Anda di halaman 1dari 10

DOKUMEN FINAL

Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil


Provinsi Bengkulu

BAB V
RENCANA STRUKTUR RUANG

Rencana struktur ruang terbentuk dari distribusi peruntukan ruang yang


terdiri dari alokasi-alokasi ruang dengan fungsi-fungsi tertentu. Penentuan
Struktur Ruang dilakukan dengan mempertimbangkan analisis kesesuaian
perairan laut, kondisi eksisting, dan kesepakatan bersama stakeholders.
Pengalokasian struktur ruang diwujudkan dalam Susunan Pusat Pertumbuhan
Kelautan, Sistem Jaringan Prasarana dan Sarana Laut, sesuai dengan kegiatan
eksisting di kawasan perencanaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Struktur
ruang untuk setiap kawasan digambarkan ke dalam peta struktur ruang.

5.1. SUSUNAN PUSAT PERTUMBUHAN KELAUTAN


5.1.1 Pusat Pertumbuhan Kelautan dan Perikanan
Struktur Ruang laut merupakan susunan pusat-pusat pertumbuhan kelautan dan
sistim jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan social ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional. Pusat- pertumbuhan kelautan dan perikanan meliputi beberapa hal
yaitu Pelabuhan Perikanan, Sentra Usaha Pergaraman, Sentra Kegiatan
Perikanan Tangkap, Sentra Kegiatan Perikanan Budidaya, dan Destinasi
Pariwisata

5.1.1.1 Pelabuhan Perikanan

Terdapat 21 titik lokasi pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan


ikan di Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Provinsi Bengkulu, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Pelabuhan Perikanan Pantai Pulau Baai yang berada di Kecamatan
Kampung Melayu (Kota Bengkulu)
2. Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Jaya di Kabupaten Kaur
3. Pangkalan Pendaratan Ikan Sukaraja di Kabupaten Seluma
4. Pangkalan Pendaratan Ikan Merpas di Kabupaten Kaur
5. Pangkalan Pendaratan Ikan Suka Jaya di Kabupaten Bengkulu Selatan
6. Pangkalan Pendaratan Ikan Pering Baru di Kabupaten Seluma
7. Pangkalan Pendaratan Ikan Ketaping Baru di Kabupaten Bengkulu Selatan
8. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasar Talo di Kabupaten Seluma

V-1
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

9. Pangkalan Pendaratan Ikan Karang Pulau di Kabupaten Bengkulu Utara


10. Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Bani di Kabupaten Bengkulu Utara
11. Pangkalan Pendaratan Ikan Koto Jaya di Kabupaten Mukomuko
12. Pangkalan Pendaratan Ikan Talang Rio di Kabupaten Mukomuko
13. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasar Sebelah di Kabupaten Mukomuko
14. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasar Bantal di Kabupaten Mukomuko
15. Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Ketahun di Kabupaten Bengkulu Utara
16. Pangkalan Pendaratan Ikan Pondok Kelapa di Kabupaten Bengkulu
Tengah
17. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasar Ipuh di Kabupaten Mukomuko
18. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasar di Palik Kabupaten Bengkulu Utara
19. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasar Seluma di Kabupaten Seluma
20. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasar Bawah di Kabupaten Bengkulu
Selatan
21. Pangkalan Pendaratan Ikan Padang Baru di Kabupaten Kaur

5.1.1.2 Sentra Usaha Pergaraman


Wilayah Bengkulu yang memiliki potensi sebagai penghasil garam yaitu
Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur, Mukomuko, Seluma dan Kota
Bengkulu. Salah satu binaan Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Kantor
Layanan Teknis BSN wilayah Palembang adalah IKM Kaya Beriman, yang
beralamat di Desa Pajar Bulang (Air Langkap), Kaur Tengah dengan merk
Mahkota yang sudah mengantongi SPPT SNI Produk Garam Konsumsi
Beryodium. Potensi garam di Kaur ini cukup besar, secara kualitas berdasarkan
hasil pengujian laboratorium juga bagus, karena kondisi geografis yang
mendukung. Lokasi IKM berada di pesisir Barat Sumatera, dengan wilayah
perbukitan yang merupakan rangkaian Pegunungan Bukit Barisan, ditempuh
selama 12 jam perjalanan darat dari Kota Palembang, 6 jam dari Ibu Kota
Provinsi Bengkulu. Selain itu terdapat pula dua merek lokal yang diproduksi oleh
CV Abadi dengan merek dagang Benteng dan Pusat Koperasi Unit Desa
(PUSKUD) Bengkulu dengan merek dagang Rafflesia yang tengah mengalami
krisis stok garam akibat kekurangan bahan baku iodiumisasi.

Sentra Kegiatan Perikanan Tangkap

V-2
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

Sentra Kegiatan Perikanan Tangkap di Provinsi Bengkulu tersebar di 3


lokasi, yaitu Pelabuhan Perikanan Pantai di Kampung Melayu Kota Bengkulu,
PPI Pasar Bantal Kabupaten Mukomuko dan Pasar Seluma, Kabupaten Seluma.

5.1.1.3 Sentra Kegiatan Perikanan Budidaya


Sentra Kegiatan Budidaya merupakan pusat dari kegiatan budidaya baik
di darat maupun laut. Saat ini kegiatan budidaya di kawasan pesisir Bengkulu
terletak di Kabupaten Kaur.

5.1.1.4 Destinasi Pariwisata


Kegiatan pariwisata dan rekreasi pesisir Provinsi Bengkulu yang
dikembangkan berupa wisata alam (bahari) yang berada di sepanjang wilayah
pesisir di Provinsi Bengkulu. Terdapat 34 titik destinasi pariwisata bahari yang
telah tersedia dan direkomendasikan. Pengembangan pariwisata terdapat di
dikembangkan di Pantai Padang Panaek (Kecamatan XIV Koto, Kabupaten
Mukomuko), Pantai Mukomuko (Kabupaten Mukomuko), Pantai Teramang Jaya
(Kecamatan Teramang Jaya, Kabupaten Mukomuko), Pantai Air Hitam
(Kecamatan Pondok Suguh, Kabupaten Mukomuko), Pantai Ipuh (Kecamatan
Ipuh, Kabupaten Mukomuko), Pantai Air Rami (Kecamatan Air Rami, Kabupaten
Mukomuko), Pantai Kota Bani (Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu
Utara), Pantai Air Petai (Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara),
Pantai Ketahun (Kecamatan Batiknau, Kabupaten Bengkulu Utara), Pantai
Serangai (Kecamatan Batiknau, Kabupaten Bengkulu Utara), Pantai Bintunan
(Kecamatan Batiknau, Kabupaten Bengkulu Utara), Pantai Pasir Lais
(Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara), Tebing Pasir Palik (Kecamatan
Air Napal, Kabupaten Bengkulu Utara), Pantai Sungai Suci (Kecamatan Pondok
Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah), Pantai Tapak Paderi (Kecamatan Sungai
Serut, Kota Bengkulu), Pantai Kaana (Kecamatan Enggano, Kabupaten
Bengkulu Utara), Pantai Malabro (Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu),
Pantai Kungka (Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma), Pantai Muara Ngalam
(Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma), Pantai Alas Maras (Kecamatan
Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma), Pantai Muara Kedurang (Kecamatan
Kedurang Ilir, Kabupaten Bengkulu Selatan), Pantai Kedurang Ilir (Kecamatan
Kedurang Ilir, Kabupaten Bengkulu Selatan), Pantai Laguna (Kecamatan Nasal,
Kabupaten Kaur), dan Pantai Way Hawang (Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur).

V-3
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

5.1.2 Pusat industri kelautan dan perikanan


5.1.2.1 Industri Kelautan
Provinsi Bengkulu memiliki potensi kelautan yang besar sehingga
memiliki prospek untuk investasi di bidang industri kelautan. Industri jenis ini
merupakan industri skala besar yang harus mempertimbangkan banyak aspek.
Baik infrastruktur, sumberdaya alam, investasi dan sumberdaya manusia.

5.1.2.2 Industri Manufaktur


Provinsi Bengkulu memiliki industry manufaktur yang teletak di kawasan
sekitar Pelabuhan Umum Pulau Baai yaitu industry perangkat elektronik dan
bahan bangunan yaitu semen.

5.1.2.3 Industri Pengolahan Ikan


Salah satu penanganan untuk hasil perikanan tangkap yang berlebih
adalah dengan pengolahan ikan dengan bantuan alat maupun secara tradisional.
Hasil ikan yang melebihi jumlah kemampuan konsumsi menjadikan hasil
tangkapan terbengkalai. Namun dengan adanya Teknik pengolahan maka hasil
dapat dimanfaatkan secara optimal. Industri pengolahan ikan di Provinsi
Bengkulu berupa industri pengolahan ikan kering skala menengah yang berada
di Desa Pasar Bantal Desa Mandi Angin Jaya dan Desa Nelan Indah. Teknik
pengolahan yang digunakan adalah pengeringan dengan memanfaatkan sinar
matahari.

5.1.2.4 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi


Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan ranah
lembaga maupun institusi tertentu yang memiliki tugas dan fungsi pokok di
bidang tersebut. Dalam hal ini adalah universitas dan balai-balai penelitian dan
pengembangan yang berada di Bengkulu. Terdapat setidaknya 6 Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta di Provinsi Bengkulu.
Kontribusi yang perlu ditingkatkan adalah dalam hal pemanfaatan dan
pelestarian lingkungan baik di darat maupun di laut. Pengembangan ilmu

V-4
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

pengetahuan dan teknologi tinggi perlu dilakukan peningkatan peralatan dan


perlengkapan laboratorium serta keahlian sumberdaya manusia yang memadai..
Selain itu bagaimana hasil dari pengembangan ilmu dan teknologi dapat
diaplikasikan ke masyarakat dan diarahkan demi meningkatkan perekonomian
Provinsi. Di kawasan perencanaan terutama di daerah pesisir belum terdapat
perencanaan spesifik mengenai pengembangan pengetahuan dan teknologi
tinggi.

5.1.2.5 Industri Pariwisata


Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang usaha yang
menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang
melakukan perjalanan wisata. Menurut UNWTO (United Nations World Tourism
Organization) dalam the International Recommendations for Tourism Statistics
2008, Industri Pariwisata meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan
layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata
dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan
hiburan. Kementerian Pariwisata bersama Dinas Pariwisata Bengkulu selama
beberapa tahun telah mengupayakan promosi dan dukungan bagi
pengembangan industri pariwisata. Masyarakat Bengkulu yang bersifat multietnis
dan ramah terhadap pendatang merupakan nilai positif dalam kemajuan industri
ini. Dengan membangun nilai-nilai positif serta keamanan dan kenyamanan bagi
pengunjung, diharapkan ketertarikan investor dalam penanaman modal di
berbagai sektor terutama pariwisata.

5.2 Sistem Jaringan Prasarana dan sarana laut


5.2.1 Transportasi
5.2.1.1 Tatanan kepelabuhan nasional
Menurut PP No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, Tatanan
Kepelabuhanan Nasional adalah suatu sistem kepelabuhanan yang memuat
peran, fungsi, jenis, hierarki pelabuhan, Rencana Induk Pelabuhan Nasional, dan
lokasi pelabuhan serta keterpaduan intra-dan antarmoda serta keterpaduan
dengan sektor lainnya. Tatanan Kepelabuhanan Nasional diwujudkan dalam
rangka penyelenggaraan pelabuhan yang andal dan berkemampuan tinggi,
menjamin efisiensi, dan mempunyai daya saing global untuk menunjang

V-5
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

pembangunan nasional dan daerah yang ber-Wawasan Nusantara. Pelabuhan


memiliki peran sebagai:
a. simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkinya;
b. pintu gerbang kegiatan perekonomian;
c. tempat kegiatan alih moda transportasi;
d. penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan;
e. tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang; dan
f. mewujudkan Wawasan Nusantara dan kedaulatan negara.

5.2.1.2 Alur pelayaran


Alur laut merupakan perairan yang dimanfaatkan antara lain untuk alur
pelayaran dan/atau perlintasan. Struktur ruang untuk alur pelayaran dan/atau
perlintasan internasional seluas 49.618,29 ha, alur pelayaran dan/atau
perlintasan nasional seluas 86.836,01ha, alur pelayaran dan/atau perlintasan
regional seluas 92.081,68 ha, dan alur pelayaran dan/atau perlintasan khusus
seluas 33.345,46 ha.
Alur pelayaran dan/atau perlintasan internasional meliputi perairan disekitar
Pelabuhan Pulau Baai (Kota Bengkulu) sampai ke Pelabuhan Mukomuko
(Kabupaten Mukomuko), dengan tujuan Malaysia.
Alur pelayaran dan/atau perlintasan nasional meliputi perairan disekitar
Pelabuhan Pulau Baai (Kota Bengkulu) sampai ke Pelabuhan Mukomuko
(Kabupaten Mukomuko), dengan tujuan Provinsi Sumatera Barat; dan perairan
disekitar Pelabuhan Pulau Baai (Kota Bengkulu) sampai ke Pelabuhan Linau
(Kabupaten Kaur), dengan tujuan Provinsi Lampung.
Alur pelayaran dan/atau perlintasan regional meliputi perairan disekitar
Pelabuhan Pulau Baai (Kota Bengkulu) sampai ke Pelabuhan Linau (Kabupaten
Kaur); Pelabuhan Pulau Baai (Kota Bengkulu) sampai ke Pelabuhan Kahyapu
(Kecamatan Enggano); Pelabuhan Pulau Baai (Kota Bengkulu) sampai ke
Pelabuhan Malakoni (Kecamatan Enggano); Pelabuhan Linau (Kabupaten Kaur)
sampai ke Pelabuhan Kahyapu (Kecamatan Enggano); dan Pelabuhan Linau
(Kabupaten Kaur) sampai ke Pelabuhan Malakoni (Kecamatan Enggano).
Alur pelayaran dan/atau perlintasan khusus meliputi perairan Desa Pasar
Ketahun sampai ke perairan Pelabuhan Pulau Baai; perairan Desa Kota Bani
sampai ke perairan Pelabuhan Pulau Baai; perairan Desa Selolong sampai ke
perairan Pelabuhan Pulau Baai; perairan Desa Pasar Sebelat sampai ke perairan

V-6
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

Pelabuhan Pulau Baai; dan perairan Pelabuhan Pulau Baai sampai ke perairan
Pulau Mega.
Wilayah perairan Provinsi Bengkulu belum memiliki alur laut untuk kabel
bawah laut. Hasil diskusi dengan kementerian dan lembaga terkait, rencana PT
Telkom untuk membangun pipa kabel bawa laut masih dalam tahap masukan
yang pembangunannya belum pasti dilaksanakan dalam jangka waktu 20 tahun
ke depan sehingga dalam struktur ruang belum dapat dimasukkan.

5.2.2 Energi dan Ketenagalistrikan nasional


5.2.2.1 Pipa bawah laut minyak dan gas bumi
Pipa bawah laut (submarine pipe line) adalah peralatan yang digunakan
untuk mensuplai crude oil dengan debit aliran yang cukup besar dan dengan
tekanan tinggi sehingga memungkinkan pipa bergeser dan berpindah dari
posisinya ke permukaan dasar laut. Pipa bawah laut yang telah ada di Provinsi
Bengkulu berada di Pelabuhan Umum Pulau Baai yang terletak mulai di daratan
Pulau Baai di titik koordinat 102,31 BT dan 3,89 LS sampai kolam Pelabuhan di
titik koordinat 102,29 BT dan 3,90 LS. Sarana tersebut merupakan milik
perusahaan BUMN PT Pertamina Patra Niaga dengan panjang pipa
membentang sejauh 1,07 Nm.

5.2.2.2 Instalasi minyak dan gas bumi


Instalasi Minyak dan Gas Bumi merupakan rangkaian peralatan yang
terintegrasi dalam suatu sistem untuk melaksanakan fungsi operasi pada
kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Pada tahun 2013-2014 perusahaan
Perancis telah mengantongi ijin untuk melakukan eksploarsi minyak dan gas di
lepas pantai Bengkulu. Lokasi tersebut terletak di Blok Bengkulu 1-
Mentawai lepas pantai Provinsi Bengkulu sekitar 75 km dari garis pantai
Bengkulu dengan kedalaman 1000 meter. Blok ini memiliki luas 8.034 km
persegi. Eksplorasi dan pengeboran menggunakan rig Ocean Monarch Semi-
Submersible dilakukan pada sumur Rendang 1 x di blok Bengkulu 1-Mentawai
pada akhir tahun 2014 tersebut berakhir nihil (dry hole). Sehingga Belum
terdapat instalasi minyak dan gas di Provinsi Bengkulu.

5.2.2.3 Kabel bawah laut untuk ketenagalistrikan

V-7
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

Kabel tenaga laut untuk ketenagalistrikan membentang di bagian dasar laut


perairan Rpovinsi Bengkulu yang bermula dari daratan Kota Bengkulu menuju
selatan Pulau Mega. Kabel bawah laut ini terhubungan dengan kabel lain yang
membentang sejajar dengan wilayah perencanaan dan terhubung dengan kabel
bawah laut antara Jakarta-Perth.

5.2.3 Telekomunikasi
5.2.2.3.1 Kabel bawah laut untuk telekomunikasi
Saat ini telekomunikasi untuk Provinsi Bengkulu masih perlu peningkatan
kapasitas jaringan. Peningkatan kualitas jaringan dan perbaikan infrastruktur
telekomunikasi selama ini menggunakan kabel dan saat ini telah beralih
menggunakan serat optik. Hampir seluruh wilayah kabupaten sudah terpasang
serat optik tersebut dimulai dengan pemasangan di Kota Bengkulu.

5.2.2.3.2 Kabel bawah laut dan sarana instrumen untuk mitigasi bencana
Provinsi Bengkulu salah satu Provinsi yang berada di lokasi ring of fire
sehingga berpotensi terjadinya bencana terutama yang bersumber dari bawah
laut. Bencana alam seperti gempa, tsunami, taifun dan longsor bawah laut
memberi ancaman yang signifikan terhadap jaringan kabel bawah laut. Menyusul
tsunami dari gempa megathrust Laut Andaman-Sumatera pada 26 Desember
2004. Terjangan puing dan material lain yang diseret gelombang laut usai
menerjang daratan. Salah satu solusi alternatif penanggulangan bencana di yang
berdampak pada telekomunikasi adalah memanfaatkan opsi reroute yang
tersedia memungkinkan lalu lintas komunikasi tidak banyak terganggu.
Kerusakan kabel bawah laut paling sering disebabkan kesalahan dan
kelalaian manusia. Penggunaan peralatan aktivitas perikanan komersial
menyumbang 40 persen kasus gangguan kabel. Sebanyak 15 persen kejadian
gangguan lainnya disebabkan insiden jangkar, semisal buang jangkar tidak
benar, di luar wilayah yang ditetapkan, jangkar terbawa arus, ataupun kebutuhan
darurat buang jangkar.
Upaya mitigasi bencana yang dilakukan diantaranya adalah pemasangan
kabel bawah laut sejenis serat optik dan pemasangan instrumen sebagai wahana
early warning system. Tantangan untuk Indonesia dapat mengimplementasikan
teknologi observasi bawah laut yang terintegrasi dengan teknologi submarine
fiber optic cable. Demi ketepatan penanggulangan dampak bencana terhadap

V-8
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

suatu system telekomunikasi maka perlu dilakukan inovasi industri sebagai


bentuk implementasi sistem observasi/pemantauan bawah laut. Saat ini Provinsi
Bengkulu telah merencanakan untuk pemasangan fiber optik di seluruh Bengkulu
dimulai dari Kota Bengkulu. Sementara itu untuk menelusuri dan merekam
riwayat potensi bencana bawah laut, pada tahun 2019, BPPT berencana
membuat Buoy untuk diletakkan di 4 perairan Indonesia salah satunya di
perairan barat Sumatera khususnya Perairan Bengkulu.

5.2.4 Sumber daya air


5.2.4.1 Sumberdaya air dan prasarana sumber daya air
Sumber daya air Bengkulu berasal dari sungai, danau, waduk,
bendungan dan tampungan air lainnya, irigasi, air tanah, air baku, rawa,
tambak dan pantai. DAS Air Bengkulu mencakup daerah seluas 51.500 ha dan
berlokasi di dua kabupaten di Bengkulu (Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu).
Sungai utama DAS adalah Sungai Air Bengkulu yang berasal dari Sungai Susup,
Sungai Rindu Hati, Sungai Kemumu, Sungai Pasemah, Sungai Sialang dan
Sungai Muara Kurung. Wilayah sungai dikelola oleh pemerintah provinsi
baik oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Kehutanan maupun Balai
Lingkungan Hidup. Anggaran kegiatan dialokasikan dari APBD. Kelompok
masyarakat yang menggunakan DAS Air Bengkulu adalah perkumpulan petani
pemakai air (P3A) dan Forum Masyarakat Pedulu DAS Air Bangkulu (Formas
PDAB)
Terdapat lima aktifitas yang dianggap membahayakan sumber daya air di
DAS Air Bengkulu yaitu pertambangan di daerah hulu; pengumpulan tailing
limbah batu bara di sungai; pabrik karet; PADM sebagai penyedia air dan
pertanian (agroforestri dan pertanian padi irigasi). Ancaman kritis yang
menghambat terbentuknya pengelolaan air terpadu di DAS Air Bengkulu yaitu
program pembangunan yang datang secara intensif dan dilaksanakan tidak
ramah lingkungan, kurangnya perhatian dan kesungguhan pemerintah untuk
mengikutsertakan masyarakat pengguna air dalam pengelolaan air dan
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat.
Prasarana sumberdaya air yang telah dimiliki dan dikelola adalah
Bendung Air Alas dan Bendung Air Seluma di Seluma, Bendung Air Nipis
Seginim di Bengkulu Selatan, Bendung Air Majuta di Mukomuko, Bendung Air
Lais Kuro Tidur di Bengkulu Utara, dan Bendung Air Ketahun di Lebong. Selain

V-9
DOKUMEN FINAL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Bengkulu

itu sumberdaya air dimanfaatkan untuk pengairan di bidang pertanian berasal


dari air hujan dan air irigasi. Sementara di bidang perikanan budidaya darat
memanfaatkan air tanah dan air baku. Sedangkan untuk perikanan payau
menggunakan suplai air di sekitar muara sungai.

Ketersediaan air minum Provinsi Bengkulu dikelola oleh Sistem


Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Benteng-Kobema di Desa Lubuk Unen
Baru Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengahdan Desa Susup
Kecamatan Merigi Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah. Intake kapasitas 0,4
m3/detik yang telah selesai dibangun merupakan bagian dari SPAM Regional
Benteng-Kobema untuk Sarana Penyediaan Air Baku. Selanjutnya akan
dibangun Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Utama kapasitas 400 lt/det di
Desa Lubuk Puar Kecamatan Merigi Sakti KabupatenBengkulu Tengah dan
Instalasi Distribusi menuju wilayah Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu dan
Kabupaten Seluma. SPAM Kobema merupakan sistem penyediaan air minum
yang dikelola secara bersama antara Kota Bengkulu, Bengkulu Tengah, dan
Seluma. Dengan memanfaatkan buangan dari PLTA Musi yang debitnya sangat
besar, yaitu sekitar 79,7 m3/detik diharapkan ketersediaan air minum bagi ketiga
daerah tersebut dapat terpenuhi. Dalam teknis penyaluran air diserahkan kepada
PDAM di daerah masing-masing, penyaluran air akan dalam skala besar yakni
600 Kubik/detik.

V-10

Anda mungkin juga menyukai