sekali bagi dosen
untuk menciptakan suasana agar pemberian kritik dilakukan dalam suasana konstruktif (Bales,
2018).

Manfaat lainnya, micro teaching membantu calon guru untuk memahami dengan baik dan
benar mengenai peranan mereka di kelas dan langkah-langkah proses pembelajaran. Dengan
pemahaman yang baik, calon guru tersebut memiliki keyakinan tinggi, rasa percaya diri, dan
motivasi yang kuat untuk melaksanakan tugas mengajar secara benar (Bales. 2018)

E. KARAKTERISTIK MICROTEACHING

Microteaching merupakan pembelajaran dalam skala kecil. Karakteristik yang khas dalam
microteaching adalah Komponen-Komponen dalam Pengajaran yang di-MIKRO-kan atau di-
sederhana-kan. Dalam pengajaran sesungguhnya (RealTeaching) lingkup pembelajaran biasa tidak
dibatasi, tetapi dalam microfeaching terbatas pada satu kompetensi dasar atau satu hasil belajar
dan satu mater pokok bahasan tertentu. Demikian pula alokasi waktunya juga terbatas antara 10-
15 menit, dengan jumlah siswa juga dikecilkan hingga berkisar 7-10 siswa. serta keterampilan
dasar yang dilatihkan juga terbatas (terisolasi). Dengan demikian, on khas microteaching adalah
pengajaran yang disederhanakan dalam hal jumlah siswa, alokasi waktu, keterampilan,
kompetensidasar, dan mater pembelajaran.

F. LANGKAH-LANGKAH MIKRO TEACHING


Pola pelaksanaan mikro teaching , sesi mikro teaching biasanya melibatkan guru senior dan
sekelompok rekan sebaya yang berperan sebagai siswa dalam lingkup mikro tersebut. Dalam
kesempatan ini, calon guru berlatih memoles teknik mengajar sebelum mereka mengajar di kelas.
Micro teaching dalam pembelajaran di Universitas biasanya mendorong mahasiswa untuk
mengasah keterampilan mengajar Pada kurun waktu tertentu dengan berfokus pada keterampilan
dan teknik merancang serta mengajar di kelas. Sesi microteaching Hendaknya dilakukan beberapa
kali, dengan memberikan kesempatan calon guru melakukan praktik, kemudian memberikan
masukan dan evaluasi, mengadakan penyesuaian berdasarkan masukan dan evaluasi, serta
melakukan praktek lagi (bales,2018).

Pola pelaksanaan mikro teaching bisa dilakukan dengan siklus berikut (bales,2018) :

1. Calon guru memahami mengenai dasar-dasar pendidikan dan teknik pelaksanaan


pembelajaran melalui buku tes, dan materi-materi yang sudah pernah diberikan, terutama
terkait dengan kompetensi seorang guru keterampilan apa yang harus dikuasai guru.
2. Calon guru memiliki keterampilan merencanakan pembelajaran. Keterampilan membuat
rancangan pelaksanaan pembelajaran atau rpp yang kreatif sangat dibutuhkan.
3. calon guru melakukan praktik mengajar dan menerima umpan balik.praktik mengajar ini
sebaiknya direkam dan ditanggapi secara detail dan mendalam. Masukan teman-teman sebaya
bisa diperkuat dengan melihat rekaman yang ada. Kris bales(2018) menyatakan, sangat
penting bagi calon guru itu menerima masukan dari teman sebaya yang detail, spesifik, dan
seimbang ( orang cenderung fokus pada kelemahan atau kekuatan saja).masukan itu harus
seimbang antara kekuatan dan kelemahan bales (2018) juga menyatakan, tanggapan dari rekan
sebaya sebaik-baiknya berdasarkan pada pengalaman mereka sendiri.karena itu, sebaiknya,
mereka menggunakan kata:"pengalaman saya,..." atau 'bila saya melakuka itu,..." atau "saya
kesulitan mendengar anda (dan bukan: anda harus berbicara lebih keras); "saya merasakan
kontak mata yang baik dan intens (dan bukan: anda sudah melakukan kontak mata).
4. rencanakan lagi dan sekali lagi. Berdasarkan tanggapan, masukan, dan evaluasi dari dosen
dan rekan sebaya, diadakan lagi praktik mengajar yang sudah memperhatikan semua masukan
yang ada. Praktik sebelumnya dilakukan lagi; rekan sebaya memberikan masukan diperkuat
dengan menonton video praktik mengajar itu.
Pada dasarnya microteaching ditempuh melalui lima langkah berikut :

1. Pengenalan/pemahaman tentang konsep microteaching,


2. Penyajian model dan diskusi,
3. Perencanaan/persiapan pembelajaran,
4. Pelaksanaan/praktik pembelajaran,
5. Diskusi/umpan balik,
6. Praktik pembelajaran ulang bagi yang belum berhasil.

G. PENGELOLA DAN PELAKSANAAN PROGRAM

Praktik Microteaching dibimbing oleh dosen matakuliah microteaching. Sistem bimbingan


praktik microteaching dilakukan secara bertahap dan terpadu, artinya dalam latihan ketrampilan
mengajar, khususnya pada tahap latihan) ketrampilan terpadu, kelompok mahasiswa dibimbing
oleh satu tim terdiri atas dosen pembimbing dan petugas yang ditunjuk. Idealnya tim ini terdiri
atas tiga orang supervisor.

1. Tugas Dosen

Tugas dosen Microteaching adalah:

a. Menjelaskan teori dan prosedur praktik microteaching.


b. Membimbing mahasiswa dalam pembuatan program Satuan Pelajaran (SP) atau Rencana
Pembelajaran (RP);
c. Membimbing diskusi hasil supervisi mahasiswa praktikan.
d. Membimbing latihan ketrampilan terbatas;
e. Memberikan contoh bersikap atau berkepribadian guru;
f. Membimbing Mahasiswa dalam ketrampilan terpadu;
g. Mengevaluasi hasil latihan microteaching,
h. Mengoperasikan peralatan laboratorium untuk kepentingan microteaching.
2. Tugas Mahasiswa
Mahasiswa
Bertugas:
a. Mengikuti perkuliahan secara tertib sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan;
b. Mengikuti perkuliahan minimal 75% dari jadwal yang sudah ditentukan;
c. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk latihan ketrampilan terbatas
maupun terpadu;
d. Membuat dan mempersiapkan peralatan atau media dalammelaksankan praktik;
e. Melaksanakan latihan ketrampilan terbatas dan diskusi;
f. Melaksanakan latihan ketrampilan terpadu dan diskusi.

3. Kewajiban Mahasiswa

Mahasiswa memiliki kewajiban sebagai berikut:

a. Memakai pakaian seragam hitam putih seperti yang telah ditentukan.


b. Mahasiswa laki-laki berambut pendek (depan tidak menutup dahi, samping tidak menutup
telinga dan belakang tidak menutup leher).
c. Menyiapkan kelengkapan untuk latihan ketrampilan terbatas dan terpadu;
d. Hadir tepat pada waktu kegiatan
e. Mengikuti seluruh kegiatan microteaching,
f. Bersikap sebagai calon guru;
g. Pada waktu microteaching mahasiswa diperlakukan sebagai siswa bagi mahasiswa yang
sedang mengajar/ praktik;
h. Memberi masukan dalam pelaksanaan microteaching: Berkonsultasi secara aktif dengan
dosen pembimbing microteaching.

H. MATERI KEGIATAN MICROTEACHING

Microteaching mencakup empat macam kegiatan pokok, yakni:


a. Orientasi :
Dalam kegiatan orientasi, dosen pembimbing/pengamat memberikan penjelasan tentang
seluk-beluk microteaching antara lain: pengertian dasar, tujuan, materi, prosedur, dan evaluasi
serta tata tertib perkuliahan microteaching. Orientasi ini dapat dilaksanakan pada pertemuan awal
secara klasikal maupun kelompok kecil.

b. Observasi :

Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal dan memperoleh gambaran secara riil penampilan
seorang guru dalam pembelajaran riil di kelas. Observasi dapat pula dilakukan secara tidak
langsung, yakni dengan melalui rekaman Video Pembelajaran atau VCD maupun DVD. Kegiatan
observasi segera dikuti kegiatan diskusi hasil pengamatan (observasi), khususnya yang berkaitan
dengan ketrampilan- ketrampilan mengajar praktikan.

c. Latihan Ketrampilan Terbatas:

Inti microteaching ialah memberikan latihan secara intensif, agar mahasiswa menguasai
berbagai ketrampilan mengajar. Beberapa ketrampilan mengajar dikemukakan pada bab
selanjutnya.

d. Latihan Ketrampilan Terpadu

Latihan ketrampilan terpadu merupakan bentuk lanjut ketrampilan- ketrampilan terbatas.


Dalam hal ini pengertian "mikro" masih berlaku untuk sejumlah mahasiswa; topik/sub topik, dan
waktu, tetapi untuk jenis ketrampilan yang dilatihkan sudah merupakan bentuk perpaduan dari
semua ketrampilan mengajar, sejak ketrampilan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), menyajikan materi dengan segalaketrampilan, sampai menutup pelajaran termasuk
mengadakan evaluasi. Butir-butir ketrampilan mengajar yang dilatihkan dapat dilihat pada acuan
format observasi microteaching (lihat lampiran).

Evaluasi Microteaching:

Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi mahasiswa dalam microteaching, maka harus
ada evaluasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan evaluasi adalah:

a. Dalam mengevaluasi microteaching, diberlakukan sistem evaluasi berlanjut, artinya nilai


diambil dari rata-rata hasil latihan praktik ketrampilan terbatas dan terpadu;
b. Nilai latihan ketrampilan terbatas (N1);
c. Nilai latihan ketrampilan terpadu (N2) diambil dari nilai rata-rata RP dan nilai rata-rata
penyajian sesuai dengan format penilaian terlampir yang merupakan nilai rata-rata
d. Nilai akhir (NA) microteaching diambil dari rata-rata NI dan N2 dengan pembobotan;
NA =(2N1 +3N2)
5

e. Nilai akan diberikan kepada mahasiswa apabila memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pengelola laboratorium micro teaching;
f. Pedoman untuk mengubah nilai dari angka ke huruf adalah sebagai berikut:

Nilai Mata Kuliah (NM) Nilai Sikap

Rentang Kategori Rentang Kategori

85-100 A 3,51-4,00 Sangat Baik (SB)

75-84 B 2,51-3,50 Baik (B)

65-74 C 1,51-2,50 Kurang Baik (KB)

0-64 E 0,00-1,50 Sangat Kurang Baik (SKB)


BAB II : DASAR DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR

A. Dasar – Dasar Komunikasi Dalam Pembelajaran

Komunikasi berasal dari Bahasa latin, “communis” yang berarti “sama”


yang berrati kesamaan pengertian/pemahaman. Komunikasi adalah proses
pertukaran ide, pendapat, fakta, perasaan, dan lain-lain di antara orang-orang
yang menciptakan pemahaman bersama.
Dalam komunikasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :

1. Pengirim (Sender)
2. Pesan (Message)
3. Encoding
4. Media
5. Decoding
6. Penerima
7. Umoan Balik (Feedback)
8. Kebisingan (Noise)

Jadi komunikasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Komunikasi adalah proses dua arah


2. Ada dua pihak, satu dikenal sebagai pengirim dan yang lainnya sebagai
penerima.
3. Ada pesan yang dikirim oleh pengirim ke penerima.
4. Komunikasi tidak lengkap sampai orang lain mempersiapkannya dengan
cara yang sama seperti yang dimaksud penerima.

Terdapat lima aspek yang perlu di pahami dalam membangun komunikasi yang
efektif, yaitu :

1. Pada tingkat sosial pertama, orang berkomunikasi untukkesenagan berkala


2. Pada tingkat sosial kedua, orang berkomunikasi untuk
menunjukkan keterkaitannya dengan orang lain,
3. Pada tingkat sosial ketiga, orang berkomunikasi untuk membangun
dan memelihara hubungan.
4. Pada tingkat sosial keempat, mereka berkomunikasi untuk menegaskan
hubungan-hubungan mereka.
B. Komunikasi Pembelajaran Efektif

Banyak faktor yang secara langsung mempengaruhi proses pembelajaran, seperti


guru, siswa, materi pembelajaran, alat belajar, dan kurikulum (Kurniawan, 2005, &
Suthiraman, 2006). Selain itu, keberhasilan pembelajaran juga harus didukung oleh
komponen lain seperti teknik atau strategi pembelajaran yang tepat dan suasana atau
lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran. Di antaranya, guru memainkan
peran paling penting dalam keberhasilan akademik. Guru harus menggunakan
keterampilan komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran.

Tujuan komunikasi pembelajaran antara lain:

1. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar


2. Memotivasi siswa
3. Menyajikan informasi
4. Merangsang diskusi
5. Mengarahkan kegiatan siswa
6. Memberikan pengalaman simulasi

C. Komunikasi Antara Guru dan Siswa

Setidaknya terdapat tiga pola komunikasi antara guru dan siswa, yakni komunikasi
sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi (Djamarah,
2005).
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai
pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. guru aktif dan siswa pasif,
mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan sebagai
pemberi aksi atau penerima aksi, demikian pula halnya dengan siswa, bisa sebagai
penerima aksi bisa pula sebagai pemberi aksi. Hal ini menyebabkan terjadinya
dialog antara guru dan siswa.
3. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi tidak
hanya terjadi antara guru dan siswa. Siswa dibentuk lebih aktif daripada guru,
sebagaimana halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa lain.

D. Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) merupakan keterampilan khusus


(most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (As. Gilcman,
1991). Menurut Turney (1973) ada 8 keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasi
seorang guru. Adapun 8 keterampilan dasar mengajar itu adalah sebagai berikut.

1. Keterampilan Bertanya

Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui sesuatu.
Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan guru dapat
menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru juga
dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Keterampilan Memberikan Penguatan

Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan sesering


mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal
maupun nonverbal. Penguatan bertujuan untuk memberikan umpan balik (feedback)
kepada siswa atas perbuatanya sebagai dorongan atau koreksi. Penguatan terbagi atas
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk
mempertahankan dan memelihara perilaku positif siswa sedangkan penguatan negatif
penguatan untuk menghentikan atau menurunkan perilaku siswa yang tidak
menyenangkan.

3. Keterampilan Membuat Variasi Stimulus

Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang
disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian siswa selama
pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat mengurangi kebosanan siswa dan
kembali menarik perhatiannya pada pembelajaran. Bentuk variasi stimulus dalam
pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing),
kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak (eyes contact and
movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru, perpindahan posisi guru dalam
kelas dan juga variasi penggunaan media dan alat pengajaran. Beberapa kelas di SD, guru
menggunakan yel-yel, misalnya: guru berkata “eyes on me” murid menjawab “eyes on
you” atau dengan bertepuk tangan dan sebagainya sehingga siswa tetap dapat terlibat dan
mengikuti proses pembelajaran dengan baik

4. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan informasi yang


terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang berarti sehingga peserta didik dapat
memahami dengan mudah. Guru perlu memahami prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a)
penjelasan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik; b) penjelasan harus diselingi
dengan tanya jawab dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran; dan c) penjelasan
harus disertai dengan contoh yang konkrit, dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
dan bermakna.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan menutup kelas
merupakan hal yang penting untuk audience karena ini menentukan keberhasilan seorang
pembicara/guru/pemakalah. Membuka kelas ibarat pesawat yang akan lepas landas
sedangkan menutup kelas ibarat pesawat yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu
mempersiapkan bagian membukan dan menutup kelas dengan sangat baik. Peranan guru
dalam pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh pada ingatan materi siswa.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik dapat meningkatkan kreativitas
dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi merupakan strategi yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah melalui proses yang memberi
kesempatan berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif pada perbedaan
pendapat dan membangun kerja sama kelompok.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang komplek. Dikatakan kompleks
karena jika ada 25 siswa dalam suatu kelas, maka guru memiliki 25 keunikan dan karakter
yang berbeda. Terlebih lagi pembelajaran di sekolah dasar, Guru harus dapat
memperhatikan siswa, menyampaikan materi dan mengatasi kegaduhan yang mungkin
terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

8. Keterampulan Mengajar Kelompok Kecil dan Peroseorangan

Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering kali


dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar. Hal ini biasanya
dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena kesulitan dalam pelajaran. Kelompok
kecil biasanya berkisar 3 sampai 8 orang dan 1 orang untk perorangan. Hal yang penting
dalam pembelajaran kelompok kecil ini, guru harus meningkatkan kompetensi sosial dan
kompentensi kepribadian. Karena dalam situasi pembelajaran kelompok ini dibutuhkan
komunikasi dan hubugan yang akrab sehingga siswa nyaman belajar.

E. Jenis – Jenis Keterampilan DasarMengajar

1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran;

Membuka pelajara sebagai kegiatan awal yang dimaksudkan untuk mengkondisikan


peserta didik (siswa) sedemikian sehingga mereka termotivasi secara pisik maupun
psikhis dan siap melakukan aktivitas pembelajaran, memberikan acuan terhadap
kompetensi, menunjukkan kaitan substansi materi pembelajaran .Penutup pelajaran pada
dasarnya sebagai aktivitas mengakhir pembelajaran. Melalui kegiatan ini peserta didik
dipastikan sudah memiliki pengalaman belajar yang utuh sesuai dengan perencanaan
pembelajaran. Jadi menutup pembelajaran sebagai bagian integral dari pembelajaran yang
dimaksudkan untuk megecek capaian kompetensi memberikan rangkuman, kesimpulan,
memberikan materi untuk pendalaman, dan mengingatkan komptenis selanjutnya.

2) Keterampilan bertanya;
Bertanya merupakan salah satu aktivitas yang selalu ada dalam proses qkomunikasi, memberi
stimulus kepada peserrta didik dalam bentuk kalimat tanya yang membutuhkan jawaban.
Pertanyaan yang diajukan sangat ditentukan oleh fungsi dari pertanyaan itu. Dalam
pembelajaran pertanyaan dapat berfungsi untuk meningkatkan aktivitas peserta didik,
menuntun atau membangun proses berpikir, membangkitkan rasa ingin tahu atau untuk
memusatkan perhatian.

3) Keterampilan menjelaskan;
Menjelaskan merupakan keterampilan yang utama dalam pembelajaran matematika dan
tidak terpisah dari penguasaan materi pelajaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh objek
matematika yang abstrak dan terdiri dari fakta, konsep, operasi dan prinsif. Menjelaskan
objek matematika dalam pembelajaran sangat erat kaitannya dengan penyajian materi
pelajaran.

4) Keterampilan mengadakan variasi;


Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan aktivitas yang sengaja dilakukan guru
dengan maksud untuk menghidarkan kemonotonan yang berakibat kebosanan, motivasi
belajar yang tidak putus, pemenuhan gaya belajar peserta didik yang beraneka rangam.

5) Keterampilan memberi penguatan

Penguatan adalah tanggapan guru terhadap perilaku peserta didik yang memungkinkan dapat
membesarkan hati peserta didik agar lebih terpacu dalam interaksi pembelajaran. Pengauatan
verbal adalah aktivitas guru untuk merespon kegiatan peserta didik berupa kata-kata atau
gerakan-gerakan menjadi hal yang penting di dalam pembelajaran. Kata-kata atau komentar
berupa pujian dalam ungkapan antara lain: bagus, baik sekali, saya puas dengan jawabanmu,
sebaiknya kalian mencontoh temanmu ini, dapat membuat peserta didik lebih percaya diri
dan terdorong untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

6) Keterampilan mengelola kelas

Menciptakan dan mempertahankan iklim belajar yang optimal. Keterampilan ini


membutuhkan kemampuan guru untuk meninisiatifkan kegiatan pembelajaran yang
optimal, efisien, dan efektif, Mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

7) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

Untuk memaksimalkan ktivitas peserta didik di dalam pembalajaran antara laindilakukan


melalui diskusi dan perhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Rencanakan sebaik-baiknya masalah, sistematika diskusi, peran setiap


anggota kelompok, tujuan yang harus dicapai.
b. Pada saat diskusi berlangsung guru harus cermat memperhatikan interaksi
di dalam kelompok.
c. Lakukan pengendalian terhadap aktivitas kelompok jika terdapat
pergeseran atau penyimpangan dari pokok masalah diskusi di kelompok.
d. Berikan arahan atau tuntunan sedemikian sehingga kelompok bisa
mengkonstruksi dan menemukan penyelesaian masalah yang didiskusikan.
e. Jika terjadi bebedaan pandangan sehingga kelompok tidak sampai pada
suatu kesimpulan, maka guru harus memposisikan diri sebagai penyeimbang.
f. Perjelas semua gagasan menuju kepada kesimpulan penyelesaian masalah
yang didiskusikan dengan mengungkap ide pokok dari kelompok.

8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Aktivitas mengajar kelompok kecil dan perorangan umumnya terjadi jika guru
melaksanakan pembelajaran secara kelasikal. Keterampilan mengajar kelompok
keciladalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar berkelompok
dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 - 5 orang setiap kelompoknya. Sedangkan
keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah
kemampuan guru dalam pembelajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau
perbedaan-perbedaan individual peserta didik.

F. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar

1. Kesesuaian (relevant)

Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur jenis
keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan dan disesuaikan
dengan seluruh komponen pembelajaran. Penyesuaian ini sangat penting, agar dalam
menerapkan setiap unsur pembelajaran tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
2. Kreativitas dan inovatif

Kreativitas dan inovatif dalam meggunakan unsur-unsur keteranpiloan dasar mengajar


sangat diperlukan agar suasan pembelajaran selalu menarik dan menyenagkan bagi siswa.
3. Ketepatan (akurasi)

Penggunaan setiap unsur keterampilan dasar mengajar dimaksudkan agar proses


pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu penggunaan unsur-
unsur keterampilan dasar mengajar harus memperhatikan aspek ketepatan atau akurasi,
sehingga dapat mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan.
4. Kebermanfaatan

Seperti halnya dengan prinsip-prinsip keterampilan dasar mengajar yang telah dibahas
sebelumbya, yang tidak kalah pentingnya bahwa unsur-unsur keterampilan dasar mengajar
yang diterapkan harus memiliki nilai manfaat atau kegunaan terhadap penegembangan
potensi siswa.
5. Membangkitkan perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi termasuk kedalam prinsip pembelajaran, sebagai suatu prinsip
artinya perhatian dan motivasi termasuk untuk yang sangat menentukan terhadap kualitas
pembelajaran.
6. Menyenangkan

Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) termasuk salah satu unsur
pembelajaran yang harus selalu diciptakan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam
membimbing proses pembelajaran
BAB III : GURU PROFESIONAL

A. Pengertian Sikap Profesional Kependidikan

Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakai sebagai alat
untuk memprediksi perilaku orang tersebut bekerja. Kecenderungan berperilaku dimaksud
mulai dari mendukung objek tertentu sampai dengan menolaknya (Wau,dalam 2017:61).

Sikap profesional kependidikan adalah sikap seorang pendidik dalam menjalankan


pekerjaannya yang mencakup keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi keguruan.

B. Sasaran Sikap Profesional Kependidikan

Ada 7 sasaran sikap profesi kependidikan yakni:

 Sikap terhadap peraturan perundang-undangan


 Sikap professional kependidikan terhadap organisasi profesi
 Sikap terhadap teman sejawat
 Sikap terhadap peserta didik
 Sikap terhadap tempat kerja
 Sikap terhadap pimpinan
 Sikap terhadap pekerjaan

C. Rasional Sikap Profesional Kependidikan

Tenaga professional pada dasarnya menuntut standar dalam sejumlah dimensi, baik
standar pendidikan prajabatan, maupun standar mutu kinerjanya atau sering disebut dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar pendidikan ditetapkan dalam bentuk Undang-
Undang seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 35
ayat (1), sedangkan standar mutu kinerja umumnya ditentukan oleh stakeholders atau
pengguna lulusan, bisa nasyarakat lugas atau bisa juga instansi pemakai lulusan, seperti
instansi pemerintah maupun swasta.

D. Bentuk Refleksi dan Peran Profesional Guru

 Peran guru dalam pelaksanaan professional guru

Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada


dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik
sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan
berkembang. Kendatipun dua unsur tersebut sama pentingnya, namun ada
kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu disebabkan oleh bakat saja atau
pengaruh lingkungan saja (2013:3).

 Bentuk refleksi professional

Urgensi refleksi professional itu bagi bidang profesi keguruan lebih mendasar lagi
dengan memperhatikan perimbangan berikut ini:

1. Secara umum dan universal telah diakui pekerjaan kependidikan


2. Seirama dengan kemajuan dan sebagai dampak pesatnya laju perkembangan
iptek
3. Aspek psikologis refleksi diri terhadap professional kependidikan.

E. Etika Kerja Guru

Salah satu aspek dari perilaku profesional adalah kemandirian (otonomi) dalam
melaksanakan profesinya. Artinya, dalam melaksanakan profesi tersebut profesional
mampu mengambil keputusan secara mandiri dan membebaskan dirinya dari pengaruh luar
termasuk pengaruh dari interes pribadinya (intervensi). Walaupun demikian, prinsip
kemitraan kerja (network) dengan berbagai pihak terkait tetap masih dibutuhkan dalam
rangka mengembangkan dan meningkatkan profesi yang digelutinya.

F. Sikap Guru Sebagai Pendidik dan Pembimbing


Perilaku guru sehari-hari adalah yang harus dicontoh atau diteladani oleh para anak
didik khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam keseharian perilaku guru yang
menjadi perhatian adalah dalam berpakaian, cara berjalan, cara makan dan minum, serta
semua cara yang melekat dengan pribadi guru, demikian pula dengan bagaimana bergaul
dengan siswa, bergaul sesama teman sejawat, serta anggota masyarakat luas.

BAB IV : PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF

A. Karakteristik rancangan pembelajaran inovatif

Penerapan unsur-unsur terbaru dalam komponen RPP terletak pada: Indikator


Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Pendahuluan, Inti, dan
Penutup Pembelajaran, serta Penilaian Pembelajaran. Hal itu sejalan dengan rencana
penguatan karakter siswa pada kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2018). Pembedanya adalah
pada unsur TPACK dan Neuroscience sebagai payung konsep pendekatan maupun model
pembelajaran yang dipilih dalam rancangan pembelajaran dan juga adanya STEAM.
STEAM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran baru di Indonesia yang
rancangannya akan dibahas khusus pada Modul 4 KB 2. B

B. Penyusunan rancangan pembelajaran inovatif

Bagaimana menyusun rancangannya dalam wujud RPP. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun RPP sesuai Abad 21, yaitu:

1) Unsur-unsur pembelajaran inovatif seperti TPACK, Neuroscience, STEAM,


PPK, termasuk keterampilan abad 21-4C, literasi, dan HOTS,bisa
diintegrasikan atau diterapkan dalam RPP pada komponen IPK, Rumusan
Tujuan, Aktivitas Pendahuluan, Inti, Penutup Pembelajaran, dan atau
komponen Penilaian Pembelajaran.
2) Saudara harus memahami isi dan susunan RPP yang Anda tulis sendiri dengan
memuat komponen dan menerapkan prinsip-prinsip RPP sesuai Permendikbud
No. 22 Tahun 2016.
3) Saudara boleh menyusun RPP dalam kolom atau pun tidak karena tidak ada
format baku dalam menyusun RPP. RPP juga bisa disusun menggunakan tabel
atau tidak pada komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran atau di
komponen lainnya.
4) Disarankan bagi Saudara untuk mengikuti langkah-langkah penyusunan RPP
berdasarkan Modul Kurikulum 2013 dari Kemdikbud.
BUKU PEMBANDING
BAB I : MICRO TEACHING & PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN
Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru/pendidik untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses
yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan
belajar mengajar.14 Dengan demikian, pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis
antara kegiatan mengajar yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Pembelajaran merupakan suatu proses dan melibatkan berbagai aspek, karena itu, untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif diperlukan keterampilan. Mengajar adalah salah satu
tugas pokok guru. Oleh karena itu kompetensi profesional yang mendukung kemampuan guru
dalam mengajar haruslah mendapat perhatian sungguh-sungguh dan menjadi penekanan
(stressing point) dalam program penyiapan calon guru. Dalam micro teaching, tata pelaksanaan
pembelajaran disederhanakan sehingga dapat mengurangi kerumitan yang lazim yang terdapat
dalam proses pembelajaran. Guru juga secara langsung memperoleh umpan balik atas
penampilannya, sehingga bila terjadi kelemahan dan kekurangan dapat diperbaiki. Begitu juga
sebaliknya, ia akan mendapat penguatan bila keterampilan yang ditampilkannya telah baik.
Melalui proses latihan dalam micro teaching inilah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh selanjutnya dikembangkan melalui PPL di sekolah-sekolah di bawah pengawasan
kepala sekolah, guru pamong dan supervisor atau pembimbing PPL. Dengan demikian,
pengembangan kompetensi guru dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dalam suatu
program yang sistematik. Tidak jarang guru-guru yang sudah dalam jabatanpun mengalami
masalah terkait kompetensi dan keterampilan mengajar.Guru-guru yunior yang baru saja lulus
kuliah, masih ada yang belum terampil dalam melaksanakan tugas ini.
Dengan demikian, dasar pemikiran pelaksanaan micro teaching adalah: 1.Guru sebagai
profesional seharusnya memiliki tiga modal dasar yaitu pemahaman yang mendalam terhadap
hal-hal yang bersifat filosofis, konseptual, dan skill (keterampilan) 2.Pembelajaran merupakan
suatu proses dan melibatkan berbagai aspek. Karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang
kreatif diperlukan keterampilan. 3.Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional
yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
4.Sekumpulan teori yang diperoleh di perkuliahan tidak akan mampu secara otomatis membuat
calon guru menghadapi berbagai problema yang ada dalam kelas. Persoalan terkait penguasaan
materi, relevansi metode dan strategi, manajemen kelas, tempat praktik dan mekanisme
pengaturan waktu akan muncul secara bersamaan melahirkan situasi baru yang belum pernah
ditemui oleh mahasiswa/calon guru sebelumnya. Dalam pembelajaran mikro, agar calon guru
dapat menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar dan mendalami makna dan strategi
penggunaannya pada proses pembelajaran, calon guru/ pendidik perlu berlatih satu demi satu
keterampilan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran mikro sangat diperlukan dalam bentuk peer
teaching15 dengan harapan agar para calon guru/pendidik dapat sekaligus menjadi observer
(pengamat) temannya sesama calon guru/pendidik, dengan harapan masing-masing calon guru/
pendidik dapat saling memberikan koreksi dan masukan untuk memperbaiki kekurangan
penguasaan keterampilan dasar dalam mengajar. Keterampilan dasar mengajar yang dimaksud
adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran 2. Keterampilan
menjelaskan 3. Keterampilan bertanya (dasar, lanjut) 4. Keterampilan mengadakan variasi 5.
Keterampilan memberikan penguatan 6. Keterampilan mengelola kelas 7. Keterampilan
membelajarkan kelompok kecil dan perorangan.
Pengertian, Fungsi & Manfaat Micro Teaching Secara etimologis, micro teaching berasal
dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti pembelajaran. Secara
terminologis, micro teaching didefinisikan dengan redaksi yang berbeda-beda, namun memiliki
subtansi makna yang sama. Berikut dikemukakan beberapa pengertian pembelajaran mikro
menurut beberapa orang ahli: 1. Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar dalam skala kecil
(mikro) yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan baru dan memperbaiki
keterampilan yang lama.16 2. Menurut Roestiyah, pembelajaran mikro merupakan suatu
kegiatan mengajar dimana segala sesuatunya dikecilkan atau disederhanakan.17 3. Micro
teaching is effective methode of learning to teach. Oleh sebab itu, micro teaching sama dengan
teaching to teach atau learning to teach. 18 4. Menurut Michael J Wallace, pembelajaran mikro
merupakan pembelajaran yang disederhanakan. Situasi pembelajaran dikurangi lingkupnya,
tugas guru dipermudah, mata pelajaran dipendekkan dan jumlah peserta didik dikecilkan

BAB II : PENGERTIAN, FUNGSI & MANFAAT MICRO TEACHING


Secara etimologis, micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas,
sempit dan teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis, micro teaching didefinisikan
dengan redaksi yang berbeda-beda, namun memiliki subtansi makna yang sama. Berikut
dikemukakan beberapa pengertian pembelajaran mikro menurut beberapa orang ahli:
1.Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar dalam skala kecil (mikro) yang dirancang untuk
mengembangkan keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan yang lama. 2.Menurut
Roestiyah, pembelajaran mikro merupakan suatu kegiatan mengajar dimana segala sesuatunya
dikecilkan atau disederhanakan. 3.Micro teaching is effective methode of learning to teach. Oleh
sebab itu, micro teaching sama dengan teaching to teach atau learning to teach.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. KELEBIHAN
BUKU UTAMA
 Materi yang disajikan lengkap disertai banyak dari para Ahli.
 Buku ini cocok untuk dibaca dan dijadikan pedoman bagi para calon guru maupun
guru.
 Buku ini menjelaskan secara terperinci terkait micro teaching

BUKU PEMBANDING
 Materi yang disajikan lengkap disertai banyak dari para Ahli.
 Bahasa yang digunakan juga lebih mudah untuk dipakai dikehidupan sehari-hari.
 Cover atau sampul buku sangat menarik
 Buku ini cocok untuk dibaca dan dijadikan pedoman bagi para calon guru maupun
guru.

2. KEKURANGAN
BUKU UTAMA
 Desain sampul buku yang terlalu simpel membuat buku terkesan biasa saja ataupun
monoton.
 Barcode QR di halaman belakang tidak sesuai dengan buku tersebut.
 Tata letak penulisan yang belum tertata.
 Penggunaan font yang tidak senata pda bagian isi buku.
 Terdapat lampiran gambar yang terpotong
 Sistematika penulisan yang berantakan dimana da abeberpa kata yang kekurangan
huruf.
 Terdapat halaman buku yang hilang ataupun kosong, yaitu pada halaman 21.

BUKU PEMBANDING
Didalam buku ini tidak ada gambar atau diagram dalam mempermudah pembaca
memahami materi yang disajikan sebagai keterangan untuk lebih menjelaskan dan
memudahlan kita mengerti pembahasan nya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan umum pengajaran Mikro (Micro Teaching) adalah untuk memberikan
kesempatan kepada Mahasiswa (calon Guru/Dosen) untuk berlatih mempraktikkan
beberapa Keterampilan Dasar Mengajar di depan teman – temannya dalam suasana yang
Constructive, Supportive, dan Bersahabat sehingga mendukung kesiapan Mental,
Keterampilan dan Kemampuan Performance yang ter-Integrasi untuk Bekal Praktik
Mengajar sesungguhnya di sekolah/institusi Pendidikan. terdapat 8 (Delapan)
Keterampilan yang sangat berperan dalam Kegiatan Belajar Mengajar yaitu :
 Keterampilan Dasar Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure)
 Keterampilan Dasar Menjelaskan (Explaining Skills)
 Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi (Variation Skills)
 Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan (Reinforcement Skills)
 Keterampilan Dasar Bertanya (Questioning Skills)
 Keterampilan Dasar Mengelola Kelas
 Keterampilan Dasar Mengajar Perorangan/Kelompok Kecil
 Keterampilan Dasar Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

B. Rekomendasi
Dalam penulisan makalah critical book report ini, kami menyadari bahwa penyusunan
Critical Book Report ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi.Saya berharap,
bahwa dibalik ketidak sempurnaannya saya ini ada ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau
bahkan hikmah dari saya , pembaca, dan bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga
materi mengenai Micro Teaching ini dapat kita pahami.
DAFTAR PUSTAKA

Nurmayani., Dkk. 2023. Micro Teaching Teori Dan Praktik Pengajaran Yang Efektif.
Bandung :Media Sains Indonesia.
Helmiati. 2013. Micro Teaching Melatih Kemampuan Dasar Mengajar. Yogyakarta :Aswaja
Press Indo.

Anda mungkin juga menyukai