KELAS F
PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
2022
BAB I
Pendahuluan
Dikutip dari catatan Steve Smith dalam buku The Study of International Relations,
menurutnya, The State of The Art 1 bahwa asal mula dari perkembangan ilmu
hubungan internasional menjadi satu disiplin ilmu sendiri yang baru dimulai sesudah
Perang Dunia I (PD I). Sebelum PD I, terutama merujuk kepada perkembangan di
Eropa umumnya, khususnya di Inggris, kajian hubungan internasional dipelajari secara
terpisah diberbagai cabang ilmu seperti dalam bidang hukum, sejarah, dan falsafah.
Bidang lain yang turut mengkaji ilmu hubungan internasional ketika itu adalah bidang
ekonomi terutama yang berkaitan dengan perdagangan internasional. Pendekatan-
pendekatan dari bebagai bidang ilmu ini tidak cukup memuaskan untuk memahami
intisari hubungan internasional yang sebenarnya. Berdasarkan keadaan yang telah
dipaparkan di atas, tercermin suatu kenyataan bahwa ilmu hubungan internasional
terlahir sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat berbeda dengan ilmu sosial lainnya.
Ilmu hubungan internasional pada saat lahirnya sangat preskriptif (memberi pedoman),
normatif, dan didasarkan pada karya konseptual dari aktifitas ilmuwan yang sangat
dekat keterkaitannya dengan pengambilan kebijakan. Ilmu hubungan internasional lahir
dan berkembang sebagai bentuk tanggapan langsung terhadap peristiwa-peristiwa nyata
yang terjadi di dunia dan mendefinisikan tujuan-tujuannya untuk mencegah
pengulangan peristiwa-peristiwa tersebut
Sejarah awal hubungan internasional muncul pada saat meletusnya perang dunia
pertama (1914 – 1918), sangat mengerikanya dampak pada peperangan pada saat itu
menimbulkan adanya suatu upaya dalam mewujudkan suatu perdamaian internasional
yang menyeluruh dan merata. Hubungan internasional pada saat itu dipandang sebagai
sebuah studi yang mempelajari tentang perang dan mewujudkan perdamaian. Atas
dasar itu disiplin ilmu HI pertma kali muncul di universitas Universtas Wales pada
tahun 1919, yang lalu diikuti oleh beberapa universitas di AS. lalu hubungan
internasional kemudian berkembang dengan pesat pada saat era 1960 – 1970 dan mulai
1980-an hubungan internasional mulai membahasa tentang aktor non negara. hubungan
internasional menjadi ilmu yang interdisipliner. Hubungan internasional kini di pahami
bukan hanya soal perang dan perdamaian tetapi menyangkut subyek lainnya seperti
interdepensi ekonomi, perusahaan transional, hak asasi manusia keterbelakangan,
perbedaan gender dan seterusnya ( Jack and Sorense, 2013).
paradigma Post Positivis menyatakan bahwa Ilmu HI harus bebas dari hegemoni
dan juga dominasi ideologi liberal Barat. Selama ini, teori-teori HI banyak
didominasi oleh kepentingan global Barat, sehingga hanya menjadi alat pembenar /
sarana justifikasi bagi kepentingan AS.
Teori-teori HI yang banyak berasal dari Barat sangat bias terhadap kepentingan
Barat dan didesain untuk mendukung Barat terhadap dunia internasional, khususnya
negara dunia ketiga. Secara ideologis, teori-teori HI didominasi ideologi liberal-
kapital. Secara metodologi dimanipulasi oleh behavioralis-positivis. Secara
filosofis dihegemoni oleh etnosentrisme.
Oleh karena itu, penganut paradigma post positivisme berwacana untuk melakukan
penataan ulang / reformasi / restrukturisasi teori-teori HI. Diperlukan kesetaraan
dan kesejajaran antar paradigma atau antar teori dalam HI sehingga tidak ada teori
yang dominan, semuanya teori sama dan sejajar. Untuk mengetahui lebih detail
tentang perdebatan antara paradigma positivis dan post positivis, maka tabel berikut
ini akan menjelaskan secara detail dan singkat.