1. PENDAHULUAN
1. 2 Rumusan Masalah
1
1. 3 Tujuan
1. 4 Manfaat
2
BAB II
2. PEMBAHASAN
1
Almagul Aisarieva, “ ASEAN and Security Institutions: Focusing on the ASEAN Regional Forum
and the ASEAN Political-Security Community”, Beppu: Ristumeikan Asia Pacific University, hlm.
1-81.
3
merupakan pendorong utama bagi keberhasilan ASEAN Regional Forum (ARF),
dengan sasaran utama membangun rasa saling percaya (confidence building
measures/CBM), diplomasi preventive (preventive diplomacy), dan penyelesaian
konflik (conflictresolution). 2
2.3 Peran ASEAN Regional Forum (ARF) dalam Keamanan Asia Pasifik
Sejak September 2001, Amerika Serikat telah meningkatkan fokus pada
kelompok-kelompok Islam dan teroris radikal yang ada di kawasan Asia Tenggara,
terutama Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Hal tersebut rupanya
dikarenakan Asia Tenggara telah menjadi dasar untuk operasi teroris, Al Qaeda yang
dianggap sebagai biang kerok terorisme dunia telah menanamkan bibit-bibit
2
Bantarto Bandoro, “Agenda dan Penataan Keamanan di Asia Pasifik”, (Jakarta:CSIS,1996).
3
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, diakses melalui
https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-regional/Pages/ARF.aspx pada 20 Maret 2018
pukul 21.15 WIB.
4
kejahatannya dalam kelompok-kelompok Islam radikal di kawasan tersebut. Tidak
jarang pula terjadi beberapa kasus pengeboman di Asia Tenggara. Contohnya peristiwa
bom Bali di Indonesia pada tahun 2002 dan 2004, serta pengeboman pengeboman JW
Marriot dan Ritz-Carlton di Jakarta pada tanggal 17 Juli 2009.4 Melihat kasus-kasus
tersebut, tidak mengherankan bila kemudian ASEAN memfokuskan perhatiannya
untuk mengatasi terorisme di kawasan Asia Tenggara, baik melalui APSC maupun
ARF.
Upaya yang dilakukan ASEAN Regional Forum (ARF) dalam mengatasi
terorisme dapat dilihat dari dua pertemuan yang diadakannya. Pertama, pertemuan di
Bandar Seri Begawan pada tanggal 31 Juli 2002 yang membahas tentang pembentukan
Inter-sessional Meeting on Counter-Terrorism and Transnational Crime (ISM on CT-
TC) dan mencatat concept paper yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Malaysia
akan menjadi dasar yang baik untuk pekerjaan ISM baru. Kedua, pertemuan di Phnom
Penh pada 18 Juni 2003 yang membahas mengenai pembentukan Southeast Asia
Regional Centre for Counter-Terrorism (SEARCCT) di Kuala Lumpur, serta
pembentukan APEC Counter-Terrorism Task Force.5
4
Bruce et al Vaughn, “Terrorism in Southeast Asia”, Washington D.C.: Congressional Research
Service, diakses melalui http://listyani-novitasari-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-170652-
SOH301%20MBP%20ASTENG-
APSC%20dan%20ARF:%20Penjaga%20Stabilitas%20Keamanan%20Regional%20Asia%20Teng
gara.html pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 21.50 WIB
5
Almagul Aisarieva, “ASEAN and Security Institutions: Focusing on the ASEAN Regional Forum
and the ASEAN Political-Security Community”, Beppu: Ristumeikan Asia Pacific University, hlm.
1-81.
5
BAB III
KESIMPULAN
ASEAN yang merupakan organisasi regional di Asia Tenggara berperan aktif dalam
isu-isu yang ada dikawasan tersebut termasuk dalam isu keamanan. Permasalahan keamanan
menjadi permasalahan yang tak kalah penting dengan ekonomi dan politik. Baik bagi negara
dan dunia internasional, keamanan memegang peranan penting dalam menjaga perdamaian.
Pembentukan Komunitas ASEAN merupakan upaya ASEAN untuk lebih mempererat
integrasinya dalam menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional.
Perjalanan terbentuknya ARF ada faktor lain yang cukup memberikan dorongan agar
ARF terbentuk sebagai forum dialog keamanan di kawasan Asia Pasifik. Kebimbangan yang
dialami oleh negara-negara di Asia Pasifik karena ancaman keamanan semakin meluas,
sehingga masalah keamanan harus memiliki sebuah wadah atau instistusi yang menangani
masalah ini.
6
DAFTAR PUSTAKA