Anda di halaman 1dari 5

Yuhka Sundaya

Program Studi Ilmu Ekonomi


Universitas Islam Bandung
2022

MAZHAB SEJARAH DAN


KELEMBAGAAN1
Munculnya Mazhab Sejarah bermula dari perkembangan Mazhab Klasik dan
Neoklasik. Gagasan kritis terhadap Mazhab Klasik dan Neo-Klasiknya adalah :
1. Pertanyaan universal mengenai dalil dan prinsip perilaku ekonomi.
2. Penggunaan metode deduktif.
3. Pendekatan atomistik.
Kritik yang pertama, mungkin, terkait dengan filsafat yang menjadi dasar
metodologi pada Mazhab Sejarah. Ada istilah dalam bahasa German, yaitu
Volkgeist. Istilah itu diartikan sebagai “jati diri bangsa”. Setiap bangsa memiliki jati
dirinya masing-masing, sehingga dianggap sulit untuk mencari dalil dan prinsip
yang universal atas perilaku ekonomi. Metode deduktifnya mengabaikan
kelembagaan dan sejarah untuk tujuan simplifikasi atau mereduksi kompleksitas
realitas yang diamati untuk mengembangkan intisari ilmu ekonominya. Dan,
melalui pendekatan atomistiknya, seolah-olah, produksi agregat adalah hasil dari
transaksi anarki antara kepentingan individu. Istilah “anarki” yang digunakan
Sandelin et al.,(2014) mengacu pada pengertian interaksi individu pada sistem pasar
yang dijelaskan Mazhab Klasik dan Neo-Klasik. Anarki adalah kebebasan individu
yang digerakan oleh kepentingannya masing-masing tanpa intervensi dari luar.
Filsafat Mazhab Sejarah adalah Filsafat Hegel. Sejarah, menurut Hegel,
bukan hapalan. Memori manusia tidak mungkin memiliki kapasistas yang cukup
untuk menghapal sejarah yang panjang dan rumit. Akan tetapi, kita dapat
memahami kemana arah sejarah itu. Dengan kata lain, semua peristiwa akan
bergerak ke satu titik, setiap peristiwa ada pattern atau polanya. Ini disebut dengan
rasionalitas sejarah atau gampangnya kita sebut "pahami alasannya". Ada satu kata
kunci yang penting dipahami dari filsafat Hegel, yaitu DIALECTIC atau dialektika.
Apa itu, dialektik adalah proses saling merespons. Pahami istilah TAS berikut :
Thesis --> Antithesis --> Sintesis.2

Thesis : Manusia menemukan dan menggunakan komputer. Bentuk komputer awal itu
gambarnya seperti ini :

1
Disadur dari Sandelin, B., Trautwein, H. M., & Wundrak, R. (2014). A Short History of
Economic Thought. New York: Routledge.
2
Bacaan lebih formal dapat ditemukan pada : https://www.hetwebsite.net/het/profiles/hegel.htm
Yuhka Sundaya
Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Islam Bandung
2022

Komputernya gede banget yah..ini menyulitkan orang yang hidup zaman


modern, dimana mereka mobile, kesan kemari, sambil bekerja, di kereta bisa
sambil nulis, di kantin bisa sambil nulis, sedang tiduran bisa sambil nulis,
bayangkan, jika menggunakan komputer segede itu.
Antithesis 1 : Adam Osborn menciptakan Laptop, bentuknya seperti ini :

Sintesis : Banyak perusahaan memproduksi notebook dan laptop kecil. Temuan ini adalah
antitesis dari Adam Osborn. Laptop Adam Osborn, masih sulit dibawa bekerja
secara mobile. Muncullah, Apple, HP, IBM, Axio (buatan orang Indonesia) dll,
dengan bentuk yang lebih ringan dan tipis.

Laptop ini adalah S I N T E S I S dari komputer buatan Adam Osborn

Jadi, ringkasnya, asumsi atau anggapan yang tertanam pada benak Hegel
adalah :
1. Sejarah memiliki pemahaman yang masuk akal, dan memiliki tujuan akhir.
2. Dasar kesadaran manusia berubah dari satu generasi ke generasi yang lain.
3. Tidak ada kebenaran yang abadi atau akal yang kekal.
4. Satu-satunya hal yang dapat dijadikan pegangan adalah S E J A R A H.

Bagian ini menampilkan pengetahuan mengenai :


1. Perintis Mazhab Sejarah
2. Pemikiran Friederich List
3. Mazhab Sejarah
4. Kelembagaan
5. Warisan Mazhab Sejarah dan Kelembagaan
Yuhka Sundaya
Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Islam Bandung
2022

5.1. Perintis Mazhab Sejarah


Pada awal Abad ke-19 terdapat pergerakan kajian hukum di Jerman.
Anggotanya menolah konsep hukum alam dan menekankan hukum nasional
sebagai Volkgeist. Ada tiga kelompok yang perlu kita pahami : cameralists,
subjetivists, dan romantics.
Cameralist adalah markantilis (cek Bab 2 hal 9) telah membuka jalan
Mazhab Sejarah dengan menekankan peranan negara sebagai subjek ekonomi
utama. Isu gagasan Cameralists adalah keuangan dan administrasi public,
pertumbuhan penduduk.
Subjektivis Jerman, salah satunya, adalah Professor Rau. Bukunya yang
berjudul Prinsip Ekonomi (Grundsätze der Volkswirthschaftslehre) menjadi
refferensi Knies dan Wagner. Konsep utility, permintaan dan penawawannya
memengaruhi Neoclacissists Austria melalui pengajarannya. Rau menekankan
pentingnya penyelidikan sejarah untuk memahami perekonomian yang sedang
diamati.
Ahli ekonomi romantics adalah kelompok penulis yang menolak
materialisme dan rasionalisme pada paham politik ekonomi klasik. Khususnya
mengenai kuantifikasi nilai dalam ukuran tenaga kerja secara fisik. Pergerakan
gagasan romantics, seperti Thomas Carlyle (1795 – 1881) dan John Ruskin (1819
– 1900), menonjol pada zamannya. Pergerakannya adalah reaksi terhadap French
Enlightenment dan pasukan Napoleonik, industrialisme di Inggirs, fragmentasi
politik di Jerman, yang pada saat itu terbagi menjadi negara-negara kecil. Adam
Müller (1779 – 1829) mengkritik abstraksi Physiocrats dan pemikiran klasik dan
mengutuk kekuatan persaingan dan industrialisme Markantilis. Gagasan Müller
tampak asing, tapi intinya menekankan pengaruh beragam pergerakan nasionalisme
ekonomi dan anti industrialisme pada Abad ke-19 dan 20.

Friederich List
Kenapa ditempatkan pada sub bab terpisah, karena List (1789 – 1846) tidak
mudah untuk dicocokan ke dalam pola pemikiran tertentu. List menggunakan
konsep mazhab Klasik, Merkantilis, dan romantic, sementara ia menolak ide dasar
seluruh mazhab tersebut. Bukunya dibagi ke dalam beberapa bagian : sejarah,
teorinya, sistem (sejarah pemikiran dalam perspektif kritis) dan kebijakan (strategi
perdagangan).
Sejarah hidupnya dimulai dari pekerjaan sebagai seorang pramuniaga,
kemudian berkarir pada birokrasi pemerintahan di Würtemberg yaitu sebuah negara
kecil di Jerman Utara, dan studi administrasi public di Tübingen University.
Kemudian, kembali lagi menjadi pemberontoak melawan birokrasi dan hambatan
perdagangan di Jerman. Ia dipenjarakan dan diasingkan, hingga ia migrasi ke
Amerika. Disana ia meniti karir sebagai penambang dan pengusaha rel kereta api.
Buku yang dipublikasikan List adalah Das Nationale System der Politischen
Oekonomie. Buku ini merename nama politik ekonomi menjadi “national
economy”. List mengkritik Mazhab Klasik atas pandangan kosmopoltiannya3 yang
menurutnya naif. Dalam pandangan tersebut, bangsa hanya sebagai asosiasi

3
Kosmopolitan adalah ideologi dimana semua umat manusia dipandang sebagai komunitas
tunggal, yang berbasis pada moralitas.
Yuhka Sundaya
Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Islam Bandung
2022

individu yang memperoleh manfaat dari pembagian kerja dan perdagangan bebas.
Namun, bagaimanapun, industri nasional memperoleh manfaat dari perdagangan
bebas hanya pada tahap pembangunan tertentu. Pada tahap lainnya, setiap negara
dapat melakukan pengembangan dengan membuat perang atau dengan melindungi
dari munculnya industry baru melalui hambatan tariff dan non tariff.
List menampilkan teori tahapan pembangunan ekonomi. Ada lima tahap
pembangunan ekonomi menurutnya : perburuan (hunting and fishing), budi daya
pertanian, manufakturisasi, dan perdagangan. Pada tahap pembangunan ekonomi
tertinggi, semua bangsa akan memperoleh manfaat dari perdagangan bebas. Setiap
bangsa tidak berkembang secara simultan. Ada bangsa pemimpin dan pengikut.
Pada bukunya, List menjelaskan keberhasilan negara yang menjadi pemimpin, dari
Itali pada abad pertengahan hingga Amerika yang prospektif menjadi pemimpin di
masa mendaang. List juga menjelaskan Inggris menjadi negara pemimpin pada
masanya, membanjiri dunia dengan barang – barang manufakturnya, dengan
mempertahankan proteksi terhadap barang impor (1841, The Corn Law dan
hambatan perdagangan lain). Negara kecil di Jerman menggnakan arif dalam
perdagangan dengan negara lain, tapi tidak berlaku dengan Negara Inggris.

Mazhab Sejarah
Sekurang-kurangnya terdapat lima Mazhab Sejarah dalam pemikiran ekonomi :
Inggris, Francis, dan tiga mazhab di Jerman, yaitu Mazhab Tertua, Muda dan
Termuda.

Mazhab Sejarah Tertua di Jerman


Terobosan paham sejarah dalam ilmu ekonomi dikoneksi oleh Bruno
Hildebrand (1812 – 1878), Wilhelm ROscher (1817 – 1894), dan Karl Knies (1821
– 1898). Mereka adalah tiga professor di universitas Jerman yang dipertimbangkan
sebagai pendiri Mazhab Sejarah Tertua.
Roscher menyatakan empat prinsip metode sejarah yang ditujukan untuk
digunakan dalam pengajaran dan penelitian. Pertama, tujuan pemikiran ekonomi
adalah bukan memaksimisasi “kemakmuran bangsa” atau Wealth of Nations,
melainkan memahami pembangunan ekonomi pada beragam bangsa atau negara.
Ilmu ekonomi harus digabungkan dengan disiplin ilmu lain, seperti hukum, politik,
dan seni. Kedua, sebuah bangsa tidak hanya membangun kehidupan individu saat
ini, melainkan pada masa lalu juga, yang karenanya harus dikaji dengan tahapan
budaya yang berbeda-beda. Ketiga, masalah mengidentifikasi dasar regularitas,
yang disebut “paralelisme”, pada fenomena yang besar, mengundang kita untuk
menggunakan metoda perbandingan empiris. Keempat, metode sejarah tidak
mengizinkan simpulan bahwa kelembagaan yang diamati itu adalah baik atau
buruk, tapi lebih memahami bagaimana cara kerjanya. Roscher secara eksplisit
menyusun metode yang terpisah dari Ricardo, meski tampak seperti Ricardian
political economy.
Terdapat dua hal terkait hubungan Mazhab Sejarah Tertua dengan Mazhab
Klasik dan Neo Klasik, yaitu ambiguitas sikap Roscher, Hildebrand dan Knies
terhadap politik ekonomi klasik, dan pengaruhnya terhadap pemikiran neoklasik
Austria. Tiga sejarawan tersebut menampilkan metodenya sebagai kritik terhadap
argument abstrak dan metode yang digunakan oleh Smith dan Ricardo. Tapi mereka
juga banyak memuji penulis klasik, dan pada tulisan-tulisannya mereka tidak
Yuhka Sundaya
Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Islam Bandung
2022

mengikuti prinsip-prinsip klasik dan neoklasik. Mereka menggunakan metode


klasik dan gaya berargumentasinya dibandingkan dengan pendekatan sejarah dan
interdisipliner yang mereka pertimbangkan. Roscher dan Knies mengembangkan
gagasan “marginal utility” dan konsep terori nilai subyektif yang dijuluki proto-
neoklasikal (lihat Bab 4).

Anda mungkin juga menyukai