PEMBELAJARAN INOVATIF
DI SD
MODEL- MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF DI
SD
PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF/ INTERAKTIF
KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
(PAIKEM)
1.Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
2.Model Pembelajaran Kelompok / Cooperatif
Learning
3.Model Pembelajaran Konstruktivis
4.Model Pembelajaran Interaktif
5.Pendekatan Sains Teknologi Dan Masyarakat (STM)
Model
Pembelajaran
Kontekstual
(CTL)
Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa
belajar merupakan sesuatu yang kompleks dan
multi dimensi yang jauh melampaui berbagai
metodologi yang hanya berorientasi kepada
latihan dan rangsangan/ tanggapan (stimulus-
response)
SKEMA
ketidakseimbangan cocok
Eksplorasi
Pengembangan apikasi
• Tahap pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang akan dibahas.
• Tahap kedua, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian
data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang pendidik. Kemudian
secara berkelompok didiskusikan dengan kelompok lain.
• Tahap ketiga, saat siswa memberikan penjelasan dan solusi yang
didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan peguatan pendidik.
• Tahap keempat, pendidik berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya.
Kelebihan pembelajaran melalui
konstruktivisme
1. Kesesuaian antara psikologi
perkembangan dan metode belajar
2. Kelompok belajar secara kooperatif
3. Belajar berpusat pada siswa
4. Peranan guru lebih fleksibel.
MODEL
PEMBELAJARAN
INTERAKTIF
PENGERTIAN PEMBELAJARAN
INTERAKIF
Suatu pendekatan pembelajaran yang
merajuk pada pandangan konstruktivisme.
Model pembelajaran ini dikenal dengan
sebagai pendekatan “pertanyaan siswa”,
dimana guru berusaha untuk menggali
pertanyaan siswa. Jadi, siswa ditantang rasa
ingin tahunya terhadap objek yang sedang
dipelajari dengan cara mengajukan
pertanyaan. Kemudian siswa melakukan
penyelidikan atas pertanyaan mereka sendiri.
PERSIAPAN
Pengetahuan awal
Kegiatan eksplorasi
penyelidikan
Pertanyaan
susulan Pengetahuan akhir
Refleksi
PENDEKATAN
SAINS TEKNOLOGI
DAN MASYARAKAT
(STM)
Pendidikan sains pada th 1960-1970 hanya ditujukan
kepada kemampuan warga negara agar melek sains
(scientific Literacy), tetapi pada tahun 80-an
pendidikan sains menekankan pada relevansi sains,
teknologi, isyu- isyu masyarakat yang ada kaitannya
dengan sains dan teknologi beserta dampaknya.
Penekanan ini dikenal dengan melek sains dan
teknologi (scientific and technological literacy), yang
dimaksud adalah bahwa semua warga negara yang
telah lulus dari sekolah hendaknya sadar akan
pentingnya sains dan teknologi, memiliki sikap yang
positif terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
perkembangan sains dan teknologi, serta merasa
aman hidup dalam masyarakat yang selalu dikelilingi
oleh produk2 sains dan teknologi beserta dampaknya.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam
mengantisipasi kemajuan sains dan teknologi
beserta dampaknya, dan dalam memasyarakatkan
sains dan teknologi adalah dengan menerapkan
pendekatan baru yang disebut sebagai
pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM).
Revormasi kurikulum sains 1960 menjadikan
sains sebagai produk dan proses. Dengan adanya
proyek yang mendukung pengajaran sains
tersebut diasumsikan bahwa jika struktur mata
pelajaran sains diajarkan dengan menekankan
pada inkuiri, tentunya siswa tidak hanya belajar
konten dan keterampilan inkuiri saja melainkan
dapat menggunakan dan mengaplikasikan
pengetahuan mengenai konsep2 sains dan
keterampilan2 inkuiri itu dalam kehidupan sehari-
harinya untuk memecahkan masalah.
A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
Yager (1992), mendefinisikan STM yaitu
mencakup tujuan, kurikulum, asesmen dan
khususnya mengenai pengajaran. Yang menjadi
dasar apa yang dilakukan oleh STM adalah
menghasilkan warga negara yang memiliki
pengatahuan yang cukup sehingga mampu
membuat keputusan- keputusan yang krusial
tentang masalah2 dan isyu2 yang mutakhir dan
mengambil tindakan sesuai dengan keputusan
yang dibuatnya tersebut. Pada tahun 1983- 1986
Yager dan kawan2nya bekerja sama dengan 30 –
50 guru setiap tahunnya. Kerja sama itu
bertujuan untuk membantu guru- guru dalam
mengajar untuk mencapai lima tujuan utama.
Tujuan- tujuan dikarakteristikkan
sebagai domain, yaitu meliputi :
1. Domain Konsep
Domain konsep ini memfokuskan pada muatan
sains lebih dari muatan sains tradisional.
Domain konsep meliputi fakta- fakta:
-Informasi
-Hukum-hukum
-Prinsip- prinsip
-Penjelasan- penjelasan keberadaan sesuatu
dan teori yang digunakan oleh saintis.
2. Domain Proses
Proses2 sains berhubungan dengan
bagaimana saintis berpikir dan bekerja,yaitu
menggambarkan dimensi sains.
Ada 15 keterampilan proses yang meliputi:
1. Mengobservasi 9. Menginferensi
2. Menggunakan 10. Memprediksikan
hubungan ruang/waktu 11. Mengendalikan dan
3. Mengklasifikasi mengidentifikasi
4. Mengelompokkan dan variabel
mengorganisasi 12. Menginterpretasikan
5. Menggunakan bilangan data
6. Mengkuantifikasi 13. Merumuskan hipotesis
7. Mengukur 14. Memberikan defenisi
secara operasional
8. mengomunikasikan 15. Melaksanakan
eksperimen
3. Domain Aplikasi
Domain ini meliputi
• mengaplikasikan konsep2 dan keterampilan2 dalam
memecahkan masalah2 sehari- hari;
• memahami prinsip2 ilmiah dan prinsip teknologi yang
terdapat dalam rumah tangga, menggunakan proses2 ilmiah
dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan
sehari2;
• Memahami dan menilai laporan media massa mengenai
pengembangan pengetahuan;
• Mengambil keputusan yang berhubungan dengan
kesehatan pribadi, gizi, dan gaya hidup yang didasari oleh
pengetahuan konsep2 ilmiah daripada emosi,
mengintegrasikan sains dengan subyek2 lain;
• Mengambil tindakan khusus yang dirancang untuk
memecahkan masalah dan atau memberi kontribusi untuk
pemecahan masalah yang dihadapi secara lokal, regional,
nasional, maupun internasional dan terlibat dalam
kegiatan2 di masyarakat
4. Domain Kreativitas
Kemampuan menusia yang penting dalam domain ini
diantaranya meliputi :
Visualisasi
Menghasilkan gambaran mental
Menggabungkan obyek- obyek dan ide- ide dalam
cara2 baru
Memecahkan masalah dan teka-teki
Memprediksikan konsekuensi2 yang mungkin
Menyarankan alasan2 yang mungkin
Mendisain alat atau mesin
Menghasilkan ide2 yang tidak biasa.
5. Domain Sikap
• Pengembangan sikap2 positif terhadap sains pada
umumnya, kelas sains, program sains, kegunaan
belajar sains, dan guru2 sains;
• Pengembangan sikap2 positif terhadap diri
sendiri,eksplorasi emosi manusia, mengembangkan
kepekaan dan rasa hormat terhadap perasaan-
perasaan orang lain, mengekspresikan perasaan
dengan cara yang konstruktif, mengambil
keputusan mengenai nilai2 perorangan, mengambil
keputusan mengenai isyu2 lingkungan sosial dan
mengeksplorasi argument dalam sudut pandang
yang berbeda mengenai isyu2 yang ada tersebut.
B. TUJUAN, KURIKULUM, PENGAJARAN,
DAN EVALUASI STM
1. Tujuan Sains Teknologi dan Masyarakat
Menurut Yager (1992) tujuan pembelajaran STM adalah
sebagai berikut :
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membandingkan dan mengkontraskan sains dan
teknologi serta menghargai bagaimana sains dan
teknologi memberikan kontribusi pada pengetahuan
dan pengaruh baru.
b. Memberikan contoh2 dari masa lalu dan sekarang
mengenai perubahan2 yang sangat besar dalam
bidang sains dan teknologi yang dibawa pada
masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan proses2
politik
c. Memberikan/menawarkan pandangan global pada
hubungan sains dan teknologi pada masyarakat,
menunjukkan dampaknya pada pengembangan
bangsa dan ekologi bumi.
2. Kurikulum Sains Teknologi
dan Masyarakat
Kurikulum STM mengandung komponen2 :
a) isyu2 yang berhubungan dengan kehidupan siswa,
keluarga mereka dan masyarakat dan yang
menekankan pada tema2 yang mempunyai arti luas.
b) Prosedur2/ prose2 aktual dengan pengetahuan STM
diperoleh dengan pertanyaan “bagaimana kita
tahu?” dan “Apa yang dapat kita kerjakan?”
c) Strategi2 pengembilan keputusan dan penggunaan
strategi ini untuk mencapai keputusan2 pada
masalah2 nyata.
d) Kesempatan untuk mengumpulkan informasi
dengan cara membaca dan mewawancarai serta
mempublikasikannya kepada orang lain dengan
cara menulis laporan.
3. Pengajaran Sains Teknologi dan
Masyarakat
Pengajaran sains dengan menggunakan pendekatan
STM hendaknya mengandung komponen2 :
a) strategi2 yang berbeda untuk memberikan
pemahaman yang nyata mengenai pola2 penalaran
dan berpikir dari teman sebaya, orang dewasa, dan
para ahli.
b) Keterampilan2 dalam menguji validitas argumen
dan contoh2 yang tampaknya seperti penalaran
ilmiah yang membawa pada kesimpulan yang keliru.
c) Motivasi siswa untuk mengeksplorasi emosi dan
nilai2 dalam hubungan data dengan bukti2 khusus.
d) Penggunaan studi lapangan, pembicara tamu,
media informasi, film, dan kegiatan2 siswa, debat,
bermain peran dan simulasi
4. Evaluasi Dalam Sains Teknologi
dan Masyarakat
Komponen2 yang dievaluasi :
a. teknik2 non tradisional untuk menilai
keterampilan2 analitik dan penalaran.
b. Teknik2 yang mengembangkan kesadaran
lebih jauh dan pemahaman masalah2 dan
pemecahan STM.
c. Instrumen evaluasi untuk mengidentifikasi
kelemahan2 dalam penalaran siswa dan
kesenjangan dalam pemahaman untuk
meningkatkan pengajaran dan kurikulum.
Karakteristik Pendekatan STM dan Pendekatan
Tradisional dalam Pengajaran Sains
TRADISIONAL STM
Berpusat pada guru Berpusat pada siswa
Diarahkan oleh buku teks Menggunakan sumber belajar yang
bervariasi
Pengajaran kelompok, berdasarkan Mengenal perbedaan siswa, siswa kerja
kemampuan rata2 siswa individu
Kerja kelompok,khususnya di Siswa bekerjasama untuk memecahkan
laboratorium masalah dan isyu
Siswa terlibat sebagai penerima Siswa aktif memberikan kontribusi pada
pengajaran
Guru tidak membangun pengalaman Guru membangun pengalaman2 siswa
siswa dengan asumsi bahwa siswa dengan asumsi bahwa siswa belajar
belajar lebih efisien dengan cara lebih baik dari pengalaman2 mereka
penyajian yang diorganisasikan untuk sendiri
memahami informasi
Guru merencanakan pengajaran dari Guru merencanakan pengajaran
pedoman kurikulum dan buku teks berdasarkan masalah2 dan isu2 yang
sedang berlangsung
• Pengajaran tradisional adalah terlalu banyak dan
terlalu menekankan pada faktor2 dan teori2 tanpa
ada hubungannya dengan dunia di luar kelas atau di
luar laboratorium.
• Pengajaran sains adalah bahwa kita sekarang hidup
dibanjiri produk2 sains dan teknologi.
• Siswa harus dibekaliu dengan pengetahuan dan
keterampilan untuk menganalisis dan menilai isyu2
yang timbulu dari interaksi antara sains dan
teknologi di masyarakat, sehingga mereka dapat
membuat pertimbangan yang didasari dengan
pengetahuan.
Sifat- sifat orang yang melek
sains dan teknologi :
1. Menggunakan konsep2 sains, keterampilan2
proses, dan nilai2 dalam membuat suatu keputusan
yang bertanggung jawab.
2. Memahami bahwa masyarakat mengendalikan sains
dan teknologi melalui penyediaan sumber2.
3. Mengakui keterbatasan2 praktis dari kegunaan
sains dan teknologi dalam meningkatkan
kesejahteraan manusia.
4. Mengetahui konsep2 utama, hipotesis, dan teori
sains dan dapat menggunakannya.
5. Menghargai sains dan teknologi untuk merangsang
intelektual yang dimilikinya.
6. Memahami penerapan2 teknologi dan keputusan2
yang diperlukan dalam menggunakan teknologi.
NSTA mengajukan ciri2 dalam
menerapkan pendekatan STM :
1. Siswa mengidentifikasi masalah2 yang ada di daerahnya dan
dampaknya.
2. Dalam memecahkan masalah tersebut siswa dapat menggunakan
sumber2 setempat (nara sumber dan bahan2) untuk memperoleh
informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah2 nyata dalam hidupnya.
4. Perluasan untuk terjadinya belajar melebihi periode, kelas dan
sekolah.
5. Memusatkan pada pengaruh sains dan teknologi kepada individu.
6. Pandangan mengenai sains sebagai bahan lebih dari sekedar yang
hanya berisi konsep dan menyelesaikan ujian.
7. Penekanan pada keterampilan proses sains, agar dapat digunakan
oleh siswa dalam mencari solusi terhadap masalahnya.
8. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan dalam
bermasyarakat sebagai usaha untuk memecahkan kembali masalah2
yang diidentifikasinya.
Ada 4 kategori strategi
konstruktivisme dalam pengajaran
sains dengan STM, yaitu :
1. Invitasi
2. Eksplorasi
3. Pengajuan penjelasan dan solusi
4. Pengambilan tindakan
Kegiatan- kegiatan dalam 4 kategori
tersebut :
1. Invite = apersepsi = invitasi
- belajar dimulai dengan melibatkan/ mengajak siswa
- mengajukan pertanyaan spontan guru pada siswa
- mengidentifikasi situasi di mana siswa berbeda persepsi
2. Explore = discover = create ( pencarian, penemuan,
pembentukan)
siswa dilibatkan untuk mengumpulkan data melalui;eksperimen,
diskusi, survey, wacana (studi literature)
3. Purpose explanation and solution
- siswa mengajukan penjelasan berdasarkan data yang telah
diperoleh
- siswa mengalami perubahan konsepsi
4. Take Action
siswa membentuk konsep baru; mengambil keputusan; melakukan tindakan
Langkah- langkah penggunaan
pendekatan STM dalam pengajaran sains
menurut Poedjiadi (1995)
1. Mula2 guru mengemukakan isyu2 atau
masalah aktual yang ada di masyarakat
dikaitkan dengan konsep2 yang akan dibahas,
tahap ini disebut apersepsi, invitasi, atau
eksplorasi.
2. Melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan strategi belajar tertentu yang
dapat dipilih oleh guru sesuai dengan
pedagogi materi subyek atau pedagogi materi
pelajaran. Dalam hal ini pedagogi berarti ilmu
dan seni mengajar. Tahap ini dapat disebut
sebagai tahap pembentukan konsep.
3. Konsep yang sudah dipahami peserta didik
dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah atau menganalisis isyu2 atau
masalah yang sudah dilontarkan pada awal
pembelajaran. Tahap ini dianggap sebagai
aplikasi konsep untuk menganalisis
fenomena dan menyelesaikan masalah.
4. Guru memberikan pemantapan konsep,
agar tidak terjadi miskonsepsi pada diri
siswa. Diharapkan agar pada tahap ini dapat
merekonstruksi atau merestrukturisasi
konsep yang salah. Tahap ini disebut
pemantapan konsep.
5. Melaksanakan evaluasi. Evaluasi hendaknya
dilakukan secara berkelanjutan dan
mencakup berbagai aspek
TERIMAKASIH
WASSALAM
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM
KURIKULUM 2013
63
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
• Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
SISTEM PENILAIAN
71
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING )
5. Penilaian (Assessment)
2. Pelaksanaan