Anda di halaman 1dari 56

MODUL AJAR

MENJAHIT PRODUK BUSANA

Dewi Suhera, S.Pd


NIP. 19760103 200604 2002

PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN ACEH
SMK NEGERI 2 LHOKSEUMAWE
Jl. Sultannah Nahrasiah KP. Jawa Lama Telp. Fax.0645-46633Lhokseumawe
E-Mail : smknegeri2_lhokseumawe@yahoo.com
A. INFORMASI UMUM
Nama Penyusun Dewi Suhera, S.Pd
Institusi SMKN 2 Lhokseumawe
Tahun disusun 2022
Fase/Kelas/Konsentrasi F/XI/Busana
Domain/Topik/Tema 1. Menjahit sesuai prosedur
2. Trimming
3. Pressing
4. Mengawasi Mutu
5. Penyelesaian Akhir

Alokasi Waktu 10 x 12 jp ( @ 45 Menit ) = 120 JP


B. BAGIAN
ISI/KOMPONEN
1.Kompetensi Awal Sebelum proses pemelajaran peserta didik sudah dapat
mengoperasikan mesin jahit dengan baik, sudah mampu membuat
pola blus secara mandiri dan sudah menjahit uji coba fragmen
miniature blus secara mandiri
.
2.Profil Pelajar Pancasila  Beriman dan bertakwa kpd Tuhan YME dan berakhlak mulia
 Berkebhinekaan Global
 Bernalar kritis
 Mandiri
 Kreatif
 Gotong Royong
3.SaranadanPrasarana SumberBelajar:
 Modul UKGP,Kelompok D,2016,Dra.Eri Nofida, M.Pd,
Jakarta,Kemendikbud
 Modul Pengayaan Pemuatan busana industri,2019, Hasyim Taufiq R, Jawa
Barat, Bina Pustaka
 Konstruksi Pola Busana Porrie Muliawan, 1989, Jakarta, Penerbit Gunung
Mulia
 link https://youtu.be/A27uj71Y2lEtentang cara menjahit rok lipit
hadap.
 link https://youtu.be/ IV7e_uSZgcg tentang menjahit ban pinggang
dengan karet
 E-Book,Modul PPG,Youtube,Mediadigital

MediaPembelajaran:
 LCD,labtop,VideoYoutube,papan tulis,spidol,penghapus, dll
4.Target yang akan  Peserta didik regular: mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep
dicapai yang diberikan
 Peserta didik dengan kesulitan belajar:mengeksploras imateri dan
identifikasi peta konsep secara berulang
 Pesertadidikdengan pencapaian tertinggi: mengeksplorasi dan
mengembangkan materi serta peta konsep dariberbagai sumber.
5.Model Pembelajaran Discovery Learning, PJBL
6. Edutechnoprenuer Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara
kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). (Q.S. Al-
Anbiyaa’ : 80)
B.1. KOMPETENSI INTI
1. Topik/Tema 1. Menjahit sesuai prosedur
2. Trimming
3. Pressing
4. Mengawasi Mutu
5. Penyelesaian Akhir
2. Elemen Menjahit Produk Busana ( MPB )
3. Capaian Pembelajaran PadaakhirfaseF,pesertadidikmampumenjahitsesuaidenganprosedur
trimming,pressing,danmengawasimutuprodukbusana,sertamelaksan
akanpenyelesaianakhirbusana.
4. Aspek
Aspek Pengetahuan, Aspek Ketrampilan, Aspek Sikap
5. Tujuan Pembelajaran  Pesertadidikmampu Mengurutkan menjahit sesuai prosedur
 Pesertadidikmampu menerapkan trimming
 Pesertadidikmampumenerapkan pressing
 Pesertadidikmampumengawasi mutu produk busana
 Pesertadidikmampumenerapkan penyelesaian akhir
6. Pemahaman Bermakna Setelah proses
pembelajaranpesertadidikmampumenjahitsesuaidenganprosedur,tri
mming,pressing,danmengawasimutuprodukbusana,sertamelaksanak
anpenyelesaianakhirbusana.
7.Pertanyaan Pemantik Pertemuan Ke 1
 Uraikanlah langkah kerja menjahit blus ?
 Sebutkan 6 aspek kesehatan dan keselamatan kerja ?
 Sebutkan 6 alat/bahan untuk menjahit ?
Pertemuan Ke 2
 Uraikanlah mengapa perlu menyiapkan tempat kerja sesuai standar
Operasional kerja ?
 Jelasanlah tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus?
Pertemuan Ke 3
 Sebutkan 5 alat/bahan untuk menjahit blus ?
 Jelaskanlah kegunaan ressleting pada blus ?
Pertemuan Ke 4
 Uraikanlah secara singkat cara menjahit resleting?
 Jelaskanlah fungsi dari kupnat?
Pertemuan ke 5
 Uraikanlah secara singkat cara menjahitbagian-bagian busana sesuai
prosedur menjahit kupnat, menyambung bahu, menjahit sisi?
Pertemuan ke 6
 Uraikanlah secara singkat cara menjahit kerah atau lapisan depun ?
Pertemuan ke 7
 Jelaskanlah pengertian trimming ?
 Sebutkan 3 macam trimming ?
Pertemuan ke 8
 Jelaskanlah pengertian pressing ?
 Sebutkan 5 tujuan pressing ?
Pertemuan ke 9
 Jelaskan pengertian qulity control ?
 Sebutkan 3 tahapan pemeriksaan mutu produksi yang dilakukan secara
bertahap ?
Pertemuan ke 10
 Kapankah penyelesaian akhir dilakukan ?
 Jelaskanlah fungsi pengepakan ?

8. Rencana Kegiatan :
Pertem
uan 1
K 1. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
e Gur
u
me
mbe
risal
am,
sela
njut
nya
me
nan
yak
an
kab
arpe
sert
adid
ik
2
.
3.
Gur
u
men
jela
ska
n
tuju
an
pem
bela
jara
n.
4
.
5.
Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Uraikanlah langkah kerja menjahit blus ?
 Sebutkan 6 aspek kesehatan dan keselamatan kerja ?
 Sebutkan 6 alat/bahan untuk menjahit ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap kelompoknya.
Peserta didik mencari materi terkait langkah kerja menjahit blus, K3 dan alat/bahan untuk menjahit.
(Diferensiasi Proses)
9. Pencarian materi boleh dilakukan melalui tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca
tentang langkah kerja menjahit blus, K3 dan alat/bahan untuk menjahit..
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
membuat langkah kerja menjahit blus, K3 dan alat/bahan untuk menjahit yang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi lembar kerja sesuai desain yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 15. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri langkah kerja menjahit blus, K3 dan alat/bahan untuk
menjahit.yangsudah dipelajari.
16. Peserta didik menyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
17. Peserta didik menerima apresiasidan motivasidariguru.
18. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 2
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran.
3.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita menyiapkan
tempat kerja sesuai SOP dan membuat uji coba menjahit blus.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Uraikanlah mengapa perlu menyiapkan tempat kerja sesuai standar Operasional kerja?
 Jelasanlah tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan langkah kerja dalam menyiapkan tempat kerja sesuai
SOP dan membuat uji coba menjahit blus yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap
kelompoknya. (Diferensiasi Proses)
9. Peserta didik mencari materi terkait menyiapkan tempat kerja sesuai SOP dan membuat uji
coba menjahit rok. Pencarian materi boleh dilakukan melalui tayangan youtube.
(Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca
tentang menyiapkan tempat kerja sesuai SOP dan membuat uji coba menjahit blus.
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
mendemostrasikan menyiapkan tempat kerja sesuai SOP dan membuat uji coba menjahit
blus yang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi menyiapkan tempat kerja sesuai SOP dan membuat uji coba menjahit blus yang telah
dikerjakan.
Kegiatan Penutup 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri menyiapkan tempat kerja sesuai SOP dan membuat uji coba
menjahit blus yangsudah dipelajari.
15. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 3
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita pendekseputar
alat/bahan menjahit blus , cara menjahit ressleting blus dan kupnat.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Sebutkan 5 alat/bahan untuk menjahit blus ?
 Jelaskanlah kegunaan ressleting pada blus ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap
kelompoknya. (Diferensiasi Proses)Peserta didik mencari materi terkait alat/bahan
menjahit blus, cara menjahit kupnat dan ressleting blus .
9. Pencarian materi boleh dilakukan melalui tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca
alat/bahan menjahit blus , cara menjahit kupnat dan ressleting blus.
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
membuat/menjahit kupnat dan ressleting blus yang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait materi
membuat/ menjahit kupnat dan ressleting blus yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri cara membuat pola dasar rokyangsudah dipelajari.
15. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 4
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita
pendekseputarcara menjahit rok lipit hadap.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Uraikanlah secara singkat cara menjahit blus baju kurung?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap kelompoknya.
(Diferensiasi Proses).
9. Peserta didik mencari materi terkait cara menjahit blus . Pencarian materi boleh dilakukan melalui
tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca cara
cara menjahit blus
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
cara menjahit blusyang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi cara menjahit blus yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri cara menjahit blusyangsudah dipelajari.
15. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 5
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita
pendekseputarcara menjahit kerah .
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Uraikanlah secara singkat cara menjahit kerah ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap
kelompoknya. (Diferensiasi Proses). Peserta didik mencari materi terkait secara cara
menjahit saku ini.Pencarian materi boleh dilakukan melalui tayangan youtube.
(Diferensiasi Konten)
9. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca cara
menjahit kerah.
10. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
11. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
membuat/ menjahit kerah yang diberikan.
12. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi cara menjahit kerah yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 13. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri cara menjahit kerah yangsudah dipelajari.
14. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 6
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita
pendekseputarmemotong bahan.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Uraikanlah secara singkat cara menjahit lengan pada blus ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap
kelompoknya(Diferensiasi Proses). Peserta didik mencari materi terkait menjahit lengan pada blus .
Pencarian materi boleh dilakukan melalui tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
9. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca cara menjahit
lengan pada blus.
10 Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
11. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
cara menjahit lengan pada blus yang diberikan.
12. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi menjahit lengan pada blus yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 13 . Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri menjahit lengan pada blus yangsudah dipelajari.
14. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 7
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita
pendektrimming.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Jelaskanlah pengertian trimming ?
 Sebutkan 3 macam trimming ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap kelompoknya.
(Diferensiasi Proses)
9. Peserta didik mencari materi terkait trimming. Pencarian materi boleh dilakukan melalui
tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca
trimming
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
melakukan trimming yang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi trimming yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri trimming yangsudah dipelajari.
15. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 8
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita
pendekpressing.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Jelaskanlah pengertian pressing ?
 Sebutkan 5 tujuan pressing ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap
kelompoknya. (Diferensiasi Proses)
9. Peserta didik mencari materi terkait pressing. Pencarian materi boleh dilakukan melalui
tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca
pressing.
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
melakukan pressing yang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi pressing yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri pressing yangsudah dipelajari.
15. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 9
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita
pendekqulity control.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Jelaskan pengertian qulity control ?
 Sebutkan 3 tahapan pemeriksaan mutu produksi yang dilakukan secara bertahap ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap
kelompoknya. (Diferensiasi Proses)
9. Peserta didik mencari materi terkait qulity control. Pencarian materi boleh dilakukan
melalui tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca
qulity control
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
melakukan qulity control yang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi qulity control yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri qulity control yangsudah dipelajari.
15. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.
Pertemuan ke 10
Kegiatan 1. Guru memberisalam,selanjutnyamenanyakan kabarpesertadidik
Pendahuluan 2. Guru danpeserta didikmemulaipembelajaran denganberdoa bersama, saling bertanya,
gurumengabsen siswa dan mengecek kesiapan siswa memulai pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Guru melakukan pemberianmotivasikepada pesertadidikdengan memberikan cerita
pendekpenyelesaian akhir.
5. Guru menyampaikan garisbesarcakupan materimelaluitanyajawabringan, yaitu:
 Kapankah penyelesaian akhir dilakukan ?
 Jelaskanlah fungsi pengemasan dan pengepakan ?
6. Guru menjelaskan tentang kegiatan yangakan dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
7.Guru menyampaikan lingkup danteknikpenilaian yangakan digunakan.
Kegiatan Inti 8. Guru membentuk kelompok belajar dengan jumlah maksimal 6 peserta didik setiap
kelompoknya. (Diferensiasi Proses)
9. Peserta didik mencari materi terkait penyelesaian akhir. Pencarian materi boleh dilakukan
melalui tayangan youtube. (Diferensiasi Konten)
10. Guru meminta setiap kelompok membuat resume setelah mereka melihat dan membaca
penyelesaian akhir.
11. Guru menyediakan beberapa lembar kertas HVS bila dibutuhkan oleh kelompok dan
mempersilahkan menggunakan laptop bagi kelompok yang membawa laptop.
12. Setiap kelompok yang telah selesai membuat resume melakukan presentasi terkait tugas
melakukan penyelesaian akhir yang diberikan.
13. Setiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi kelompok terkait
materi penyelesaian akhir yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didikuntukmenanyakan tentanghalyang
belumdimengertiterkaitmateri penyelesaian akhir yangsudah dipelajari.
15. Pesertadidikmenyampaikan kesulitan yangdialami selama prosespembelajaran.
16. Pesertadidikmenerima apresiasidan motivasidariguru.
17. Guru danpeserta didikbersama-samamenutup prosespembelajarandengan berdoa.

ASESMEN

Asesmen Jenis Asesmen


Individu Penilaian Ketrampilan, Sikap, Produk, pengetahuan, portopolio terlampir di Job
Sheet

STRATEGI ASESMEN

 Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung


 Tanggung jawab mengerjakan tugas
 Keaktifan peserta didik saat bertanya materi yang sulit
 Kesantunan dalam proses belajar
Penilaian,
 Penilaian hasil penyajian lembar kerja menjahit blus

Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian

No Aspek Jenis / Teknik Instrumen


1 Sikap Non tes : Lembar penilaian sikap
Observasi

2 Pengetahuan Tes : Soal tes tertulis


Tertulis

Non tes : Lembar tugas


Penugasan Lembar Penilaian Tugas

3 Ketrampilan Non Tes : Lembar penilaian unjuk kerja


Unjuk kerja

Tes : Soal tes tulis


Tes tertulis Keterampilan

2. Penilaian Diagnostik/Non Kognitif


1.Apa saja kegiatan yang kamu lakukan hari ini dirumah?
2.Apakah setelah membantuorangtua,kamu mengulang pembelajaran?
3.Tuliskan hal yangmenyenangkan dan tidak menyenangkan saat kamu belajar dirumah!
4.Apakah hobimu?
5.Apakah saat waktu luang membac abukupelajaran?
6.Apakah saat dirumah kamu suka mengamati benda atau apapun disekelilingmu?
7.Apakahteman-temansekelasmumenyenangkan

3. Penilaian Sikap
a. Instrumen dan Rubrik Penilaian
Rasa
Tanggung
No Nama Siswa/kelompok Disiplin ingin Santun
Jawab Nilai Akhir
tahu
Pertemua ke – 1 1 2 3 4
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

PEDOMAN PENSKORAN

Peserta didik memperoleh skor:


4 = jika empat indikator terlihat
3 = jika tiga indikator terlihat
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat
Indikator Penilaian Sikap :

1) Tertib mengikuti instruksi


2) Mengerjakan tugas tepat waktu
Disiplin 3) Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
4) Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
1) Memperhatikan bahasan dengan seksama
2) Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
Rasa ingin tahu
3) Mengajukan usul pemecahan masalah
4) Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
1) Pelaksanaan tugas piket secara teratur
2) Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
Bertanggung Jawab
3) Mengajukan usul pemecahan masalah
4) Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
1) Berinteraksi dengan teman secara ramah
2) Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
Santun
3) Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
4) Berperilaku sopan
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap di
atas
Kategori nilai sikap:
Sangat baik (SB) : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik (B ) : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup (C ) : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang (K) : apabila memperoleh nilai akhir 1

4. Penilaian Ranah Pengetahuan (Tes Tertulis)


Kisi-kisi daan soal
Elemen : Menjahit Produk Busana ( MPB )

Penilaian Ranah Pengetahuan


KISI KISI SOAL
No. Bentuk
elemen Materi Indikator Soal
Soal Soal
Menjahit Produk K3 Uraian 1
Busana (PPB )
Menjahit uji coba blus Uraian 2
menjahit blus sekolah
Uraian 3
menjahit resleting pada blus
Uraian 4
menjahit kerah pada blus
Uraian 5
menjahit lengan pada blus

Trimming Uraian 6

Pressing Uraian 7
qulity control Uraian 8
Penyelesaian akhir
Uraian 9
Uraian 10

Soal
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat !
1. Sebutkan 6 aspek kesehatan dan keselamatan kerja ?
2. Jelasanlah tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus?
3. Sebutkan 5 alat/bahan untuk menjahit blus?
4. Uraikanlah secara singkat cara menjahit resletingblus ?
5. Uraikanlah secara singkat cara menjahit kerah ?
6. Uraikanlah secara singkat cara menjahit lengan pada blus?
7. Jelaskanlah pengertian trimming ?
8. Sebutkan 5 tujuan pressing?
9. Jelaskan pengertian qulity control ?
10. Jelaskanlah fungsi pengepakan ?

Kunci Jawaban
1) 6 aspek kesehatan dan keselamatan kerja:
 Bersihkan area yang akan dipergunakan untuk menjahit.
 Pergunakan baju kerja yang sudah ditentukan.
 Siapkan a;at dan bahan yang dibutuhkan.
 Perhatikan sikap tubuh dalam bekerja.
 Hati-hati dalam bekerja, perhatikan dengan teliti dan tidak boleh ceroboh.
 Ikuti dengan cermat langkah-langkah sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kecelakaan dalam
bekerja.
2). Tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus :

 Untuk mengetahui tingkat kemampuan pesert didik dalam menjahit.


 Untuk mengurangi kebutuhan bahan karena dibuat dalam bentuk kecil.
 Untuk meminimalis kebutuhan bahan saat terjadi kesalahan/kerusakan dalam menjahit

3. alat/bahan untuk menjahit blus , yakni :


 Mesin jahit
 Jarum mesin
 Sepatu mesin
 Pengikat jarum
 Sekoci dan kumparan

4). Uraikanlah secara singkat cara menjahit reslating ;


 Mulailah menjahit dari ujung resleting yang membuka menuju pangkal resleting yang tertutup. Jahit di salah satu sisi
terlebih dahulu untuk memudahkan pengerjaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika telah mencapai pangkal
resleting jangan lupa untuk menguncinya,kemudian mulai jahit sisi sebelahnya dengan arah jahitan yang sama.

5. Uraikanlah secara singkat cara menjahit lapiasan leher;


 Jiplak bagian leher dengan lebar 5 cm, baik kerung leher depan dan kerung leher belakang.,
dan beri kampuh pada saat memotong 1 cm dan beri kain keras.
 Jahit bagian depan dan belakang
 Gabung dengan jahitan baju bagian kerung leher, gunting sedikit sedikit agar lapisan kerah
terbentuk bagus.
 Jahit pada bagian pinggir lapisan dan pada bagian ujungnya di sum.

6). Uraikanlah secara singkat cara menjahit lengan pada blus


Memasang lengan baju: membentangkan kain atau menjahit sisi bawah lengan baju terlebih dahulu.Jika
potongan kain baju belum dijahit, metode pertama merupakan opsi terbaik. Namun, kalau bagian samping
badan baju dan sisi bawah lengan sudah dijahit, terapkan metode kedua. Selesai menjahit kerung lengan,
jangan lupa mengelim ujung lengan!

7). Jelaskanlah pengertian trimming ,yakni : bahwa trimming adalah hiasan pada pakaian yang merupakan
bagian dari selembar kain yang dipasangkan pada pakaian mempunyai penyelesaian pinggiran seperti
renda-renda, biku, pita atau dibuat seperti spiral atau linkaran kemudian pinggirannya diselesaikan
dengan jahit pinggir, soom kecil, roolsoom atau sejenisnya.

8). Sebutkan 5 tujuan pressing?


 Menghilangkan kerutan yang tidak diinginkan,menghaluskan bekas lipatan yang tidak diinginkan dan
menghaluskan kain agar rapi dan licin
 Menempelkan Interlining
 membentuk lipatan sesuai desain yang diinginkan
 memberi bentuk tertentu pada garmen.
 Mempersiapkan busana sebelum diproses ketahap lebih lanjut

9). Jelaskan pengertian qulity control, yakni : sebagai serangkaian kegiatan yang telah terencana, bertujuan
untuk memperbaiki taraf atau standar yang telah dicapai sebelumnya.

10). Jelaskanlah fungsi pengepakan,yakni :


untuk pengiriman dan penjualan, dilakukan pengepakan agar pakaian sampai ketempat tujuan tanpa
mengalami kerusakan. Pengepakan harus kuat dan tertutup rapat (disegel) sehingga tidak mudah rusak
oleh pengaruh udara maupun untuk pengamanan misalnya, terjatuh atau terlempar.

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

1. Sebutkan 6 aspek kesehatan dan keselamatan kerja?


a) Jika menjawab 6 aspek kesehatan dan keselamatan kerja dengan sangat sempurna dan sangat benar
skor 4
b) Jika menjawab 5 aspek kesehatan dan keselamatan kerja dengan sempurna dan benar skor 3
c) Jika menjawab 4 aspek kesehatan dan keselamatan kerja dengan kurang sempurna dan kurang benar
skor 2
d) Jika menjawab 2 aspek kesehatan dan keselamatan kerja dengan tidak sempurna dan kurang tepat skor
1

2. Tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus:


a) Jika menjawab tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus dengan sangat sempurna benar skor 4
b) Jika menjawab tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus dengaan sempurna dan benar skor 3
c) Jika menjawab tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus dengan kurang sempurna dan kurang
benar skor 2
d) Jika menjawab tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus dengan kurang sempurna dan kurang
benar skor 1

3. Sebutkan 5 alat/bahan untuk menjahit blus?


a) Jika menjawab 5 alat/bahan untuk menjahit blusdengan benar skor 4
b) Jika menjawab 3alat/bahan untuk menjahit blusdengaan benar skor 3
c) Jika menjawab 2alat/bahan untuk menjahit blusdengan benar skor 2
d) Jika menjawab 1alat/bahan untuk menjahit blusdengan benar skor 1

4.Uraikanlah secara singkat cara menjahit lapisan leher;


a). Jika menjawab cara menjahit lapisan leher dengan sangat sempurna dan sangat benar skor 4
b). Jika menjawab cara menjahit lapisan leher dengan sempurna dan benar skor 3
c) Jika menjawab cara menjahit lapisan leherdengan kurang sempurna dan kurang benar skor 2
d) Jika menjawab cara menjahit lapisan leherhadap dengan tidak sempurna dan kurang tepat skor 1

5. Uraikanlah secara singkat cara menjahit lengan ?


a) Jika menjawab cara menjahit lengan secara singkat dengan sangat sempurna dan sangat benar skor 4
b) Jika menjawab cara menjahit lengansecara singkat dengan sempurna dan benar skor 3
c) Jika menjawab cara menjahit lengansecara singkat dengan kurang sempurna dan kurang benar skor
2
d) Jika menjawab cara menjahit lengansecara singkat dengan tidak sempurna dan kurang tepat
skor 1

6. Uraikanlah secara singkat cara menjahit resleting pada blus


a). Jika menjawab cara menjahit resleting dengan sangat sempurna dan sangat benar skor 4
b. Jika menjawab cara menjahit resleting dengan sempurna dan benar skor 3
c. Jika menjawab cara menjahit resleting pada rok dengan kurang sempurna dan kurang benar skor 2
d. Jika menjawab cara menjahit resleting pada rok dengan tidak sempurna dan kurang tepat skor 1

7. Jelaskanlah pengertian trimming?


a). Jika menjawab pengertian trimming dengan sangat sempurna dan sangat benar skor 4
b). Jika menjawab pengertian trimmingdengan sempurna dan benar skor 3
c) Jika menjawab pengertian trimming dengan kurang sempurna dan kurang benar skor 2
d) Jika menjawab pengertian trimmingdengan tidak sempurna dan kurang tepat skor 1

8. Sebutkan 5 tujuan pressing?


a) Jika menjawab 5 tujuan pressing dengan benar skor 4
b) Jika menjawab 4 tujuan pressing dengaan benar skor 3
c) Jika menjawab 3 tujuan pressing dengan benar skor 2
d) Jika menjawab 2 tujuan pressing dengan benar skor 1

9. Jelaskan pengertian qulity control,


a). Jika menjawab pengertian qulity control dengan sangat sempurna dan sangat benar skor 4
b). Jika menjawab pengertian qulity control g dengan sempurna dan benar skor 3
c) Jika menjawab pengertian qulity control dengan kurang sempurna dan kurang benar skor 2
d) Jika menjawab pengertian qulity control dengan tidak sempurna dan kurang tepat skor 1

10. Jelaskanlah fungsi pengepakan


a). Jika menjawab fungsi pengepakan dengan sangat sempurna dan sangat benar skor 4
b). Jika menjawab fungsi pengepakan dengan sempurna dan benar skor 3
c) Jika menjawab fungsi pengepakan dengan kurang sempurna dan kurang benar skor 2
d) Jika menjawab fungsi pengepakan dengan tidak sempurna dan kurang tepat skor 1

Jumlah skor yang diperoleh


Rumus Pengolahan Nilai adalah Nilai = ----------------------------------- x 100 =
Jumlah skor maksimal

SKOR SETIAP SOAL NILAI AKHIR


NO NAMA SISWA
NOMOR 1 NOMOR 2 (KD)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PENGOLAHAN NILAI PENGETAHUAN

Elemen : Persiapan Pembuatan Busana ( PPB )


Kelas : XI Busana
Penugasan UH UTS UAS Total Total Skor
No Nama Siswa
Bobot skor Akhir
Bobot 1 3 2 2
Skor
1
Total
Skor
2
Total
3 Skor
Total
Skor
4
Total
Skor
5
Total
Skor
6
Total
Skor
7
Total
Skor
8
Total
Skor
9
Total
Skor
10
Total

Keterangan :
 Skor = Nilai yang di peroleh peserta didik
 Total = Skor x Bobot
 Total Bobot = Jumlah bobot dari nilai peserta didik
 Total Skor = Seluruh total dari Penugasan + UH + UTS + UAS
 Skor Akhir = Total skor : Total bobot

3. Penilaian Ranah Keterampilan ( Tes Unjuk Kerja )


a. Kisi-kisi dan Soal keterampilan
Elemen Menjahit Produk Busana ( Blus )
Tugas : Menjahit Blus

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN PRAKTIK

Kelas / Semester : XI / Ganjil


Tahun Pelajaran : 2022 /2023
Waktu Pengamatan
Komponen / Sub komponen yang dinilai
N Jumlah
Nama Peserta Didik Persiapan Persiapan Proses Hasil Sikap Waktu
o Nilai
Alat bahan Kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penilaian Keterampilan
Instrumen dan Pedoman Penilaian Ketrampilan
Skor (1-4) Kriteria Skor
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
1 Persiapan Skor 4 : Tidak
a. Alat  Alat menjahit ada kesalahan
 Centimeter Skor 3 : ada
sedikit kesalahan
 Gunting kain Skor 2 : ada
b. Bahan Bahan utama dan bahan banyak kesalahan
tambahan Skor 1 : Tidak
 bahan utama blus melakukan
 Resleting Skor
 visslein Maksimum:32
 benang
 bahan pendukung lain
c. Pakaian Kerja  Memakai seragam
sekolah
2 Proses
a. menjahit rok  resleting
 kupnat
 Lapisan leher
 Lengan

 Penyelesaian akhir
b. teknik  Resleting
 Lapisan leher
 lengan
 kupnat
 Sistematika kerja
 penyelsaian akhir
 Ketepatan waktu
 Kebersihan / kerapian
3 Hasil  Kesan keseluruhan
 Teknik penyelesaian
4 Kesehatan dan keselamatan  Sikap kerja
kerja  Keselamatan
 Kebersihan lingkungan
5 Waktu  Ketetapan waktu
penyelesaian

Kriteria Penilaian
Tes Praktik / Unjuk Kerja

No Komponen / Subkomponen Penilaian Indikator Skor

1 2 3 4
I. Persiapan Kerja
1.1 Menyiapkan peralatan Peralatan lengkap sesuai prosedur 4
Peralatan kuran 2 macam 3
Peralatan kuran 3 macam 2
Peralatan kurang 4 macam 1
1.2 Menyiapkan bahan Bahan lengkap sesuai prosedur 4
Bahan kurang 1 3
Bahan kurang 2 2
Bahan kurang 3 1
II Proses (Sistematikan dan Cara Kerja )
Teknik penggunaan alat benar, penanganan 4
bahan benar, sitematika benra dan
menerapkan K3 selama bekerja
Satu indikator tidak terpenuhi 3
Dua indikator tidak terpenuhi 2
Tiga indikator tidak terpenuhi 1
III Hasil Kerja
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup Baik 2
Kurang Baik 1
Tidak Baik
IV. Sikap Kerja
4.1 Penggunaan kerja Semua kriteria persyaratan terpenuhi 4

Satu persyaratan tidak terpenuhi 3


Dua persyaratan tidak terpenuhi 2
Lebih dari dua persyaratan tidak terpenuhi 1
4.2 Keselamatan kerja Semua kriteria persyaratan ter[enuhi 4

Satu persyaratan tidak terpenuhi 3


Dua persyaratan tidak terpenuhi 2
Lebih dari dua persyaratan tidak terpenuhi 1
V Waktu
5.1 Waktu penyelesaian 25% lebih cepat 4
15% lebih cepat 3
Tepat waktu 2
Tidak selesai tepat waktu 1

Pengolahan Nilai Keterampilan


No Proses Produk Proyek Total Total Skor Predikat
Nama Peserta Didik Bobot 1 Bobot 1 Bobot 2 Bobot Skor Akhir
P1 P2 P1 P2 P1 P2

Keterangan :
 Skor diperoleh dan nilai optimum komponen keterampilan masing-masing peserta didik
 Total bobot : Jumlah bobot dari nilai peserta diidk
 Total Skor : Jumlah skor yang diperoleh setiap komponen ketrampilan setelah dikali bobot
 Skor akhir : Total skor : Total bobot

Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter


No Nama Peserta Didik Kelebihan Keunikan

Dstnya

Contoh kelebihan dan keunikan


 Kelebihan :
 Taat beribadah
 Santun , ramah, rajin
 Bekerja keras
 Memiliki karya yang unggul sesuai maupun tidak sesuau kompetensi keahliannya
 Jura dalam suatu perlombaan sesuai maupun tidak sesua dengan kompetensi keahliannya
 Keunikan :
 Memiliki perilaku khas (cium tangan guru selalu membantu teman-temannya)
 Bekerja cerdas.
 Memiliki karya yang khas sesua maupun tidak sesuai kompetensi keahiannya
 Mengerjakan hal positif , yang tidak dikerjakan peserta diidk lainnya
 Memiliki bakat menonjol.

Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

A. Program remedial ;
 Diberikan kepada peserta didik yang diperoleh nilai di bawah KKM
 Remedial teaching dan test diperuntukan siswa yang memperoleh nilai < 50 dan dibawah KKM
 Remedial tes / pnugasan diperuntukan kepada peserta didik yang memperoleh nilai > 50 namun
masih kuran dari KKM

B. Program Pengayaan : Diberikan kepada peserta didik yang sudah mencapai KKM namun belum tuntas
(mastry Learning), dengan diberikan tugas searching / eksplorasi seluas-luasnya tentang KD yang dibahas
( Jadwal Terlampir )

Lhokseumawe, Juli 2022


Mengetahui
Ka. SMK Negeri2 Lhokseumawe Guru Mata Pelajaran

Dra. Suharyati Dewi Suhera, S.Pd


NIP. 19670101 199303 2 019 NIP. 19760103 200604 2 002
Materi Ajar
Pengertian Blouse

Blus “blouse” yaitu busana wanita yang menutupi badan bagian atas dan sangat beragam variasi sesuai
dengan mode yang berlaku bisa berkerah/tanpa kerah, berlengan/tanpa lengan sesuai dengan rok, celana
panang atau jumper (Nafila, 2014). Sedangkan menurut Riyanto (2003:5) Blus ialah busana luar wanita
bagian atas, yang panjangnya umumnya sampai panggul atau lebih pendek, baik dipakai dimasukkan ke
dalam rok maupun di luar rok, sedangkan blus yang panjanggnya melewati batas panggul disebut tunik.

Adapun langkah kerja menjahit Blus, yakni :

 Adanya aspek Ksehatan & keselatan kerja :


 Alat dan bahan menjahit blus
 Menjahit Ressleting blus
 Menjahit kupnat blus
 Menjahit garis leher / kerah blus
 Menjahit lengan blus

A. Aspek Kesehatan & Keselamatan Kerja

 Bersihkan area yang akan dipergunakan untuk menjahit.


 Pergunakan baju kerja yang sudah ditentukan.
 Siapkan a;at dan bahan yang dibutuhkan.
 Perhatikan sikap tubuh dalam bekerja.
 Hati-hati dalam bekerja, perhatikan dengan teliti dan tidak boleh ceroboh.
 Ikuti dengan cermat langkah-langkah sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kecelakaan
dalam bekerja.
 Kembalialah semua alat setelah bekerja
 Bersihkan kembali area yang dipergunakan setelah selesai bekerja.

B. Menyiapkan Tempat Kerja sesuai standar operasional kerja ( SOP )


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain yang berada di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta
agar setiap sumber produksi digunakan secara aman dan efisien. Tenaga Kerja/Pekerja/Siswa. Tenaga
Kerja/Pekerja/Siswa di perusahaan/organisasi atau sekolah harus memperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja. Keselamatan/keamanan kerja dapat dicapai melalui: (1) Mempelajari dan
melaksanakan instruksi/tata cara kerja dengan benar. (2) Melatih diri dan meningkatkan minat dan
kemampuan bekerja. (3) Pemakaian alat pelindung diri yang dianjurkan/diperintahkan

C. Alat & Bahan untuk menjahit

No Nama Alat Spesifik Jumlah

1. Mesin jahit Manual/high speed (Listrik) 1 bh

2. Mesin jahit Manual/high speed (Listrik) 1 bh


3. Mesin obras listrik 1 bh

4. Setrika uap/biasa Volt 1400/350 watt 1 bh

5. Papan Setrika Kayu/stainless 1 bh

7. Egg shape Bulat telur 1 bh

8. Semprotan air Tabung plastik 1 bh

9. Kain pelembab Katun 40 x 40 cm 1 bh

10. Jarum mesin No. 13/ no 14 1 bh

11. Jarum tangan Stainless 1 bgks

12. Gunting kain Stainless steel 26 cm 1 bh

13. Gunting kertas Stainless steel 25 cm 1 bh

14. Meteran Plastik 1 bh

15. Penggaris lurus Mika, 100 cm 1 bh

16. Pensil mekanik 2B 1 bh

17. Karet penghapus Padat 1 bh

18. Rader Bergerigi 1 bh

19. Kapur jahit Warna disesuaikan 1 bh

20. Kertas karbon Warna disesuaikan 1 bh

21. Pendedel Stainless 1 bh

22. Keranjang bahan Plastik 1 bh

Nama Bahan
1. Bahan utama Katun 120 cm 2 Mtr

4. Vliselin Berperekat 0,25Mtr

5. Tutup tarik Invisible zipper60 cm 1 bh

6. Benang jahit untuk rok Katun 1 bh

7. Benang jahit untuk obras Katun 3 bh

8. Bahan tambahan Sesuai desain


D. Urutan prosedur menjahit blus

 Menjahit tutup tarik/ressleting blus

Dalam membuat sebuah blus, kita bisa memilih dua jenis tutup tarik yang bisa kita gunakan,
yaitu tutup tarik jepang dan tutup tarik biasa. Tutup tarik atau yang biasa kita kenal dengan nama
resleting adalah bagian yang cukup penting untuk ada pada blus. Bayangkan saja jika benda ini
tidak kita pasang, maka bisa di pastikan rok atau celana tersebut tidak bisa di gunakan karena tidak
bisa masuk ke bagian pinggang. Di toko alat-alat menjahit, ukuran resleting biasa, ada yang 17
cm dan 20 cm, kita tinggal pilih mau menggunakan yang mana, untuk ukuran 17 biasanya di
gunakan untuk rok atau celana anak-anak dan yang 20 cm untuk rok dewasa,

1. Kain yang akan dipasang resleting dijahit lurus berjarak sekitar 1,5 cm dari tepi kain, panjang
jahitan sama dengan panjang resleting ditambah 2 cm. Jarak jahitan dibuat jarang, karena setelah
resleting terpasang, jahitan ini akan dibuka lagi (dengan alat pendedel jahitan). Jadi, jahitan ini
berfungsi sebagai alat bantu untuk merapikan kain, supaya nanti setelah resleting terpasang, bila
ditutup hasilnya rapi seperti bekas jahitan biasa.
2. Rebahkan kain jahitan tadi sehingga menjadi lipatan kain yang betul-betul rata. Posisi jahitan nantinya
merupakan tempat posisi resleting yang akan dipasang. Untuk hasil yang bisa rapi, lipatan kain ini
harus betul-betul rata, bila perlu bisa di 3. Letakkan resleting pada lipatan kain, posisi resleting
menghadap kebawah, garis tengah resleting tepat pada posisi jahitan. Supaya posisi resleting tidak
bergeser, ikat dengan tusukan jarum pentul secukupnya. Yang harus diperhatikan posisi garis tengah
resleting harus berimpit dengan garis jahitan yang dilipat rebah tadi. bantu dengan diseterika, untuk
jenis kain tertentu.

3. Bila ada, sepatu mesin jahit diganti dengan sepatu khusus untuk memasang resleting. Tetapi bila
belum punya sepatu ini, bisa digunakan sepatu mesin jahit biasa (standar) yang dipakai sehari-hari.
Menjahit resleting dimulai dari ujung resleting yang bisa membuka, menuju pangkal resleting yang
terkunci. Jahit salah satu sisi dulu yang mudah, lazimnya sisi kiri lebih dahulu. Hati-hati, sebelum
jarum mesin sampai posisi jarum pentul, terlebih dahulu berhenti sejenak mencabut jarum pentulnya
supaya tidak terkena jarum mesin jahit. Setelah sampai pangkal resleting, jahitan harus dikunci.

4. Untuk menjahit sisi lain (kanan) jangan dijahit langsung membentuk jahitan huruf U, nanti hasilnya
pada kain tertentu bisa terjadi kerutan-kerutan. Jahitan sisi kiri resleting harus searah dengan jahitan
sisi kanannya, supaya hasilnya kain halus dan rapi.Hindari menjahit langsungan membentuk huruf U,
sedikit lebih lambat, tapi hasil kerapihannya jauh sangat berbeda. Setelah sampai pangkal resleting,
jahitan harus dikunci.

5. Setelah resleting sudah terpasang dan dijahit, sekarang bukalah jahitan bantu pada langkah pertama tadi,
menggunakan alat pendedel jahitan. Lakukan dengan hati-hati, bersihkan benang sisa dedelan, dan
bukalah resletingnya, maka sudah terpasang dengan rapi.Bila resleting ditutup, hasilnya rapi seperti
jahitan, karena aslinya memang bekas posisi jahitan pada langkah pertama.
 Menjahit kupnat blus

 Jahit kupnat blus bagian depan dan belakang blus dengan tepat tanda raderan dan rapi.

 Menjahit garis leher/ Kerah


 Kerah digunting sesuai pola ditambah kampuh 1 cm.
 Agar bentuknya bagus diberi pelapis vislin dengan ukuran sama dengan pola.
 Dijahit dengan setikan mesin selebar kampuh kecuali pada bagian leher.
 Tirasnya digunting kecil-kecil sampai pada batas setikan dengan jarak 1 s.d 2 cm, tujuannya agar
bentuk kerah tidak kaku (menurut bentuk) lalu di press ( ketika menggunting tiras jangan sampai
tergunting benang setikan).
 Pasangkan pada leher dengan depun (kumai serong) dengan posisi badan atau (leher) bagian baik,
kerah dan depun.
 Lalu dijahit dengan mesin pada sekeliling lingkar leher sesuai dengan tanda pola.
 Gunting kecil-kecil sekeliling leher dan ditindas seperti memasang depun.
Depun atau kumai serong di somkan ke badan

 Lengan
1. Membentang kain
 Jahit gabung bahu depan dan belakang. Anda harus menjahit gabung kedua kampuh bahu
sebelum memasang lengan baju. Letakkan potongan kain badan baju dengan sisi luar kain saling
berhadapan, lalu atur kedua kampuh bahu agar saling menumpuk dan tepinya membentuk 1 garis
lurus. Satukan kedua potongan kain dengan jarum pentol, lalu jahit menggunakan mesin jahit
dengan setik lurus dan lebar kampuh selebar 1-1½ cm dari tepi kain
 Selesai menjahit gabung kedua bahu, tunda menjahit bagian yang lain. Anda tidak bisa
memasang lengan baju jika kerung leher dan lengan sudah dijahit.

1.
 Biarkan kedua tepi kain bagian samping badan baju tetap terbuka. Nantinya, jahitan kedua
tepi kain tersebut akan berada di samping badan dimulai dari ketiak sampai pinggul. Untuk
menerapkan metode ini, kain harus dibentangkan di atas mesin jahit. Jadi, jangan menjahit
gabung kedua tepi kain bagian samping badan.


 Tentukan titik tengah kerung lengan. Sebelum memasang jarum pentol dan menjahit gabung
lengan baju dengan badan baju, tentukan titik tengah kerung lengan yang nantinya akan
disatukan dengan jahitan bahu. Lipat dua lengan baju sejajar dengan lengan Anda. Beri tanda
titik tengah kerung lengan (tepat pada lipatan kain) dengan kapur jahit.[2]
 Satukan kedua tepi kain kerung lengan pada badan baju dan lengan baju. Bentangkan kain
badan baju di atas meja dengan sisi luar kain berada di bawah. Ambil 1 lengan baju, ratakan di
atas meja dengan sisi luar kain berada di bawah, lalu letakkan tegak lurus dengan jahitan bahu.
Pertemukan tepi kain kerung lengan pada badan baju dengan tepi kain lengan baju.[3]


 Pasang jarum pentol untuk menyatukan lengan baju dan badan baju. Pertama-tama,
pastikan sisi luar kedua potongan kain berada di bawah. Kedua, satukan titik tengah kerung
lengan (yang tadi diberi tanda dengan kapur jahit) dengan jahitan bahu, lalu tahan dengan jarum
pentol agar kedua ujung kerung lengan bisa disatukan. Kemudian, pasang jarum pentol di
sepanjang kerung lengan.[4]


 Jahit gabung kedua potongan kain. Selesai memasang jarum pentol, pindahkan kain ke mesin
jahit, lalu jahit gabung kedua potongan kain dengan setik lurus sepanjang kerung lengan dan
lebar kampuh selebar 1-1½ cm dari tepi kain.[5]
 Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
 Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.


 Ulangi langkah yang sama sebelum menjahit lengan baju berikutnya dimulai dari
menentukan titik tengah kerung lengan, menyatukannya dengan jahitan bahu, dan
memasang jarum pentol. Kedua lengan harus dipasang sebelum bagian samping badan baju
dijahit. Jika sudah dijahit, Anda tidak bisa membentangkan dan meratakan kain di atas meja.
Untuk menjahit lengan baju berikutnya, ulangi 4 langkah yang dijelaskan di atas sebelum
melakukan 2 langkah terakhir.

2.
 Satukan semua tepi kain baju dengan sisi dalam kain berada di luar. Setelah kedua lengan
terpasang, letakkan baju di atas meja, lalu satukan semua tepi kain dengan sisi dalam kain berada
di luar. Saat ini, semua kampuh terlihat. Kemudian, rapikan baju agar tepi kain lengan dan badan
baju membentuk 1 garis lurus.[6]

3.
 Pasang jarum pentol pada sisi bawah lengan dan samping badan baju. Gunakan jarum
pentol untuk menyatukan kedua tepi kain sepanjang sisi bawah lengan dan samping badan baju
agar tidak bergeser. Dengan demikian, kain tetap rapi saat dijahit.[7]

4.
 Jahit bagian samping badan baju dan sisi bawah lengan baju. Gunakan mesin jahit untuk
menjahit gabung sisi bawah lengan baju dan samping badan baju dengan setik lurus dan kampuh
selebar 1-1½ cm dari tepi kain.[8]
 Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
 Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.

2. Menjahit Sisi Bawah Lengan Baju Terlebih Dahulu

1.
 1Balik kain badan baju agar sisi dalamnya berada di luar dan balik kain lengan baju agar sisi
luarnya berada di luar, lalu masukkan ujung lengan baju ke dalam lubang lengan. Jika kedua
bagian samping badan baju dan sisi bawah lengan baju sudah dijahit, Anda bisa memasang lengan baju
dengan menyatukan kedua tepi kain yang nantinya akan menjadi kerung lengan setelah dijahit gabung.
Sebelum menjahit, pastikan sisi dalam kain badan baju berada di luar dan sisi luar kain lengan baju
berada di dalam.[9] Pegang 1 lengan baju, lalu masukkan ujungnya melalui salah satu lubang lengan.
Tarik lengan baju ke dalam sampai tepi kain kerung lengan baju bertemu dengan ujung luar jahitan
bahu.


 Satukan kerung lengan baju dengan lubang lengan menggunakan jarum pentol. Pegang ujung
jahitan kerung lengan pada sisi bawah lengan baju dan pada bagian samping badan baju, lalu satukan
menggunakan jarum pentol. Kemudian, pasang beberapa jarum pentol sepanjang kerung lengan untuk
menyatukan lengan baju dan lubang lengan. Pastikan pada kedua lembar kain kerung lengan tidak ada
yang tertekuk atau terlipat dan tepinya membentuk 1 garis.[10]
 Agar jahitan lengan baju lebih rapi, satukan titik tengah kerung lengan dengan ujung luar jahitan
bahu.
 Pastikan sisi luar kain saling berhadapan dan tepi kain membentuk 1 garis.

2.
 Jahit gabung kedua kain. Selesai memasang jarum pentol sepanjang kerung lengan, gunakan mesin
jahit untuk menjahit gabung lengan baju dan lubang lengan dengan setik lurus dan kampuh selebar 1-
1½ cm dari tepi kain.[11]
o Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
o Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.


 Lakukan langkah yang sama untuk menjahit lengan baju berikutnya. Setelah 1 lengan baju
terpasang, Anda perlu menjahit lengan baju 1 lagi. Ulangi cara yang sama untuk memasang lengan baju
yang kedua pada badan baju.
3. Mengelim Ujung Lengan Baju

1.
 Lipat ujung lengan baju ke dalam. Setelah lengan baju terpasang, Anda perlu mengelim ujungnya.
Untuk itu, lipat ke dalam ujung lengan baju selebar 1-1½ cm. Buat keliman dengan melipat ujung
lengan baju secara merata.[12]


 Buat keliman dengan melipat ke dalam ujung lengan baju. Pastikan Anda melipat kain ke dalam
untuk menyembunyikan tepi kain yang tidak rapi. Ingatlah bahwa tepi kain biasanya terlihat kurang
menarik karena dipotong dengan gunting. Saat membuat keliman, periksa dengan teliti untuk
memastikan tepi kain terlipat secara merata selebar 1-1½ cm dari tepi kain, lalu pasang jarum pentol
sepanjang keliman.


 Gunakan jarum pentol untuk menahan keliman agar tidak terbuka. Tahan keliman pada kedua
lengan baju menggunakan jarum pentol. Pasang beberapa jarum pentol agar lipatan kain tidak terbuka.
[13]


 Jahit keliman menggunakan mesin dengan setik lurus. Untuk membuat keliman yang permanen,
jahit lipatan kain pada ujung lengan baju dengan setik lurus. Anda boleh menjahit keliman di tengah
lipatan kain atau ½ cm dari ujung lengan baju.[14]
o Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
o Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.


 Lakukan langkah yang sama sekali lagi. Selesai mengelim lengan baju yang pertama, Anda perlu
mengelim lengan baju berikutnya. Untuk itu, lakukan cara yang sama setelah Anda selesai mengelim
lengan baju yang pertama.

E. Trimming
Pengertian trimming menurut para ahli pembuat busana maupun desainer mengemukakan bahwa
trimming adalah hiasan pada pakaian yang merupakan bagian dari selembar kain yang dipasangkan pada
pakaian mempunyai penyelesaian pinggiran seperti renda-renda, biku, pita atau dibuat seperti spiral atau
linkaran kemudian pinggirannya diselesaikan dengan jahit pinggir, soom kecil, roolsoom atau
sejenisnya.
Perlu diketahui trimming dapat dipasangkan pada semua bagian busana, seperti garis leher, tepi kerah,
rok, bagian tengah muka atau tengah belakang serta belahan pakaian. Penempatannya sesuai fungsi
trimming serta keinginan desainer atau stylist dalam rancangannya. Seperti halnya bagian-bagian busana
lainnya, maka trimming dikelompokka berdasarkan nama konstruksi dan nama populer.
1. Macam-macam Trimming,ada 3 yakni :
 Trimming sebagai hiasan yang dijahitkan pada pakaian seperti renda, pita, biku-biku dan
aplikasi.
 Trimming yang berfungsi untuk memudahkan dalam membuka dan melepas pakian seperti
kancing ( kancing kait, hias,kancing tindas,resleting/tutup tarik.
 Trimming yang berfungsi sebagai hiasan juga memiliki fungsi lain bagi sipemakai seperti saku
dengan berbagai model.
Nama – nama Trimming berdasarkan nama konstruksi dan populer
No Nama Konstruksi Nama Populer Uraian
1 Lajur Berkerut Friil, Double frill, Flounce Lajur berupa kain lurus yg
. dikerut
2 Lajur Berlipat Pleated Frill, Ruff, Jabot Lajur berupa kain lurus yang
. dilipit
3 Lajur Bergelombang Volant,Graduate,Cascade, Lajur berupa kain yang
. Waterfall melingkar
4 Lajur berkerut dan Ascot, Ruffle Lajur berupa kain yang
. bergelombang melingkar dan berkerut

Pada proses menjahit menjahit rok trimming yang diterapkan yakni menggunakan tutup
tarik/ressleting, lajur berupa kain yang dilipit serta menerapkan penggunaan kancing kait.

 Menerapkan trimming pada rok dengan memasang kancing kait pada rok
Mungkin bagi sebagian orang kerjaan ini sangat mudah dan tidak perlu belajar lebih mendalam tapi
belum tentu bagi sebagian yang lain yang sedang belajar menjahit, boleh jadi ini sesuatu yang sulit,
maka dari itu saya mencoba untuk memposting contoh hal sederhana seperti cara memasang kancing
kait ini. Lihat saja yuk postingannya....

Ambil kancing kait yang bentuknya lurus letakkan di atas ban bagian kiri (untuk rok bukaan belakang), siap

 Menjahit kampuh bawah


Untuk penyelesain kampuh bawah rok dapat dlakukan dengan setik mesin, lipat kebagiandalam bawah
rok dapat dengan menggunakan pentul. Setelah keliling bawah rok selesai dijahit dapat melakukan
membersihkan sisa benang dengan menggunakan gunting kecil. Lalu menyetrika rok tersebut.

F. Pressing
Pengertian Pressing
Pressing/pengepresan merupakan salah satu prosespenting yang biasa dilakukan dala pembuatan
busana yang memiliki detail cukup rumit seperti lipit, garis lengkung dan lain sebagainya yang tidak
dapat dibentuk hanya dengan jahitan sehingga bagian-bagian busana nantinya akan kelihatan rapi dan
licin.
Pengepresan bisa juga diartikan sebagai suatu proses menghaluskanbahan busana proses melekatkan
viselin pada bagian busana pada proses produksi. Jadi dapat dikatakan bahwa pengepresan dilakukan
selama pembuatan hingga penyelesaian akhir busana.
Penyetrikaan (ironing) dalam pembuatan pakaian jadi atau garmen termasuk dalam proses
pengepresan (pressing). Pengepresan adalah salah satu proses penting dalam garmen. Pengepresan
adalah pengerjaan menggunakan panas baik dengan/tanpa tekanan dan dengan/tanpa uap.
Pengepresan dan penyetrikaan dapat dibedakan dari metode dan alat yang digunakan. Penyetrikaan
dilakukan dengan cara menggosok-gosokkan alat setrikaan pada permukaan kain ke arah tertentu
dengan atau tanpa tekanan (tekanan biasanya dilakukan pada area tertentu seperti saku dan lain-lain).
Sedangkan pengepresan secara umum dilakukan menggunakan mesin press untuk menekan kain
dengan tekanan tertentu dan panas tertentu, dengan uap maupun tanpa uap.
Contoh pengepresan dalam garmen di antaranya adalah proses melekatkan kain
keras/pelapis (fusing) pada bagian-bagian tertentu pada busana seperti kerah, lipatan tengah muka, dan
manset.
Berikut ini adalah beberapa manfaat atau tujuan dari pengepresan (pressing) dan
penyetrikaan (ironing):
 menghilangkan kerutan yang tidak diinginkan,menghaluskan bekas lipatan yang tidak diinginkan
dan menghaluskan kain agar rapi dan licin
 Menempelkan Interlining
 membentuk lipatan sesuai desain yang diinginkan
 memberi bentuk tertentu pada garmen.
 Mempersiapkan busana sebelum diproses ketahap lebih lanjut

Menghilangkan lipatan atau kerutan yang tidak diinginkan


Kerutan atau lipatan (yang tidak diharapkan) adalah masalah yang sering sekali terjadi dalam
produksi garmen, biasanya pada sewing dan pencucian (garment wash). Pressing atau penyetrikaan
dalam hal ini dilakukan untuk menghilangkan kerutan dan atau lipatan tersebut.

Memberi bentuk (shaping)


Kupnat (dart) dan jahitan (seam) adalah bagian dari konstruksi pakaian untuk membentuk model
busana tertentu sesuai yang dikehendaki desainernya. Untuk memaksimalkan bentuk-bentuk tertentu
bisa dibantu dengan pressing atau ironing.
Dalam beberapa kasus pressing/ironing dapat dimanfaatkan untuk mengecilkan/melonggarkan bagian
bagian tertentu dari pakaian atau garmen.

Membuat lipatan atau kerutan


Dalam dunia fesyen terdapat model-model pakaian yang sengaja megekspos efek kerut atau bahkan
terkesan lusuh (use look). Dalam industri garmen, pengepresan atau penyetrikaan dapat dimanfaatkan
untuk membuat efek kusut atau kerut sesuai model atau permintaan.
Pengepresan atau penyetrikaan sering dilakukan sebelum menjahit untuk bagian-bagian tertentu pada
pakaian untuk memudahkan saat proses menjahit sehingga hasilnya bagus dan sesuai dengan yang
diinginkan.
Istilah pengepresan (pressing) pada garmen dapat digolongkan dalam lima kategori berdasarkan jenis,
desain, dan bahan pakaiannya, yaitu:
 No pressing
Terdapat beberapa jenis pakaian yang tidak perlu disetrika seperti pakaian dalam, celana dalam,
pakaian renang, dan lain-lain.
 Minimum pressing
Beberapa garmen dengan finishing penyetrikaan minimum contohnya baju tidur, kaos rajutan, dan
lain-lain. Jenis pakaian ini disetrika uap tanpa ditekan.
 Under pressing
Sebelum menjahit pakaian, terdapat beberapa bagian (panel) yang harus
dilakukan pressing/ironing untuk memudahkan saat proses jahit dan hasilnya memuaskan, proses ini
disebut under pressing. Under pressing biasanya dilakukan pada pembuatan jas, jaket, dan celana.
Misalnya dibutuhkan efek lipatan pada bagian tertentu pada pakaian maka dapat dilakukan
dengan pressing atau penyetrikaan sebelum dijahit.
 Final pressing
Final pressing atau penyetrikaan akhir dilakukan setelah produk menjadi garmen sebelum
dilipat. Pressing dilakukan untuk merapihkah dan melicinkan permukaan kain.
 Permanent pressing
Adalah penyetrikaan khusus untuk mempertahankan bentuk tertentu pada pakaian. Misalnya bentuk
lipatan atau bahkan efek noda atau efek kotor yang tidak mudah dihilangkan meskipun pakaian dicuci
beberapa kali. Permanent press dilakukan dengan tekanan dan suhu yang tinggi dan menggunakan
uap (steam).

Teknik dan Prosedur Pressing


Di dalam alur produksi, proses pengepresan dilakukan beberapa tahap, pengepresan
pertama dilakukan setelah proses numbering (pemberian nomer). Pengepresan pertama biasanya
dilakukan pada bagian-bagian yang perlu diberi kain pelapis seperti kerah, lapisan luar tengah muka
kemeja, bagian atas saku, manset, dan lain-lain. Pengepresan ini (fusing) merupakan proses melekatkan
kain keras/pelapis pada bagian-bagian yang perlu diberi pelapis sehingga menjadi lebih rapi dan rata
atau tidak kembung.
Pengepresan pertama juga dilakukan pada lapisan atau lipatan yang tidak menggunakan pelapis
seperti lapisan dalam tengah muka kemeja, lipatan lengan kemeja pendek dan lain-lain.
Pengepresan menggunakan mesin press biasanya untuk bagian-bagain busana yang agak besar,
sedangkan untuk bagian atau area yang kecil seperti bagian atas saku dan sebagainya cukup
menggunakan setrika biasa.
Pengepresan kedua dilakukan pada busana yang sudah jadi atau yang sudah melalui proses bersih
benang (trimming) dan kontrol (QC). Pengepresan kedua pada industri garmen biasanya menggunakan
setrika uap yang khusus untuk industri busana karena memiliki mesin tenaga uap tersendiri. Tujuan
penggunaan setrika uap agar hasil lipatan lebih rapi dan rata atau licin, dan tidak ada bekas-bekas putih
atau efek mengkilap pada busana yang disetrika.

1. Alat dan bahan


Alat-alat yang dibutuhkan untuk pengepresan pertama adalah
 mesin press,
 setrika biasa,
 alat bantu penyetrikaan,
 dll.
Alat untuk pengepresan kedua antara lain:
 setrika uap,
 alat bantu penyetrikaan,
 cetakan ukuran lipatan (terbuat dari karton),
 crocodile (penjepit),
 dll.
1. Setrika biasa
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menyetrika:
 Tangan harus dalam kondisi kering pada waktu memegang kabel.
 Letakkan setrika pada tempatnya dengan baik sehingga tidak mudah jatuh.
 Usahakan kabel listrik tidak terkena setrikaan yang panas agar tidak (cepat) rusak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyetrika:
 Mengecek panas setrikaan pada kain (tes), hal ini dilakukan untuk bahan pakaian yang masih
diragukan ketahanan panasnya.
 Sesuaikan penggunaan suhu setrika dengan jenis bahan (kain) atau cocokkan sesuai dengan
petunjuk.
 Gosoklah kain menurut arah panjang kain dan jangan ditarik-tarik atau sebaiknya
ratakan/regangkan dulu di atas papan setrika.
 Kain dari bahan sutera atau rayon disetrika dalam kondisi kering atau setengah kering dengan alas
kain.
 Bila ada kerutan disetrika dari arah luar ke arah pangkal kerutan dengan cara tidak menekan
kerutannya.
 Ploi (lipit-lipit) disetrika setelah diatur pada tempatnya.
 Setrika bagain-bagian busana secara berurutan dari bagian yang kecil-kecil ke bagian yang besar.
Misalnya, mulai dari kelim, manset, kerah, lengan, bahu, badan depan, dan terakhir badan bagian
belakang.
 Bahan yang berwarna tua/hitam hendaknya disetrika dari bagian dalam untuk mencegah defect
glossy.

sumber: wikipedia.com

2. Setrika uap
Setrika uap yang digunakan pada industri garmen berbeda dengan setrika uap untuk konsumsi rumah
tangga dimana setrika uap industri mempunyai mesin tenaga uap tersendiri.
Penggunaan setrika uap cenderung lebih baik dibandingkan setrika biasa karena tidak meninggalkan
bekas-bekas putih atau efek mengkilap (glossy) pada kain.

Gambar : setrika uap


3. Mesin press
Mesin press atau sering disebut sebagai mesin nahkoda atau steamer digunakan untuk mengepres
bagian-bagian busana yang memerlukan kain keras atau bahan pelapis.
Terdapat beberapa jenis mesin press sesuai dengan penggunaannya seperti mesin press untuk kerah
(bentuknya melengkung) dan mesin press bidang datar baik yang kecil maupun besar.
Gambar 6. 12 : Mesin press (Pressing) .
4. Meja setrika
Meja atau papan setrika yang baik adalah yang kokoh dengan ketinggian yang dapat disesuaikan.
Bahan dari logam harus memiliki lubang di dalamnya untuk mengeluarkan uap, diberi bantalan kapas
atau wol (bukan busa) untuk penyerapan kelembapan yang tepat, dan penutup dari kapas atau wol.
Akan lebih baik jika terdapat sandaran atau tatakan setrika dan juga pengaman kabel.

Alat bantu penyetrikaan


Alat bantu penyetrikaan antara lain:

Tailor’s ham (bantalan bulat)


Seam roll (bantalan panjang)
Sleeve board (papan lengan)
Press mitt (Sarung tangan tekan)
Clapper
Point presser
Press cloth (Kain pelapis)
dll.
 Tailor’s ham (Bantalan bulat)
Ini adalah bantalan berbentuk ham (bulat) dengan permukaannya yang membulat untuk memberikan
volume pada jahitan yang melengkung seperti sleeve caps (lengkungan atas lengan) atau jahitan
kupnat. Satu sisi dilapisi wol untuk penyetrikaan kain wol dan sisi lainnya katun untuk semua jenis
kain. Bantalan ini biasanya diisi dengan serbuk gergaji.

 Seam roll (Bantalan panjang)


Disebut juga sleeve roll, yaitu bantal berbentuk pipa atau tabung yang digunakan untuk menyetrika
jahitan lengan dan area-area lainnya yang cenderung sempit. Seam roll dapat dimasukkan ke dalam
lengan sehingga memungkinkan penyetrikaan tanpa terjadi kerutan. Ujung seam roll juga dapat
digunakan untuk menyetrika area bervolume yang lebih kecil dimana akan kebesaran bila
menggunakan tailor’s ham.

 Sleeve board (Papan lengan)


Alat ini terlihat seperti dua papan setrika mini yang saling menempel, atas dan bawah. Dengan
permukaan datar dan meruncing bisa digunakan untuk menyetrika bagian lengan, pipa celana dan
area sempit lainnya
 Press mitt (Sarung tangan tekan)
Ini adalah bantal lembut dengan saku di satu sisinya untuk memasukkan tangan Anda ke dalamnya.
Untuk penyetrikaan area lengkung yang lebih kecil dimana tidak bisa apabila menggunakan tailor’s
ham. Press mitt juga dapat diselipkan di ujung sleeve board (papan lengan) untuk membuat
permukaan penekan yang bulat dan stabil.

 Clapper
Ini adalah balok kayu genggam yang digunakan untuk meratakan area yang bulky, membuat lipatan,
dan membuat jahitan (seam) menjadi halus dan rata. Setelah suatu area disetrika, clapper ditempatkan
di atasnya dan tekanan diberikan sampai dingin.

 Point presser
Terbuat dari kayu, bagian atas alat ini rata dengan ujung di salah satu ujungnya. Permukaan yang
datar untuk mengepres jahitan dan permukaan runcing untuk mengepres titik dan atau sudut.

 Press cloth (Kain pelapis)


Ini adalah kain tipis yang digunakan untuk melindungi kain dari panasnya setrika. Diletakkan di atas
kain ketika kain disetrika. Press cloth juga bisa dibasahi untuk menghasilkan uap.

G. Mengawasi mutu produk busana ( Quality Control )


Berdasarkanartisukukatanya,EcholsdanShadily dalamAnEnglish-Indonesian Dictionary(1997),
memberikanartiQuality Assurance(QA)andQualityControl(QC)for
garmentmanufacturesebagaiberikut:
 Quality= kualitas= mutu
 Control=pengawasan (untuk pengendalian)
 Mutupakaianjadiselamaprosesproduksiharusdiawasidan―dikendalikan‖agar.
 ―tetap‖dalambatastoleransistandarmutuyang dimintaolehkonsumen.

Berbicara masalah memenuhi kebutuhan konsumen, maka tidak terlepas dari mutu suatu produk.
Mutu produk tersebut dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam kondisi (kegunaan akhir dan harga barang) tertentu. Penilaian tinggi dan rendahnya suatu
mutu produk tidak ditentukan oleh si pembuat barang atau produsen, akan tetapi dititikberatkan kepada
penilaian si pemakai untuk memenuhi kebutuhannya. Si pemakai produk kondisinya berbeda-beda.
Pemakai dengan kondisi social ekonomi yang tinggi berbeda tingkat kebutuhannya dengan pemakai yang
kondisi social ekonominya kurang baik. Demikian pula tingkat pendidikan yang tinggi akan berbeda
kebutuhan kepuasannya dibanding yang berpendidikan rendah. Berdasarkan kondisi pemakai tersebut,
maka mutu produk adalah relatif.
Untuk mencapai mutu hasil produksi yang sesuai dengan permintaan atau keinginan konsumen,
maka harus ada pengendalian mutu, dimana pengendalian ini dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan
dan usaha untuk menjamin agar hasil dari pelaksanaan proses produksi sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana, yaitu meliputi: jenis produk, jumlah, tingkat mutu, biaya, delivery, dan lain-
lain. Dengan demikian, pengendalian mutu tersebut dapat didefinisikan sebagai usaha pengendalian
proses produksi untuk memelihara dan meningkatkan mutu produk secara efektif dan efisien sehingga
dapat memuaskan keinginan konsumen.
Dengan adanya pengendalian mutu, maka dilakukan pengawasan mutu (Quality Control).
Menurut Dr. Gustav K (Reda, 2006), pengawasan mutu (Quality Control) memiliki pengertian sebagai
serangkaian kegiatan yang telah terencana, bertujuan untuk memperbaiki taraf atau standar yang telah
dicapai sebelumnya. Sementara itu, Amir Bayat (Reda, 2006), menyatakan bahwa pengertian
―pengawasan‖ adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk ―menjamin
keseragaman‖ dari hasil yang telah dicapai sebelumnya dengan patokan standar yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengertian mutu sendiri menurut ASQC (American Society for Quality Control) adalah
semua keistimewaan dari cirri-ciri yang dimiliki oleh suatu barang atau jasa yang menyebabkan adanya
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. Menurut Crosby,D.B., mutu adalah kesesuaian‖ terhadap
permintaan. Sistem standar mutunya adalah pencegahan terjadinya penyimpangan atau cacat, bekerja
sekali jadi dan benar. Standar prestasinya adalah tanpa kesalahan atau tanpa cacat (kesalahan ukuran
mutu adalah harga ketidaksesuaian). Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (PMMI) berpendapat
bahwa penggunaan kata mutu tidak hanya berhubungan dengan barang saja, tetapi juga jasa, kerja, dan
biaya.
Pemeriksaan mutu ( Quality Qontrol)
Dalam industri pakaian jadi pemeriksaan mutu produksi dilakukan secara bertahap antara lain :
1) Pemeriksaan dalam proses, dilakukan pada beberapa tahap proses yang dipilih, terutama pada
bagian bagian kritis dan sulit seperti tahap pemotongan, penjahitan dan pemeriksaan ukuran
2) Pemeriksaan akhir, dilakukan pada saat pakaian telah selesai dijahit. Caranya dengan mengambil
satu potong dari jumlah tertentu untuk diperiksa
3) Pemeriksaan keliling, dilaksanakan oleh supervisor atau pengawas, supervisor harus selalu
keliling dan membantu operator jika didapatkan kesalahan yang memerlukan perbaikan

H. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir menjahit di lakukan setelah selesai proses menjahit, dimulai dengan
mengesum bagian bawah rok dengan menggunakan tangan dengan menerapkan kelim biasa, kelim
flanel atau kelim sumsang. Selanjutnya membersihkan sisa-sisa benang yang masih melekat atau
menempel pada bagian baik maupun bagian buruk rok. Selanjutnya memasang kancing pengait/kancing
haq pada bagian belakang pinggang rok, lalu menyetrika rok dari bagian baik dengan menyetrika lipit
pantas/kupnat, lalu lipit hadap selanjutnya sisi rok dan bagian bawah rok, kemudian melipat rok dengan
rapi sesuai dengan desain rok.
Setelah selesai disetrika dapat memasukkan rok dalam kemasan untuk pakaian jadi umumnya
dimasukkan dalam kantong plastik kemudian ditutup rapat (disegel). Kantong plastik mempunyai
ukuran tertentu yang disesuaikan dengan bentuk lipatan. Pada permukaan kemasan sebaiknya
diberikan catatan dan gambar atau logo yang dapat mencerminkan karakteristik jenis pakaian dalam
kemasan tersebut yang meliputi, desain, nomor ukuran, bahan baku, cara pemeliharaan pakaian.
Fungsi utama pengepakan untuk pengiriman dan penjualan, dilakukan pengepakan agar pakaian
sampai ketempat tujuan tanpa mengalami kerusakan. Pengepakan harus kuat dan tertutup rapat
(disegel) sehingga tidak mudah rusak oleh pengaruh udara maupun untuk pengamanan misalnya,
terjatuh atau terlempar. Pengepakan pakaian dapat dilakukan dalam bentuk tas, kotak karton dan
bungkusan.

Ada beberapa pengepakan yang umum dilakukan antara lain :


 Pengepakan dengan kotak karton
Kotak karton terbuat dari kertas karton atau kardus dengan berbagai bentuk. Tiap kotak diisi
dalam jumlah tertentu dengan bentuk lipatan pakaian yang bervariasi, kemudian ditutup rapat
dan dilem dengan kertas perekat.
 Pengepakan dengan kantong
Kantong terbuat dari kertas atau plastic transparan dengan berbagai bentuk antara lain berupa
amplop dan kantong.

Soal Essay

1. Sebutkan 6 aspek kesehatan dan keselamatan kerja ?


2. Jelasanlah tujuan dilakukannya uji coba menjahit blus?
3. Sebutkan 5 alat/bahan untuk menjahit blus?
4. Uraikanlah secara singkat cara menjahit tutup tarik / resleting blus ?
5. Uraikanlah secara singkat cara menjahit kupnat blus ?
6. Uraikanlah secara singkat cara menjahit garis leher / kerah blus ?
7. Uraikanlah secara singkat cara menjahit lengan blus ?
8. Jelaskanlah pengertian trimming ?
9. Sebutkan 5 tujuan pressing?
10. Jelaskan pengertian qulity control ?
11. Jelaskanlah fungsi pengepakan ?

REFLEKSI

Peserta Didik
1. Apakah kalian memahami tentang Persiapan Pembuatan Busana ?
2. Apakah kalian dapat menjelaskan tentang peran bekerjasama dalam lingkungan sosial
yang berbeda. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau
instruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh
peserta didik?
3. Manfaat apa yang dapat kamu peroleh dari materi pembelajaran ini?
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam proses pembelajaran?
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran?

Guru
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau instruksi
yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta
didik?
2. Bagaimanakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
latihan, dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta
didik?

REMEDIAL ATAU PENGAYAAN

 Remedial
Remedial dilakukan apabila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assessment masih
dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Rencana remedial yang akan diberikan adalah
membahas soal-soal ujian sebelumnya termasuk soal yang dianggap sulit berdasarkan hasil analisis
hasil evaluasi.
 Pengayaan
Merujuk pada sumber belajar lainnya dalam menambah wawasan peserta didik. Disajikan materi
menjahit rok lipit hadap.

GLOSOSARIUM
Ressleting :Tutup tarik bagian yang cukup penting untuk ada pada rok atau celana.

Blus : bagian busana yang dipakai kaum wanita untuk menutupi badan bagian atas
Mesin Onbras :jenis mesin jahit berkecepatan tinggi yang berfungsi untuk merapikan tepi busana dengan
cara mengobras (overlock) dalam satu operasi.
Setrika uap : digunakan pada industri garmen berbeda dengan setrika uap untuk konsumsi rumah
tangga dimana setrika uap industri mempunyai mesin tenaga uap tersendiri.
Egg Shape : Bentuk seperti telur

Lipit pantas : kupnat


Trimming : trimming adalah hiasan pada pakaian yang merupakan bagian dari selembar kain yang
dipasangkan pada pakaian mempunyai penyelesaian pinggiran seperti renda-renda, biku, pita atau
dibuat seperti spiral atau linkaran kemudian pinggirannya diselesaikan dengan jahit pinggir,
soom kecil, roolsoom atau sejenisnya.
Friil, Double frill, Flounce : Lajur berupa kain lurus yg dikerut

Pleated Frill, Ruff, Jabot : Lajur berupa kain lurus yang dilipit

Volant,Graduate,Cascade, Waterfall :

Ascot, Ruffle : Lajur berupa kain yang melingkar dan berkerut

Pressing/pengepresan : merupakan salah satu prosespenting yang biasa dilakukan dala pembuatan busana
yang memiliki detail cukup rumit seperti lipit, garis lengkung dan lain sebagainya
yang tidak dapat dibentuk hanya dengan jahitan sehingga bagian-bagian busana
nantinya akan kelihatan rapi dan licin.

Fusing : Kain keras/pelapis

Shaping ; Memberi bentuk

Garmen : industri pakaian

No pressing : jenis pakaian yang tidak perlu disetrika

Defect : kerusakan

Gloosy : kilat

Streamer : mesin nahkoda

Tailor’s ham : bantalan bulat)

Seam roll :bantalan panjang)

Sleeve board : papan lengan)

Press mitt :Sarung tangan tekan)

Clapper : balok kayu genggam

Point presser :Alas terbuat dari kayu untuk mengepres jahitan( untuk mengepres titik atau sudut )

Press cloth : Kain pelapis

Minimum pressing : penyetrikaan minimum


Under pressing: beberapa bagian (panel) yang harus dilakukan pressing/ironing untuk memudahkan saat
proses jahit

Final pressing: penyetrikaan akhir dilakukan setelah produk menjadi garmen sebelum dilipat.

Permanent pressing: Adalah penyetrikaan khusus untuk mempertahankan bentuk tertentu pada pakaian.

numbering : Pemberian nomer

crocodile : penjepit

Quality Qontrol : Pemeriksaan mutu

Logo : merupakan suatu gambar /atau sekedar sketsa dengan arti tertentu dan mewakili suatu arti dari
perusahaan daerah,produk.

Karakteristik : Tanda, ciri atau fitur yang bisa digunakan sebagai identifikasi

Ploi : lipit

DAFTAR PUSTAKA

 Modul UKGP,Kelompok D,2016,Dra.Eri Nofida, M.Pd, Jakarta,Kemendikbud


 Modul Pengayaan Pemuatan busana industri,2019, Hasyim Taufiq R, Jawa Barat, Bina Pustaka
 Konstruksi Pola Busana Porrie Muliawan, 1989, Jakarta, Penerbit Gunung Mulia
 link https://youtu.be/A27uj71Y2lEtentang cara menjahit rok lipit hadap.
 link https://youtu.be/ IV7e_uSZgcg tentang menjahit ban pinggang dengan karet

Lhokseumawe, Juli 2022


Mengetahui
Ka. SMK Negeri2 Lhokseumawe Guru Mata Pelajaran

Dra. Suharyati Dewi Suhera, S.Pd


NIP. 19670101 199303 2 019 NIP. 19760103 200604 2 002
JOB SHEET
MENJAHIT BLUS

Mata Pelajaran : Produk Busana


Kompetensi Dasar : Menjahit Blus
Program Keahlian : Busana
Kelas : XI
Tahun : 2022 / 2023
Alokasi Waktu : 120 JP @ 45 menit

A. Informasi Pengetahuan

Pengertian Blouse

Blus “blouse” yaitu busana wanita yang menutupi badan bagian atas dan sangat beragam variasi sesuai
dengan mode yang berlaku bisa berkerah/tanpa kerah, berlengan/tanpa lengan sesuai dengan rok, celana
panang atau jumper (Nafila, 2014). Sedangkan menurut Riyanto (2003:5) Blus ialah busana luar wanita
bagian atas, yang panjangnya umumnya sampai panggul atau lebih pendek, baik dipakai dimasukkan ke
dalam rok maupun di luar rok, sedangkan blus yang panjanggnya melewati batas panggul disebut tunik.

Adapun langkah kerja menjahit Blus, yakni :

 Adanya aspek Ksehatan & keselatan kerja :


 Alat dan bahan menjahit blus
 Menjahit Ressleting blus
 Menjahit kupnat blus
 Menjahit garis leher / kerah blus
 Menjahit lengan blus

B. Tujuan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menjahit blus
2. Menjahit blus sesuia desain dengan teknik yang tepat dan rapi dengan menerapkan K3
3. Menyelesaikan blus dengan tangan sesuai kritria mutu prosedur K3
4. Mengemas blus sesuai kriteria mutu, prosedur K3 dan karakteristik produk
C. Alat dan Bahan

No Nama Alat Spesifik Jumlah

1. Mesin jahit Manual/high speed (Listrik) 1 bh

2. Mesin jahit Manual/high speed (Listrik) 1 bh

3. Mesin obras listrik 1 bh

4. Setrika uap/biasa Volt 1400/350 watt 1 bh

5. Papan Setrika Kayu/stainless 1 bh

7. Egg shape Bulat telur 1 bh

8. Semprotan air Tabung plastik 1 bh

9. Kain pelembab Katun 40 x 40 cm 1 bh

10. Jarum mesin No. 13/ no 14 1 bh

11. Jarum tangan Stainless 1 bgks

12. Gunting kain Stainless steel 26 cm 1 bh

13. Gunting kertas Stainless steel 25 cm 1 bh

14. Meteran Plastik 1 bh

15. Penggaris lurus Mika, 100 cm 1 bh

16. Pensil mekanik 2B 1 bh

17. Karet penghapus Padat 1 bh

18. Rader Bergerigi 1 bh

19. Kapur jahit Warna disesuaikan 1 bh

20. Kertas karbon Warna disesuaikan 1 bh

21. Pendedel Stainless 1 bh

22. Keranjang bahan Plastik 1 bh

Nama Bahan
1. Bahan utama Katun 120 cm 2 Mtr

4. Vliselin Berperekat 0,25Mtr

5. Tutup tarik Invisible zipper60 cm 1 bh

6. Benang jahit untuk rok Katun 1 bh


7. Benang jahit untuk obras Katun 3 bh

8. Bahan tambahan Sesuai desain

D. Aspek Kesehatan & Keselamatan Kerja

 Bersihkan area yang akan dipergunakan untuk menjahit.


 Pergunakan baju kerja yang sudah ditentukan.
 Siapkan a;at dan bahan yang dibutuhkan.
 Perhatikan sikap tubuh dalam bekerja.
 Hati-hati dalam bekerja, perhatikan dengan teliti dan tidak boleh ceroboh.
 Ikuti dengan cermat langkah-langkah sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kecelakaan dalam
bekerja.
 Kembalialah semua alat setelah bekerja
 Bersihkan kembali area yang dipergunakan setelah selesai bekerja.

E. Langkah Kerja / SOP


1. Teknik Menjahit Bagian-bagian Blus :
 Alat dan bahan menjahit blus
 Menjahit tutup taarik / reseleting blus
 Menjaahit kupnat blus
 Menjahit garis leher / kerah blus
 Menjahit lengan blus

2. Menyiapkan Tempat Kerja sesuai standar operasional kerja ( SOP )


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat,
serta agar setiap sumber produksi digunakan secara aman dan efisien. Tenaga Kerja/Pekerja/Siswa.
Tenaga Kerja/Pekerja/Siswa di perusahaan/organisasi atau sekolah harus memperhatikan keselamatan
dan kesehatan kerja. Keselamatan/keamanan kerja dapat dicapai melalui: (1) Mempelajari dan
melaksanakan instruksi/tata cara kerja dengan benar. (2) Melatih diri dan meningkatkan minat dan
kemampuan bekerja. (3) Pemakaian alat pelindung diri yang dianjurkan/diperintahkan

3. Alat dan bbahan menjahit blus :


 Alat / bahan :
 Pakaian kerja / celemek
 Jarum mesin
 Sekoci / kumparan
 Gunting
 Centimeter
 Kancing
 Jarum tangan
 Pendedel

 Bahan :
 Bahan tekstil blus
 Benang jahit
 Reslering
4. Urutan prosedur menjahit blus

 Menjahit tutup tarik/ressleting blus

Dalam membuat sebuah blus, kita bisa memilih dua jenis tutup tarik yang bisa kita gunakan,
yaitu tutup tarik jepang dan tutup tarik biasa. Tutup tarik atau yang biasa kita kenal dengan nama
resleting adalah bagian yang cukup penting untuk ada pada blus. Bayangkan saja jika benda ini
tidak kita pasang, maka bisa di pastikan rok atau celana tersebut tidak bisa di gunakan karena tidak
bisa masuk ke bagian pinggang. Di toko alat-alat menjahit, ukuran resleting biasa, ada yang 17
cm dan 20 cm, kita tinggal pilih mau menggunakan yang mana, untuk ukuran 17 biasanya di
gunakan untuk rok atau celana anak-anak dan yang 20 cm untuk rok dewasa,

1. Kain yang akan dipasang resleting dijahit lurus berjarak sekitar 1,5 cm dari tepi kain, panjang
jahitan sama dengan panjang resleting ditambah 2 cm. Jarak jahitan dibuat jarang, karena setelah
resleting terpasang, jahitan ini akan dibuka lagi (dengan alat pendedel jahitan). Jadi, jahitan ini
berfungsi sebagai alat bantu untuk merapikan kain, supaya nanti setelah resleting terpasang, bila
ditutup hasilnya rapi seperti bekas jahitan biasa.
2. Rebahkan kain jahitan tadi sehingga menjadi lipatan kain yang betul-betul rata. Posisi jahitan nantinya
merupakan tempat posisi resleting yang akan dipasang. Untuk hasil yang bisa rapi, lipatan kain ini
harus betul-betul rata, bila perlu bisa di 3. Letakkan resleting pada lipatan kain, posisi resleting
menghadap kebawah, garis tengah resleting tepat pada posisi jahitan. Supaya posisi resleting tidak
bergeser, ikat dengan tusukan jarum pentul secukupnya. Yang harus diperhatikan posisi garis tengah
resleting harus berimpit dengan garis jahitan yang dilipat rebah tadi. bantu dengan diseterika, untuk
jenis kain tertentu.

3. Bila ada, sepatu mesin jahit diganti dengan sepatu khusus untuk memasang resleting. Tetapi bila
belum punya sepatu ini, bisa digunakan sepatu mesin jahit biasa (standar) yang dipakai sehari-hari.
Menjahit resleting dimulai dari ujung resleting yang bisa membuka, menuju pangkal resleting yang
terkunci. Jahit salah satu sisi dulu yang mudah, lazimnya sisi kiri lebih dahulu. Hati-hati, sebelum
jarum mesin sampai posisi jarum pentul, terlebih dahulu berhenti sejenak mencabut jarum pentulnya
supaya tidak terkena jarum mesin jahit. Setelah sampai pangkal resleting, jahitan harus dikunci.

4. Untuk menjahit sisi lain (kanan) jangan dijahit langsung membentuk jahitan huruf U, nanti hasilnya
pada kain tertentu bisa terjadi kerutan-kerutan. Jahitan sisi kiri resleting harus searah dengan jahitan
sisi kanannya, supaya hasilnya kain halus dan rapi.Hindari menjahit langsungan membentuk huruf U,
sedikit lebih lambat, tapi hasil kerapihannya jauh sangat berbeda. Setelah sampai pangkal resleting,
jahitan harus dikunci.

5. Setelah resleting sudah terpasang dan dijahit, sekarang bukalah jahitan bantu pada langkah pertama tadi,
menggunakan alat pendedel jahitan. Lakukan dengan hati-hati, bersihkan benang sisa dedelan, dan
bukalah resletingnya, maka sudah terpasang dengan rapi.Bila resleting ditutup, hasilnya rapi seperti
jahitan, karena aslinya memang bekas posisi jahitan pada langkah pertama.

 Menjahit kupnat blus


 Jahit kupnat blus bagian depan dan belakang blus dengan tepat tanda raderan dan rapi.

 Menjahit garis leher/ Kerah


 Kerah digunting sesuai pola ditambah kampuh 1 cm.
 Agar bentuknya bagus diberi pelapis vislin dengan ukuran sama dengan pola.
 Dijahit dengan setikan mesin selebar kampuh kecuali pada bagian leher.
 Tirasnya digunting kecil-kecil sampai pada batas setikan dengan jarak 1 s.d 2 cm, tujuannya agar
bentuk kerah tidak kaku (menurut bentuk) lalu di press ( ketika menggunting tiras jangan sampai
tergunting benang setikan).
 Pasangkan pada leher dengan depun (kumai serong) dengan posisi badan atau (leher) bagian baik,
kerah dan depun.
 Lalu dijahit dengan mesin pada sekeliling lingkar leher sesuai dengan tanda pola.
 Gunting kecil-kecil sekeliling leher dan ditindas seperti memasang depun.
Depun atau kumai serong di somkan ke badan

 Lengan
3. Membentang kain
 Jahit gabung bahu depan dan belakang. Anda harus menjahit gabung kedua kampuh bahu
sebelum memasang lengan baju. Letakkan potongan kain badan baju dengan sisi luar kain saling
berhadapan, lalu atur kedua kampuh bahu agar saling menumpuk dan tepinya membentuk 1 garis
lurus. Satukan kedua potongan kain dengan jarum pentol, lalu jahit menggunakan mesin jahit
dengan setik lurus dan lebar kampuh selebar 1-1½ cm dari tepi kain
 Selesai menjahit gabung kedua bahu, tunda menjahit bagian yang lain. Anda tidak bisa
memasang lengan baju jika kerung leher dan lengan sudah dijahit.

5.
 Biarkan kedua tepi kain bagian samping badan baju tetap terbuka. Nantinya, jahitan kedua
tepi kain tersebut akan berada di samping badan dimulai dari ketiak sampai pinggul. Untuk
menerapkan metode ini, kain harus dibentangkan di atas mesin jahit. Jadi, jangan menjahit
gabung kedua tepi kain bagian samping badan.


 Tentukan titik tengah kerung lengan. Sebelum memasang jarum pentol dan menjahit gabung
lengan baju dengan badan baju, tentukan titik tengah kerung lengan yang nantinya akan
disatukan dengan jahitan bahu. Lipat dua lengan baju sejajar dengan lengan Anda. Beri tanda
titik tengah kerung lengan (tepat pada lipatan kain) dengan kapur jahit.[2]
 Satukan kedua tepi kain kerung lengan pada badan baju dan lengan baju. Bentangkan kain
badan baju di atas meja dengan sisi luar kain berada di bawah. Ambil 1 lengan baju, ratakan di
atas meja dengan sisi luar kain berada di bawah, lalu letakkan tegak lurus dengan jahitan bahu.
Pertemukan tepi kain kerung lengan pada badan baju dengan tepi kain lengan baju.[3]


 Pasang jarum pentol untuk menyatukan lengan baju dan badan baju. Pertama-tama,
pastikan sisi luar kedua potongan kain berada di bawah. Kedua, satukan titik tengah kerung
lengan (yang tadi diberi tanda dengan kapur jahit) dengan jahitan bahu, lalu tahan dengan jarum
pentol agar kedua ujung kerung lengan bisa disatukan. Kemudian, pasang jarum pentol di
sepanjang kerung lengan.[4]


 Jahit gabung kedua potongan kain. Selesai memasang jarum pentol, pindahkan kain ke mesin
jahit, lalu jahit gabung kedua potongan kain dengan setik lurus sepanjang kerung lengan dan
lebar kampuh selebar 1-1½ cm dari tepi kain.[5]
 Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
 Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.


 Ulangi langkah yang sama sebelum menjahit lengan baju berikutnya dimulai dari
menentukan titik tengah kerung lengan, menyatukannya dengan jahitan bahu, dan
memasang jarum pentol. Kedua lengan harus dipasang sebelum bagian samping badan baju
dijahit. Jika sudah dijahit, Anda tidak bisa membentangkan dan meratakan kain di atas meja.
Untuk menjahit lengan baju berikutnya, ulangi 4 langkah yang dijelaskan di atas sebelum
melakukan 2 langkah terakhir.

6.
 Satukan semua tepi kain baju dengan sisi dalam kain berada di luar. Setelah kedua lengan
terpasang, letakkan baju di atas meja, lalu satukan semua tepi kain dengan sisi dalam kain berada
di luar. Saat ini, semua kampuh terlihat. Kemudian, rapikan baju agar tepi kain lengan dan badan
baju membentuk 1 garis lurus.[6]

7.
 Pasang jarum pentol pada sisi bawah lengan dan samping badan baju. Gunakan jarum
pentol untuk menyatukan kedua tepi kain sepanjang sisi bawah lengan dan samping badan baju
agar tidak bergeser. Dengan demikian, kain tetap rapi saat dijahit.[7]

8.
 Jahit bagian samping badan baju dan sisi bawah lengan baju. Gunakan mesin jahit untuk
menjahit gabung sisi bawah lengan baju dan samping badan baju dengan setik lurus dan kampuh
selebar 1-1½ cm dari tepi kain.[8]
 Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
 Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.

4. Menjahit Sisi Bawah Lengan Baju Terlebih Dahulu

4.
 1Balik kain badan baju agar sisi dalamnya berada di luar dan balik kain lengan baju agar sisi
luarnya berada di luar, lalu masukkan ujung lengan baju ke dalam lubang lengan. Jika kedua
bagian samping badan baju dan sisi bawah lengan baju sudah dijahit, Anda bisa memasang lengan baju
dengan menyatukan kedua tepi kain yang nantinya akan menjadi kerung lengan setelah dijahit gabung.
Sebelum menjahit, pastikan sisi dalam kain badan baju berada di luar dan sisi luar kain lengan baju
berada di dalam.[9] Pegang 1 lengan baju, lalu masukkan ujungnya melalui salah satu lubang lengan.
Tarik lengan baju ke dalam sampai tepi kain kerung lengan baju bertemu dengan ujung luar jahitan
bahu.


 Satukan kerung lengan baju dengan lubang lengan menggunakan jarum pentol. Pegang ujung
jahitan kerung lengan pada sisi bawah lengan baju dan pada bagian samping badan baju, lalu satukan
menggunakan jarum pentol. Kemudian, pasang beberapa jarum pentol sepanjang kerung lengan untuk
menyatukan lengan baju dan lubang lengan. Pastikan pada kedua lembar kain kerung lengan tidak ada
yang tertekuk atau terlipat dan tepinya membentuk 1 garis.[10]
 Agar jahitan lengan baju lebih rapi, satukan titik tengah kerung lengan dengan ujung luar jahitan
bahu.
 Pastikan sisi luar kain saling berhadapan dan tepi kain membentuk 1 garis.

5.
 Jahit gabung kedua kain. Selesai memasang jarum pentol sepanjang kerung lengan, gunakan mesin
jahit untuk menjahit gabung lengan baju dan lubang lengan dengan setik lurus dan kampuh selebar 1-
1½ cm dari tepi kain.[11]
o Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
o Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.


 Lakukan langkah yang sama untuk menjahit lengan baju berikutnya. Setelah 1 lengan baju
terpasang, Anda perlu menjahit lengan baju 1 lagi. Ulangi cara yang sama untuk memasang lengan baju
yang kedua pada badan baju.
6. Mengelim Ujung Lengan Baju

2.
 Lipat ujung lengan baju ke dalam. Setelah lengan baju terpasang, Anda perlu mengelim ujungnya.
Untuk itu, lipat ke dalam ujung lengan baju selebar 1-1½ cm. Buat keliman dengan melipat ujung
lengan baju secara merata.[12]


 Buat keliman dengan melipat ke dalam ujung lengan baju. Pastikan Anda melipat kain ke dalam
untuk menyembunyikan tepi kain yang tidak rapi. Ingatlah bahwa tepi kain biasanya terlihat kurang
menarik karena dipotong dengan gunting. Saat membuat keliman, periksa dengan teliti untuk
memastikan tepi kain terlipat secara merata selebar 1-1½ cm dari tepi kain, lalu pasang jarum pentol
sepanjang keliman.


 Gunakan jarum pentol untuk menahan keliman agar tidak terbuka. Tahan keliman pada kedua
lengan baju menggunakan jarum pentol. Pasang beberapa jarum pentol agar lipatan kain tidak terbuka.
[13]


 Jahit keliman menggunakan mesin dengan setik lurus. Untuk membuat keliman yang permanen,
jahit lipatan kain pada ujung lengan baju dengan setik lurus. Anda boleh menjahit keliman di tengah
lipatan kain atau ½ cm dari ujung lengan baju.[14]
o Lepaskan jarum pentol satu per satu sewaktu menjahit.
o Potong benang yang menjuntai setelah setik terakhir dikunci.


 Lakukan langkah yang sama sekali lagi. Selesai mengelim lengan baju yang pertama, Anda perlu
mengelim lengan baju berikutnya. Untuk itu, lakukan cara yang sama setelah Anda selesai mengelim
lengan baju yang pertama.

E. Trimming
Pengertian trimming menurut para ahli pembuat busana maupun desainer mengemukakan bahwa
trimming adalah hiasan pada pakaian yang merupakan bagian dari selembar kain yang dipasangkan pada
pakaian mempunyai penyelesaian pinggiran seperti renda-renda, biku, pita atau dibuat seperti spiral atau
linkaran kemudian pinggirannya diselesaikan dengan jahit pinggir, soom kecil, roolsoom atau
sejenisnya.
Perlu diketahui trimming dapat dipasangkan pada semua bagian busana, seperti garis leher, tepi kerah,
rok, bagian tengah muka atau tengah belakang serta belahan pakaian. Penempatannya sesuai fungsi
trimming serta keinginan desainer atau stylist dalam rancangannya. Seperti halnya bagian-bagian busana
lainnya, maka trimming dikelompokka berdasarkan nama konstruksi dan nama populer.
2. Macam-macam Trimming,ada 3 yakni :
 Trimming sebagai hiasan yang dijahitkan pada pakaian seperti renda, pita, biku-biku dan
aplikasi.
 Trimming yang berfungsi untuk memudahkan dalam membuka dan melepas pakian seperti
kancing ( kancing kait, hias,kancing tindas,resleting/tutup tarik.
 Trimming yang berfungsi sebagai hiasan juga memiliki fungsi lain bagi sipemakai seperti saku
dengan berbagai model.
Nama – nama Trimming berdasarkan nama konstruksi dan populer
No Nama Konstruksi Nama Populer Uraian
1 Lajur Berkerut Friil, Double frill, Flounce Lajur berupa kain lurus yg
. dikerut
2 Lajur Berlipat Pleated Frill, Ruff, Jabot Lajur berupa kain lurus yang
. dilipit
3 Lajur Bergelombang Volant,Graduate,Cascade, Lajur berupa kain yang
. Waterfall melingkar
4 Lajur berkerut dan Ascot, Ruffle Lajur berupa kain yang
. bergelombang melingkar dan berkerut

Pada proses menjahit menjahit rok trimming yang diterapkan yakni menggunakan tutup
tarik/ressleting, lajur berupa kain yang dilipit serta menerapkan penggunaan kancing kait.

 Menerapkan trimming pada rok dengan memasang kancing kait pada rok
Mungkin bagi sebagian orang kerjaan ini sangat mudah dan tidak perlu belajar lebih mendalam tapi
belum tentu bagi sebagian yang lain yang sedang belajar menjahit, boleh jadi ini sesuatu yang sulit,
maka dari itu saya mencoba untuk memposting contoh hal sederhana seperti cara memasang kancing
kait ini. Lihat saja yuk postingannya....

Ambil kancing kait yang bentuknya lurus letakkan di atas ban bagian kiri (untuk rok bukaan belakang), siap

 Menjahit kampuh bawah


Untuk penyelesain kampuh bawah rok dapat dlakukan dengan setik mesin, lipat kebagiandalam bawah
rok dapat dengan menggunakan pentul. Setelah keliling bawah rok selesai dijahit dapat melakukan
membersihkan sisa benang dengan menggunakan gunting kecil. Lalu menyetrika rok tersebut.

F. Pressing
Pengertian Pressing
Pressing/pengepresan merupakan salah satu prosespenting yang biasa dilakukan dala pembuatan
busana yang memiliki detail cukup rumit seperti lipit, garis lengkung dan lain sebagainya yang tidak
dapat dibentuk hanya dengan jahitan sehingga bagian-bagian busana nantinya akan kelihatan rapi dan
licin.
Pengepresan bisa juga diartikan sebagai suatu proses menghaluskanbahan busana proses melekatkan
viselin pada bagian busana pada proses produksi. Jadi dapat dikatakan bahwa pengepresan dilakukan
selama pembuatan hingga penyelesaian akhir busana.
Penyetrikaan (ironing) dalam pembuatan pakaian jadi atau garmen termasuk dalam proses
pengepresan (pressing). Pengepresan adalah salah satu proses penting dalam garmen. Pengepresan
adalah pengerjaan menggunakan panas baik dengan/tanpa tekanan dan dengan/tanpa uap.
Pengepresan dan penyetrikaan dapat dibedakan dari metode dan alat yang digunakan. Penyetrikaan
dilakukan dengan cara menggosok-gosokkan alat setrikaan pada permukaan kain ke arah tertentu
dengan atau tanpa tekanan (tekanan biasanya dilakukan pada area tertentu seperti saku dan lain-lain).
Sedangkan pengepresan secara umum dilakukan menggunakan mesin press untuk menekan kain
dengan tekanan tertentu dan panas tertentu, dengan uap maupun tanpa uap.
Contoh pengepresan dalam garmen di antaranya adalah proses melekatkan kain
keras/pelapis (fusing) pada bagian-bagian tertentu pada busana seperti kerah, lipatan tengah muka, dan
manset.
Berikut ini adalah beberapa manfaat atau tujuan dari pengepresan (pressing) dan
penyetrikaan (ironing):
 menghilangkan kerutan yang tidak diinginkan,menghaluskan bekas lipatan yang tidak diinginkan
dan menghaluskan kain agar rapi dan licin
 Menempelkan Interlining
 membentuk lipatan sesuai desain yang diinginkan
 memberi bentuk tertentu pada garmen.
 Mempersiapkan busana sebelum diproses ketahap lebih lanjut

Menghilangkan lipatan atau kerutan yang tidak diinginkan


Kerutan atau lipatan (yang tidak diharapkan) adalah masalah yang sering sekali terjadi dalam
produksi garmen, biasanya pada sewing dan pencucian (garment wash). Pressing atau penyetrikaan
dalam hal ini dilakukan untuk menghilangkan kerutan dan atau lipatan tersebut.

Memberi bentuk (shaping)


Kupnat (dart) dan jahitan (seam) adalah bagian dari konstruksi pakaian untuk membentuk model
busana tertentu sesuai yang dikehendaki desainernya. Untuk memaksimalkan bentuk-bentuk tertentu
bisa dibantu dengan pressing atau ironing.
Dalam beberapa kasus pressing/ironing dapat dimanfaatkan untuk mengecilkan/melonggarkan bagian
bagian tertentu dari pakaian atau garmen.

Membuat lipatan atau kerutan


Dalam dunia fesyen terdapat model-model pakaian yang sengaja megekspos efek kerut atau bahkan
terkesan lusuh (use look). Dalam industri garmen, pengepresan atau penyetrikaan dapat dimanfaatkan
untuk membuat efek kusut atau kerut sesuai model atau permintaan.
Pengepresan atau penyetrikaan sering dilakukan sebelum menjahit untuk bagian-bagian tertentu pada
pakaian untuk memudahkan saat proses menjahit sehingga hasilnya bagus dan sesuai dengan yang
diinginkan.
Istilah pengepresan (pressing) pada garmen dapat digolongkan dalam lima kategori berdasarkan jenis,
desain, dan bahan pakaiannya, yaitu:
 No pressing
Terdapat beberapa jenis pakaian yang tidak perlu disetrika seperti pakaian dalam, celana dalam,
pakaian renang, dan lain-lain.
 Minimum pressing
Beberapa garmen dengan finishing penyetrikaan minimum contohnya baju tidur, kaos rajutan, dan
lain-lain. Jenis pakaian ini disetrika uap tanpa ditekan.
 Under pressing
Sebelum menjahit pakaian, terdapat beberapa bagian (panel) yang harus
dilakukan pressing/ironing untuk memudahkan saat proses jahit dan hasilnya memuaskan, proses ini
disebut under pressing. Under pressing biasanya dilakukan pada pembuatan jas, jaket, dan celana.
Misalnya dibutuhkan efek lipatan pada bagian tertentu pada pakaian maka dapat dilakukan
dengan pressing atau penyetrikaan sebelum dijahit.
 Final pressing
Final pressing atau penyetrikaan akhir dilakukan setelah produk menjadi garmen sebelum
dilipat. Pressing dilakukan untuk merapihkah dan melicinkan permukaan kain.
 Permanent pressing
Adalah penyetrikaan khusus untuk mempertahankan bentuk tertentu pada pakaian. Misalnya bentuk
lipatan atau bahkan efek noda atau efek kotor yang tidak mudah dihilangkan meskipun pakaian dicuci
beberapa kali. Permanent press dilakukan dengan tekanan dan suhu yang tinggi dan menggunakan
uap (steam).

Teknik dan Prosedur Pressing


Di dalam alur produksi, proses pengepresan dilakukan beberapa tahap, pengepresan
pertama dilakukan setelah proses numbering (pemberian nomer). Pengepresan pertama biasanya
dilakukan pada bagian-bagian yang perlu diberi kain pelapis seperti kerah, lapisan luar tengah muka
kemeja, bagian atas saku, manset, dan lain-lain. Pengepresan ini (fusing) merupakan proses melekatkan
kain keras/pelapis pada bagian-bagian yang perlu diberi pelapis sehingga menjadi lebih rapi dan rata
atau tidak kembung.
Pengepresan pertama juga dilakukan pada lapisan atau lipatan yang tidak menggunakan pelapis
seperti lapisan dalam tengah muka kemeja, lipatan lengan kemeja pendek dan lain-lain.
Pengepresan menggunakan mesin press biasanya untuk bagian-bagain busana yang agak besar,
sedangkan untuk bagian atau area yang kecil seperti bagian atas saku dan sebagainya cukup
menggunakan setrika biasa.
Pengepresan kedua dilakukan pada busana yang sudah jadi atau yang sudah melalui proses bersih
benang (trimming) dan kontrol (QC). Pengepresan kedua pada industri garmen biasanya menggunakan
setrika uap yang khusus untuk industri busana karena memiliki mesin tenaga uap tersendiri. Tujuan
penggunaan setrika uap agar hasil lipatan lebih rapi dan rata atau licin, dan tidak ada bekas-bekas putih
atau efek mengkilap pada busana yang disetrika.

1. Alat dan bahan


Alat-alat yang dibutuhkan untuk pengepresan pertama adalah
 mesin press,
 setrika biasa,
 alat bantu penyetrikaan,
 dll.
Alat untuk pengepresan kedua antara lain:
 setrika uap,
 alat bantu penyetrikaan,
 cetakan ukuran lipatan (terbuat dari karton),
 crocodile (penjepit),
 dll.
1. Setrika biasa
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menyetrika:
 Tangan harus dalam kondisi kering pada waktu memegang kabel.
 Letakkan setrika pada tempatnya dengan baik sehingga tidak mudah jatuh.
 Usahakan kabel listrik tidak terkena setrikaan yang panas agar tidak (cepat) rusak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyetrika:
 Mengecek panas setrikaan pada kain (tes), hal ini dilakukan untuk bahan pakaian yang masih
diragukan ketahanan panasnya.
 Sesuaikan penggunaan suhu setrika dengan jenis bahan (kain) atau cocokkan sesuai dengan
petunjuk.
 Gosoklah kain menurut arah panjang kain dan jangan ditarik-tarik atau sebaiknya
ratakan/regangkan dulu di atas papan setrika.
 Kain dari bahan sutera atau rayon disetrika dalam kondisi kering atau setengah kering dengan alas
kain.
 Bila ada kerutan disetrika dari arah luar ke arah pangkal kerutan dengan cara tidak menekan
kerutannya.
 Ploi (lipit-lipit) disetrika setelah diatur pada tempatnya.
 Setrika bagain-bagian busana secara berurutan dari bagian yang kecil-kecil ke bagian yang besar.
Misalnya, mulai dari kelim, manset, kerah, lengan, bahu, badan depan, dan terakhir badan bagian
belakang.
 Bahan yang berwarna tua/hitam hendaknya disetrika dari bagian dalam untuk mencegah defect
glossy.

sumber: wikipedia.com

3. Setrika uap
Setrika uap yang digunakan pada industri garmen berbeda dengan setrika uap untuk konsumsi rumah
tangga dimana setrika uap industri mempunyai mesin tenaga uap tersendiri.
Penggunaan setrika uap cenderung lebih baik dibandingkan setrika biasa karena tidak meninggalkan
bekas-bekas putih atau efek mengkilap (glossy) pada kain.

Gambar : setrika uap


3. Mesin press
Mesin press atau sering disebut sebagai mesin nahkoda atau steamer digunakan untuk mengepres
bagian-bagian busana yang memerlukan kain keras atau bahan pelapis.
Terdapat beberapa jenis mesin press sesuai dengan penggunaannya seperti mesin press untuk kerah
(bentuknya melengkung) dan mesin press bidang datar baik yang kecil maupun besar.
Gambar 6. 12 : Mesin press (Pressing) .
4. Meja setrika
Meja atau papan setrika yang baik adalah yang kokoh dengan ketinggian yang dapat disesuaikan.
Bahan dari logam harus memiliki lubang di dalamnya untuk mengeluarkan uap, diberi bantalan kapas
atau wol (bukan busa) untuk penyerapan kelembapan yang tepat, dan penutup dari kapas atau wol.
Akan lebih baik jika terdapat sandaran atau tatakan setrika dan juga pengaman kabel.

Alat bantu penyetrikaan


Alat bantu penyetrikaan antara lain:

Tailor’s ham (bantalan bulat)


Seam roll (bantalan panjang)
Sleeve board (papan lengan)
Press mitt (Sarung tangan tekan)
Clapper
Point presser
Press cloth (Kain pelapis)
dll.
 Tailor’s ham (Bantalan bulat)
Ini adalah bantalan berbentuk ham (bulat) dengan permukaannya yang membulat untuk memberikan
volume pada jahitan yang melengkung seperti sleeve caps (lengkungan atas lengan) atau jahitan
kupnat. Satu sisi dilapisi wol untuk penyetrikaan kain wol dan sisi lainnya katun untuk semua jenis
kain. Bantalan ini biasanya diisi dengan serbuk gergaji.

 Seam roll (Bantalan panjang)


Disebut juga sleeve roll, yaitu bantal berbentuk pipa atau tabung yang digunakan untuk menyetrika
jahitan lengan dan area-area lainnya yang cenderung sempit. Seam roll dapat dimasukkan ke dalam
lengan sehingga memungkinkan penyetrikaan tanpa terjadi kerutan. Ujung seam roll juga dapat
digunakan untuk menyetrika area bervolume yang lebih kecil dimana akan kebesaran bila
menggunakan tailor’s ham.
 Sleeve board (Papan lengan)
Alat ini terlihat seperti dua papan setrika mini yang saling menempel, atas dan bawah. Dengan
permukaan datar dan meruncing bisa digunakan untuk menyetrika bagian lengan, pipa celana dan
area sempit lainnya

 Press mitt (Sarung tangan tekan)


Ini adalah bantal lembut dengan saku di satu sisinya untuk memasukkan tangan Anda ke dalamnya.
Untuk penyetrikaan area lengkung yang lebih kecil dimana tidak bisa apabila menggunakan tailor’s
ham. Press mitt juga dapat diselipkan di ujung sleeve board (papan lengan) untuk membuat
permukaan penekan yang bulat dan stabil.

 Clapper
Ini adalah balok kayu genggam yang digunakan untuk meratakan area yang bulky, membuat lipatan,
dan membuat jahitan (seam) menjadi halus dan rata. Setelah suatu area disetrika, clapper ditempatkan
di atasnya dan tekanan diberikan sampai dingin.

 Point presser
Terbuat dari kayu, bagian atas alat ini rata dengan ujung di salah satu ujungnya. Permukaan yang
datar untuk mengepres jahitan dan permukaan runcing untuk mengepres titik dan atau sudut.

 Press cloth (Kain pelapis)


Ini adalah kain tipis yang digunakan untuk melindungi kain dari panasnya setrika. Diletakkan di atas
kain ketika kain disetrika. Press cloth juga bisa dibasahi untuk menghasilkan uap.

G. Mengawasi mutu produk busana ( Quality Control )


Berdasarkanartisukukatanya,EcholsdanShadily dalamAnEnglish-Indonesian Dictionary(1997),
memberikanartiQuality Assurance(QA)andQualityControl(QC)for
garmentmanufacturesebagaiberikut:
 Quality= kualitas= mutu
 Control=pengawasan (untuk pengendalian)
 Mutupakaianjadiselamaprosesproduksiharusdiawasidan―dikendalikan‖agar.
 ―tetap‖dalambatastoleransistandarmutuyang dimintaolehkonsumen.

Berbicara masalah memenuhi kebutuhan konsumen, maka tidak terlepas dari mutu suatu produk.
Mutu produk tersebut dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam kondisi (kegunaan akhir dan harga barang) tertentu. Penilaian tinggi dan rendahnya suatu
mutu produk tidak ditentukan oleh si pembuat barang atau produsen, akan tetapi dititikberatkan kepada
penilaian si pemakai untuk memenuhi kebutuhannya. Si pemakai produk kondisinya berbeda-beda.
Pemakai dengan kondisi social ekonomi yang tinggi berbeda tingkat kebutuhannya dengan pemakai yang
kondisi social ekonominya kurang baik. Demikian pula tingkat pendidikan yang tinggi akan berbeda
kebutuhan kepuasannya dibanding yang berpendidikan rendah. Berdasarkan kondisi pemakai tersebut,
maka mutu produk adalah relatif.
Untuk mencapai mutu hasil produksi yang sesuai dengan permintaan atau keinginan konsumen,
maka harus ada pengendalian mutu, dimana pengendalian ini dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan
dan usaha untuk menjamin agar hasil dari pelaksanaan proses produksi sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana, yaitu meliputi: jenis produk, jumlah, tingkat mutu, biaya, delivery, dan lain-
lain. Dengan demikian, pengendalian mutu tersebut dapat didefinisikan sebagai usaha pengendalian
proses produksi untuk memelihara dan meningkatkan mutu produk secara efektif dan efisien sehingga
dapat memuaskan keinginan konsumen.
Dengan adanya pengendalian mutu, maka dilakukan pengawasan mutu (Quality Control).
Menurut Dr. Gustav K (Reda, 2006), pengawasan mutu (Quality Control) memiliki pengertian sebagai
serangkaian kegiatan yang telah terencana, bertujuan untuk memperbaiki taraf atau standar yang telah
dicapai sebelumnya. Sementara itu, Amir Bayat (Reda, 2006), menyatakan bahwa pengertian
―pengawasan‖ adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk ―menjamin
keseragaman‖ dari hasil yang telah dicapai sebelumnya dengan patokan standar yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengertian mutu sendiri menurut ASQC (American Society for Quality Control) adalah
semua keistimewaan dari cirri-ciri yang dimiliki oleh suatu barang atau jasa yang menyebabkan adanya
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. Menurut Crosby,D.B., mutu adalah kesesuaian‖ terhadap
permintaan. Sistem standar mutunya adalah pencegahan terjadinya penyimpangan atau cacat, bekerja
sekali jadi dan benar. Standar prestasinya adalah tanpa kesalahan atau tanpa cacat (kesalahan ukuran
mutu adalah harga ketidaksesuaian). Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (PMMI) berpendapat
bahwa penggunaan kata mutu tidak hanya berhubungan dengan barang saja, tetapi juga jasa, kerja, dan
biaya.
Pemeriksaan mutu ( Quality Qontrol)
Dalam industri pakaian jadi pemeriksaan mutu produksi dilakukan secara bertahap antara lain :
4) Pemeriksaan dalam proses, dilakukan pada beberapa tahap proses yang dipilih, terutama pada
bagian bagian kritis dan sulit seperti tahap pemotongan, penjahitan dan pemeriksaan ukuran
5) Pemeriksaan akhir, dilakukan pada saat pakaian telah selesai dijahit. Caranya dengan mengambil
satu potong dari jumlah tertentu untuk diperiksa
6) Pemeriksaan keliling, dilaksanakan oleh supervisor atau pengawas, supervisor harus selalu
keliling dan membantu operator jika didapatkan kesalahan yang memerlukan perbaikan

H. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir menjahit di lakukan setelah selesai proses menjahit, dimulai dengan
mengesum bagian bawah rok dengan menggunakan tangan dengan menerapkan kelim biasa, kelim
flanel atau kelim sumsang. Selanjutnya membersihkan sisa-sisa benang yang masih melekat atau
menempel pada bagian baik maupun bagian buruk rok. Selanjutnya memasang kancing pengait/kancing
haq pada bagian belakang pinggang rok, lalu menyetrika rok dari bagian baik dengan menyetrika lipit
pantas/kupnat, lalu lipit hadap selanjutnya sisi rok dan bagian bawah rok, kemudian melipat rok dengan
rapi sesuai dengan desain rok.
Setelah selesai disetrika dapat memasukkan rok dalam kemasan untuk pakaian jadi umumnya
dimasukkan dalam kantong plastik kemudian ditutup rapat (disegel). Kantong plastik mempunyai
ukuran tertentu yang disesuaikan dengan bentuk lipatan. Pada permukaan kemasan sebaiknya
diberikan catatan dan gambar atau logo yang dapat mencerminkan karakteristik jenis pakaian dalam
kemasan tersebut yang meliputi, desain, nomor ukuran, bahan baku, cara pemeliharaan pakaian.
Fungsi utama pengepakan untuk pengiriman dan penjualan, dilakukan pengepakan agar pakaian
sampai ketempat tujuan tanpa mengalami kerusakan. Pengepakan harus kuat dan tertutup rapat
(disegel) sehingga tidak mudah rusak oleh pengaruh udara maupun untuk pengamanan misalnya,
terjatuh atau terlempar. Pengepakan pakaian dapat dilakukan dalam bentuk tas, kotak karton dan
bungkusan.

Ada beberapa pengepakan yang umum dilakukan antara lain :


 Pengepakan dengan kotak karton
Kotak karton terbuat dari kertas karton atau kardus dengan berbagai bentuk. Tiap kotak diisi
dalam jumlah tertentu dengan bentuk lipatan pakaian yang bervariasi, kemudian ditutup rapat
dan dilem dengan kertas perekat.
 Pengepakan dengan kantong
Kantong terbuat dari kertas atau plastic transparan dengan berbagai bentuk antara lain berupa
amplop dan kantong.

Anda mungkin juga menyukai