PRODI PGSD
Skor Nilai:
MICRO TEACHING
TEORI DAN PRAKTIK PENGAJARAN YANG EFEKTIF
OLEH :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha esa atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
penulis buku yang telah menerbitkan buku yang berjudul “Micro Teaching”. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Ibu Nurmayani, M.Ag, yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis .
Penulis telah berusaha dengan tenaga dan pikiran tetapi karena kemampuan pengetahuan,
dan pengalaman yang terbatas, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari buku baik
isi, susunan, maupun tata bahasa. Walaupun demikian penulis berharap Critical ini bermanfaat
bagi pembaca.
Harapan penulis semoga dengan diberikannya tugas CBR ini dapat menambah ilmu dan
pengetahuan pembaca. Penulis juga berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan Critical Book Review in. Penulis juga berharap critical ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Rachel R F Sidebang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
B. Tujuan……………………………………………………………………………………………….
C. Manfaat………………………………………………………………………………………………
D. Identitas Buku……………………………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..
B. Rekomendasi………………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN CBR
1. Untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Micro Teaching.
2. Menambah wawasan penulis maupun pembaca melalui tugas CBR
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku dan materi yang ada di dalamnya.
4. Mengetahui ringkasan atau kesimpulan buku.
C. MANFAAT CBR
1. Menambah wawasan tentang Micro Teaching
2. Dapat memilih buku yang lebih baik atau efisien yang digunakan untuk
mempelajari Micro Teaching
D. IDENTITAS BUKU
Buku Utama
1. Judul : Micro Teaching Teori Dan Praktik Pengajaran
Yang Efektif
2. Edisi :-
3. Penulis : Dr. Nurmaayani, M.Ag. Dkk.
4. Penerbit : Media Sains Indonesia
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tahun Terbit : 2023
7. ISBN : 978-623-362-844-0
Buku Pembanding
1. Judul : Micro Teaching Melatih Kemampuan Dasar
Mengajar
2. Edisi :-
3. Penulis : Dr. Hj. Helmiati, M.Ag
4. Penerbit : Aswaja Press Indo
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2013
7. ISBN : 978-602-18652-4-8
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BUKU UTAMA
1. Micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit dan
teaching berarti mengajar. Jadi, Microteaching berarti suatu kegiatan mengajar yang
dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan
memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar
tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru
secara akurat.
C. TUJUAN MICROTEACHING
Microteaching merupakan salah satu penunjang pengalaman lapangan bagi calon guru, yaitu
merupakan salah satu latihan terbatas mengenai ketrampilan- ketrampilan tertentu. Secara umum
tujuan microteaching adalah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan
mengajar di muka kelas dengan memiliki pengetahuan, ketrampilan, kecakapan dan sikap sebagai
guru yang profesonal. Microteaching juga dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas
pembelajaran bagi guru agar lebih mantap dalam penguasaan materi, penampilan di kelas, dan
ketrampilan khusus dalam pembelajaran.
Micro teaching di perguruan tinggi sangat bermanfaat bagi calon guru untuk
menyempurnakan keterampilan dalam membuat perencanaan dan pembelajaran. Pelajaran micro
teaching ini juga memungkinkan calon guru untuk mempersiapkan berbagai skenario kelas sesuai
situasi dan konteks siswa. Selain itu, melalui micro teaching, mahasiswa bisa mendapatkan
masukan, evaluasi, kritik, dan saran dari dosen dan rekan-rekan lainnya. Penting sekali bagi dosen
untuk menciptakan suasana agar pemberian kritik dilakukan dalam suasana konstruktif (Bales,
2018).
Manfaat lainnya, micro teaching membantu calon guru untuk memahami dengan baik dan
benar mengenai peranan mereka di kelas dan langkah-langkah proses pembelajaran. Dengan
pemahaman yang baik, calon guru tersebut memiliki keyakinan tinggi, rasa percaya diri, dan
motivasi yang kuat untuk melaksanakan tugas mengajar secara benar (Bales. 2018)
E. KARAKTERISTIK MICROTEACHING
Microteaching merupakan pembelajaran dalam skala kecil. Karakteristik yang khas dalam
microteaching adalah Komponen-Komponen dalam Pengajaran yang di-MIKRO-kan atau di-
sederhana-kan. Dalam pengajaran sesungguhnya (RealTeaching) lingkup pembelajaran biasa tidak
dibatasi, tetapi dalam microfeaching terbatas pada satu kompetensi dasar atau satu hasil belajar
dan satu mater pokok bahasan tertentu. Demikian pula alokasi waktunya juga terbatas antara 10-
15 menit, dengan jumlah siswa juga dikecilkan hingga berkisar 7-10 siswa. serta keterampilan
dasar yang dilatihkan juga terbatas (terisolasi). Dengan demikian, on khas microteaching adalah
pengajaran yang disederhanakan dalam hal jumlah siswa, alokasi waktu, keterampilan,
kompetensidasar, dan mater pembelajaran.
Pola pelaksanaan mikro teaching bisa dilakukan dengan siklus berikut (bales,2018) :
1. Tugas Dosen
3. Kewajiban Mahasiswa
b. Observasi :
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal dan memperoleh gambaran secara riil penampilan
seorang guru dalam pembelajaran riil di kelas. Observasi dapat pula dilakukan secara tidak
langsung, yakni dengan melalui rekaman Video Pembelajaran atau VCD maupun DVD. Kegiatan
observasi segera dikuti kegiatan diskusi hasil pengamatan (observasi), khususnya yang berkaitan
dengan ketrampilan- ketrampilan mengajar praktikan.
Inti microteaching ialah memberikan latihan secara intensif, agar mahasiswa menguasai
berbagai ketrampilan mengajar. Beberapa ketrampilan mengajar dikemukakan pada bab
selanjutnya.
Evaluasi Microteaching:
Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi mahasiswa dalam microteaching, maka harus
ada evaluasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan evaluasi adalah:
e. Nilai akan diberikan kepada mahasiswa apabila memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pengelola laboratorium micro teaching;
f. Pedoman untuk mengubah nilai dari angka ke huruf adalah sebagai berikut:
1. Pengirim (Sender)
2. Pesan (Message)
3. Encoding
4. Media
5. Decoding
6. Penerima
7. Umoan Balik (Feedback)
8. Kebisingan (Noise)
Terdapat lima aspek yang perlu di pahami dalam membangun komunikasi yang
efektif, yaitu :
Setidaknya terdapat tiga pola komunikasi antara guru dan siswa, yakni komunikasi
sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi (Djamarah,
2005).
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai
pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. guru aktif dan siswa pasif,
mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan sebagai
pemberi aksi atau penerima aksi, demikian pula halnya dengan siswa, bisa sebagai
penerima aksi bisa pula sebagai pemberi aksi. Hal ini menyebabkan terjadinya
dialog antara guru dan siswa.
3. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi tidak
hanya terjadi antara guru dan siswa. Siswa dibentuk lebih aktif daripada guru,
sebagaimana halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa lain.
1. Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui sesuatu.
Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan guru dapat
menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru juga
dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang
disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian siswa selama
pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat mengurangi kebosanan siswa dan
kembali menarik perhatiannya pada pembelajaran. Bentuk variasi stimulus dalam
pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing),
kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak (eyes contact and
movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru, perpindahan posisi guru dalam
kelas dan juga variasi penggunaan media dan alat pengajaran. Beberapa kelas di SD, guru
menggunakan yel-yel, misalnya: guru berkata “eyes on me” murid menjawab “eyes on
you” atau dengan bertepuk tangan dan sebagainya sehingga siswa tetap dapat terlibat dan
mengikuti proses pembelajaran dengan baik
4. Keterampilan Menjelaskan
Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan menutup kelas
merupakan hal yang penting untuk audience karena ini menentukan keberhasilan seorang
pembicara/guru/pemakalah. Membuka kelas ibarat pesawat yang akan lepas landas
sedangkan menutup kelas ibarat pesawat yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu
mempersiapkan bagian membukan dan menutup kelas dengan sangat baik. Peranan guru
dalam pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh pada ingatan materi siswa.
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik dapat meningkatkan kreativitas
dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi merupakan strategi yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah melalui proses yang memberi
kesempatan berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif pada perbedaan
pendapat dan membangun kerja sama kelompok.
Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang komplek. Dikatakan kompleks
karena jika ada 25 siswa dalam suatu kelas, maka guru memiliki 25 keunikan dan karakter
yang berbeda. Terlebih lagi pembelajaran di sekolah dasar, Guru harus dapat
memperhatikan siswa, menyampaikan materi dan mengatasi kegaduhan yang mungkin
terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.
2) Keterampilan bertanya;
Bertanya merupakan salah satu aktivitas yang selalu ada dalam proses qkomunikasi, memberi
stimulus kepada peserrta didik dalam bentuk kalimat tanya yang membutuhkan jawaban.
Pertanyaan yang diajukan sangat ditentukan oleh fungsi dari pertanyaan itu. Dalam
pembelajaran pertanyaan dapat berfungsi untuk meningkatkan aktivitas peserta didik,
menuntun atau membangun proses berpikir, membangkitkan rasa ingin tahu atau untuk
memusatkan perhatian.
3) Keterampilan menjelaskan;
Menjelaskan merupakan keterampilan yang utama dalam pembelajaran matematika dan
tidak terpisah dari penguasaan materi pelajaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh objek
matematika yang abstrak dan terdiri dari fakta, konsep, operasi dan prinsif. Menjelaskan
objek matematika dalam pembelajaran sangat erat kaitannya dengan penyajian materi
pelajaran.
Penguatan adalah tanggapan guru terhadap perilaku peserta didik yang memungkinkan dapat
membesarkan hati peserta didik agar lebih terpacu dalam interaksi pembelajaran. Pengauatan
verbal adalah aktivitas guru untuk merespon kegiatan peserta didik berupa kata-kata atau
gerakan-gerakan menjadi hal yang penting di dalam pembelajaran. Kata-kata atau komentar
berupa pujian dalam ungkapan antara lain: bagus, baik sekali, saya puas dengan jawabanmu,
sebaiknya kalian mencontoh temanmu ini, dapat membuat peserta didik lebih percaya diri
dan terdorong untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Aktivitas mengajar kelompok kecil dan perorangan umumnya terjadi jika guru
melaksanakan pembelajaran secara kelasikal. Keterampilan mengajar kelompok
keciladalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar berkelompok
dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 - 5 orang setiap kelompoknya. Sedangkan
keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah
kemampuan guru dalam pembelajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau
perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
1. Kesesuaian (relevant)
Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur jenis
keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan dan disesuaikan
dengan seluruh komponen pembelajaran. Penyesuaian ini sangat penting, agar dalam
menerapkan setiap unsur pembelajaran tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
2. Kreativitas dan inovatif
Seperti halnya dengan prinsip-prinsip keterampilan dasar mengajar yang telah dibahas
sebelumbya, yang tidak kalah pentingnya bahwa unsur-unsur keterampilan dasar mengajar
yang diterapkan harus memiliki nilai manfaat atau kegunaan terhadap penegembangan
potensi siswa.
5. Membangkitkan perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi termasuk kedalam prinsip pembelajaran, sebagai suatu prinsip
artinya perhatian dan motivasi termasuk untuk yang sangat menentukan terhadap kualitas
pembelajaran.
6. Menyenangkan
Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) termasuk salah satu unsur
pembelajaran yang harus selalu diciptakan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam
membimbing proses pembelajaran
BAB III : GURU PROFESIONAL
Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakai sebagai alat
untuk memprediksi perilaku orang tersebut bekerja. Kecenderungan berperilaku dimaksud
mulai dari mendukung objek tertentu sampai dengan menolaknya (Wau,dalam 2017:61).
Tenaga professional pada dasarnya menuntut standar dalam sejumlah dimensi, baik
standar pendidikan prajabatan, maupun standar mutu kinerjanya atau sering disebut dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar pendidikan ditetapkan dalam bentuk Undang-
Undang seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 35
ayat (1), sedangkan standar mutu kinerja umumnya ditentukan oleh stakeholders atau
pengguna lulusan, bisa nasyarakat lugas atau bisa juga instansi pemakai lulusan, seperti
instansi pemerintah maupun swasta.
Urgensi refleksi professional itu bagi bidang profesi keguruan lebih mendasar lagi
dengan memperhatikan perimbangan berikut ini:
Salah satu aspek dari perilaku profesional adalah kemandirian (otonomi) dalam
melaksanakan profesinya. Artinya, dalam melaksanakan profesi tersebut profesional
mampu mengambil keputusan secara mandiri dan membebaskan dirinya dari pengaruh luar
termasuk pengaruh dari interes pribadinya (intervensi). Walaupun demikian, prinsip
kemitraan kerja (network) dengan berbagai pihak terkait tetap masih dibutuhkan dalam
rangka mengembangkan dan meningkatkan profesi yang digelutinya.
Bagaimana menyusun rancangannya dalam wujud RPP. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun RPP sesuai Abad 21, yaitu:
1. KELEBIHAN
BUKU UTAMA
Materi yang disajikan lengkap disertai banyak dari para Ahli.
Buku ini cocok untuk dibaca dan dijadikan pedoman bagi para calon guru maupun
guru.
Buku ini menjelaskan secara terperinci terkait micro teaching
BUKU PEMBANDING
Materi yang disajikan lengkap disertai banyak dari para Ahli.
Bahasa yang digunakan juga lebih mudah untuk dipakai dikehidupan sehari-hari.
Cover atau sampul buku sangat menarik
Buku ini cocok untuk dibaca dan dijadikan pedoman bagi para calon guru maupun
guru.
2. KEKURANGAN
BUKU UTAMA
Desain sampul buku yang terlalu simpel membuat buku terkesan biasa saja ataupun
monoton.
Barcode QR di halaman belakang tidak sesuai dengan buku tersebut.
Tata letak penulisan yang belum tertata.
Penggunaan font yang tidak senata pda bagian isi buku.
Terdapat lampiran gambar yang terpotong
Sistematika penulisan yang berantakan dimana da abeberpa kata yang kekurangan
huruf.
Terdapat halaman buku yang hilang ataupun kosong, yaitu pada halaman 21.
BUKU PEMBANDING
Didalam buku ini tidak ada gambar atau diagram dalam mempermudah pembaca
memahami materi yang disajikan sebagai keterangan untuk lebih menjelaskan dan
memudahlan kita mengerti pembahasan nya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan umum pengajaran Mikro (Micro Teaching) adalah untuk memberikan
kesempatan kepada Mahasiswa (calon Guru/Dosen) untuk berlatih mempraktikkan
beberapa Keterampilan Dasar Mengajar di depan teman – temannya dalam suasana yang
Constructive, Supportive, dan Bersahabat sehingga mendukung kesiapan Mental,
Keterampilan dan Kemampuan Performance yang ter-Integrasi untuk Bekal Praktik
Mengajar sesungguhnya di sekolah/institusi Pendidikan. terdapat 8 (Delapan)
Keterampilan yang sangat berperan dalam Kegiatan Belajar Mengajar yaitu :
Keterampilan Dasar Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure)
Keterampilan Dasar Menjelaskan (Explaining Skills)
Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi (Variation Skills)
Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan (Reinforcement Skills)
Keterampilan Dasar Bertanya (Questioning Skills)
Keterampilan Dasar Mengelola Kelas
Keterampilan Dasar Mengajar Perorangan/Kelompok Kecil
Keterampilan Dasar Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
B. Rekomendasi
Dalam penulisan makalah critical book report ini, kami menyadari bahwa penyusunan
Critical Book Report ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi.Saya berharap,
bahwa dibalik ketidak sempurnaannya saya ini ada ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau
bahkan hikmah dari saya , pembaca, dan bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga
materi mengenai Micro Teaching ini dapat kita pahami.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmayani., Dkk. 2023. Micro Teaching Teori Dan Praktik Pengajaran Yang Efektif.
Bandung :Media Sains Indonesia.
Helmiati. 2013. Micro Teaching Melatih Kemampuan Dasar Mengajar. Yogyakarta :Aswaja
Press Indo.