Anda di halaman 1dari 40

BAB I

POTENSI KOTA BENGKULU

K Kota Bengkulu merupakan ibu kota Provinsi Bengkulu yang terletak di


pesisir Barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan
Samudera Indonesia. Secara geografis wilayah Kota Bengkulu terletak
antara 30º45’– 30º59’ Lintang Selatan dan 102°14’ - 102°22’ Bujur Timur dengan
luas wilayah 539,3 km2terdiri dari luas daratan 151,7 km2 dan luas laut 387,6 km2.
Jika melihat letak Kota Bengkulu, maka daerah ini sebagian besar mempunyai
lingkungan pesisir pantai yang terbuka dan berhadapan langsung dengan Samudera
Hindia, sehingga gelombang dan arus berpengaruh besar terhadap kondisi wilayah
pesisir. Posisi geografis Kota Bengkulu berbatasan di sebelah Utara dan Timur
berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Tengah, di sebelah Selatan berbatasan
dengan Kabupaten Seluma, di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Secara Adminsitrasi Wilayah Kota Bengkulu memiliki 9 kecamatan dan 67 kelurahan
dengan jumlah kelurahan terbanyak di Kecamatan Teluk Segara yaitu 13 kelurahan.

Kota Bengkulu memiliki daya tarik tersendiri sebagai daerah pariwisata. Dimana
Kota Bengkulu memiliki keragaman potensial alamnya. Kota Bengkulu memiliki
berbagai macam Sumber Daya Alam (SDA). Sumber daya alam adalah kekayaan
alam yang terdapat di bumi dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kota Bengkulu
memiliki banyak potensi alam yang dapat dimanfaatkan masyarakat baik untuk
kebutuhan dasar, sebagai alat, barang bahkan dapat diperjual belikan untuk
mendapatkan keuntungan atau dibuat inovasi sebagai hasil dari usaha masyarakat.
A. Potensi Kehutanan Kota Bengkulu
Berdasarkan data Departemen Kehutanan, luas hutan di Provinsi Bengkulu
seluas 920.753,50 ha dengan hasil hutan kayu bulat sebanyak 29.945,10 m³, kayu
gergajian sebanyak 23.151,94 m³, rotan: 177.200 batang, dan damar: 312.500
batang. Sedangkan menurut data Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, tercatat
luas Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam seluas 444.882 ha,
luas Hutan Lindung 252.042 ha, hutan produksi terbatas seluas 182.210 ha, hutan
produksi tetap seluas 34.965 ha dan Hutan Fungsi Khusus seluas 6.865 ha.

Sumber: https://edukasi.kompas.com/
Luas hutan di Provinsi Bengkulu berdasarkan Keputusan Gubernur No. 305
Tahun 1998 tanggal 14 Juli 1998 yang diperkuat dengan Surat Keputusan Nomor
420/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 adalah 920.964,00 ha atau 46,54% dari
luas daratan yang terdiri dari:
1. Hutan Konservasi : 451.747 Ha (49,05%)
2. Hutan Lindung : 252.042 Ha (27,37%)
3. Hutan Produksi : 217.175 Ha (23,58%)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa areal hutan yang berupa
kawasan lindung (Hutan Konservasi dan Hutan Lindung) mencapai 76,42%
sedangkan kawasan budidaya (Hutan Produksi) hanya 23,58%. Luas hutan
tersebut terletak di 3 Kabupaten dan 1 Kota dengan rincian sebagai berikut:
Luas Hutan (Ha)
No. Kabupaten/Kota
Ht Konservasi Ht Lindung Ht Produksi Jumlah
1 Bengkulu Utara 226.436,06 60.856,00 150.592,56 437.884,62
2 Bengkulu Selatan 70.189,42 138.588,00 66.582,44 275.359,86
3 Rejang Lebong 153.577,32 52.598,00 - 206.175,32
4 Kota Bengkulu 1.544,30 - - 1.544,30
Jumlah 451.747,10 252.042,00 217.175,00 920.964,10
Berdasarkan data di atas nampak bahwa hanya Bengkulu Utara dan
Bengkulu Selatan tedapat Hutan Produksi, sedangkan di Rejang Lebong dan
Kota Bengkulu seluruh hutannya berupa Kawasan Lindung.

B. Potensi Kelautan Kota Bengkulu


Pemanfaatan sumberdaya laut di Kota Bengkulu dapat berupa
pengembangan wisata pantai. Salah satu bentuk wisata pantai adalah kegiatan
rekreasi pantai.
1. Pantai Panjang Bengkulu

Sumber : instagraminterestingbengkulu
Pariwisata menjadi sektor utama di Kota Bengkulu karena dinilai sebagai
sektor strategis dan dianggap mampu untuk membangun kemandirian daerah
sebagai pendorong pertumbuhan sektor-sektor lain (Permana et al., 2010).
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu (2012) menyebutkan
bahwa pemerintah Kota Bengkulu telah melakukan upaya promosi tentang
keberadaan Pantai Panjang Kota Bengkulu sebagai daerah tujuan wisata dan
telah melakukan berbagai upaya pengembangan sejak tahun 2006.
Pantai panjang merupakan tempat wisata yang wajib dikunjungi.
Keindahan alamnya menjadi salah satu daya tarik pantai ini. Secara geografis
Pantai Panjang terletak di sebelah barat Kota Bengkulu tepatnya sekitar 3 km
dari pusat Kota Bengkulu. Pantai ini diberi nama Pantai Panjang karena
membentang sepanjang 7 km memiliki luas sekitar 84,09 ha, lokasi tepatnya
berada di jalan pesisir pantai panjang, kota Bengkulu. Memiliki potensi
sumberdaya alam yang mendukung kegiatan wisata antara lain kemiringan
pantai yang cukup landai, hamparan pasir putih yang terbentang luas
sepanjang pantai, serta vegetasi pantai yang didominasi pohon cemara laut.
2. Pantai Tapak Paderi

Sumber: https://www.instagram.com/p/B9x3uoWgp6p/
Pesona Alam Bengkulu juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi
mulai dari alamnya hingga wisata Baharinya. Salah satu pantai yang menjadi
kebanggaan masyarkat kota Bengkulu adalah pantai yang menawarkan pesona
alam dan langsung berhadapan dengan samudra hindia, yaitu Pantai Tapak
Paderi. Pantai yang memiliki garis pantai panjang dan indah ini selalu ramai
dikunjungi wisatawan. Disisi keindahan alamnya, Pantai Tapak Paderi juga
menjadi saksi bisu sejarah, karena sejak jaman kependudukan Inggris, Pantai
Tapak Paderi awalnya adalah pelabuhan laut pertama yang ada di Bengkulu
yang bermanfaat sebagai pendukung transportasi laut Pemerintah Inggris yang
lokasinya dekat dengan Benteng Marlborough.
3. Pantai Jakat

Sumber: https://pedomanbengkulu.com
Pantai Jakat merupakan salah satu destinasi wisata bahari yang ada di
kota Bengkulu. Kawasan wisata pantai ini memang begitu sering diincar oleh
para pengunjung yang tertarik akan keindahan yang disajikan oleh objek
wisata ini. Pantai jakat menjadi tempat favorit untuk liburan keluarga. Pantai
ini hanya memiliki kedalaman sekitar 0-1,5 meter saja. Pantai Jakat terletak 1
km dari pusat Kota Bengkulu. secara geografis, letak pantai ini berhadapan
langsung dengan Samudra Hindia. Akan tetapi, pantai ini memiliki ombak
yang terbilang cukup tenang dan sangat aman bagi para pengunjung yang
ingin mencicipi kesegaran air laut dengan berenang.
Selain itu kondisi pantai ini juga terbilang cukup landai sehingga
memudahkan para pengunjung untuk bermain air secara langsung dibibir
pantai. Ada berbagai kegiatan lain yang dapat dilakukan di pantai ini, seperti
bermain volly pantai, bermain pasir, berenang. Dan tak hanya itu saja, bagi
para pengunjung juga dapat menikmati keindahan pantai ini dengan
mengelilingi pantai menggunakan perahu yang banyak tersedia di tepi pantai.
Selain dapat menikmati keindahan alam Pantai Jakat, pengunjung juga
dimanjakan dengan fasilitas lain yang dapat menghibur pengunjung seperti
adanya penyewaan jetski, permainan banana boat, penyewaan ban pelampung
dan outbond. Pengunjung juga dapat bermain papan selancar dan surfing di
pantai ini.

4. Pulau Tikus

Sumber: https://destinasipariwisata.com/
Pulau Tikus merupakan pulau karang yang kecil dengan potensi
keindahan panorama bawah laut yang dapat mendukung aktivitas ekowisata
bahari seperti snorkling dan diving. Pulau ini hanya memiliki luas sekitar 1,5
Ha yang menyuguhkan keindahan terumbuh karang di sekitarnya. Lokasi
pulau ini ada di 10 KM di arah barat dari Kota Bengkulu. Perjalanan kesana
memakan waktu sekitar 1 jam. Pulau ini menjadi surge bagi pecinta alam
bawah laut.

C. Potensi Pertanian Kota Bengkulu


Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu mencatat lahan pertanian
persawahan di Kota Bengkulu pada tahun 2020 seluas 580 hektare (Ha). Luas
lahan pertanian persawahan di Kota Bengkulu kian menyusut jika dibandingkan
dengan tahun 2018 yaitu seluas 1.400 hektare (Ha) dan tahun 2019 seluas 702
hektar (Ha). Di Kota Bengkulu saat ini sudah tidak ada lagi lahan pertanian yang
berstatus Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Hal ini dikarenakan
lahan pertanian di Kota Bengkulu telah beralih fungsi menjadi kawasan
pemukiman penduduk dan tempat wisata.

Sumber: https://kabarrafflesia.com/

Persebaran lahan pertanian dan persawahan yang ada di Kota Bengkulu


tersebar di 7 kecamatan, yaitu kecamatan Gading Cempaka, kecamatan Kampung
Melayu, kecamatan Muara Bangka hulu, kecamatan Ratu Agung, kecamatan
Selebar, kecamatan Singaran Pati, kecamatan Sungai Serut. Terdapat dua
kecamatan yang tidak ada lahan pertanian yakni kecamatan Teluk Segara dan
kecamatan Ratu Samban. Untuk wilayah Kecamatan Teluk Segara dan Ratu
Samban memiliki 76 hektare lahan kering yang difungsikan untuk menanam
sayuran hijau dan palawija.

D. Potensi Perikanan Kota Bengkulu


1. Perikanan Tangkap
a. Penangkapan Ikan Di Laut

Potensi lestari sumber daya perikanan laut kota Bengkulu meliputi


dua kategori, yaitu sumber daya perikanan laut di wilayah teritorial (0 –
12 mil laut) sebesar 46.145 ton/tahun dan di wilayah laut ZEEI (12 –
200 mil laut) sebesar 80.072 ton. Potensi jenis ikan laut yang ada terdiri
dari ikan pelagis besar dan kecil, ikan demersal dan biota laut lainnya.
Untuk komoditi ekspor antara lain yaitu: tuna, cakalang, bawal, kerapu,
kakap, udang putih, udang windu, lobster, teripang. Sedangkan untuk
komoditi lain, yaitu: tongkol, tenggiri, cucut, gurita, udang dogol, layur,
cumi-cumi, dll.

b. Penangkapan Ikan di Perairan Umum

Selain potensi penangkapan ikan di laut, kota Bengkulu juga


mempunyai potensi penangkapan ikan di perairan umum. Perairan
umum yang ada di Kota Bengkulu ada 4 sungai, yaitu : sungai Jenggalu,
sungai Lempuing, Sungai Bengkulu, sungai Rupat serta ada 1 danau,
yaitu Danau Dendam Tak Sudah. Produksi perikanan tangkap Kota
Bengkulu apabila dibandingkan dengan potensi yang dimiliki, masih
belum optimal. Pemanfaatkan sumberdaya ikan sampai dengan saat ini
baru dilakukan pada laut territorial. Produksi perikanan tangkap di Kota
Bengkulu mencapai 23.810 ton atau baru mencapai tingkat pemanfaatan
sebesar 51,59 persen dari potensi laut territoral. Hal ini menunjukan
masih belum optimalnya usaha penangkapan ikan yang dilaksanakan
dan masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan.

Sumber: https://bengkuluekspress.com/
2. Perikanan Budidaya
a. Budidaya Air Tawar

Untuk budidaya air tawar, potensi lahan yang tersedia seluas 680
hektar dengan jenis komoditi yang potensial untuk dikembangkan antara
lain ikan nila, ikan patin, ikan bawal ait tawar, lele dan gurami. Bidang
usaha budidaya air tawar di Kota Bengkulu yang potensial untuk
dikembangkan yaitu budidaya kolam tanah, kolam terpal maupun di
perairan umum dengan menggunakan keramba jaring apung. Akan
tetapi sampai saat ini, dengan terbatasnya kemampuan modal usaha,
hampir seluruh usaha budidaya perikanan di Kota Bengkulu masih
merupakan usaha skala kecil, akan tetapi usaha budidaya air tawar
(kolam) dalam kota bengkulu menunjukan peningkatan yang signifikan
dari tahun ke tahun. Potensi lahan budidaya di kota Bengkulu mencapai
3.330 ha dengan luas pemanfaatan baru sekitar 450,34 ha.

b. Budidaya Air Payau

Potensi lahan budidaya air payau di Kota Bengkulu seluas 350 Ha


luas pemanfaatan 123 Ha dan sesuai untuk pengembangan komoditi
udang windu dan ikan bandeng lokasi berada di kecamatan kampung
melayu dengan jumlah produksi baru mencapai 551 Ton sumber (Dinas
Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu tahun 2018). Usaha
pertambakan di Kota Bengkulu belum menunjukan peningkatan. Hal ini
disebabkan belum meningkatnya animo masyarakat melakukan usaha
tersebut yang disebabkan untuk usaha budidaya air payau membutuhkan
modal yang lebih besar dan teknis yang lebih baik.

3. Pemanfaatan Potensi Perikanan di Kota Bengkulu


Total produksi perikanan Kota Bengkulu ± 68% bernilai ekonomis,
sisanya ± 32% adalah ikan non ekonomis. ± 90% dari total produk ekonomis
dipasarkan ke luar daerah maupun ekspor, sisanya untuk konsumsi lokal.
Jenis produksi olahan hasil perikanan yang diproduksi di Kota Bengkulu
sebagian besar berupa ikan asin dan ikan kering. Jenis olahan lain yang
mulai dikembangkan adalah tepung ikan. Kualitas produk olahan Kota
Bengkulu sebagian besar masih tergolong rendah dan umumnya
menggunakan ikan-ikan non ekonomis yang mutunya sudah rendah.
Sebagian besar produk olahan (misalnya ikan kering) sudah memiliki
kualitas yang cukup baik hanya saja pengemasan produk masih kurang
diperhatikan.

Sumber: https://food.detik.com/

E. Potensi Pesisir Kota Bengkulu


Kota Bengkulu secara geografis terletak di pantai bagian barat sumatera
yang mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang besar dan beragam.
Hal ini disebabkan dua pertiga wilayah Kota Bengkulu merupakan kawasan
pesisir. Potensi sumberdaya wilayah pesisir tersebut dapat digali sesuai dengan
kemampuan daerah dan dapat dijadikan salah satu sentra produksi baru dalam
menumbuh kembangkan perekonomian daerah (Bonodikun, dkk., 2014).
Komoditi andalan wilayah pesisir Kota Bengkulu diantaranya adalah ikan
hasil tangkapan dan pohon kelapa. Berbagai agroindustri berbasis sumberdaya
pesisir telah berkembang dengan baik, diantaranya adalah industri pengolahan
ikan kering, gula kelapa, kelapa parut, santan kelapa, dan ikan goreng krispi siap
santap dalam kemasan. Agroindustri-agroindustri tersebut sudah lama
berkembang di Kota Bengkulu secara turun temurun dengan teknologi tradisional
yang sudah masyarakat kuasai dan memanfaatkan alat-alat pengolahan sederhana
yang juga dapat dengan mudah didapatkan.
Agroindustri berbasis sumberdaya pesisir di Kota Bengkulu berkembang
dengan berbagai variasi keragaman produk, dan dari waktu ke waktu terlihat
terus mengalami pertumbuhan. Namun sampai dengan saat ini, jika diidentifikasi
secara seksama, Kota Bengkulu belum bisa mendeskripsikan dengan jelas apa
saja agroindustri unggulannya. Hal ini antara lain disebabkan belum pernah ada
kajian yang mengidentifikasi secara komparatif kekuatan dan kelemahan antar
agroindustri-agroindustri tersebut. Sebagai contoh, berdasarkan survei dan
pengamatan visual dapat diketahui bahwa sebagian besar produk olahan, yaitu
ikan kering/asin sudah memiliki kualitas yang cukup baik, namun pengemasan
produk masih sangat kurang diperhatikan (Asriani, 2013). Hampir sebagian besar
produk dijual dalam bentuk curah, walaupun sebagian sudah melalui proses
sortasi dan grading. Ketersediaan sumberdaya pesisir menjadi faktor penentu
utama keunggulan dari agroindustri yang sedang dikembangkan. Berbagai variasi
sumberdaya akan menentukan berbagai variasi komoditi agroindustrinya.
Sumberdaya wilayah pesisir di Kota Bengkulu yang dimanfaatkan oleh
masyarakat pesisir adalah sumberdaya perikanan laut (Masydzulhak, 2005).
Berbagai pemanfaatan sumberdaya perikanan laut oleh masyarakat Kota
Bengkulu antara lain adalah:
1. Sebagai sumber mata pencaharian mayoritas masyarakat pesisir dan sekaligus
sebagai bahan makanan utama;
2. Sebagai penunjang pembangunan ekonomi daerah; dan
3. Sebagai faktor pendukung untuk berbagai aktivitas rekreasi pantai bagi
masyarakat.
Identifikasi komoditi unggulan diawali dengan penentuan komoditi basis.
Berdasarkan hasil analisis potensi sumberdaya wilayah pesisir di Kota Bengkulu
dapat disampaikan bahwa Kota Bengkulu memiliki potensi sumberdaya wilayah
pesisir berupa komoditi ikan nila, ikan gurami, ikan patin, ikan lele, ikan
bandeng, udang windu, dan hasil perikanan tangkap.
Melalui analisis Location Quotion (LQ) telah diidentifikasi bahwa komoditi
basis sumberdaya pesisir di Kota Bengkulu adalah ikan bandeng dan hasil
perikanan tangkap. Secara lengkap hasil analisis penentuan komoditi basis dapat
dilihat pada Tabel 1.Nilai LQ (Location Quotion) dalam penelitian ini dijadikan
sebagai dasar penentuan apakah suatu komoditi termasuk dalam komoditi basis
atau tidak. Pada saat nilai LQ > 1 maka suatu komoditi dapat disimpulkan
sebagai komoditi basis. Berdasarkan hasil analisis sumberdaya pesisir Kota
Bengkulu pada Tabel 1 dapat disampaikan bahwa komoditi unggulan berbasis
sumberdaya pesisir di Kota Bengkulu adalah terdiri dari ikan bandeng dan hasil
perikanan tangkap. Selain itu dapat juga disampaikan bahwa terdapat satu
komoditi potensial unggulan, yaitu komoditi ikan lele. Dilihat dari besarnya rata-
rata nilai LQ komoditi ikan lele yang hampir mendekati 1, bahkan pada tahun
2013 sudah mencapai > 1, maka untuk komoditi ikan lele dapat disampaikan
memiliki potensi unggul pada beberapa tahun ke depan.Indikator lain yang juga
digunakan untuk mengetahui apakah satu komoditi memiliki keunggulan daya
saing atau mampu berdaya saing atau tidak adalah besarnya nilai shift share.
Ketika suatu komoditi memiliki nilai shift share > 0 maka komoditi tersebut
dinyatakan memiliki keunggulan daya saing.
Berdasarkan hasil analisis keunggulan sumberdaya wilayah pesisir di Kota
Bengkulu pada Tabel 1, dapat disampaikan bahwa komoditi ikan nila, ikan
gurami, ikan patin, ikan bandeng, dan hasil perikanan tangkap memiliki
keunggulan daya saing, sedangkan untuk komoditi udang windu tidak memiliki
keunggulan daya saing.

Tabel 1. Identifikasi Komoditi Unggulan Wilayah Pesisir Kota Bengkulu

Komoditi Nilai LQ Thn Nilai LQ Thn Nilai Shift Identitas


Wilayah 2012 2013 Share
Pesisir
Ikan Nila 0,06 0,07 165,62 Bukan
komoditi
basis, namun
memiliki
keunggulan
daya saing.
Ikan Gurami 0,01 0,01 0,7 Bukan
komoditi
basis, namun
memiliki
keunggulan
daya saing.
Ikan Patin 0,05 0,93 110,20 Bukan
komoditi
basis, namun
memiliki
keunggulan
daya saing.

Ikan Lele 0,75 1,09 692,68 Bukan


komoditi
basis, namun
memiliki
keunggulan
daya saing.

Ikan Bandeng 1,37 2,83 56,11 Komoditi


basis dan
memiliki
keunggulan
daya saing.
Udang Windu 0,51 0,23 -14,86 Bukan
komoditi
basis, namun
memiliki
keunggulan
daya saing.
Hasil 1,91 1,71 Komoditi
Perikanan 1629,94 basis dan
Tangkap memiliki
keunggulan
daya saing.

Berdasarkan besarnya nilai shift share (SSA) hasil perikanan tangkap


(1629,94) > SSA ikan lele (692,68) > SSA ikan nila (165,62) > SSA ikan patin
(110,20) > SSA ikan bandeng (56,11), dan > SSA ikan gurami (0,79), maka
dapat disampaikan bahwa komoditi hasil perikanan tangkap adalah komoditi
unggulan berbasis sumberdaya pesisir di Kota Bengkulu yang paling berdaya
saing. Komoditi unggulan lain yang juga mengikuti memiliki daya saing baik
adalah komoditi ikan bandeng. Sedangkan ikan lele adalah komoditi potensial
unggul yang memiliki daya saing baik, sehingga sangat disarankan untuk dapat
terus dikembangkan dengan diikuti peningkatan kualitas subsektor agroindustri
dan pemasarannya.

Selain itu Secara geografis kota Bengkulu mempunyai luas wilayah pesisir
dan lautan yang hampir sama dengan luas daratan. Luas wilayah pesisir banyak
menyiman beragam potensi alam, seperti, pariwisata bahari, budidaya tambak
serta hutan bakau (mangrove). Sehingga wilayah pesisir dapat dijadikan sebagai
salah satu pusat kegiatan ekonomi nasional. Hal ini karena banyak dan
beragamnya potensi sumberdaya pesisir dan lautan di bengkulu pada umumnya
telah dimanfaatkan untuk pembangunan perekonomian.

Pariwisata Bahari
1. Pantai Panjang Bengkulu
Pantai Panjang memiliki potensi dan peluang yang besar dalam bidang
pariwisata dan sebagai salah satu daya tarik wisata. kawasan pesisir Kota
Bengkulu dimana mempunyai potensi wisata yang dapat di kembangkan.
Kawasan pesisir Kota Bengkulu yaitu Pantai Panjang menjadi kawasan
unggulan pengembangan ekonomi yang mempunyai potensi ekonomi cepat
tumbuh sehingga ditetapkan menjadi salah satu kawasan strategis di Kota
Bengkulu berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bengkulu Tahun 2012 - 2032. Potensi wisata pesisir menjadi daya tarik
visual bagi Kota Bengkulu yang dapat memberikan implikasi positif dalam
pengembangan ekonomi dan mendukung fungsi perdagangan dan jasa
bagi kota. Obyek wisata Pantai Panjang ini memiliki jarak 2 Km dari
pusat Kota Bengkulu, dengan panjang 7 Km, obyek wisata Pantai Panjang
ini merupakan pantai dengan pasir yang berwarna putih dan ditumbuhi
pohon cemara, kawasan wisata yang termasuk di dalam kawasan wisata
Pantai Panjang adalah, Pantai Pasir Putih, kawasan Sport Center, Pantai
Berkas, Pantai Tapak Paderi dan Benteng Malborough, Pantai Jakat dan
Pantai Pasar Bengkulu.
2. Taman Pantai Berkas
Taman Pantai Berkas merupakan alternatif wisata bahari yang berada di
pesisir laut Teluk Segara. Taman yang berlokasi di Jalan Kerapu, Kelurahan
Berkas, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu ini memiliki lokasi yang
begitu strategis karena berada dipinggir pantai dan tak jauh dari temapt pusat
belanja Bencoolen Mall (BIM). Sehingga sering dijadikan pilihan tempat
untuk berlibur karena memiliki sarana bermain, tempat bersantai, spot
nongkrong dan taman kota yang instagramable. Taman dengan luas 12
hektare ini tak hanya menawari keindahan pantai. Pengunjung pun bisa
menikmati tempat nongkrong yang dirancang alami hingga menyambangi
cafe unik dan warung kuliner yang berjajar di sepanjang area wisata.
Sumber: https://www.lensabengkulu.com/
3. Pantai Tapak Paderi
Pemandangan alam Pantai Tapak Paderi dimana pengunjung dapat
menikmati keindahan sunset, dan pancaran senja jinga kemudian
mengabadikan momen tersebut melalui kamera. Pantai Tapak Paderi
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia serta memiliki garis pantai
yang panjang sehingga menambah pesona keindahan pantai ini. Bagi yang
suka dengan snorkeling atau berenang, bisa juga mencoba di Pantai Teluk
Paderi. Berlokasi tidak jauh dari Benteng Marlborough hanya beberapa
kilometer saja, Pantai Tapak Paderi awalnya tidak seramai saat ini. Sejak
sampah di sekitar pantai dibersihkan dan dibuat seperti “dinding sandal”
pengunjung semakin ramai. Pantai Tapak Paderi memiliki pasir yang
berwarna agak kegelapan, pantainya cukup luas dan kadang berombak tinggi.
4. Budidaya Tambak
Salah satu budidaya tambak adalah tambak kepiting bakau yang ada di
Bengkulu adalah di Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. Ekosistem
mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai tempat mencari makan,
memijah dan berkembang biak bagi biota lain. Salah satu biota yang
memanfaatkan ekologis hutan mangrove ialah kepiting bakau. Kepiting
bakau dapat dijumpai pada setiap perairan pantai yang banyak
ditumbuhi oleh vegetasi mangrove. Hutan mangrove bagi kepiting memiliki
fungsi yang sangat bermakna bagi kelangsungan hidup mereka dalam
bertahan hidup
5. Hutan mangrove
Objek wisata mangrove saat ini adalah salah satu destinasi wisata di
Bengkulu yang sangat menarik perhatian para traveler baik yang ingin
sekedar melepas kejenuhan di tepi sungai maupun yang ingin benar-benar
merasakan sensasi menelusuri hutan mangrove. Kawasan mangrove
Bengkulu khususnya di Kota Bengkulu adalah satu kesatuan yang terbentang
sepanjang taman wisata alam Pantai Panjang - Pulau Baai. Terdapat sekitar
kurang lebih 247,61 ha luas hutan mangrove di kawasan ini. Kawasan Wisata
Mangrove Bengkulu sebelumnya diwakili oleh objek wisata mangrove
Badrika yang juga merupakan spot mangrove pada TWA Pantai Panjang-
Pulau Baai. Sekarang ada satu lagi objek wisata mangrove yang baru di
Bengkulu dan sukses menarik perhatian yaitu objek wisata mangrove Pulau
Baai. Objek wisata hutan mangrove di kawasan mangrove Pulau Baai
Sumber Jaya ini mulai mengalami perubahan wajah sejak adanya
pembangunan kawasan strategis PUPR Propinsi Bengkulu dan program
KOTAKU Kota Bengkulu Bila tadinya umumnya sumber utama penghasilan
penduduk adalah mencari dan menjual ikan sekarang perlahan-lahan banyak
yang bekerja sampingan sebagai guide bagi wisatawan ekowisata mangrove
yang berkunjung, sebagai pengrajin dan penjual cinderamata, serta pedagang
kuliner. Selama berwisata di kawasan wisata mangrove Pulau Baaik
Bengkulu pengunjung bisa melakukan banyak hal, seperti fieldtrip,
memancing ikan, fotografi, vlogging (Video Blogging), dan masih banyak
hal lagi. Di Bengkulu memiliki beberapa pilihan objek wisata hutan
mangrove diantaranya :
a. Wisata Hutan Mangrove Kampung Sejahtera
Hutan mangrove yang satu ini terdapat di kelurahan Sumber jaya
kecamatan Kampung Melayu tepatnya di Kampung sejahtera. Wisatawan
dapat menikmati suasana hutan mangrove dengan mengelilingi hutan
mangrove menggunakan perahu, bermodalkan uang Rp. 10,000 hingga
Rp. 15.000, sudah bisa berkeliling hutan mangrove sepuasnya. kita juga
dapat menikmati Suasana taman dan dermaga apung, yang terdapat di
sepanjang pantai.
b. Wisata Hutan Mangrove Taman Family Sungai Hitam
Hutan Mangrove yang satu ini terdapat di ujung Kota Bengkulu,
tepatnya perbatasan kota Bengkulu dengan Kabupaten Bengkulu tengah.
tumbuhan hutan mangrove dengan jembatan-jembatan kayu dan
wisatawan bisa berpetualang dan berselfie ria di hutan mangrove, sambil
menikmati suasana hutan dan aroma mangrove yang khas. Taman wisata
ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti aula pertemuan, music,
tanaman buah-buahan dan taman bermain anak, cocok untuk Family
gathering kantor ataupun yang lainnya.
c. Wisata Hutan Mangrove Taman Bhadrika
Hutan mangrove yang satu ini terdapat di Muara sungai Jenggalu,
tepatnya di Kelurahan Lingkar barat Kota Bengkulu. Untuk datang ke
objek wisata ini, lebih kurang membutuhkan waktu 5 menit dari pusat
kota Bengkulu, lokasi wisata hutan mangrove yang satu ini, dilengkapi
dengan restoran, music dan taman bermain untuk keluarga, sehingga
sangat cocok untuk mengajak keluarga, berwisata ke sini, sambil
memperkenalkan suasana hutan mangrove kepada anak-anak, dilengkapi
tempat selfie dan suasana asli hutan yang dapat dinikmati langsung,
karena sudah di siapkan gazebo di sela-sela pepohonan mangrove pada
waktu-waktu tertentu, bila beruntung wisatawan bisa melihat kabut yang
menambah suasana romantis untuk bersantai.
sumber : https://travelingyuk.com/

6. Perhotelan
Pantai Panjang yang merupakan objek wisata masyarakat Kota Bengkulu
yang menjadi kebanggan untuk berwisata memiliki pesona yang dapat
menarik wisatawan baik secara local maupun mancanegara. Hal ini juga
didukung dengan adanya hotel dekat Pantai panajang sebagai pilihan untuk
bermalam saat linuran maupun dalam rangka agenda lainnya. Seperti Grage
Hotel Bengkulu, Hotel Pasir Putih Bengkulu, Hotel Raffles City Bengkulu,
dan hotel-hotel lainnya.

Sumber: https://www.booking.com/
7. Pelabuhan
Pelabuhan Bengkulu (Pulau Baai) berada sekitar 20 km dari pusat kota
Bengkulu dan memiliki hinterlan yang cukup luas dengan potensi
pertambangan, perkebunan dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan agrobisnis, pertambangan dan industri. Pelabuhan di Pulau
Baai pun juga merupakan pintu gerbang ekspor bagi pertambangan batubara
yang ada di Provinsi Bengkulu. Dimana setiap tahunnya pelabuhan Pulau
Baai mampu mengirim kurang dari 10 juta ton batu bara ke negara-negara
tujuan ekspor.

F. Potensi Pertambangan Kota Bengkulu


Pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No. 4/2009) adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Sumber: https://www.dutawarta.com
Potensi sumber daya tak terbarukan (Batu Bara) yang ada di Provinsi
Bengkulu menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Namun sayangnya di
Kota Bengkulu tidak memiliki sumber pertambangan, namun terdapat di
beberapa daerah kabupaten yang ada di Bengkulu. Seperti pertambangan batu
bara di Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Begkulu Utara, Kabupaten Bengkulu
Tengah dan Kabupaten Seluma. Dari empat kabupaten tersebut Kabupaten
Bengkulu Utara menghasilkan 116.859.312 TON dan Kabupaten Bengkulu
Tengah 104.579.947 TON. Secara keseluruhan potensi batu bara yang ada di
Provinsi Bengkulu saat ini mencapai 292.798.192 TON. Dari keseluruhan hasil
tambang saat ini semuanya di Ekspor keluar Bengkulu bahkan luar negeri.

G. Potensi Bencana Alam di Kota Bengkulu


Wilayah Kota Bengkulu merupakan suatu wilayah pesisir barat Sumatera
dan berhadapan langsung dengan pertemuan di pertemuan lempeng tektonik
Samudera Hindia dan Lempeng tektonik Asia dan dilalui oleh sesar/patahan
Semangko yang merupakan zona sumber gempa. Kondisi ini menyebabkan
Wilayah Kota Bengkulu secara potensial memiliki risiko bencana gempa bumi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi.
Untuk mengurangi risiko, perlu diketahui wilayah-wilayah yang berisiko tinggi
terhadap bencana gempa bumi serta bagaimana rumusan implikasi risiko bencana
tersebut terhadap tindakan mitigasi bencana agar dapat mengurangi risiko.

Sumber: https://aktual.com/
Berdasarkan hasil analisis tingkat risiko bencana gempa bumi di Wilayah
Kota Bengkulu diperoleh hasil bahwa wilayah yang memiliki tingkat risiko
tinggi adalah dengan total seluas 5.153,174 Ha (sekitar 33,42% dari total luas
wilayah secara keseluruhan), yang penyebarannya di 6 (enam) Kecamatan yaitu
sebagian Kecamatan Gading Cempaka, Kampung Melayu, Teluk Segara, Sungai
Serut, Ratu Agung dan Muara Bangkahulu, dimana wilayah yang paling luas
terhdap risiko bencana di wilayah kecamatan kampung melayu.Untuk tingkat
bahaya gempabumi sedang tersebar sedang tersebar di sebagian kecamatan
gading cempaka, ratu agung, ratu samban, muara bangkahulu, selebar dan sungai
serut, dengan total luas 3.907,069 Ha (sekitar 25,34% dari total luas wilayah
secara keseluruhan), sedangkan untuk wilayah dengan tingkat bahaya gempa
bumi rendah juga tersebar di sebagian besar Kecamatan Selebar, Gading
Cempaka dan Muara Bangkahulu, serta sebagian kecil tersebar di Kecamatan
Sungai Serut, dengan total seluas 6.361.071 Ha (sekitar 41,25% dari total luas
wilayah secara keseluruhan).
Upaya untuk mengurangi risiko bencana tersebut dilakukan berdasarkan peta
tingkat risiko yang menunjukkan tingkat, letak dan sebaran risiko terhadap
bencana gempa bumi, berupa arahan tindakan kegiatan pada kondisi yang sedang
berlangsung (existing activity). Arahan-arahan tersebut merupakan upaya
pencegahan dan pengendalian dalam mengurangi kerugian dan kerusakan akibat
dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa gempa bumi, yaitu dengan cara
menurunkan nilai indikator faktor kerentanan (vulnerability) dan menaikkan nilai
indikator faktor ketahanan/kapasitas.
Kota Bengkulu terdiri dari 9 kecamatan, 67 kelurahan, dengan jumlah
penduduk tahun 2008 sebanyak 272.525 jiwa. Topografi wilayah sangat
bergelombang, yang terlihat pada sisi timur merupakan daerah perbukitan
dengan ketinggian mencapai 100 dpl, kemudian ke barat adalah wilayah pantai
dengan ketinggian 0-50 dpl. Curah hujan yang tinggi jatuh pada bulan Oktober-
Januari dengan hujan rata-rata 300 MM/bulan dan musim kemarau tidak
berpengaruh terhadap wilayah ini karena curah hujan minimun 100
MM/bulan. Musim hujan pada umumnya terjadi bulan Oktober sampai dengan
Maret dan musim kemarau bulan April sampai dengan September dengan hari-
hari paling basah antara Desember dan Januari.
Kota Bengkulu berada dalam pengaruh angin tenggara. Angin
umumnya bertiup dari arah pantai yaitu pantai barat, barat laut dan barat daya
selatan, dengan kecepatan rata-rata 18 knot atau sekitar 10 km/jam. Pada
hari-hari tertentu pada musim kemarau angin bertiup dari arah barat dengan
kecepatan antara 40-60 km/jam, menyebabkan gelombang besar di pantai yang
menghambat kegiatan nelayan. Kota bengkulu merupakan salah satu wilayah
di kepulauan Indonesia yang memiliki tatanan geologi sangat kompleks.
Kondisi ini disebabkan letaknya yang berada pada daerah tumbukan 2 lempeng
tektonik besar yaitu lempeng indoaustralia di bagian Selatan dan lempeng
Eurosia di bagian Utara yang ditandai dengan terdapatnya pusat-pusat gempa
tektonik di kepulauan Mentawai dan sekitarnya.
Keadaan yang dijelaskan diatas yang menyebabkan Kota Bengkulu
berpotensi rawan terhadap bencana yaitu gempa, tsunami, banjir, longsor,
dan gelombang pasang (Badan Penanggulangn Bencana Daerah Kota, 2010).
Dari beberapa bencana yang terjadi di Kota Bengkulu daerah rawan bencana
banjir dan tsunami sebagai berikut:
a. Daerah yang temasuk rawan daerah banjir di kota Bengkulu (Dinsos Kota,
2013) yaitu:
1. Lempuing (sepanjang pinggiran siring besar)
2. Penurunan
3. Sawah lebar baru
4. Kebun Tebeng
5. Rawa Makmur
6. Tanjung Agung
7. Tanjung Jaya
8. Suka Merindu
9. Bentiring Permai/Korpri.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/

b. Lokasi rawan bencana alam tsunami di kota Bengkulu (BPBD Kota, 2010):
1. Kecamatan Kampung Melayu (Kelurahan Teluk Sepang, Padang Serai,
Sumber Jaya, Kandang)
2. Kecamatan Gading Cempaka (Kelurahan Lempuing, Jembatan kecil
Tanah Patah)
3. Kecamatan Ratu Samban (Kelurahan Kebun Beler, Penurunan)
4. Kecamatan Teluk Segara (Kelurahan Berkas, Sumur Meleleh, Malabro,
Pondok Besi, Kebun Keling, Tengah Padang, Bajak, kampung Bali)
5. Kecamatan Sungai Serut (Kelurahan Pasar Bengkulu, Kampung Kelawi)
6. Kecamatan MuaraBangkahulu (Kelurahan Raya, dan Rawa Makmur serta
Rawa Makmur Permai).
Sumber: https://www.grid.id/

Berkenaan dengan kerawanan terhadap bencana tsunami ini, maka Badan


Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bengkulu pada tahun 2010 menentukan
lokasi penyelamatan bencana Tsunami sebagai berikut:

a. Lokasi Penyelamatan Pertama:


1. Belakang Unib (Kandang Limun/Talang Kering)
2. Simpang Skip, Sawah Lebar/Kebun Tebeng/Panorama/Dusun Besar,
Bentiring
3. Simpang Skip, Tanah Patah, Jembatan Kecil, Jalan Gedang, Simpang
Kilometer 8, Simpang Besar
4. Dewa, Sukarami, Padang Kemiling, Betungan.
b. Lokasi Aman Penyelamatan Kedua:
1. Pematang Gubernur, Bentiring, Tabah Melintang, Tabah Tambuh, Dusun
Besar, Tahura
2. Surabaya, Nakau, Tabang Pasma, Kembang Sri
3. Simang SLB (Lingkar Timur, Timur Indah Ujung, Air Sebakul)
4. STQ, Air Sebakul, Talang Jarang
5. Pekan Sabtu, Air Sebakul
6. Pematang Keramat, Pematang Kebun, Air Petai, Babatan, Jenggalu,
Cahaya Negeri, Sukaraja.

Dengan mengacu pada Rekapitulasi penyaluran bantuan bencana oleh Dinas


Sosial Kota Bengkulu Tahun 2012 sampai Oktober 2013 juga diketahui bencana
yang sering terjadi yaitu bencana sosial kebakaran, seperti terlihat pada tabel 4.5
berikut:

Tabel 4.6 Kejadian Bencana Yang Telah Terjadi

Tahun
No Jenis Bencana 2012 2013
1 Kebakaran 25 20
2 Banjir 3 4
3 BanjirDanLongsor 4 1
4 Badai 2 7
5 Gempa Bumi 1 0
6 Longsor 4 1
7 Puting Beliung 0 1
8 Bencana Lainnya 7 4
Jumlah 46 37

Sumber: Dinas Sosial Kota Bengkulu 2012/2013

Berkenaan dengan kejadian bencana tersebut berikut ini pihak-pihak


yang terkait dengan penaggulangan bencana di kota bengkulu yaitu:

a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi


b. Badan Penanggulangan Bencana kota Bengkulu
c. Tagana (Taruna Siaga Bencana)
d. PMI (Palang Merah Indonesia)
e. BASARNAS (Badan Sar Nasional)
f. LSM Kabahil
g. TNI (Tentara Nasional Indonesia)
h. POLRI (Polisi Republik Indonesia)
i. PU (Dinas Pekerjaan Umum)
j. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)
k. ORARI (Organisasi Radio Amatir Indonesia)
l. RAPI (Radio Amatir Penduduk Indonesia)

H. Potensi Sampah dan Limbah di Kota Bengkulu


Sumber: https://www.bengkulunews.co.id/

Potensi Sampah di Bengkulu


1. Aspek Kelembagaan
Instansi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah di Kota
Bengkulu adalah Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu.
Sementara pelaksanaan operasional pengelolaan sampah merupakan tanggung
jawab Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota
Bengkulu sebagai salah satu tugas pokoknya, yaitu memelihara kebersihan,
pertamanan dan keindahan kota. Koordinator atau pegawai Dinas Pertamanan
dan Kebersihan Kota Bengkulu yang bertanggung jawab langsung pada
operasional di lapangan adalah 3 Kepala Seksi dan 16 staf yang berada
dibawah Bidang Kebersihan dan Pengawasan Lingkungan.

2. Aspek Hukum
Untuk menyelenggarakan tugas dalam hal memberikan pelayanan di
bidang kebersihan, maka diterbitkan beberapa Peraturan Daerah dan
Keputusan Walikota Bengkulu yang berkaitan dengan pengelolaan sampah,
yaitu:
a. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 02 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Sampah di Lingkungan Kota Bengkulu.
b. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 05 Tahun 2011 tentang retribusi
pengelolaan sampah.
c. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 09 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan dan
Kebersihan Kota Bengkulu.
Peraturan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah telah cukup
memadai dalam mengatur persampahan di Kota Bengkulu. Peraturan
mengenai cara pengelolaan, instansi pengelola, dana pengelolaan hingga
sanksi bagi pelanggar kebersihan telah tercantum di dalam peraturan-
peraturan tersebut. Namun sayangnya pelaksanaan peraturan tersebut,
terutama mengenai sanksi bagi pelanggar kebersihan belum pernah
diterapkan. Hal ini terutama disebabkan belum diatur secara rinci tata cara
pelaporan dan proses hukum bagi yang dikenai sanksi.
3. Aspek Pembiayaan
Pembiayaan pengelolaan sampah di Kota Bengkulu dibebankan pada
Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bengkulu. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepala Bidang
kebersihan dan pengawasan lingkungan Kota Bengkulu, besarnya biaya
operasional persampahan saat ini mencapai lebih dari Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah) per bulan. Jumlah tersebut meliputi biaya pengangkutan
sampah, upah petugas dan bahan bakar.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008, pemerintah daerah wajib membiayai penyelenggaraan pengelolaan
sampah dimana sumber pembiayaan adalah dari anggaran pendapatan dan
belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah. Berkaitan
dengan pengelolaan sampah, pemerintah daerah Kota Bengkulu melakukan
pungutan retribusi kebersihan. Retribusi kebersihan ditagih oleh Dinas/Unit
pelaksana yang mempunyai tugas dan fungsi pengelolaan sampah dalam hal
ini yaitu Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu. Surat Tagihan
Retribusi Daerah ini disingkat menjadi STRD adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
Retribusi ini dikenakan pada 6 jenis kawasan antara lain kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, tempat usaha industri, fasilitas umum dan
fasilitas lainnya (Perda No. 05 Tahun 2011). Sementara yang dikecualikan
dari objek retribusi adalah pelayanan jalan umum, taman, tempat ibadah,
sosial dan tempat umum lainnya. Semua hasil pungutan retribusi ini disetor ke
Kas Daerah secara bruto.
4. Sarana dan Prasarana
Tempat sampah yang digunakan untuk menampung sampah di Kota
Bengkulu antara lain berupa tong besi, tong plastik, kantong plastik,
keranjang, pasangan batu bata dan lubang tanah/penimbunan. Untuk daerah
pertokoan, perumahan dan ruko pada umumnya menggunakan kantong plastik
yang langsung ikut dibuang pada saat membuang sampah. Sedangkan untuk
di lokasi perumahan, umumnya menggunakan tong sampah dan pasangan
bata. Dilihat dari jenis wadah sampah, seharusnya diminimalkan penggunaan
kantong plastik sebagai tempat menampung sampah karena membuang
sampah dengan kantong plastik berarti telah menambah jenis sampah yang
tidak dapat dihancurkan secara alami. Untuk menampung sampah masyarakat
dapat menggunakan keranjang yang akan lebih membantu proses pengelolaan
sampah jika jenis sampah basah dan sampah kering telah dipisahkan.
Secara umum sistem penempatan wadah sampah telah memenuhi
persyarakat operasional yang memudahkan petugas untuk mengumpulkan ke
dalam alat pengumpul (gerobak sampah).Sarana yang digunakan untuk
pengumpulan sampah adalah menggunakan gerobak sampah dengan kapasitas
rata-rata 5 m3. Sedangkan kondisi sampah sebagian besar belum ada
pemisahan antara sampah basah dan sampah kering. Saat ini dengan
diberdayakannya LPM di tingkat kelurahan, gerobak sampah mulai digantikan
dengan motor roda tiga sehingga proses pengumpulan sampah menjadi lebih
efektif dan efisien. Menurut Kepala Bidang kebersihan dan pengawasan
lingkungan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu metode
pengumpulan sampah yang diterapkan di Kota Bengkulu ada dua macam:
Pengumpulan tidak langsung, Cara ini dilakukan dengan melalui petugas
kelurahan dimana petugas yang telah ditunjuk untuk melayani kebersihan di
suatu pemukiman mengumpulkan sampah dan membawanya ke Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) atau kontainer, untuk selanjutnya dibawa oleh
dump truck ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pengumpulan langsung, Cara ini dilakukan dengan petugas kebersihan dan
mobil yang langsung mengambil sampah pinggir jalan-jalan raya protokol
baik sampah yang diletakkan oleh masyarakat maupun sampah hasil
penyapuan jalan serta sampah dahan atau ranting pohon. Sampah tersebut
langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan truk
pengangkut sampah (dump truck) tanpa melalui pemindahan ke Tempat
Pembuangan Sementara (TPS).
Jenis, jumlah dan kondisi peralatan yang digunakan dalam pengelolaan
sampah di Kota Bengkulu sangat berpengaruh pada kualitas pengelolaan
sampah. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kota
Bengkulu telah sesuai dengan kebutuhan pengelolaan sampah dan
pengadaannya dibiayai melalui dana APBD Kota Bengkulu.

5. Tempat Pembuangan Akhir


Tempat pembuangan akhir sampah di Kota Bengkulu adalah di Kelurahan
Sumur Dewa Kecamatan Selebar dengan luas ± 11 hektar terletak kurang
lebih 1/2 km sebelah timur Kota Bengkulu. Sebelumnya Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Kota Bengkulu terletak di Kelurahan Sukarami Kecamatan
Selebar, namun karena adanya pemekaran kelurahan, Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) saat ini berada di wilayah Kelurahan Sumur Dewa.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mulai dioperasionalkan sejak tahun 1997.
Dari sistem pengolahan sampah yang direncanakan dengan menggunakan
sistem sanitary landfill namun saat ini digunakan sistem pembuangan terbuka
atau opem dumping dimana sampah ditempatkan di suatu lahan terbuka
kemudian ditimbun begitu saja tanpa pengolahan lebih lanjut sehingga
menimbulkan dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Keresahan
masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Sebakul meningkat
terutama di saat musim penghujan seperti yang dilansir oleh media massa
lokal (Bengkulu Ekspres, 5/11/2012).

6. Standar Normatif Pengelolaan Sampah Kota Bengkulu


Untuk menjawab tujuan kedua penelitian yaitu mengetahui standar
normatif pengelolaan sampah di Kota Bengkulu, peneliti melakukan
wawancara dan mengumpulkan dokumentasi dari intansi yang bertanggung
jawab terhadap pengelolaan sampah di Kota Bengkulu yaitu Dinas
Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu. Dari hasil wawancara dengan
Kepala Bidang kebersihan dan pengawasan lingkungan Dinas Pertamanan dan
Kebersihan Kota Bengkulu didapatkan informasi bahwa jumlah sampah yang
terangkut setiap harinya adalah kurang lebih 600 m3, dengan rincian total
timbulan sampah adalah 700 m3, dimana 600 m3 diangkut menuju ke Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) dan sisanya ditimbun, dibakar atau masih
menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau sampah yang di buang
oleh masyarakat di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) liar.
Luas daerah terlayani di Kota Bengkulu, dari 9 kecamatan yang ada, baru 7
kecamatan yang terlayani secara optimal setiap hari karena keterbatasan
sarana pengangkutan sampah. Kecamatan yang belum dilayani secara
maksimal adalah kecamatan Sungai Serut dan Kecamatan Muara Bangkahulu.
Tujuan yang lain dari penelitian ini yaitu mengetahui standar normatif
pengelolaan sampah antara lain volume sampah yang dapat diangkut per hari
kerja, luas daerah ideal untuk terlayani dan jumlah penduduk/rumah tangga
ideal yang telah terlayani. Dari hasil penelitian ke Dinas Pertamanan dan
Kebersihan Kota Bengkulu, disimpulkan belum seluruh wilayah di Kota
Bengkulu mendapatkan layanan pengelolaan sampah yang sesuai dengan
standar normatif.
Luas daerah terlayani di Kota Bengkulu, dari 8 kecamatan yang ada, baru 6
kecamatan yang terlayani secara optimal setiap hari karena keterbatasan
sarana pengangkutan sampah. Kecamatan yang belum dilayani secara
maksimal adalah kecamatan Sungai Serut dan Kecamatan Muara Bangkahulu.
7. Kinerja Pengelolaan Sampah Kota Bengkulu
Untuk menjawab tujuan penelitian yang ketiga yaitu mengetahui
bagaimana persepsi masyarakat terhadap kinerja pengelolaan sampah di Kota
Bengkulu, disebarkan kuesioner kepada 50 responden yang tersebar di seluruh
kecamatan di Kota Bengkulu. Analisis persepsi masyarakat dihitung berdasar
pada perhitungan skor/nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing
variabel.
8. Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Bengkulu
Sistem pengelolaan sampah harus dilihat dari komponen-komponen
pendukungnya yang saling mendukung dan terkait. Komponen dari
pengelolaan sampah ini antara lain adalah sistem pengelolaan sampah yang
terdiri dari aspek teknis, kelembagaan, pembiayaan, hukum dan peran serta
masyarakat. Instansi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah di
Kota Bengkulu adalah Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu. Jika
dilihat skema struktur organisasi yang ada, sistem tersebut dianggap telah
cukup untuk mengatasi masalah sampah di Kota Bengkulu, hal ini karena ada
6 seksi yang berhubungan langsung dengan penanganan sampah. Namun jika
dilihat dari jumlah personil di seluruh Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota
Bengkulu yang berjumlah 20 pegawai (di luar honorer), masih terlihat tidak
memadai. Pegawai tersebut harus mengawasi petugas kebersihan yang
berjumlah lebih dari 200 orang dengan kegiatan pengawasan yang harus
dilakukan di lapangan.
Pembiayaan pengelolaan sampah di Kota Bengkulu yang berasal dari dana
APBD terlihat kurang memadai. Sesuai dengan Perda No 2 Tahun 2011,
pembiayaan penangangan sampah oleh dinas bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bengkulu. Kondisi pemasukan dari
APBD Kota Bengkulu yang ada sangat ini sangat tidak seimbang
dibandingkan dengan biaya operasional pengelolaan sampah. Biaya
penanganan yang diperoleh setiap bulan sekitar Rp. 65.000.000,- (enam puluh
lima juta rupiah) tidak sebanding dengan biaya operasional pengelolaan
sampah dan gaji tenaga lapangan yang mencapai kurang lebih
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) tiap bulannya. Padahal Gaji/honor
petugas kebersihan yang sebagian besar adalah Tenaga Harian Lepas sebesar
Rp. 750.000,- per bulan untuk di Tahun 2013 sudah tergolong rendah. Dengan
honor yang masih dibawah UMR Kota Bengkulu (Rp. 1.200.000,- ) maka
petugas kebersihan juga tidak dapat diharapkan untuk bekerja secara
maksimal selama 8 jam setiap harinya.
Dari aspek teknis lainnya, satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
pengelolaan sampah adalah aspek hukum. Menurut Peraturan Daerah Kota
Bengkulu Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota
Bengkulu, Pasal 20 yang antara lain menjelaskan bahwa, “Barangsiapa
terbukti membuang sampah sembarangan akan diproses secara hukum. Sanksi
yang dikenakan adalah denda sebesar Rp. 50.000,- juga dipenjara paling lama
1 bulan”. Seharusnya, berdasarkan peraturan ini, payung hukum pengelolaan
sampah di Kota Bengkulu dapat digunakan untuk mencegah kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh perilaku masyarakat yang tidak bertanggung
jawab.
9. Persepsi Masyarakat Mengenai Pengelolaan Sampah di Kota Bengkulu
Tujuan yang terakhir dari penelitian ini yaitu mengetahui kinerja
pelaksanaan pengelolaan sampah berdasarkan Persepsi dari masyarakat untuk
dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi sistem persampahan di Kota
Bengkulu. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan responden,
kondisi kebersihan di jalan utama, kebersihan saluran air, lingkungan pasar
dan kebersihan di Tempat Pembuangan Sementara masih kurang bersih.
Dengan skor berada dalam kategori kurang baik (1,75< x ≤ 2,5), beberapa
responden menjelaskan bahwa kurang bersihnya lokasi-lokasi tersebut dari
sampah terutama karena belum ada hukuman atau denda bagi masyarakat
yang membuang sampah sembarangan (Niken, Guru).
Menurut Kepala Bidang kebersihan dan pengawasan lingkungan.
Lingkungan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu, pengelolaan
sampah di Kota Bengkulu hanya bermitra dengan pihak ketiga untuk
pengelolaan kebersihan di lingkungan pasar yaitu Pasar Panorama dan Pasar
Minggu. Kedua pasar ini memang merupakan pasar yang cukup tinggi
aktivitas ekonominya di Kota Bengkulu.Sedangkan selain kedua pasar diatas,
pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan belum melakukan kerjasama dengan
pihak ketiga untuk pengelolaan sampah. Menjawab pertanyaan mengenai
kondisi kebersihan di jalan-jalan utama, lokasi pasar dan saluran air di Kota
Bengkulu, dijelaskan bahwa kondisi sampah yang berserakan menyebabkan
kontainer tidak dapat langsung diangkat dan akan membutuhkan waktu angkat
lebih lama dikarenakan petugas harus terlebih dahulu membersihkan sekaligus
memasukan sampah ke kontainer. Masih kurang pedulinya masyarakat untuk
turut membantu petugas pengumpul sampah dirasakan menjadi hambatan bagi
pengelola sampah untuk dapat bekerja dengan efektif dan efisien walaupun
tempat sampah telah disediakan. Bukti lain dari kurangnya kesadaran
masyarakat adalah banyaknya sampah yang dibuang ke pinggir sungai
maupun lahan kosong, padahal sudah tersedia Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) dan kontainer.

Potensi Limbah di Bengkulu


Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Di Kelurahan Lingkar Barat Kota
Bengkulu

1. Pencemaran Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan dalam kehidupan, oleh
karena itu sumber air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan, akibat
proses kegiatan pabrik menyebabkan kondisi air menjadi keruh dan tercemar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dekat sungai Jalan Aren
yaitu Ibu Sunarmi, menyatakan pencemaran yang diakibatkan dari hasil
pengelolaan pabrik tahu yaitu Pencemaran air, pencemaran yang disebabkan
oleh masuknya partikel-partikel ke dalam air sehingga mempengaruhi PH
normal pada air. Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu
tersebut antara Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dekat sungai
Jalan Aren yaitu Pak Sawal, menyatakan banyaknya limbah yang dihasilkan
oleh pabrik tahu, maka makin banyaknya pencemaran yang terbuang ke
sungai. Sehingga masyarakat yang berada tidak jauh dari sungai sangat
terganggu dengan proses pembuangan limbah yang langsung di buang ke
sungai tersebut. Pak Danu pencemaran air yang dirasakan salah satunya yatu
limbah bekas pencucian bahan baku pembuatan tahu, pembuangan limbah
tahu yang langsung di buang ke sungai, pencemaran air pada tanaman
kangkung yang warnanya kekuning-kuningan serta air yang berbau busuk.
2. Pencemaran Udara (Bau)
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Jalan Aren Pak Arif dan
Pak Herman pencemaran udara yang dirasakan masyarakat Jalan Aren yaitu
masalah polusi udara yang diakibatkan bau busuk pada ampas tahu yang
sangat menyengat, serta pencemaran udara dari asap pengolahan tahu yang
mengganggu, akibat jarak antara rumah dan pabrik berdekatan.
Kegiatan industri selalu membawa dampak positif juga membawa dampak
negatif berupa pencemaran udara dan air yang merupakan hasil limbah proses
produksi. Pencemaran air dan udara merupakan salah satu bagian dari proses
pengolaan kualitas lingkungan. Salah satu pengolaan udara adalah dengan
penerapan teknologi pengendalian pencemaran udara berupa alat
pengendalian pencemaran udara, yang merupakan upaya untuk mengurangi
emisi agar sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan.
Salah satu cara meminimalisir pencemaran air dan udara adalah dengan
penerapan teknologi penyaringan air limbah, hal ini merupakan upaya untuk
memisahkan limbah yang seharusnya tidak dibuang di sungai dekat
lingkungan masyarakat.
Meningkatnya produksi yang terjadi pada pabrik tahu di Jalan Aren
membuat pencemaran yang dihasilkan bertambah. Terciumnya bau hasil
proses pembuatan tahu menunjukkan sistem pengolahan limbah yang kurang
sempurna. Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke sungai yang
di hasilkan, yaitu berupa polutan organic (berbau busuk), polutan anorganik
(berbau dan berwarna).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik pabrik tahu limbah yang
dihasilkan dalam produksi perharinya mencapai 20-30 kubik limbah, dalam
pembuangan limbahnya langsung dibuang ke sungai melewati siring aliran
limbah, proses pembuangan limbah yang dilakukan pada awalnya
menggunakan bak penampung, tetapi setelah menggunakan bak penampung
ada sebagian masyarakat yang komplen dengan penampungan limbahnya
karena dari hasil limbah tahunya menyebabkan bau yang tidak sedap dan
membuat pencemaran udara.
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air
untuk limbah industri, karena limbah dari industri tahu mengandung polutan
organik dan anorganik, maka air limbah tersebut tidak bisa langsung di buang
ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar
tidak terjadi pencemaran.
GLOSARIUM

Administrasi adalah suatu usaha dalam bentuk kegiatan yang berhubungan


dengan cara pengaturan kebijakan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.

Agrobisnis adalah usaha yang berhubungan dengan (tanah) pertanian.

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai


bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa
untuk kegiatan tersebut.

Banana Boat adalah sejenis perahu karet tanpa mesin yang berbentuk seperti
pisang dan digunakan untuk tujuan rekreasi.

Diving adalah bertahan di bawah air.


Efektif adalah suatu usaha untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan baik secara personal
atau perusahaan.

Efisien adalah suatu usaha mengharuskan untuk menyelesaikan pekerjaan


dengan tidak menguras waktu, cepat, dan memuaskan.

Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan


tujuan menemukan sesuatu.

Ekspor adalah kegiatan penjualan barang ke luar negeri.

Emisi adalah proses menawarkan sekuritas untuk mengumpulkan dana dari


investor.

Gazebo adalah salah satu fasilitas dengan ruang-ruang terbuka sebagai


alternatif tempat berkumpul dan melakukan kegiatan santai
bersama.

Geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di muka bumi
atau posisi daerah itu pada bola bumi.

Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-


sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah


atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang
memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil


penemuan suatu penelitian ilmiah.
Inovasi adalah proses/hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk
menciptakan atau memperbaiki produk, proses, dan sistem
yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara
signifikan.

Komoditi adalah semua barang, jasa, hak, dan kepentingan lainnya.

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan.

Konstruksi adalah kegiatan membangun sarana maupun prasarana.

Mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh
pasang-surut air laut.

Potensi adalah sebuah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang sangat
mungkin untuk dikembangkan.

Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai


guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan.

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau


pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Snorkling adalah aktivitas yang cocok bagi penyelam pemula atau mereka
yang ingin bermain air di perairan dangkal.

Surfing adalah sebuah olahraga yang biasanya berlangsung di atas ombak


yang tinggi.
Survei adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan
terstruktur yang sama pada setiap orang, kemudian semua
jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.

Strategis adalah segala sesuatu yang berhubungan atau berdasarkan strategi-


strategi yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan atau
target.

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang


yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia.

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke


tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin.

Vegetasi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu


tempat tertentu, mencakup baik perpaduan komunal dari jenis-
jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan yang
dibentuknya.

Visual adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan


kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran
yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.

Anda mungkin juga menyukai