NPM : 0806318630
International Politics
(Pendekatan dalam Pengkajian Politik Internasional)
Power Politics
Joseph S. Nye mengungkapkan sekarang bila kita berbicara tentang politik
internasional seringkali dimaksudkan seperti sistem teritori negara dan mendefinisikan
international politics sebagai ketiadaan kedaulatan, dalam kesatuan politik tanpa ada yang
memerintah. Monarchy berarti one ruler, anarchy “an-archy” berarti no ruler. Politik
internasional adalah sistem yang mandiri yang menghasilkan perbedaan dalam legalisasi,
politik, dan sosial baik domestik maupun internasional. Secara domestik, hukum harus
dipatuhi bahkan pemerintah dapat memonopoli legitimasi penggunaan paksaan. Berbeda
dengan internasional politik di mana tidak ada seorang pun yang dapat menggunakan
paksaan. Akan tetapi memang pada dasarnya beberapa negara lebih kuat dibanding yang lain
yang dan pada akhirnya daoat mengindikasikan paksaan, jika tidak berhasil akan terjadi
mistrust dan suspicious antar states.1
Dalam bagian pertama bukunya, introduksi, Holsti megungkapkan pemahamannya
tentang kejadian-kejadian internasional berupa invasi, aliansi, konflik, dan sebagainya masuk
ke dalam golongan krisis internasional. Kesemuanya itu dalam perspektif yang lebih luas,
meliputi unsur sejarah, kepribadian, waktu dan tempat yang merupakan faktor yang perlu
diperhatikan. Setiap kejadian historis berlangsung unik dan dapat dibandingkan.
Holsti juga menyebutkan bahwa dalam pembahasan ini pemabaca akan menemukan
fakta-fakta baru, tetapi yang lebih penting akan melihat persamaan yang terjadi di tiap proses
politik internasional dan kebijakan luar negeri, bahkan yang dipisahkan beberapa dekade,
1
Joseph S. Nye, Jr., Understanding International Conflicts: An Introduction to Theory and History, (New York:
Harper Collins, 1997), hal 2-5
dapat menempatkan fakta dalam batasan tertentu sehingga dapat dikoneksikan dengan baik
satu dengan yang lain, dan belajar untuk menghargai kesulitan-kesulitan dalam penjelasan
kebijakan luar negeri dan politik internasional.
Sebelum menganalisis, kita perlu menyusun alat-alat (organizing devices) yang
dibutuhkan, tetapi karena sebagian orang merasa lebih tertarik akan fenomena sosial dan
prosesnya dibandingkan dengan kejadian spesifik yang terikat oleh waktu, tempat, dan subjek
menyebabkan devices yang mereka pakai akan lebih abstrak daripada yang sejarawan pakai.
Bisa saja kita mengartikan politik internasional sebagai “power politics”, tetapi “power” dan
“politics” itu sendiri memiliki dua makna abstrak yang berbeda. Sehingga jika kita
mengartikan politik internasional sebagai “power politics” atau “the quest for power” harus
ada beberapa batasan (framework), pendekatan (approach), quasi theory, pengkotakan
subjek, relevansi akan suatu kriteria, dan mencocokkannya bersamaan dengan fakta dalam
kehidupan internasional. Dari sini akan didapat kunci penjelasan, misalnya dalam hal ini
“power” sebagai variabel pemahaman kebijakan luar negeri bangsa-bangsa.
Banyak hal-hal yang juga membahayakan dalam pendekatan, teori, model, atau
framework dalam analisis sosial karena bisa jadi malah membutakan. Contohnya saja
pendekatan “power politics” yang sangat terkenal pada tahun 1930an yang menekankan pada
objektif “power over the states” setiap negara hanya mementingkan kekuatan untuk defense,
protection, force. Ditekankan oleh Holsti bahwa memperluas elemen kekuasaan akan
resources dalam negara sendiri akan lebih jauh menguntungkan bagi kepentingan nasional di
samping sebagai ketahanan dalam politik internasional.
2
Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations and World Politics: Security.Economy. Identtity,
(New Jersey: Prentice Hall, 1997), hal 18
3
Charles McClelland and Gary Hoggard dalam K. J. Holsti, International Politics: Framework for Analysis,
(New Jersey: Prentice Hall, 1997)
mengesampingkan applied knowledge. Maka dari itu sebelum seseorang mencari solusi bagi
suatu masalah paling baik adalah benar-benar mengerti kondisi dan proses yang fundamental
dalam politik internasional, bagaimana masyarakat dan pemerintah bersikap dalam hubungan
eksternal mereka.