(TOR)
A. Latar Belakang
Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia terbagi menjadi sebelas satuan WPP
RI, untuk perairan teluk tolo dan laut banda kementrian kelautan dan perikanan
mengeluarkan keputusan menteri nomor 81 tahun 2016 rencana pengelolaan perikanan
wilayah pengelolaan perikanan Republi Indonesia 714
Estimasi potensi sumber daya ikan pada lokasi ini berkisar 431.069 ton/tahun,
mengingat tingginya potensi sumber daya ikan di WPPN RI 714, maka pemerintah harus
melakukan upaya maksimum agar potensi sumber daya ikan wilayah ini dapat di
manfaatkan oleh Negara Republik Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat.
Di tahun 2019 Menteri Kelautan dan perikanan mengeluarkan keputusan menteri nomor
53/KEPMEN-KP/2019 tentang kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil Banggai,
Banggai Laut dan Banggai Kepulauan dan perairan sekitarnya di Provinsi Sulawesi
Tengah. Kepmen ini membagi 13 area pengelolaan yang tersebar di tiga Kabupaten.
Untuk Kabupaten Banggai Kepulauan ditetapkan menjadi Area XI dengan luas 5.733,60
(lima ribu tujuh ratus tiga puluh tiga koma enam nol) Hektare, yang terbagi berupa zona
pemanfaatan terbatas, yang terdiri atas: 1. sub zona penangkapan ikan dengan luas
5.660,60 (lima ribu enam ratus enam puluh koma enam nol) Hektare; dan 2. sub zona
wisata bahari dengan luas 73 (tujuh puluh tiga) Hektare.
Penetapan pulau bakalan dan bakalan Pauno menjadi Area XI wilayah konservasi sub
zona penangkapan ikan belum sepenuhnya tersosialisasi kepada masyarakat yang
bermukim pada Desa Bulungkobit, Desa Bakalan dan Desa Bungin yang ada di di Pulau
Bakalan. Akibatnya masyarakat belum mengetahui batas-batas wilayah yang ditetapkan
sebagai wilayah konservasi.
Merujuk Pasal 38 ayat (2) huruf a Peraturan Menteri kelautan dan perikanan Nomor:
31/Permen-KP/2020 Tentang pengelolaan kawasan konservasi menyebutan bahwa
pemanfaatan yang dimaksud salah satunya adalah penangkapan ikan, tentunya ini
menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan pada tiga desa yang
ada di Pulau Bakalan.
Merujuk hal tersebut selama kurang lebih 11 bulan yayasan Kompas Peduli Hutan
(KOMIU) bekerjasama dengan Burung Indonesia dan CEPF mengembangkan program
perbaikan tata kelola perikanan skala kecil melalui pemafaatan hasil perikanan dan aksi
konservasi sumber daya laut yang berkelanjutan di Kabupaten Banggai Kepulauan yang
telah berhasil memperkuat kelompok nelayan dan meningkatkan pendapatan nelayan
gurita sebagai penerima manfaat langsung dari program tersebut, untuk
mempromosikan capaian program tersebut yayasan KOMIU bersama mitra Burung
melaksanakan kegiatan ekshibisi produk perikanan demersal skala kecil yang ramah
lingkungan di Kota Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini sekaligus dengan
dilaksanakan seremonial pembukaan wilayah tangkap gurita yang ada di Desa Bungin
Kec. Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan.
B. Tujuan
1. Mempromosikan praktek baik tata kelola perikanan yang ramah lingkungan dan aksi
konservasi sumber daya ikan di Kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Membuka ruang komunikasi antara para pihak dalam pengembangan program
perikanan di Kabupaten Banggai Kepulauan.
C. Output
1. Adanya kampanye diruang publik dalam bentuk festival perikanan demersal skala
kecil yang mempromosikan produk perikanan dan pengetahuan konservasi sumber
daya laut di Kota Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Terbangunya komunikasi para pihak pemangku kepentingan untuk mendukung
keberlanjutan program perikanan demersal skala kecil di Banggai Kepulauan.
E. Agenda Kegiatan
F. Penutup
Demikian TOR ini dibuat sebagai kerangka acuan kegiatan tersebut, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan banyak terima kasih.
Lampiran 2.