Anda di halaman 1dari 7

RESUME

EKONOMI INTERNASIONAL

LOKAL: Esy 6-A

KELOMPOK 2:

M. Ilham, Ahmad Khoirul Anwar, Resti Mardayanti, Raudatul Jannah, Vivi Maili, Sri
Maharani, Mimi Hamifah, Nurjannah, Santika, Misparianti

TEORI KLASIK PERDAGANGAN INTERNASONAL

1. Tokoh – Tokoh Teori Klasik

Berikut ini beberapa tokoh – tokoh terori klasik yaitu:

1. Auguste Comte

Auguste Comte adalah seorang filsuf yang terlahir pada 19 Januari 1798 di Prancis. Ia
dikenal sebagai seseorang yang pertamakali menyematkan istilah sosiologi. Meskipun
pada era ini sosiologi bulum ditemukan metodologis sebagai ilmu pengetahuan yang pas.
Akan tetapi yang pasti berkat Comte inilah sosiologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan,
yang akhirnya ia dikenal sebagai “Bapak Sosologi”.

Teori yang dikemukakan oleh Comte dari sekian banyak jumlahnya, salah satunya
ialah tentang perkembangan manusia. Yang menurut comte perkembangam manusia ini
melalui fase tiga tahap, antara lain ialah teologis, metafisik, dan positif. Berkatnyapula ini
tak lekang dengan julukan sebagai aliran positivisme

2. Karl Marx

Karl Marx adalah salah satu pakar yang diperkenalkan sebagai ahli sosiologi dengan
pemikirannya meliputi beragam hal. Misalnya saja tentang ekonomi, sejarawan, politik,
sosiolog, jurnalis, dan sosialis revolusioner. Marx dilahirkan pada 5 Mei 1818 yang
bertempat di Jerman.

Dalam pemikirannya tentang sosiologi ia banyak menuliskan keterkaitan manusia


dengan kapitalisme. Yang mana mark sebutkan prihal konflik dalam masyakat dengan

1
kerlibatan antara kaum borjuis dan prolentar. Masalah ini tak luput dari gagasnya tentang
sosialisme yang dinggap sebagai bagian paling sempurna dalam sistem pemerintahan.
Adapun untuk kritik keras dalam teori yang dikemukakan oleh Karl Marx ini ialah prosesi
melihatnya masyarakat dalam segi ekonomi semata, bukan melihat dalam beragam hal di
lingkungan sosial manusia.

3. Max Weber

Max Weber adalah salah satu pakar sosiologi klasik yang dikenal luas sebagai
penumu metodologi kajian sosiologi secara nyata. Weber terlahir di Jerman pada 21 April
1864. Selain dikenal dalam kalangan ilmu sosiologi ia pula dikenal dalam disiplin ilmu
administrasi negara modern.

Prihal teori sosiologi salah satunya ia menuliskan tentang tindakan sosial yang
menggambarkan bahwa segala bentuk prilaku yang dilakukan seseorang di masyarakat
akan mengakibatkan stigma atau pandangan seseorang kepada pelaku. Selengkapnya,
baca; Teori Tindakan Sosial Max Weber & Talcot Parsons

4. Emile Durkheim

Emile Durkheim adalah sosiolog yang lahir di Prancis pada 15 April 1858. Sebagai
pakar kiprahnya sudah tidak diragukan lagi, bahkan berkatnya terlahirlah fakultas
sosiologi pertama di sebuah universitas yang berada di Eropa pada tahun 1895.Berbagai
teori-teori telah banyak ia kemukakan, salah satu diantaranya ialah tentang struktur sosial
dalam masyarakat. Teori ini menurut Durkheim dibawa oleh seseorang sejak lahir
pasalnya dalam menjalani kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruhnya kepada
masyarakat, sang pencipta, serta keluarganya. Sehingga setiap tindakan yang dilakukan
tidak akan pernah telepas dari struktrualisme yang memiliki ciri berada di luar diri
manusia. Hingga pada intinya Durkheim memiliki pandangan dalam makna struktur
sosial seseorang akan mampu menanamkan tentang norma dan nilai yang didapatkan dari
proses sosialisasi.

5. Herbert Spencer

Herbert Spencer adalah seorang ahli filsuf yang berasal dari Inggris. Ia terlahir pada
27 April 1820 dan wafat pada 8 Desember 1903 di Brighton dan Hove. Sebagai pakar ilmu
sosial, salah satu teori yang paling fenomenal adalah tentang evolusi sosial.

2
Dalam evolusi sosial Spencer menggambarkan bahwa kehidupan manusia ini akan
berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu tanpa adanya percampuran tangan pakar
yang hanya merusak tatanan hidup manusia itu sendiri. Spencer kembali menagaskan
bahwa masyarakat haruslah dibairkan sendiri dengan dorongan institusi sosial untuk
berusaha menggali berbagai perpacahan serta mengenalikan beberapa pelanggarakan yang
merusak keteraturan sosial.Akibat pandangan inilah pada akhirnya Spencer dijuluki
sebagai darwinis sosial lantaran ia mempertahankan kaidah tentang liberalism kehidupan
yang dianutnya.

6. Ibnu Kaldun

Ibnu Kaldun adalah pakar ilmu sosial yang pertamakali di dunia. Ia lahir pada 27 Mei
1332 di Tunisia dan meninggal pada 17 Maret 1406 di Kairo, Mesir. Nama asli Ibnu
Kaldun adalah Abu Zayd ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami.

Salah satu teori dalam sosiologi klasik yang paling mashur dalam pemirannya ialah
tentang perubahan kekuasaan ekternal dan manusia. Yang mana pada intinya, manusia
berkembang dari masyarakat tradisional yang mencukupi kebutuhan primer kemudian
dalam upaya mempertahankan dan apabila setelah terepnuhi manusia berfikir untuk hidup
bersolidaritas

2. Asumsi- Asumsi Teori Klasik Mengenai Perdagangan Internasional

Asumsi-asumsi teori klasik yang menonjol dalam perdagangan internasional antara


lain adalah sebagai berikut :

1. Teori Nilai Atas Dasar Tenaga Kerja (Labour Theory of Value). Kaum klasik berasumsi
bahwa nilai suatu barang bergantung pada jumlah tenaga kerja, dalam jam / hari kerja,
yang diperlukan untuk membuat barang tersebut. Asumsi ini sudah jelas tidak realistik
meskipun teori nilai berdasarkan tenaga kerja ini sudah tidak terpakai lagi. Hal ini tidak
berarti bahwa teori klasik lalu menjadi tidak bermanfaat. Maksud dan tujuan penggunaan
asumsi ini yaitu untuk menetapkan besarnya biaya produktif relatif. Jika dibandingkan
dengan teori modernpun, juga tetap memakai biaya produktif relatif untuk menetapkan
barang apa yang menguntungkan untuk diimpor meskipun perhitungan biaya produktif
relatif tidak lagi didasarkan hanya pada biaya tenaga kerja saja.

3
2. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter. Ahli-ahli ekonomi klasik pada dasarnya
menganggap bahwa masalah moneter adalah masalah yang tidak begitu penting
dibandingkan masalah-masalah yang berkaitan dengan barang dan jasa. Bagi ahli ekonomi
klasik, uang hanyalah merupakan cadangan yang menutupi hubungan-hubungan ekonomi
yang sebenarnya walaupun dalam jangka pendek unsur moneter menduduki peranan yang
sangat penting.

3.Tidak ada perubahan teknologi. Menurut David Ricardo, biaya komparatif tidak akan
pernah berubah karena adanya pengembangan teknologi ataupun karena adanya
pembagunan ekonomi.

4. Biaya transportasi teknologi. Dengan asumsi bahwa biaya transportasi adalah nol, kaum
klasik memperkirakan secara berkelebihan (overestimate) manfaat yang dipetik dari
perdagangan antar negara. Dalam kenyataan biaya transportasi akan meningkatkan harga
barang yang diperdagangkan, sehingga keuntungan akan menurun. Dan dalam haltertentu
bahkan dapat menghilangkan kesempatan untuk berdagang.

5. Distribusi pendapatan tidak berubah (konstan). Asumsi ini menyatakan bahwa apabila
distribusi pendapatan tidak berubah, kerja penuh (full employment) yang mungkin apabila
mereka dapat berpindah pekerjaan dengan mudah dan cepat, maka perdagangan akan
memberikan manfaat bagi siapapun juga. Akan tetapi, apabila kedua asumsi ini tidak
terpenuhi, maka perdagangan antar negara dan antar bangsa dapat mengakibatkan
distribusi pendapatan yang memburuk yang menimbulkan kesengsaraan dan
bertambahnya pengangguran Sumber Daya Manusia.

6. Biaya produksi yang konstan. Menurut kaum klasik, biaya produksi adalah selalu konstan
per satuan output, jadi tidak berubah dengan bertambahnya output. Dengan demikian,
berapapun suatu negara menghasilkan barang X, biaya, dan juga per satuannya adalah
tetap. Sebagaimana yang lain-lain, anggapan ini juga kurang realistik. Pada umumnya
berubahnya output akan mengubah biaya per satuan output- nya, berhubung dengan
semakin besar output-nya berbagai kesulitan juga akan muncul dalam berbagai macam,
antara lain bottleneck, inefisiensi, birokrasi negatif, ekonomi biaya tinggi (high cost
economy) dan lain-lain.

4
3. Kelemahan Teori klasik Perdagangan Internasional

Berikut ini beberapa kelemahan teori klasik perdagangan internasional yaitu:

1. Tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang/ produk sejenis
walaupun fungsi faktor produksi.

2. Teori ini mengataka perdagangan inetrnasional dapat terjadi karena adanya perbedaan
efisiensi dan produktivitas→perbedaan harga antara 2 negara.

3. Jika pada poin pertama terjadi kesamaan anatar 2 negara→tentu tidak ada perdangan
internasional.

4. Apa Itu Teori Klasik Dalam Perdagangan Internasional

Pada akhir abad XVII, berbagai ide baru bermunculan dan berkembang. Perubahan
yang terjadi setelah surutnya merkantilisme bukanlah pad aide dasar atau pokoknya, yaitu
kekuasaan dan kemakmuran, tetapi pada metode pendekatan dan metode yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Unsur-unsur pokok kebijakan
merkantilisme yang tidak dipakai lagi adalah yang berkaitan dengan pernanan logam
mulia, peraturan-peraturan dalam perdagangan (luar negeri) dan ide ekonomi berdikari.

Teori klasik dalam perdagangan internasional dimulai dengan kritik Adam Smith
terhadap kebijakan ekonomi yang dilaksanakan oleh golongan merkantilis. Salah satu
kritik yang dipakai oleh Adam Smith adalah kritik David Hume yang dikenal dengan
price spiece flow mechanism. Kritik Adam Smith lainnya adalah menyangkut peranan
pemerintah dalam perdagangan internasional. Menurut Adam Smith, campur tangan
pemerintah dalam bidang ekonomi seharusnya tidak perlu dilakukan karena akan
menyebabkan timbulnya kekacauan dalam roda perekonomian. Jadi, di dalam negeri
Adam Smith menyarankan Laisses Faire, sedangkan ke luar negeri yaitu menyangkut
perdagangan internasional. Adam Smith juga menganjurkan dilakukannya perdagangan
bebas.

Di samping kritikannya yang tajam pada pendapat golongan merkantilisme, Adam


Smith juga mengajukan gagasan orisinilnya, yaitu berkaitan dengan penjelasan mengapa
beberapa negara melakukan perdagangan internasional dan gagasan menyangkut usaha

5
melempar surplus produksi ke negara lain karena dilakukannya suatu spesialisasi. Gagasan
pertama dikenal dengan gagasan tentang keuntungan absolut, sedangkan gagasan kedua
dikenal dengan teori pelemparan surplus.

Gagasan Adam Smith ini selanjutnya dikembangkan dan diperdalam serta


disempurnakan oleh David Ricardo dan John Stuart Mill. Pendapat David Ricardo dan
John Stuart Mill pada prinsipnya menyatakan bahwa perdagangan internasional sulit
terjadi jika dasarnya adalah keuntungan mutlak / absolut. Mereka menemukan
gagasan yang sampai saat ini masih tetap relevan, yaitu bahwa negara-negara
melaksanakan perdagangan internasional karena masing-masing negara memiliki
keuntungan dan biaya komparatif. Teori klasik kemudian dijabarkan dengan memakai
berbagai asumsi, namun tidak semua asumsi yang dipakai adalah realistik. Namun
demikian, usaha penjelasan teori klasik tentang mengapa negara-negara melakukan
perdagangan internasional dan apa saja manfaatnya, telah memberikan berbagai alternatif
dan implikasi untuk pengkajian lebih lanjut.

5. Apa Yang Dimaksud Comparative advantage dan Absolut Advantages Dalam Teori
klasik.

1. Comparative Advantage

Adam Smith merupakan orang yang mengemukakan teori keunggulan mutlak. Ia


berpendapat bahwa teori keunggulan mutlak dijelaskan sebagai kondisi dimana suatu
negara dapat menghasilkan atau memproduksi barang atau jasa lebih banyak dibandingkan
dengan para pesaingnya dengan mengeluarkan biasa yang lebih rendah dalam produksinya
sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar Negara dapat dikatakan mempunyai
keunggulan mutlak apabila dapat menghasilkan sesuatu yang tidak dapat dihasilkan negara
lain. Sebagai contoh Jepang adalah negara yang memproduksi mobil dalam jumlah besar
dengan merk-merk ternama seperti Honda, Suzuki, dan lain-lain. Dalam hal ini, Jepang
memiliki keunggulan mutlak dalam produksi mobil-mobil bermerek tersebut karena di
negara lain tidak dapat menghasilkannya.

2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

6
Teori ini dikemukakan oleh seorang bernama David Ricardo. Teori ini muncul untuk
mengatasi kelemahan dalam teori keunggulan absolut dimana negara yang tidak memiliki
keunggulan absolut berbeda nasibnya dibandingkan dengan negara yang memiliki
keunggulan absolut. Menurutnya, negara yang tidak memiliki keunggulan absolut tetap
dapat berkontribusi dalam perdagangan internasional dengan cara melakukan spesialisasi
pada produk-produk yang dihasilkan di negara tersebut. Selain itu, keunggulan komparatif
akan muncul ketika negara dapat memproduksi barang atau jasa dengan mengeluarkan
biaya tenaga kerja yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain

Anda mungkin juga menyukai