Anda di halaman 1dari 29

NAMA : MUHAMMAD FADHIL ARDIANSYAH

NIM: 19102028

PRODI: ILMU PEMERINTAHAN

MATA KULIAH : TEORI PEMBANGUNAN

081275851575 &
MUHAMMADFADHILARDIANSYAH@GMAIL.COM
PETA KONSEP BAB 3

TEORI KETERGANTUNGAN (1)


:PARAPENDAHULU NYA

KESIMPULAN
SERBA SEDIKIT TENTANG
TEORI STRUKTURAL

RAUL PREBISCH: INDURSTRI


PERDEBATAN TTG SUBTITUSI IMPOR
IMPERIALISME DAN
KOLONIALISME

PAUL BARAN : SENTUHAN YANG


MEMATIKAN KRETINISME
BAB 3

 TEORI KETERGANTUNGAN (1) :

PARA PENDAHULU NYA

 SERBA SEDIKIT TENTANG TEORI STURKTURAL

Teori sturktural sebenar nya merupakan teori teori yang memakai pendekatan
sturktural. Pendekatan ini :

Menekankan lingkungan material manusia , yakni organisasi


kemasyarakatan beserta system imbalam imbalan material yang di
berikan nya , perubahan perubahan pada lingkungan material manusia
termasuk perubahan perubahan teknoogi. Ligkungan material ini di
anggap sebagai factor yang lebih penting dari pada keadaan psikologi
dan nilai niai kemasyarakatan yang ada dalam mempengaruhi tingkah
laku manusia.
Dengan demikian , dalam menjjelaskan tingkah laku manusia dan
gejala atau proses social yang terjadi , teori sturktural mencari factor factor
lingkungan material manusia sebagai factor yang menyebabkan nya.

Teori structural sering kali di dianggap bersumber pada teori teori yang
di lontarkan oleh karl marx , terutama teori nya tentang bangunan bawah atau
base , dan bagnunan atas atau superstructure . Marx menyatakan bahwa
kondsi material merupakan sumber dari kesadaran dan tingkah laku manusia.
Kondisi material yang ada dalam sebuah masyarakat nyata anara lain adalah
system produksidan distribusi sumber alam yang ada. Kodisi material ini
menentukan system social , system politik , system budaya manusia .

Meskipun di dasar kan pada teori marx, sama sekali ini tidak berarti
bahwa teori toeri pembangunan yang di lahirkan oleh teori structural mengikuti
pendapat pendapat marx.

Dalam sebuah karya nya , marx dan engels pernah menyatakan bahwa
masa depan dari negara negara yang terbelakang dapat di lihat pada negara
negara yang sudah maju. Ini berarti bahwa , seperti hal nya teori modernisasi,
marx dan engels mengikuti juga pandangan perkembangan uniliner dari
proses pembangunan negara ngara di dunia ini . negara gegara yang
sekarang terbelakang di masa depan akan seperti negara negara maju
sekarang.

Mark dan engels menjelaskan sebagai berikut : melalui kemajuan


teknologi dalam segala bidang , maka teknik produksi akan menjadi ssemakin
canggih dan murah. Juga teknologi komunikasi makin berkembang, sehingga
tidak bisa di hindari terjadinya hubungan antara negara negara maju dan
negara negara berkembang . barang barang murah dari negara negara maju
tidak mampu di tolak oleh negara negara terbelakang yang teknik produksi
nya masih ketinggalan jaman . karena itu , semua negara akan terpakasa
memakai cara berproduksi kaum borjuis.
Pendeknyaa, bagi mark dunias di luar benua eropa dan dunia amerika
adalah yang kuno ,statis , ketinggalan jaman ,dan tidak ada dinamika apa apa
ini di tuangkan dalam konsep yang dikenal dengan cara produksi asia.

Karena itu , salah satu kelompok teori yang tergolong dalam teori
struktural , yakni teori keterganatungan lahir dari dua induk , induk yang
pertama adalah seorang ahli teori liberal : raul rebisch . induk kedua adalah
teori teori marxis tentang imperialism dan kolonialisme serta seorang marxis
yang merevisi pandangan marxis tentang cara produksi asia, yaktni paul
baran. Para dua induk ini adalah para pemikir pendahulu teori ketergantungan.

1. Raul prebisch : industry subsitusi impor .

Raul prebisch adalah seorang ahli ekonomi liberal, yang menjadi


sekertaris eksekutif sebuah lembaga PBB yang didirikan pada tahun 1948 di
Santiago de chile . lembaga ini di kenal dengan nama ECLA atau Economic
Commission for Latin America . sebelumnya , antara tahun 1935 sampai 1943,
prebisch adalah presiden direktur bank sentral argentina. Karena itu, Raul
prebischBanyak bergumul dengan dampak masa depresi besar pada tahun
1930 an. Pada tahun 1950 Raul prebisch menjadi presiden direktu ECLA.
Perhatian nya tertuju pada persoalan yang di uraikan di atas: mengaa negara
negara yang melakukan spesialisasi di bidang industry menjadi negara negara
yang kaya , sedangkan mereka yang memilih pertanian tetap saja miskin.
Pada tahun 1950, Raul prebisch menertibkan karya nya yang berjudul
the Economic Devlopment of Latin America and its Principal Problem. Karya
ini , yang di anggap sebagai karya pertama dari teori ketergantungan,
kemudian di kenal sebagai Manifesto ECLA. Pada karya tersebut , Raul
prebisch seperti di kutib oleh blomstrom & hettne.

barang industry . barang barang industi menjadi semakin mahal di


bandingkan dengan barang barang hasil pertanian . akibatnya, terjadi deficit
pada neraca perdagangan negara negara pertanian apabila mereka
berdagang negara negara indstri , dan deficit ini semaki lama semakin besar.

Lain hal nya dengan barang industi . kenaikan dalam pendapatan akan
mengakbatkan juga kenaikan pada konsumsi barang barang industry. Karena
itu kenaikan pendapatan di negara negara industry tidak akan menaikan
secara berarti impor barang barang pertanian dari negara negara pinggiran.
Tapi, kenaikan pendapatan di negara negara pinggiran akan menaikan secara
berarti impor dari negara negara industry di pusat. Ini memperbesar jumlah
ekspor dari negara pusat ke negara pinggiran.

Selain itu , karna kemakmuran yang makin meningkat di negara negara


industry , serta kekuatan politik dari kaum buruh nya, tingkat upah para buruh
nya juga meningkat. Ini menaikan harga jual barang barang industry, karena
ongkos buruh nya yang semakin mahal, sementara harga barang barang hasil
pertanian relative tetap. Akibatnya , nilai uang yang di peroleh negara negara
pusat dari hasil ekspor nya akan meningkat.

Kedati demikian , perlu di catat bahwa publisch atau ECLA tidak


menganjurkan ekonomi yang di pimpin oleh negara , seperti yang terjadi di
negara negara sosialis sebelum terjadi nya perubahan pada tahun 1990. Teori
pembangunan yang di kembangkan di ECLA menolak ekonomi terpimpin
maupun ekonomi liberal yang memboleh kan segalanya . ekonomi pasar
harus di pertahan kan , tetapi melalui pengarahan dari negara . dengan
demikian dapat di katakan bahwa teori ECLA sedikit banyak di pengaruhi oleh
teori Keynes, dengan arti teori ini menolak system ekonomi liberal di mana
negara harus benar benar tidak iut campur, kecuali penjaga kemurnian system
pasar.

2. Perdebatan tentang imperialism dan kolonialisme.


Pemikiran orang tentang imperialism dan kolonialisme bergumul
dengan pertanyaan : mengapa bangsa bangsa di eropa melakukan ekspansi
keluar dan menguasai bangsa bangsa lainnya , baik secara politis maupun
secara ekonomis. Apa yang menjadi dorongan utama nya ?

Ada 3 kelompok teori yang memberikan jawaban terhadap pertanyaan


ni , yaitu :

 Kelompok teori yang menekankan pada idealisme manusia dan


kinginan nya untuk menyebarkan agama tuhan , untuk menciptakan
dunia yg lebih baik ,
 Kelompok teori yang menekankan pada kehausan manusia
terhadap kekuasaan , untuk kebesaran pribadi maupun kebsesaran
negaranya dan rakyat nya.
 Kelompok teori ang menekan kan pada keserakahan manusia, yg
selalu berusaha untuk mecari tambahan kekayaaan , yang di kuasai
kepentingan ekonomi.

Marilah kita bahas kelompok teori ini satu persatu :

2.1 TEORI GOD

Kelompok teori yang pertama yang di bahas adalah TEORI GOD.


Karena isinya lebih sederhana . karena pada dasar nya menyatakan
bahwa motivasi utama dari orang orang eropa untuk mengarungi
samudra dan bertualang di negara negara lain adalah untuk
menyebarkan agama.

2.2 TEORI GLORY

Kelompok teori yang kedua yang di bahas adalah TEORI GLORY .


karena membahas bahwa golongan utama bukan dari imperialism dan
kepentingan agama , melainkan kehausan akan kekuasaan dan
kebesaran.

2.3 TEORI GOLD

Kelompok teori yang ketiga yang di bahas adalah TEORI GOLD. Atau
kelompok teori yang menjelaskan imperialisme dan kolonialisme melalui
motivsasi keuntungan ekonomi . salah satu buku klasik tentang
imperialism yang termasuk kedalam kategori ini di tulis oleh JOHN A.
HOBSON , dengan judul imperialism: A study . dimulai dengan buku
ini , pesoalan imperialisme menjadi bahan diskusi.

3. Paul baran : sentuhan mematikan dan kretinisme.

Seperti di katakana sebelumnya , paul baran adalah seorang pemikir


marxis yang menolak undangan marx tentang pembangunan di negara
negara dunia ketiga. Bila marx mengatakan bhwa sentuhan negara negara
kapitalis maju kepada negara negara pra kapitalis yang terbelakang akan
membangunkan ngara negara yang terakhir ini umtuk berkembang seperti
negara negara kapitalis di eropa, baran berpendapat lain. Baginya sentuhan
ini mengakibatkan negara negara pra kapitalis terhambat kemajuan dan akan
terus hidup dalam ketebelakangan.

Mengapa negara negara yang menjadi imperialism tidak bisa


mengembangkan dirinya , berbeda dengan kapitalisme yang menggejala di
negara negara pusat dulu? Menurut baran kapitalsme di negara negara ousat
bisa berkembang karena danya tiga syarat :
 Meningkatnya produksi di ikuti dengan tercabutnya masyarakat
petani dari pedesaan.
 Menikatnya produksi komoditi dan terjadinya pembagian kerja
mengakibatkan sebgian orang menjadi buruh yang menjual tenaga
kerja nya sehingga sulit menjadi kaya , dan sebgian menjadi majikan
yang mengumpulkan harta.
 Mengupulnya harta di tangan para pedagan dan tuan tanah.

Factor ketiga itu lah yang di mungkinkan di eropa.

Negara negara duia ketiga yang pra kapitalis yang pada dasarnya
merupakan negara negara yang menganut system feudal. Dalam site mini
kalua dia berkembang secara wajar , meskipun lamban terjadi kemajuan
kemajuan. Ini membukikan bahwa negara negara dunia ketiga juga
mengalami proses yang melahir kan kapitalisme . pandangan ini berbeda
dengan pandangan marx yang mengatakan bahwa di negara negara bukan
eropa “cara prodksi asia” yang berlainan dengan sitem feudal eropa.

Yang di rugikan adalah para usahawan di negara tersebut. Masuk nya


barang barang tersebut yang di bawa pedagan pedagan asing ini, tentunya
akan mempersempit pasar dalam negri bagi indusri nasionalnya.

Usaha yang meminta proteksi dari pemerintah nya biasa nya gagal
karena macam macam alasan . :

(1) Bila proteksi di berikan , baarang barang industry mewah


yang biasa nya di konsumsi oleh tuan tanah dan para pejabat
tinggi pemerintah menjadi mahal.
(2) Penjualan produk pertanian mungkin akan mengalami
hambatan . ini akan merugikan bagi tuan tanah , para pejabat
tinggi , dan pedagang yang biasa nya terjadi keuntungan di
internasioanlisasi pedagan ini .

Oleh karena itu , negara yang menjadi korba imperialisme ini cendrung
memperyahan kan pertaniannya , sementara barang barang industry
mereka impor . apa yan mereka peroleh dari barang impor akan di
belanjakan lagi untuk barang barang insdustri dan mewah yang
menurut prebisch nilai tukar nya terus meningkat terhadap barang
pertanian , maka proses penyusutan barang modal terjadi.

 Kesimpulan

Pada bagian ini di bahsa teori teori yang merupakan pendahulu bagi
munculnya teori ketergantungan , teori ini memakai pendekatan structural ,
karena itu , teori itu dapat di golongkan ke dalam teori structural.
PETA KONSEP BAB 4

PEMBANGUNAN SEBAGAI STUDI


INTERDISIPLINER

TEORI KETERGANTUNGAN MEMBANTAH TEORI TEORI KETERGANUNGAN : PEMBANGUNAN


KETERGANTUNGAN:INDUSTRIA KRITIK DAN POLEMIK SELANJUT
KLASIK LISASI DI NEGARA PINGGRAN NYA FAKTOR
MANUSIANYA
ANDRE GUNDER FRANK :
PEMBANGUNAN KETERBELAKANGAN

KRITIK
PACKENHAM
PENELITIAN
CASE_DUNN

KOMENTAR
CARDOSO
THEOTONIO DOS SANTOS:
MEMBANTAH FRANK

PENDEKATAN KESELURUHAN LAWAN PENDEKATAN


KASUSUS

FAKTOR EKSTERNAL LAWAN INTERNAL

ANALISIS EKONOMI LAWAN ANALISIS SOSIOPOLITIK

KONRADIKSI SEKTORAL/RAGIONAL LAWAN


KONTRADIKSI KLAS

KETERBELAKANGAN LAWAN
PEMBANGUNAN

VALUNTARISME LAWAN DETERMINISME


BAB IV
TEORI KETERGANTUNGAN (2) :
INTI PEMIKIRAN NYA

 TEORI KETERGANTUNGAN

Teori ketergantungan atau di kenal dengan teori depedensi bahasa inggrisnya


Dependency Theory, adalah salah satu teori yang melihat permasaalahan
pembangunan dari sudut Negara Dunia Ketiga. Menurut Theotonio Dos Santos,
Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara–
negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan
ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu hanya berperan
sebagai penerima akibat saja.

Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan


antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan
berbangsa di dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran. bahwa teori dependensi
mewakili "suara negara-negara pinggiran", untuk menantang
hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari
negara maju.

Seperti yang di uraikan pada bab sebelumnya, Teori ketergantungan


mempunyai dua induk. induk pertama adalah teori-teori imperalisme dan
kolonalisme, baik marxis maupun bukan. Induk kedua datang dari studi- studi
empiristentang pembangunan di negara-negara pinggiran.

WARISAN PEMIKIRAN
Prebisch mengkritik ke usangan konsep pembagian kerja secara internasional
yaitu Internasional Division of Labor (IDL). menurut Presbich IDL lah yang menjadi
sebab utama munculnya masalah pembangunan di Amerika Latin. Adanya teori
pembagian kerja secara internasional (IDL), yang didasarkan pada teori keunggulan
komparatif, membuat negara-negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya.

Oleh karena itu, negara-negara di dunia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu


negara-negara center atau pusat yang menghasilkan barang industri dan negara-
negara pheriphery/pinggiran yang memproduksi hasil-hasil pertanian. Keduanya
saling melakukan perdagangan, dan menurut teori ini, Negara-negara center yang
melakukan spesilisasi pada industri menjadi kaya, sedangkan negara pengirian
(pheriphery) tetap saja miskin, Padahal seharusnya kedua negara sama kaya karena
perdagangannya saling menguntungkan.

Analisis Raul Prebisch terhadap kemiskinan negara pingiran :

 Terjadi penurunan nilai tukar komoditi pertanian terhadap


komoditi barang industri. Barang industri semakin mahal dibanding hasil
pertanian, akibatnya terjadi defisit pada neraca perdagangan negara pertanian
bila berdagang dengan negara industri.

 Negara-negara industri sering melakukan proteksi terhadap


hasil pertanian mereka sendiri, sehingga sulit bagi negara pertanian untuk
mengekspor ke sana (memperkecil jumlah ekspor negara pinggiran ke pusat).

 Kebutuhan akan bahan mentah dapat dikurangi dengan


penemuan teknologi lama yang bisa membuat bahan mentah sintetis, akibatnya
memperkecil jumlah ekspor negara pinggiran ke negara pusat.
 Kemakmuran meningkat di negara industri menyebabkan
kuatnya politik kaum buruh. Sehingga upah buruh meningkat dan akan menaikan
harga jual barang industri, sementara harga barang hasil pertanian relatif tetap.

Solusi yang ditawarkan Raul Prebisch

Presbich berpendapat negara-negara yang terbelakang harus melakukan


industrialisasi, industrialisasi ini dimulai dengan Industri Substitusi Impor (ISI). ISI
dilakukan dengan cara memproduksi sendiri kebutuhan barang-barang industri yang
tadinya di impor untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyedian devisa negara
untuk membayar impor barang tersebut.Pemerintah berperan untuk memberikan
proteksi terhadap industri baru.

Ekspor bahan mentah tetap dilakukan untuk membeli barang-barang modal


(mesin-mesin industri), yang diharapkan dapat mempercepat indrustrialisasi dan
pertumbuhan ekonomi. Bagi Presbich campur tangan pemerintah merupakan
sesuatu yang sangat penting untuk membebaskan negara-negara pinggiran dari
rantai keterbelakangannya.

PAUL BARAN

Paul baran adalah seorang pemikir Marxisme yang menolak pandangan Marx


tentang pembangunan dinegara-negara dunia ketiga. Bila Marx mengatakan bahwa
sentuhan negara-negara kapitalis maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang
terbelakang akan membangunkan negara-negara yang terakhir ini untuk
berkembang, seperti negara-negara kapitalis di Eropa.

Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini akan mengakibatkan negara-


negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan terus hidup dalam
keterbelakangan. Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran
menyatakan bahwa perkem
bangan kapitalisme di negara-negara pinggiran, Di negara pinggiran sistem
kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme. Orang yang dihinggapi penyakit ini
tetap kerdil dan tidak bisa besar.

 Menurut baran kapitalisme di negara-negara pusat bisa berkembang karena


adanya tiga prasyarat:
 Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masarakat petani di
pedesaan.
 Meningkatnya produksi komoditi da terjadinya pembagian kerja
mengakibatkan seb
agian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi
kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.
 Mengumpulnya harta di tangan para pedagang dan tuan tanah.

 BENTUK-BENTUK KETERGANTUNGAN

Dos Santos, menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:

1). Ketergantungan Kolonial

 Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran.


 Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara
pusat.
 Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat.
 Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerja
sama dengan pengusaha lokal.

2). Ketergantungan Teknologis-Industrial


 Bentuk ketergantungan baru.
 Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah
untuk negara pusat.
 Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran
dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.

3). Ketergantungan Teknologis-Industrial

 Bentuk ketergantungan baru.


 Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah
untuk negara pusat.
 Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran
dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.

I. TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK

1. Andre gunder frank : pembangunan keterbelakangan

Frank adalah adalah seorang ahli ekonomi amerika dia mengungkapakan bahwa
keterbelakangan bukanlah suatu kondisi ilmiah dari sebuah masyarakat.bukan juga
masyarakat itu kekurangan modal. Keterbelakangan merupakan sebuah proses
ekonomi, politik dan sosial yang terjadi akibat globalisasi dari sistim kapitalisme.
Keterbelakangan dinegara-negara pinggiran (disebut sebagai negara satelit) akibat
langsung dari terjadinya pembangunan dinegara-negara pusat (frank negara-negara
metropolis).
            Frank dalam teorinya mengembangkan teori tentang konsep prebisch tentang
negara-negara pusat dan pinggiran, yang disebutkan sebagai negara-negara
metropolis dan negara-negara satelit.tetapi kalau prebisch, terutama berbicara
tentang aspek ekonomi persoalan ini yakni ketimpangan nilai tukar, frank lebih
berbicara tentang aspek politik dari hubungan ini, yakni hubungan politis (dan
ekonomi) antara modal asing dengan kelas-kelas yang berkuasa di negara-negara
satelit.

 Menurut teori frank. Ciri- ciri perkembangan dari kapitalisme satelit adalah:
 kehidupan ekonomi yang tergantung
 terjadinya kerja sama antara modal asing dengan kelas-kelas yang berkuasa
dinegara-negara satelit, yakni para pejabat pemerintah, kelas tuan tanah dan
pedagang.
 Terjadinya ketimpangan antara yang kaya (klas yang dominan yang
melakukan ekploitasi) dan yang miskin (rakyat jelata yang di eksploitir) di
negara- negara satelit.

Atas dasar tesis diatas, frank menolak pendapat kaum marxis yang menganut
teori pentahapan refolusi yakni bahwa kalau masyarakat tersebut masyarakat feodal,
perlu ada refolusi borjuis dulu yang akan melahirkan masyarakat kapitalis, sebelum
menjalankan refolusi sosial.

Menurut frank, negara-negara satelit merupakan negara kapitalis. Karena itu,


perubahan yang diperlukan adalah yang langsung menuju sosialisme. Jadi bagi
frank, keterbelakangan hanya bisa diatasi melalui refolusi, yakni refolusi yang
melahirkan sistim sosialis.
2. Theotonio Dos Santos : Membantah Frank.

Dos santos adalah orang yang memberikan definisi ketergantungan yang banyak
dikutif. Dalam definisinya terungkap bahwa, negara-negara pinggiran atau satelit pada
dasarnya hanya merupakan bayangan dari negara pusat atau metropolis. Bila negara
pusat yang menjadi induknya negara berkembang, negara satelis juga bisa ikut
berkebang, bila negara induknya mengalami krisis, satelitnya pun kejangkitan krisis.
Sangat berbeda dengan konsep frank yang telah di tulis diatas. Bagi frank hubungan
negara metropolis selalu berakibat negatif bagi negara satelit. Tidak mungkin ada
perkembangan dinegara satelit, selama negara ini masih berubungan dengan
menginduk kepada negara metropolis. Dengan demikian meskipun frank dan dos santos
merupakan tokoh dari teori ketergantungan keduanya berbeda dengan beberapa hal.

Dos santos membedakan tiga bentuk ketergantungan yakni:

1. Ketergantungan kolonial. Disini terjadi domistik politik dalam bentuk penguasaan


kolonial atau penjajahan, dari negara pusat atau negara pinggiran. Kegiatan
ekonomi yang utama adaah perdagangan dari hasil bumi yang di butuhkan oleh
negara penjajah.

2. Ketergantungan finansial atau industrial. Disini tidak ada dominasi politik dalam


bentuk penjajahan. Negara pinggiran secara politis merdeka. Tetapi dalam
kenyataannya, negara pinggiran ini masih dikuasai oleh kekuatan kekuatan
finansial dan industrial dari negara pusat, sehingga praktik ekonomi pinggiran
merupakan satelit dari negara pusat.
3. Ketergantungan finansial industrial, ini adalah bentuk ketergantungan baru.
Kegiatan ekonomi dinegara pinggiran tidak lagi berupa bahan ekpor baahan
mentah untuk keperluan industri dinegara pusat.

II. MEMBANTAH TEORI KETERGANTUNGAN : INDUSTRIALISASI DI


NEGARA PINGGIRAN

Salah satu kritik yang tentang kemungkinan pertumbuhan ekonomi melalui


industrialisasi dinegara-negara pinggiran, Kritik ini mengarah pada sebuah pemikiran
paul dan frank yang menyatakan bahwa proses industrialisasi akan dihambat karena
elite yang dominan di negara pinggiran yakni tan tanah dan para pedagang, akan
lebih diuntung kan bila barang-barang industridiperoleh melalui imfor luar negeri.

Cardoso pada tahun 1972 telah menulis bahwa gejala pembangunan dan


gejala ketergantungan masih berjalan seiring. Dalam artikelnya, ia menamakan
gejala pembangunan dalam ketergantungan ini sebagai associated dependen
develovment atau pembangunan yang tergatung yang hnya terikut sertaan.

Cardoso menjelaskan gejala ini disebabkan oleh perubahan bentuk


ketergantungan. Ketergantungan yang klasik didasarkan pada eksploitasi pada
bahan mentah. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, produksi bisa dilakukan
dimana saja, sementara perusahaan induk (yang menjadi perusahaan multinasional)
tidak kehilangan kontrol terhadap teknologinya melalui sistim paten. Oleh karena itu
produksi dapat dilakukan dinegara-negara pinggiran.

Kebijakan produksi melalui bia masuk yang mahal dan cara-cara lain
membuat perusahaan perusahaan ini harus menanam modalnya dinegara tersebut
supaya dapat merebut pasar dalam negeri yang ada. Maka perusahaan-perusahaan
multi nasional ini menjadi pendorong dan pelaku bagi bagi terjadinya proses
industrialisasi dinegara-negara pinggiran.

Penganut teori ketergantungan yang lain Evans menyatakan bahwa


pembangunan dan idustrialisasi memang terjadi secara berhasil dibeberapa negara
pinggiran. Dia juga menyatakan bahwa pada mula modal asing yang masuk
dinegara-negara pinggiran hanya mengurus bahan mentah dan menjual barang
industri mereka. Industrinya sendiri dibangun dinegara pusat, karena, industri itu
dibangun dinegara pinggiran resikonya terlalu tinggi bagi industriawan pusat untuk
tidak kehilangan kontrol terhadap pabrik-pabriknya.

Evans menyebut sebagai proses devendent development, atau pembangunan


dalam ketergantungan. Proses ini berbeda dengan proses ketergantungan klasik
yang terjadi sebelumnya, pada priode pembangunan dalam ketergantungan
dinegara-negara pinggiran terjadi pembangunan dan industrialisasi, dimana kaum
borjuasi lokaldilibatkan secara aktif. Pada priode ini juga muncul prusahaan-
prusahaan multinasional raksasa.
Dengan demikian lahirlah apa yang disebut oleh Evans sebagai Aliansi Tripel, yakni
kerja sama antara:

1. modal asing
2. pemerintah dinegara pinggiran yang bersangkutan
3. borjual lokal.
Modal asing melalui perusahaan-perusahaan multi nasional raksasa,
melakukan investasi dinegara pinggiran tersebut. Pemerintah lokal, yang
membutuhkan modal, teknologi dan akses kedalam pasar dunia untuk bisa
menyelenggarakan pembangunan dinegaranya, membutuhkan bantuan perusahaan
multi nasional ini. Agar tidak di tuduh menjadi alat dari modal asing, borjuasi lokal
harus disertakan. Dengan demikian, pemba
ngunan tidak sepenuhnya ada ditangan modal asing.

Kerjasama antara pemerintah lokal dan modal asing bersifat kerja sama
ekonomi, dalam arti bahwa kerja sama tersebut memang diperlukan bila negara itu
ingin mendorong terjadinya proses industrialisasi. Sedangkan kerja sama antara
pemerintah dan borjual lokal bersifat politis, dalam arti tujuan kerja sama tersebut
terutama adalah untuk mendapatkan legitimasi politik. Supaya pemerintah tersebut
dapat diterima sebagai negara nasional yang  memperjuangkan kepentingan bangsa.

Demikianlah evans memberikan ciri dari apa yang disebutkan sebagai pemba
ngunan dalam ketergantungan , lengkap dengan analisis tentang aliansi tripelnya.
Kalau ketergantungan klasik dihubungkan dengan negara-negara yang lemah,
pembangunan dalam ketergantungan dihubungkan degan negara yang kuat. Bahkan
konsolidasi negara hingga menjadi kuat dapat dikatakan menjadi prasarat dapat
terjadinya tahap pembangunan dalam ketergantungan.

Dari para pemikir  teori ketergantungan yang belakangan yang meragukan


tesis ini.dos santos,cardoso, evans dan masih banyak yang lain menyatakan bahwa
ketergantungan tidak selalu berati keterbelakangan. Ketergantungan dan
pembangunan bisa berjalan seiring. dijelaskan sebab, sifat dan keterbatasan dari
pembangunan yang terjadi dalam konteks ketergantungan. Maka keluarlah suatu
kosep cordos associated devendent develovment sedangkan evan mengemukakan
istilah devendent develovment.
III. TEORI KETERGANTUNGAN: KRITIK DAN POLEMIK SELANJUTNYA

            Titik ini hanya sekedar suatu rumusan dari teori-teori yang sudah dibahas.
Pertama teori pembangunan dari para ekonomi liberal beranggapan bahwa keterbe
Lakangan adalah akibat dari kekurangan modal. Kekurangan ini disebabkan oleh
faktor-faktor tradisional yang ada pada masyarakat yang terbelakang itu, serta tingkat
keahlian yang rendah.

            teori ketergantungan pada dasarnya setuju dengan kekurangan modal dan
ketiadaan keahlian sebagai penyebab ketergantungan. Dan faktor penyebabnya
bukan dicari, bukan pada nilai-nilai tradisonal bangsa itu melainkan pada proses
imprealisme dan non-imprealisme yang menyedot surflus modal yang terjadi di
negara-negara pinggiran kepusat.

Maka dari itu penambahan modal dan keahlian yang disuntikkkan begitu saja
kenegara-negara pinggiran tidak akan menolong sebelum struktur ekonomi dan
struktur politik yang dibuat untuk memberikan keuntungan pada modal asing dan
borjuis lokal ini diubah secara radikal.

Salah satu kritik dari klompok teori liberal robert a. Packenham, dia menyebutkan
teori ketergantungan:

1. Teori ketergantungan menekankan aspek internasional dari pembangunan


nasional dinegara-negara amerika latin.
2. Teori ketergantungan mempersoalkan akibat dari politik luar negeri negara-
negara industri terhadap negara-negara pinggiran.
3. Teori ketergantungan membahas proses internal dari perubahan perubahan
dinagara-negara pinggiran dengan mengaitkannya pada politik luar negeri
negara-negara maju
4. Teori ketergantungan menekankan kegiatan sektor suwasta dalam
hubungannya dengan kegiatan dengan prusahaan-prusahaan multi nasional,
disampig pada kegiatan sektor publik seperti bantuan luar negeri dan
deplomasi politik.

Menurut packenham ketergantungan tidak cukup diukur dengan konsep ada atau
tidak adanya gejala tersebut, dia harus diketahui drajatnya, sehingga bisa kita
ketahui apakah sebuah negara mengalami kemajuan, atau kemunduran dalam
tingkat keter
Gantungan . Untung ini perlu dipakai perhitungan kualitatip.

Salah seorang yang melakukan perhitungan kualitatif terhadapkonsep


ketergantungan adalah crishtopher chase dunn(1975) dia mengukur bagaimana
investasi modal asing dan bagaimana ketergantungan pada utang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Menurut teori
ketergantungan investasi modah asing dan ketergantungan pada utang akan
berakibat negatif pada pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pada pemerataan
pendapatan.

Menurut chase dunn, dampak negatif tersebut:

 Akibat investasi asing sumber-sumber alam dinegar pinggiran jadi habis. Laba
dari investasi diangkut keluar negeri.

 Produksi yang berorentasi keluar negeri dan maksudnya perusahaan-


perusahaan multi nasional mengubah struktur ekonomi negara-negara
pinggiran. Struktur ekonomi yang baru ini, akan menghasilkan dinamika
ekonomi yang mengakibatkan keterbelakangan, karena lebih melayani
kepentingan modal asing dan borjuasi lokal yang berkerja sama dengan modal
ini.

 Hubungan anatar elite dinegara pusat dan pinggiran mencegah terjadinya


pembangunan nasional, karena ini akan merugikan epentingan mereka.

Sedangkan menurt chase dunn dampak positif dan negtif dari invstasi asing dan
ketergantungan luar negeri terhadap pemerataan pendapatan terjadi melalui:

1. Kelompok elit dinegara pinggiran memperoleh bagian lebih banyak dari


pendapatan nasional karena kekutannya didukung oleh kekuatan-kekuatan
yang ada dinegara pusat. Maka terjadi ketimpangan pemerataan pendapatan.

2.  adanya modal dan bantuan asing mengakibatkan kenaikan gaji bagi orang-
orang asing yang bekerja diperusahaan asing dan ini mengurangi
ketimpangan –endapatan.

Dari teori tersebut diatas fernando herique cordoso ,yang tidak setuju dengan
usaha mengkuantifikasikan kosep ketergantungan. Dalam pernyataannya dalam
tulisannya ia telah menguraikan yang telah dipersoalkan adalah bagaimana mengerti
proses historis terjadinya keterbelakangan dinegara-negar tersebut.

Ketergantungan tidak hanya bisa dilihat sebagai dominasi dinegara-negara pusat


yang kemudian melalui kekerasan secara langsung ataupun tidak memeras
keuntungan dari negara-negara pinggiran .dengan demikian, “menurut
cardoso ,perbincangan tentang masalah ketergantungan dinegara-negara latin
amerika latin, adalah untung memahami proses terjadinya keterbelakangan”.
Dilihat dari sisinya,yang menjadi ciri dari semua teori ketergantungan adalah yang
menjadi hambatan dari pembangunan bukanlah ketiadaan modal, melainkan
pembagian kerja internasional yang terjadi. Dengan demikian yang menjadikan
faktor-faktor keterbelakangan adalah faktor internal. Dan juaga pembagian kerja
internasional ini diuraikan menjadi  antara dua kawasan, yakni pusat dan
pinggiran.terjadi pengalihan surplus dari negar pinggiran kepusat.

1. Pendekatan keseluruhan melawan pendekatan kasus

Gejala ketergantungan di analisis dengan pendekatan keseluruhannya yang


memberi tekanan pada system dunia . ketergantungan adalah akibat proses
kapitalisme global, di mana negara negara pinggiran kebagian peran sebagai
“pelengkap penyerta saja” . keseluruhan dinamika dan mekanisme kapitalisme
dunialah yang menjadi perhatian pendekatan ini . kasus negara negara yang
ada dari keseluruhan dinamika yang tidak banyak menentukan ‘ cara daso
menekankan bahwa analisis ketergantungan harus merupakan pembicaraan
pada kasus kasus empiris lebih memperhatikan proses yang terjadi di negara
yang tergantung, dari pada proses proses yang terjadi di dalam negara.

2. Factor eksternal melawan internal


Persoalannya , faktor yang paling menentukan dalam proses pembangunan di
negara negara pinggiran.
Sebagaai pengikut Teori ketergantungan beranggapan bahwa faktor
eksternallah yang lebih penting . tentu saja ini tidak berarti bahwa faktor
eksternal tidak berperan. Tetapi faktor eksternal lebih di tekankan seperti
misalnya pada tulisan tulisan frank. Dos santos secara lebih lunak berbicara
mengenai faktor faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembangunan di
negara negara pinggiran . kelompok ke dua menganut teori tergantung lebih
menekankan faktor internal. Cardoso dan faletto 32 menekankan faktor internal.
Reaksi dari tiap tiap negara terhadap pengaruh faktor internal berbeda beda.
Tergantung dari perbedaan aliansi klas yang ada di dalam nya negri masing
masing tersebut. Faktor ini menjadi sangat penting dalam melakukan analisis
tentang gejala ketergantungan.

3. Analisis ekonomi melawan analisis sosiopolitik

Teori ketergantungan dan pemikir pemikir sesudahnya kebanyakan adalah


para ekonomi. Raul prebich sendiri memulainya dengan memakai analisis
ekonomi dab penyelesaian yang di tawarkan juga bersifat murni ekonomi .
Andre Gunder frank juga seorang ekonomi, meskipun analsisnya memakai
disiplin ilmu sosial lain. Dengan demikian teori ketergantungan di mulai
masalah ekonomi dan baru di kembangkan sebagai masalah politik.

Pemikiran tentang teori ketergantungan yang menekankan analisis sosiopolitik


terutama menekankan pembahasan tentang analisis klas , kelompok
kelompok sosial , peran pemerintah di negara negara pinggiran.
4. Kontradiksi sectoral./ragional melawan konradiksi kla

Ini merupakan analisis yang memakai kontradiksi ragional. Sekali lagi, frank
dapat di anggap sebagai tokoh untuk kelompok ini.
Sedangkan kelompok lainlebih menekankan analisis klas seperti, Cardoso,
meskipun perlu di catat bahwa Cardoso selalu mengingatkan bahwa klas yang
ada di pinggiran berbeda. Analisis Cardoso memang selalu meletakkan
masalah dalam konteks di mana masalah itu menggejala.

5. Keterbelakangan melawan pembangunan

Teori ini sering disamakan dengan teori tentang keterbelakangan dunia ketiga.
Ketergantungan selalu berarti keterbelakangan seperti di nyatakan oleh frank .
Para pemikir teori ketergantungan keterbelakangan meragukan tesis ini.
Banyak lagi yang lain menyatakan bahwa ketergantungan ini tidak selalu
keterbelakangan,. Ketergantungan dan pembangunan bisa berjalan seiring.
Yang perlu di jelaskan sebab keterbatasan dari pembangunan yang jadi dalam
konteks ketergantungan.

6. Voluntarisme melawan determinisme

Penganut marxis klasik melihat perkembangan sejarah sebagai suatu yang


deterministic. Masyarakat misalnya pasti, akan berkembang sesuai dengan
tahapannya: dari feodalisme ke kapitaslisme baru kemudian sampai pada
sosialisme,.
Setelah menguraikan teori ketergantungan di atas Blomstron dan hettne
sampai kepada kesimpulan inti yang sama. Inti yang sama ini adalah:

 Yang menjadi hanbatan dari pembangunan bukanlah ketiadaan modal.


Melainkan pembagian kerja internasional yang terjadi.
 Pembagian kerja internasional itu di uraikan menjadi hubungan antara
dua Kawasan yakini pusat dan pinggiran kepusat.
 Akibat pengalihan surplus negara negara pinggiran kehilangan sumber
uatamanya yang di butuhkan untuk pembangunan.
 Sebagai terapinya , teori keuntungan menganjurkan pemutusan
hubungan dengan kapitalisme dunia, mulai mengarahkan dirinya pada
pembangunan yang mandiri. Setelah faktor eksternal disingkirkan
diperkirakan pembangunan akan terjadi melalui proses alamiah yang
memang ada di dalam masyarakat negara pinggiran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai