Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang

Teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak tanggapan dari para
ekonom saat itu, baik dari kaum sosialis sendiri maupun dari kaum kapitalis liberal. Para pemikir
ekonomi liberal ini kemudian dimasukkan dalam kelompok pemikir ekonomi terpisah yang disebut
Mazhab Neoklasik. Karena analisis Marx tentang prediksi keruntuhan kapitalis didasarkan pada nilai
tenaga kerja dan tingkat upah, para sarjana neoklasik telah mempelajarinya secara mendalam. W.
Stanley Jevons, Leon Walras, Karl Menger, dan Alfred Marshall meninjau kembali teori tersebut.
Mereka kemudian sampai pada kesimpulan yang sama bahwa teori nilai lebih Marx tidak dapat
secara akurat menjelaskan nilai barang-dagangan (kapital). Dari kesimpulan ini, mereka
menghancurkan seluruh bangunan teoritis sosialisme yang dikembangkan oleh Marx dan Engels,
menyelamatkan sistem kapitalis dari kemungkinan krisis

Ekonomi Mazhab Austria adalah cabang ekonomi neo klasikal yang dibentuk di
Wina (ibu kota Austria) pada akhir abad ke 19 dan paruh pertama abad ke 20. Mazhab ini
secara keras menentang Marxisme - dan secara umum mengkritik penggunaan teori ekonomi
untuk membenarkan intervensi pemerintah di bidang ekonomi

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa saja tokoh Mazhab Austria ?

2. Bagaimana teori nilai subjektif ?

3. Bagaimana teori pertanggungan Mazhab Austria ?

4. Bagaimana teori pembagian fungsional ?

5. Bagaimana teori bunga agio Von Bohm Bawerk ?

6. Bagaimana hubungan antara bunga chuluk dan bunga penasaran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh Mazhab Austria


2. Untuk mengetahui hukum gossen dan pembentukan nilai
3. Untuk mengetahui teori pertanggungan dan teori pembagian fungsional
4. Untuk mengetahui teori bunga dan hubungan antara bunga chuluk dan bunga bank

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengalaman serta ilmu pengetahuan bagi para pembaca maupun
lainnya, terutama dalam bidang Pendidikan sejarah pemikiran ekonomi mengenai
teori ekonomi Mazhab Autria
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tokoh Utama Mazab Austria


Terdapat beberapa tokoh mahzab Austria diantaranya Karl Menger, Friedrich
von Wieser, Eugen von Bohm-Bawerk, Knut Wicksell :

 Karl Menger (1840-1921)


Karya utama karl Menger adalah Grusatze der Volks Wirtschaftslehre (1817).
Dalam bukunya ia mengembangkan teori utilitas marginal.
 Friedrich von Wieser (1851-1920)
Wieser adalah pencipta istilah baru, seperti “utilitas marginal, biaya peluang,
dan perencanaan ekonomi”. Dia lebih memusatkan perhatiannya pada individu
kreatif dalam ekonomi, seperti inventor, pionir, dan entrepreneur.
 Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914)
Karyanya adalah Capital an Interest (1884) dan Positive Theory of Capital
(1889). Kontribusi utamanya adalah dalam pengembangan teori tentang modal
(theory of Capital) dan teori tentang tingkat suku bunga kemudian teori-teori
mereka dikembangkan oleh tokoh lain seperti knut Wiksel.
 Knut Wicksell (1851-1926)
Ia berjasa dalam mengasimilasikan analisis keseimbangan umum Walras
dengan teori kapital dan suku bunga Bohm-Bawerk menjadi teori distribusi. Dan
pengembangan teori moneter yang dihubungkan langsung antara tingkat suku
bunga dengan harga-harga. Karya utamanya adalah Lectures on Political
Economy (1901).

2.2 Teori Nilai Subjektis


Para pelopor teori nilai subjektif adalah Herman Heinrich Gossen, Karl
Menger, dan Von Bohm Bawerk. Dalam teori nilai objektif dikemukakan bahwa suatu
barang yang memiliki guna pakai umum akan bernilai tinggi. Akan tetapi teori ini
terbentur pada suatu paradoks bahwa air yang mempunyai guna pakai tinggi, tetapi
bernilai rendah, sedangkan berlian/intan yang mempunyai guna pakai umum kecil etapi justru
bernilai tinggi. Paradox antinomi nilai ini tidak dianalisis lebih lanjut oleh
ajaran klasik. Analisis nilai suatu barang harus berpangkal pada subjek pemakai
berhubung dengan pemuasan kebutuhannya. Gambaran yang lebih jelas dapat kalian
ikuti analisis pemuasan kebutuhan menurut Hukum Gossen. Teori nilai menurut
Gossen terkenal dengan nama hukum Gossen I dan hukum Gossen II.
 Hukum Gossen I berbunyi “ Jika pemuasan kebutuhan dilakukan terus menerus,
maka kenikmatan semakin lama semakin berkurang, dan pada suatu saat akan
tercapai titik kepuasan” Hukum Gossen I disebut hukum guna batas yang
semakin menurun. Bagaimana kenyataan hukum Gossen I tersebut dalam praktik?
Hukum Gossen tidak selalu berlaku tepat, karena ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi. Dalam kenyataan hukum Gossen I masih mendapatkan kritikan:
 Tidak berlaku bagi pengisap madat, ganja, miras, obat terlarang (narkoba)
yang semakin banyak minum justru semakin merasakan kenikmatan.
 Orang tidak selalu memuaskan satu macam kebutuhan hingga mencapai
kepuasan maksimal. Pada saat memuaskan telah mencapai titik kepuasan
tertentu akan menyusul kebutuhan lain yang harus dipuaskan pula.
 Untuk menyempurnakan hukum pertama, Gossen menyusun analisisnya lebih lanjut .
Hasilnya adalah Hukum Gossen II, yang berbunyi “Manusia berusaha
memuaskan kebutuhannya yang beraneka ragam hingga mencapai tingkat
intensitas yang sama (harmonis).
Hukum Gossen II oleh karl menger digunakan untuk menyelidiki bagaimana
orang membagi penghasilannya guna memenuhi kebutuhannya yang bermacam-
macam. Pada umumnya seseorang akan menggunakan penghasilannya dengan
sebaik-baiknya agar supaya kebutuhannya yang bermacam-macam dapat
dipenuhi hingga tingkat kepuasan yang sama. Kebutuhan yang perlu di dahulukan
misalnya, makan, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan baru kebutuhan
sekunder seperti: rekreasi, hiburan, dan tabungan.
Hukum gossen 2 disebut juga hukum guna Horizontal karena membahas
pemuasan terhadap bermacam-macam barang, sedangkan hukum gossen 1
disebut hukum guna vertikal karena hanya membahas pemuasan satu macam
barang.
2.3 Teori Pertanggungan Menurut Mazab Austria
Seperti halnya kaum Klasik dan Sosialis analisa mazhab Austria tentang
pembentukan harga diikuti oleh teori tentang pembagian hasil masyarakat. Untuk itu
dibedakan dua aliran , disisi Menger , Von Bohm Bawerk dan Von Weiser, yang
hendak menghitung nilai faktor-faktor produksi atas nilai barang jadi , dan pada sisi
yang lain aliran teori pembagian fungsional dari John Bates Clark, yang menyatakan
bahwa yang menentukan pembagian penghasilan itu adalah produktivitas spesifik
daripada satuan kerja atau modal yang ditambahkan terakhir.
Perbedaan hakiki antara kedua aliran tersebut dalam teori subjektivitas dengan
kaum Klassik harus dicari dalam fakta, bahwa yang disebut terakhir menjabarkan nilai
barang jadi alat-alat produksi, sedangkan menurut yang pertama faktor-faktor
produksi memperoleh nilai dari barang jadi/akhir. Atau mendapatkan nilai tafsiran –
tafsiran dari konsumen. Dengan ini Karl Menger bermaksud membagi barang dalam
berbagai golongan , sesuai dengan jauhnya masing-masing dari pemasaran kebutuhan
terakhir. Barang-barang yang dapat serta merta dikonsumsi (roti) merupakan barang-
barang golongan pertama. Barang-barang yang diperlukan untuk membuat barang-
barang konsumsi (tepung) merupakan barang golongan kedua, sedangkan alat-alat
produksi yang diperlukan untuk embuat barang-barang kedua (gandum ) disebut
Menger barang-barang golongan ketiga.
Menurut mazhab Austria, semua alat produksi dari golongan lebih tingi, yang
berturut-turut dan sambung menyambung mempunyai guna yang sama bagi subjek
ekonomi. Alat-alat produksi mempunyai guna yang dirinci dari guna barang-barang
konsumsi (menurut ahli ekonomi belanda Beaujour: barang akhir ( final goods) yang
memiliki guna spontan/serta merta. Teori pertanggungan hendak memberi jawaban
atas pertanyaan “ Dengan cara bagaimana barang-barang golongan yang lebih tinggi
mendapatkan nilai barang-barang golongan pertama?” Hal ini sangat penting bagi
ajaran nilai subjektif. Oleh sebab itu kaum produsen dapat mengetahui nilai alat-alat
produksi mereka, sedangkan penghasilan mereka dari menawarkan faktor-faktor
produksi, demikian pula untuk para pekerja dan pemilik modal.
Perlu dibedakan antara cakupan teknis dan cakupan ekonomi. Cakupan teknis
menyelidiki bagian mana dari nilai output yang diperoleh yang terdiri dari berbagai faktor
produksi. Dan cakupan ekonomi adalah bagian di mana nilai yang dihasilkan
harus dijelaskan oleh berbagai faktor produksi. Von Thunen juga mempelajari masalah ini,
berdasarkan hukum teknis hasil yang semakin berkurang dan hukum substitusi.
Menurut hukum kelebihan hasil yang semakin berkurang penambahan pada salah
satu faktor produksi dalam organisasi alat-alat produksi yang tetap , membuat hasil akhir
bertambah akan tetapi dalam jumlah yang lebih kecil daripada pertambahan yang
sama besarnya sebelumnya. Menurut hukum subtitusi semua factor produksi yang kualitatif
satu macam akan mendapatkan upah yang sama, sementara pada pihak lain hukum
pertambahan hasil yang semakin berkurang mengakibatkan setiap kuantum yang
ditambahkan pada satu faktor member hasil lebih kurang, artinya meminta harga yang lebih
rendah. Sehingga Van Thunen mengambil kesimpulan “ Harga pemakaian modal ada
hubungannya dengan guna, demikian pula kerja”
Van Bohm- Bawerk berusaha untuk memecahkan masalah pertanggungan
tersebut. Seandainya hanya ada satu faktor produksi saja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang, maka pertanggungan itu tidak akan menimbulkan masalah.
Masalah baru timbul karena banyak faktor produksi atau alat pelengkap yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Dalam hal ini perlu kerjasama diantara barang
pelengkap untuk mencapai suatu dayaguna. Van Bohm-Bawerk membedakan ada tiga
kemungkinan yaitu :
1.Barang-barang tidak terdapat diluar pasangannya dan tidak dapat diganti
secara ekonomis.
2. Barang-barang dapat dipakai diluar pasangannya, tetapi tidak dapat diganti.
3. Barang-barang dapat dipakai diluar pasangannya dan dapat diganti.

Hans Mayer mengembangkan teori weiser bahwa tidaklah tepat berpacu pada satu
barang yang selesai diketahui, tetapi selanjutnya ex post memperhitungkan harga faktor
produksi sendiri-sendiri. Padalah dalam praktik hanya berlaku sebaliknya. Orang menyelidiki
dengan bantuan harga yang diketahui, dan harus mengkombinasikan alat-alat produksi
tersebut, serta menentukan berapa banyak barang jadi harus dibuat. Disinilah harus
memberikan pedoman untuk disposisi yang rasional atas faktor produksi dengan menetapkan
bagaimana arti relativenya untuk usaha kemakmuran. Ini dapat terjadi jika seseorang
menggunakan bantuan persamaan stimultan dalam menentukan perbandingan nilai dan alat-
alat produksi. Jika seseorang berhasil menentukan perbandingan jumlah berbagai faktor
produksi yang ditambahkan terakhir, maka menurut Meyer seorang akan mengetahui berapa
besarnya sumbangan seluruh faktor produksi dalam menghasilkan barang jadi. Mayer
memberikan ilustrasi dalam pembuatan rumah. Rumah dapat dibuat dengan berbagai cara dan
berbagai macam banyak bahan. Misalnya dengan menggunakan batu kali, batu bata merah,
dengan tenaga terdidik dan dengan tenaga tidak terdidik, dengan balok besi atau dengan baol
kayu. Dengan cara kerja dan bahan yang berbeda maka akan berbeda pula nilai rumah itu,
sehingga dapat ditentukan berapa jumlah guna yang hilang dengan memakai cara, alat
produksi, yang satu sebagai ganti alat produksi yang lainnya

Alat-alat prodiksi asli Batu Bata Merah Buruh Terdidik Balok Besi
Barang Pengganti Batu Alam Buruh Tak Terdidik Balok Kayu
Guna yang hilang 5 3 2
Nilai Yang 50 30 20
Dipertanggung
jawabkan
Jumlah Guna Rumah : 10
Kerugian akan kegunaan yang diketahui dengan metode persamaan simultan
ini, tidak menggambarkan guna alat produksi, akan tetapi suatu angka perbandingan
yang dapat dipakai untuk menghitung nilai alat produksi

2.4 Teori Pembagian Fungsional


John Btes Clark dengan teori pembagiannya berada diantara Austria dan aliran
Anglo Amerika teorinya dengan teori subjektif terletak dalam hal bahwa ia
menganggap penawaran faktor produksi, kerja atau modal sebagai variable yang
diketahui, sedangkan mazhab Anglo Amerika permintaan dan penawaran keduanya
berbeda.
Clark membedakan pembagian personal dan fungsional dari produksi
masyarakat. Pembagian personal : yang dipentingkan adalah pendapatan yang
diterima oleh masing-masing individu dan pembagian fungsional orang menganalisa
pendapatan yang menjadi bagian berbagai faktor produksi yang dipikirkan secara
abstrak. Menurut clark mendasarkan pada keadaan yang stasioner ialah keadaan
dimana masyarakat, kebutuhan, modal, teknologi, organuisasi perusahaan,
pengetahuan, kapasitas produksi) tidak terpengaruh oleh perubahan. Sementara
keadaan dinamis menjelaskan bahwa variable-variabel diatas memeng berubah,
namun Clark mendasarkan analisanya pada keadaan yang stasioner yang
disederhanakan. Keadaan bukanlah keadaan yang tenang, tetapi perputaran ekonomi
berjalan dengan tanpa mengalami perubahan atau mobility without motion yang dapat
disamakan dengan perjalanan kereta api selama peraturan waktu perjalanan tidak
berubah Dalam masyarakat stationer hanya terdapat dua faktor produksi saja ( kerja
dan modal) dan faktor alam termauk faktor modal. Kedua faktor ini sangat tidak jelas
bentuknya dan selalu bergerak. Dalam permulaan distribution of whealth Clark
menguraikan dan berusaha membuktikan bahwa: faktor produksi yaitu tenaga kerja
dan modal memperoleh pendapatan nilai yang ditambahkan kepada barang yang
dihasilkan dengan sumbangannya dalam proses produksi. Jika tidak demikian maka
masyarakat kita akan berdasarkan institutional robbery( perampokan kelembagaan)
yang akan melenyapkan setiap dasar hukum dari hak milik. Clark berusaha
menunjukkan pembenaran ekonomis dan etis dari pembagian pendapatan nasional
atas faktor produksi dalam masyarakat. Sehubungan dengan hukum pertambahan hasil yang
semakin berkurang, tidak hanya jumlah hasil yang ditambahi oleh tiap-tiap unit berikut, yang
akan menjadi lebih sedikit dari sebelumnya. Dalam masyarakat satationer hasil teknis dari
hasil nilai teknis akan salaing menutupi biarpun satuan ini adalah cipataan yang dalam
kenyataan tidak ada. Jumlah hasil yang diakibatkan penambahan pekerja terakhir
disebut batas/marginal. Dan produktivitas spesifik dari kerja menetapkan upah.
Artinya nilai hasil batas menentukan upah pekerja yang terakhir dipekerjakan.
Perubahan hasil berhubungan dengan perubahan yang tak terhingga kecilnya
dalam faktor tenaga kerja yang dipakai. Menurut hukum subtitusi semua bagian
kualitatif yang sama dari faktor produksi yang sama akan mendapatkan upah yang
sama. Sehingga upah semua buruh ditetapkan tersendiri oleh produktivitas spesifik
dari buruh marginal (batas) Suatu pembagian yang agak tetap dari pendapatan nasional atas
factor produksi kerja dan modal dalam perbandinagn 3:1. Sehingga jika dalam suatu Negara
terdapat relative banyak tenagakerja dan relative sedikit modal, maka persediaan
modal yang relative sedikit akan mendapat ¼ dari pendapatan nasional. Atau tingkat
bunga akan relative tinggi. Bila modal bertambah , maka jumlah seluruh modal akan
mendapatkan pembagian yang sama dari pendapatan masyarakat. Ini artinya tingkat
bunga akan turun. Maka hal ini menunjukkan kepada kita bahwa konsep kehidupan ekonomi
Clark tidak realistis, tidak dapat dipergunakan untuk membela keadaan masyarakat
yang nyata. Berhubung faktor produksi dalam keadaan yang nyata tidak sampaii tak
terhingga dapat dibagi, secara matematis tidak dapat dideferensiasikan berarti
produksi marginal tidak dapat dilukiskan sebagai hasil yang diferensial. Namun jika
alat-alat produksi tidak terpakai semuanya, maka ucapan Clark bahwa faktor-faktor
produksi mendapat sumbangan produksi marginalnya sebagai penggantian kerugian
mejadi goyah. Bila suatu pbrik berkerja dengan tenaga yang berlebihan, maka John
aurice Clark menentang ayahnya sendiri (John Bates Clark), pekerja yang terakhir
ditambahkan, semua pekerja akan memperoleh segena nilai yang dihasilkan mereka.
Jika mereka mendapat hasil marginal kerja mereka dengan leaving nothing for the
owners but a deficit. ‘ kerja dan modal sangatlah mobile , membawa kita semakin jauh
dari keadaan kehidupan ekonomi yang sebenarnya. Namun demikian gagasan Clark
tersebut tetap akan dicatat dalam literature ekonomi sebagai contoh analisa yang
sangat baik, walaupun sangat disayangkan ia menodai pekerjaannya itu, dengan tidak
adanya pembedaan yang tegas dari ssesuatu yang diinginkan politik dan analisa
ekonomi

Anda mungkin juga menyukai