Anda di halaman 1dari 33

Mahzab / Aliran Teori Ekonomi Neo-Klasik

Dibuat Oleh

Nama : Devina Trisastika Hamatia


NPM : 22030335
Prodi : Ekonomi Manajemen
Semester : 1 (Satu)
Asal Usul Munculnya Neo-
Klasik
Perkembangan dimulai dari masa Pra-Klasik
diantaranya masa yunani kuno, Sekolastik
hingga Fisiokrat. Dalam pembahasan kali ini
akan difokuskan pada pembahasan pemikiran
ekonomi Neo-Klasik, dimana tokoh yang
terkenal pada masa Neo-Klasik diantaranya
adalah W.StanlyJevons (1835-1885), Leon
Walras (1837-1910), CarlMenger (1840-
1921), Dan Alfred Marshall (1842-1924).
Para pakar neoklasik membahas ramalan Marx
menggunakan konsep analisis marjinal (Marginal
Analisis) atau marjinalRevolution. Pada intinya
konsep ini merupakan pengaplikasian kalkulus
diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan
produsen, serta penentuan harga-harga di pasar.
Teori ini telah lama digunakan dan
dikembangkan HeinrichGossen (1810-1885) dalam
menjelaskan kepuasan (utility)dari pengkonsumsian
jenis barang. Menurutnya kepuasan marjinal
(marginal Utility) dari pengkonsumsian suatu
semacam barang akan semakin turun jika barang yang
sama dikonsumsi semakin banyak,’’(Hukum Gossen
I)’’. Dalam hokumGossen II, menjelaskan bahwa
sumber daya dan dana yang tersedia serlalu terbatas
secara relatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan
yang relatif tidak terbatas adanya.
Ruang Lingkup Pemikiran Ekonomi Neo Klasik

 Pada tahun 1870-an telah terjadi pergeseran dalam


teori pembangunan ekonomi. Pergeseran ini
disebabkan oleh kemajuan teknologi yang
peranannya begitu dominan dalam pencariaan dan
penemuan sumber-sumber produksi baru, serta
kemampuannya dalam mengembangkan lebih
lanjut sumber-sumber produksi baru itu. Aliran
teori pembangunan ekonomi baru ini kemudian
dikena sebagai madzabteori pembangunan
ekonomi Neo-Klasik.
Kemunculan madzhab teori pembangunan
ekonomi Neo-Klasik tidak terlepas dari
banyaknya kritik dari pakar ekonomi terhadap
teori-teori yang dikembangkan oleh Karl
Marx dan Angels, baik dari kaum sosialis
sendiri maupun dari pendukung mazhab
kapitalisme. Hal ini terjadi karena analisis yang
dipergunakan oleh karlMarx untuk meramal
kejatuhan sistem kapitalis bertitik tolak dari
teori nilai tenaga kerja dan tingkat upah, maka
oleh para pakar ekonomi Neo-Klasik teori-teori
tersebut dipelajari secara mendalam
Dari sekian banyak para pakar eknomi
Neo-Klasik masing-masing mempunyai
pencirinya sendiri-sendiri, khususnya
dalam cara hal pandang, fokus kajian,dan
kerangka analisisnya. Semua itu terlihat
jelas dan tertuang dalam karya-karyanya.
Dengan pencirinya itu, kemudian oleh
banyak kalangan dikelompokkan kedalam
beberapa aliran atau mazhab.
Pertama, Mazhab Autria. Mereka yang
tergabung dalam mazhab ini adalah tokoh-tokoh
pemikiran ekonomi handal
seperti CarlMenger (1840-
1921), FriedrichvonWeiser(1851-1920),
dan EugenVonBohmBawerk (1851-1914). Teori-
teori yang dikembangkan oleh ketiga tokoh
utama mazhab ini memiliki pencirinya sendiri
dengan menerapkan kalkulus sebagai peralatan
utamanya. Kelompok penerus mazhab ini
adalah KnutWicksell (1851-
1926).. LudwigEdlervonmises (1881-1973),
dan friedrich August vonHayek (1899-1978).
 Kedua, Mazhab Lausanne. Teori-teori yang dikembangkan oleh
kelompok ini analisisnya lebih komprehensif, utamanya tentang teori
keseimbangan umum yang dijelaskan dengan pendekatan matematis.
Tokoh pemikir utama yang dianggap menonjol dan sekaligus pendiri dari
mazhab ini adalah leonwarlas. Karya monumentalnya berjudul elementof
pure economic yang terbit pada tahun 1878. Model keseimbangan walras
ini ternyata tidak dikembangkan oleh para pakar ekonomi pada
zamannya. Alfred Marshall adalah sosok ilmuwan dari
CambridgeUniversity yang sangat menghargai model matematika yang
menjadikan pemikiran-pemikiran Walras kemudian dihargai. Ia dianggap
sebagai pendiri dan pengembang ilimu ekonomi matematika, dan kira-
kira 60 tahun kemudian dikembangkan oleh friedrich dan tinberge
menjadi ekonometrika, dan oleh WassilyLeontief kemudian
dikembangkan analisis input-output atas dasar matematika yang
dikembangkan walras. Pemikiran-pemikiran walras ini kemudian
diteruskan dan dikembangkan oleh vilfredoPareto. Terutama dalam
menjelaskan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar sumberdaya-
sumberdaya dapat dialokasikan dan memberikan hasil yang optimum
dalam suatu model keseimbangan umum.
 Ketiga, MadzabCambridge. Tokoh pemikir ekonomi
yang menonjol karya-karyanya dalam kelompok mazhab
ini adalah Alfred Marshall. Sebagaimana diuraikan oleh
marshall dalam bukunya, harga barang menurut kaum
klasik ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk
menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, yang
menetukan harga adalah sisi penawaran. Pendapat ini
dengan tegas ditentang oleh kelompok Neo-Klasik lain
seperti Jevon, Menger dan Walras. Mereka sepakat bahwa
yang menentukan harga adalah konsidi permintaan.
Mereka juga mengkritik para pakar ekonomi klasik yang
gagal membedakan antara utilitas total, utilitas
Marjinal,dan utilitas rata-rata.
 Bagi Jevons, Menger dan Walras13 biaya bukan satu-
satunya faktor yang menentukan harga. Yang paling
menentukan harga, sesuai dengan teori utilitas marjinal
adalah utilitas yang diterima dari mengkonsumsi satu unit
terakhir dari barang tersebut. Ini berarti, teori tentang harga
yang dikembangkan oleh kaum marjinalis sangat berbeda
dengan teori yang dikembangkan oleh kaum klasik. Kaum
klasik melihat harga dari sisi produsen (jumlah pengorbanan
yang dikeluarkan), sedangkan kaum marjinalis melihat dari
sisi konsumen, yaitu kepuasan marjinal dari mengkonsumsi
satu unit barang terakhir. Para pakar ekonomi Neo-Klasik
sebagaimana disebutkan diatas dalam menganalisis
ramalan Karl Marx mempergunakan konsep analisis marjinal
Analisis dengan konsep ini memiliki makna khusus
bagi pengembangan ilmu ekonomi, sebab hasil
penelitian mereka telah menciptakan aura baru bagi
pengembangan teori ekonomi modren. Beberapa
penulis ekonomi menyebut apa yang sudah
dilakukan oleh pakar ekonomi Neo-Klasik tersebut
sebagai Marginal Revolution, karena telah
ditemukan suatu analisis baru yaitu pendekatan
marjinal. Analisis ini pada intinya merupakan
aplikasi dari kalkulus differensial terhadap tingkah
laku konsumen dan produsen serta penentuan
harga-harga di pasar.
Kemudian, dalam teori ekonomi Neo-Klasik dipelajari tingkat
bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada saat
ini dan saat yang akan datang. Teori Ekonomi Neo-Klasik
mengenai perkembangan ekonomi menganggap:

 akumulasi modal merupaka faktor penting dalam perkembangan


ekonomi.
 Perkembangan itu merupakan proses yang gradual,

 Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif,

 aliran ekonomi Neo Klasik optimis terhadap perkembangan


ekonomi, dan

 adanya aspek international dalam perkembangan tersebut.


 Dalam perspektif teori ekonomi Neo-Klasik,
akumulasi modal berkaitan dengan tingkat bunga dan
tingkat pendapatan. Dengan tingkat bunga yang
rendah, maka akan menentukan tingginya tingkat
investasi dan mendorong aktivitas ekonomi produktif
meningkat, yang pada gilitannya akan mampu
meningkatkan pendapatan. Dengan demikian jika
tingkat bunga rendah maka investasi akan tinggi dan
pendapatan meningkat, dan begitu juga sebaliknya.
Perkembangan ekonomi yang demikian berproses
secara gradual dan berkelanjutan. Hal ini sejalan
dengan pandangan Alfred Marshall, bahwa
perekonomian itu merupakan sebuah kehidupan
organik yang tumbuh dan berkembang perlahan-
lahan sebagi proses yang gradual.
Dari perspektif yang lain, teori ekonomi
Neo-Klasik optimis bahwa perkembangan
ekonomi tidak akan berhenti karena
terbatasnya sumberdaya alam. Teori ini
menyakini ada kemampuan manusia
untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan
itu, sehingga berbeda dengan pandangan
teori ekonomi klasik bahwa pertumbuhan
ekonomi akan terhenti karena terbatasnya
sumber daya alam.
Bagaimanapun perkembangan ekonomi
suatu negara tidak terlepas dari pengaruh
dunia international. Hal ini dapat
dijelaskan melalui lima aspek yang
mempengaruhi tingkat perkembangan
ekonomi suatu negara:
 Mula-mula negara itu meminjam modal, yang selanjutnya disebut
dengan debitur kurang mapan.

 Kemudian,negara itu dapat meningkatkan pendapatan


nasionalnya dan dapat membayar dividend dan bunga atas
pinjaman tersebut.

 Setelah pendapatan nasional negara itu meningkat maka sebagian


dari pendapatannya digunakan untuk melunasi utang dan
sebagian lagi dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan.
Negara ini berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan.

 Kemudian negara itu mengalami surplus kerena telah dapat


menerima dividend dan bunga yang lebih besar dari pada beban
bunga yang harus ditanggung atau dibayarkan.

 Akhirnyanegara tersebut menjadi kreditur mapan karena telah


menerima dividend dan bungan dari negara lain.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Neo
Klasik
 Perintis Dari Analisis Marginal

Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan


tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam
metodologinya. Teori nilai tidak lagi dilandaskan pada
nilai tenaga kerja atau biaya produksi, tetapi telah
berali pada kepuasan marginal (Marginal utility).
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru
dalam teori ekonomi.
Tokoh tokoh sentral pendukung
aliran tersebut
 Salah satu pendiri mazhab ekonomi neoklasik yaitu Gossen, dia telah
memberi sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut
sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan
kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh,
sedangkan Hukum gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan
pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
SalainGossen, Jevons, dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari
kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa prilaku individulah yang
berperan dalam menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences
yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan
teori nilai dari orde dari berbagai jenis barang, menerut dia nilai suatu
barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat
dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka tercakup skaligus teori
distribusi.
 Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh
Walras tentang teori keseimbangan umum melalui
empat system perkembangan yang serempak. Dalam
teori sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai
aktivitas ekonomi seprti teori produksi, konsumsi dan
distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah
persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan
lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera
konsuman tetap. Jika terjadi perubahan dalam asumsi ini
maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh
aktivitas ekonomi
 ProduktifitasMarjinal
Teori
Dasar pemikiran mazhab neoklasik pada generasi
kedua lebih akuransi dan tajam karena bila
dibandingkan dengan pemikiran ekonomi pada
kelompok generasi pertama neoklasik. Hal ini dapat
terjadi karena pemikiran generasi kedua menjabarkan
lebih lanjut prilakuvariable-variabel ekonomi yang
sudah dibahas sebelumnya. Lingkupan telah
berkembang dari produksi, konsumsi, dan distribusi
yang lebih umum beralih pada penjelasan yang lebih
tajam.

Pertentangan pemikiran antara para ahli neoklasik
seperti J.B. Clark dapat menjadi sumber inspirasi dari
perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan
teori distribusi fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark
mempunyai nilai etik, yang secara langsung
membantah teori eksploisasi. Dengan teori
produktivitas marjinal, upah tenaga kerja, laba serta
lahan dan bunga ditetapkan dengan objektif dan adil.

Penggunaan pendekatan matematis dalam analisis ekonomi
terutama dalam fungsi produksi semakin teknis, dan dengan
penggunaan asumsi-asumsi yang dialaminya juga bertambah
seperti dalam kondisi skala tetap, meningkat atau menurun.
Hal ini dikaitkan pula dengan bentuk kurva ongkos rata-
rata, oleh Wicksell. Hal ini merupakan sumbangan besar
dalam pembahasan ongkos perusahaan dan industri. Pada
saat kurva ongkos rata-rata menurun, sebenarnya pada
fungsi produksi terjadi proses increasingreturns, dan pada
saat kurva ongkos naik, pada kurva produksi terjadi keadaan
decreasingreturns. Selanjutnya, pada saat ongkos rata-rata
sampai pada titik minimum, pada fungsi produksi berlaku
asumsi constantreturntoscale.

Pemikiran lain yang menjadi sumber kontroversi seperti pandangan
BohmBawerk telah menimbulkan kontroversi pula tentang
hubungan antara modal dan bunga. Kontroversi ini pun timbul dari
pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai pendapat bahwa barang-
barang sekarang mempunyai nilai lebih tinggi daripada masa depan,
karena itu timbullah bunga. Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh
produktivitas melalui keunggulan teknik. BohmBawerk
memberikan adanya premium atau agio, karena kebutuhan
sekarang lebih tinggi daripada masa datang. Tetapi, Fisher melihat
dari arus pendapatan masa depan perlu dinilai sekarang, yang
dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan objektif. Fisher
menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan
penawaran terhadap tabungan dan investasi. Fisher memberi
sumbangan pula pada tingkat bunga. Tingkat bunga merupakan
marginal rateofreturn over cost.
Pemikiran Marshall Sebagai Bapak Ekonomi Neo-
Klasik

Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall


dalam teori nilai merupakan sitetis antara pemikiran pemula
dari marjinalis dan pemikiran Klasik. Menurutnya, bekerjanya
kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat
bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis
ongkos produksi merupakan pendukung sisi penawaran dan
teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan
permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan
parsial, maka digunakannya asumsi ceterisparibus,
sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam
analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka
sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam
membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakin
kepuasan marjinal uang yang tetap.
Pemikiran Marshall Sebagai Bapak Ekonomi Neo-
Klasik

Pemikiran Alfred Marshall mahir dalam


menggunakan peralatan matematika ke dalam
analisis ekonomi. Dia memahami, bahwa untuk
memudahkan pembaca, maka catatan-catatan
matematikanya diletakkan pada bagian catatan
kaki dan pada lampiran bukunya. Pembahasannya
tentang kepuasan marjinal telah mulai sebelum
1870, sebelum buku Jevons terbit, tetapi karena
orangnya sangat teliti dan modes, dia tidak mau
cepat-cepat menerbitkan bukunya.
Pemikiran Marshall Sebagai Bapak Ekonomi Neo-
Klasik

Dalam pembahasan sisi permintaan, marshall telah


menghitung koefisien barang yang diminta akibat
terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai koefisien
ini dapat sama dengan satu, lebih besar dan lebih kecil
dari satu. Tetapi, ada dua masalah yang belum
mendapat dalam hal sisi permintaan, yakni aspek
barang pengganti dan efek pendapatan. Robert Giffen
telah dapat membantu penyelesaian kaitan konsumsi
dan pendapatan dengan permintaannya terhadap
barang-barang, sehingga ditemukan Giffen Paradox.
Peranan subtitusi kemudian diselsaikan oleh slurtky.
Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini
dikaitkan pula dengan welfareeconomics.
Pemikiran Marshall Sebagai Bapak Ekonomi Neo-
Klasik
 Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil
daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak
menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk subsidi,
terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah
meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos
total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan
dengan factor internal dan eksternal perusahaan. Mekanisme
permintaan dan penawaran dapat mendatangkan
ketidakstabilan, karena setiap usaha yang dilakukan untuk
kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga
dan jumlah barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan
tidak stabil itu terjadi jika kurva penawaran berjalan dari kiri-
atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas independen,
terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi
independen, maka keadaan menjadi tidak stabil.
Tokoh Pemikiran Ekonomi Neo Klasik

Tiga tokoh utama Mazahab Austria

• Karl Menger (1840-1921) menjabat sebagai professor ekonomi di Universitas


Wina dari tahun 1873 hingga 1903. Karya utamanya adalah
Grunsatzedervolkswirtscbaftslebre(1871). Dalam buku tersebut Menger
mengembangkan teori utilitas Marjinal, yang kemudian membawa pengaruh yang
sangat besar dalam pengembangan teori-teori ekonomi.

• Pada tahun 1903 kedudukannya digantikan oleh Friedrichvonwieser (1851 1920).


Wieser dipandang sangat berjsa dalam mengembangkan lebih lanjut teori
untilitaasmarjinalMenger, dengan menambahkan formulasi biaya-biaya opurtunitas
(oppurtunitycosts).

• Kedudukan Wierser kemudian digantikan pula oleh EugenvonBohm-


Bawerk (1851-1914). Kontribusi utama EugenvonBohm-Bawerk adalah dalam
pengembangan teori tentang modal (theoryofcapital) dan teori tentang tingkat suku
bunga. Hal ini dapat diikuti dalam bukunya capitalandinterests (1884).
Teori-teori yang dikembangkan oleh tiga tokoh utama aliran Austria di atas
Kemudian diikuti dan dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh-tokoh lainnya,
seperti KnutWicksell, VonMises, F.A. Hayek, dan J.R. Hicks.
Pandangan dan Kontribusi Neo-Klasik dalam Perekonomian

Sistem perekonomian di Indonesia saat ini harus dikembalikan pada sistem


ekonomi Pancasila atau kerakyatan, karena selama ini yang digunakan
adalah sistem perekonomian pasar bebas yang berakibat kegagalan bagi
masyarakat.

Prof Purbayu Budi Santosa mengemukakan hal itu seusai upacara


pengukuhan guru besar Fakultas Ekonomi di Gedung Prof Sudarto Undip
Tembalang, Kamis kemarin. Menurut dia, sistem perekonomian pasar
bebas saat ini merupakan dampak dari penerapan aliran ekonomi
neoklasik. Di Amerika Serikat saja, lanjut dia, aliran ini mendapat banyak
kritikan, apalagi di Indonesia yang dalam penerapannya terjadi banyak
kegagalan seperti pengangguran dan ketimpangan kesejahteraan.
Pandangan dan Kontribusi Neo-Klasik dalam Perekonomian

Selain itu, dalam praktinya pun sistem ini telah menghalalkan segala cara
tanpa mempertimbangkan aspek moral,” tandasnya.

Dia menambahkan, penerapan sistem ekonomi bebas ternyata melahirkan


dampak-dampak negatif, seperti ketimpangan sosial dan pengangguran,
karena pencapaiannya hanya mengandalkan efisiensi tanpa
mempertimbangkan etika dan moral.

Prof Purbayu menyampaikan pidato guru besarnya dengan judul


“Kegagalan Aliran Ekonomi Neo-Klasik dan Relevansi Aliran Ekonomi
Kelembagaan dalam Ranah Kajian Ilmu Ekonomi.”

Selain mengukuhkan Prof Purbayu sebagai guru besar ke-166, Rektor Prof
Drdr Susilo Wibowo MSMedSpAnd juga mengangkat dua guru besar
lainnya. Yakni Prof M Syafruddin dari Fakultas Ekonomi sebagai guru
besar ke-165 dan Prof Ambariyanto dari Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan sebagai guru besar yang ke-167.
Pandangan dan Kontribusi Neo-Klasik dalam Perekonomian

Syafruddin juga menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Peran


Akuntansi dalam Proses Reformasi Birokrasi di Indonesia.” Menurut dia,
reformasi birokrasi di Indonesia selama ini masih setengah hati, terutama
pelayanan administrasi yang baik dan memuaskan bagi masyarakat.

”Akuntansi selama ini hanya dipahami sebagai angka-angka, padahal di


balik angka-angka itu ada sesuatu yang penting terkait sistem birokrasi,”
tuturnya.

Sementara itu, Prof Ambarianto membawakan pidato ”Kebijakan


Pengelolaan Organisme Laut Dilindungi: Kasus Kerang Raksasa.” Dia
lebih memfokuskan pada kebijakan pengelolaan organisme laut yang
dilindungi, terutama terkait spesies kerang raksasa.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai