Anda di halaman 1dari 56

HUBUNGAN INTERNASIONAL

HUBUNGAN INTERNASIONAL
SILABUS HUBUNGAN INTERNASIONAL
Minggu 1 : pengenalan Hubungan Internasional
Minggu 2 : sejarah&perkembangan ilmu hubungan internasional
Minggu 3 : disiplin ilmu hubungan internasional
Minggu 4 : Ruang Lingkup Hubungan Internasional
Minggu 5 : aktor dalam hubungan internasional
Minggu 6 : Teori Teori dalam hubungan internasional
Minggu 7 : Konsep Konsep dalam hubungan internasional
Minggu 8 : sifat interdisipliner hubungan internasional
Minggu 9 : unit analisa dan unit eksplanasi hubungan internasional
Minggu 10 : metodologi riset hubungan internasional
Minggu 11 : Isu isu di dalam hubungan internasional
Minggu 12 : the great debates (1)
Minggu 13 : the great debates (2)
Minggu 14 : masa depan hubungan internasional
Apa itu hubungan internasional ?
CABANG Dari Ilmu Politik, dimana Menurut UU
No. 37 Tahun 1999, hubungan internasional
adalah kegiatan yang menyangkut aspek
regional dan internasional yang dilakukan oleh
pemerintah di tingkat pusat dan internasional
yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan
daerah, lembaga negara, badan usaha,
organisasi politik, organisasi masyarakat, LSM
atau Warga Negara.
Berikut adalah beberapa pengertian hubungan internasional menurut
para ahli:

Menurut J.C. Johari, hubungan internasional merupakan sebuah


studi tentang interaksi yang berlangsung diantara negara-negara
berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara
(non states actors) yang perilakunya memiliki dampak terhadap tugas-
tugas negara.
Menurut Mohtar Mas’oed, hubungan internasional adalah hubungan
yang melibatkan bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat
sehingga diperlukan mekanisme yang kompleks dan melibatkan
banyak negara.
Menurut Tygve Nathlessen, hubungan internasional adalah bagian
dari ilmu politik, oleh karena itu komponen hubungan internasional
sendiri tak lepas dari politik internasional, organisasi dan administrasi
internasional serta hukum internasional.
Menurut Warsito Sunaryo, hubungan internasional merupakan studi
tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu,
termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.
Mengapa mempelajari Hubungan
Internasional ?
menurut pandangan David N. Farnworth (1988: 1) secara teoritis ada dua :

Pertama, dapat mengetahui bagaimana menjalin hubungan antar negara – negara


dengan baik dan harmonis, menghasilkan hubungan bilateral yang saling
menguntungkan dengan mengedepankan isu – isu umuum seperti sosial, ekonomi,
hukum, dan politik. untuk mempelajari hubungan internasional, kita tidak hanya
sebatas mempelajari budaya dan nilai – nilai yang dianut oleh negara lain saja,
melainkan juga mengenai bagaimana isu – isu yang sedang berkembang di
dalamnya.

Kedua, diperuntukkan bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai
fenomena internasional yang dapat mengajarkan manusia mengenai baik atau
buruknya sebuah konflik yang terjadi.
Prospek Kerja dimana Hubungan
Internasional bisa digunakan
Duta besar/ diplomat
International officer
Peneliti
Politisi
Jurnalis/wartawan
Akademisi/dosen
Konsultan internasional
Sejarah dan perkembangan ilmu hubungan internasional
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Barry Buzan dan Richard Little, mengatakan bahwa interaksi antara beberapa negara-kota
kuno di Sumeria, yang berawal pada tahun 3.500 SM, sebagai sistem internasional paling
dewasa pertama di dunia.
Hubungan internasional mulai menjadi perhatian semenjak Perdamaian Westfalen
(Westphalia) tahun 1648 di Osnabrück dan Münster. Perjanjian ini mengakhiri Perang Tiga
Puluh Tahun (1618–1648) di Kekaisaran Romawi Suci dan Perang Delapan Puluh Tahun
(1568–1648) antara Spanyol dan Republik Belanda. Spanyol secara resmi mengakui
kemerdekaan Republik Belanda dan perjanjian inilah yang membuat sistem kedaulatan (
kebebasan dari tahta suci terutama) lahir yang kemudian asas kedaulatan ini disempurnakan
pada Traktat Utrecht tahun 1713 (perang suksesi spanyol).
Perkembangan hubungan internasional mulai pesat mulai sekitar tahun 1500 hingga 1789
yang berpusat di Eropa.
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
Awalnya, hubungan internasional sebagai bidang studi yang terpisah hampir
sepenuhnya Britania-sentris. HI baru muncul sebagai 'disiplin' akademik formal
pada tahun 1918 melalui pembentukan jabatan dosen ilmu HI pertama, Woodrow
Wilson Chair di Aberystwyth, Universitas Wales (sekarang Universitas Aberystwyth)
atas sumbangan David Davies, dan menjadi jabatan akademik pertama dalam
bidang HI. Hal ini dengan cepat diikuti oleh pembukaan studi HI di berbagai
universitas Amerika Serikat dan Jenewa, Swiss. Pada awal 1920-an, departemen
Hubungan Internasional London School of Economics didirikan atas sumbangan
pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Philip Noel-Baker, dan merupakan institut
pertama yang memiliki berbagai macam gelar dalam bidang ini. Selain itu,
departemen Sejarah Internasional di LSE terus berfokus pada sejarah HI pada
periode modern awal, kolonial, dan Perang Dingin.

Universitas pertama yang didirikan khusus studi HI adalah Graduate Institute of


International Studies (sekarang Graduate Institute of International and
Development Studies), yang didirikan tahun 1927 untuk menghasilkan para
diplomat yang berhubungan dengan Liga Bangsa-Bangsa, yang didirikan di Jenewa
beberapa tahun sebelumnya. Graduate Institute of International Studies
memberikan gelar Ph.D. pertama dalam bidang hubungan internasional. Edmund
A. Walsh School of Foreign Service di Universitas Georgetown adalah fakultas
hubungan internasional tertua di Amerika Serikat; didirikan tahun 1919.
Committee on International Relations di Universitas Chicago adalah institusi
pertama yang memberi gelar sarjana dalam bidang ini pada tahun 1928.
Perkembangan ilmu hubungan internasional mulai terasa ketika ilmu ini
tidak lagi britannia-sentris dan terbuka terhadap teori teori dari tempat
lain seperti merujuk The Art of War karya Sun Tzu (abad ke-6 SM), History
of the Peloponnesian War karya Thucydides (abad ke-5 SM), Arthashastra
karya Chanakya (abad ke-4 SM) sebagai inspirasi bagi teori realis, dengan
penjelasan yang lebih dalam oleh Leviathan karya Hobbes dan The Prince
karya Machiavelli.
The art of war sun tzu misalnya, amat terkenal di daratan cina sejak zaman
perang tiga kerajaan dan berpengaruh besar terhadap seni berperang
daratan cina.
Sebagai contoh :

(是故)百戰百勝,非善之善者也;不戰而屈人之兵,善之善者也
(Jadi) bertempur dalam seratus pertempuran dan memenangkan seratus
kemenangan bukanlah suatu cerminan strategi yang paling hebat.
Kemampuan untuk mengalahkan musuh tanpa pertempuran sama sekali
adalah cerminan strategi yang paling hebat.
Perkembangan ilmu hubungan internasional di Indonesia
Ilmu Hubungan Internasional Masuk Ke Indonesia Pasca Perang Dunia Kedua
atau sekitar tahun 1950-an.
Hal ini Ditandai dengan berdirinya Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
pertama kali di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1957,
disusul dengan pembentukan jurusan HI di UI, serta selanjutnya menyebar ke
UNAIR, USU, UNPAF, UNHAS, dan lain-lain.
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia umumnya masuk dalam
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik karena banyak pihak meyakini bahwa HI
merupakan bagian dari Ilmu Politik yang di era globalisasi ini mengalami
kemajuan pesat. Hal ini dapat ditandai dengan banyaknya universitas yang
membuka jurusan hubungan internasional, baik universitas negeri maupun
swasta.
Dalam perkembangannya ilmu hubungan internasional dipengaruhi oleh ilmu-
ilmu lainnya seperti ilmu sosial, politik, hukum, ekonomi dan sejarah. Selain itu,
ada beberapa hal penting di dalam dinamika ilmu hubungan internasional.
Oleh karena itu, bisa ditegaskan bahwa lahirnya Ilmu Hubungan Internasional di
Indonesia belum terlalu lama sehingga masih perlu adanya proses penyesuaian
mengingat luasnya cakupan yang harus dikuasai oleh setiap penstudi / peminat
ilmu hubungan internasional.
DISIPLIN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
Ilmu ilmu terseut pada dasarnya digunakan untuk mempelajari pola
interaksi di dalam hubungan internasional yaitu :
Kerjasama
Pola kerjasama yaitu suatu bentuk penyatuan usaha-usaha antara beberapa
negara untuk mencapai tujuan-tujuan yang sesuai.
Ex: Kerjasama bilateral, trilateral, multilateral, dll
Konflik
Suatu bentuk interaksi dimana satu pihak memakai kekuatan terhadap
pihak lain, meskipun tak perlu berbentuk fisik.
Ex : Konflik India Pakistan, Konflik Irak-Iran, dll
Kompetisi
Suatu bentuk hubungan dimana pihak yang satu berusaha mendahului
pihak lain dalam mencapai satu tujuan.
Ex : Persaingan Jepang-Cina, Persaingan AS –
Rusia, dll
Akomodasi
Bentuk hubungan antara konflik dan kooperasi atau bentuk penyesuaian
artinya perbedaanperbedaan yang ada tak akan menyebabkan konflik.
Dalam Hubungan Internasional pola ini
sering disebut “toleransi” atau “kompromi”.
PERBEDAAN HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN
POLITIK INTERNASIONAL
OAI : Organisasi dan Administrasi Internasional
PLN : Perjanjian luar negeri
MNC : Multi National Corporation
NGO : Non-governmental Organization
Politik :
>politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
>politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan dan negara
>politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
>politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik.
Apakah ilmu hubungan internasional pantas
dikatakan sebagai ilmu ?
Karena ia sudah memenuhi Syarat syarat ilmu :
Objek
Metodis
Sistematis
Universal
Ilmu Hubungan Internasional merupakan cabang
dari Ilmu Politik. Hal ini ditetapkan dalam
ketentuan UNESCO tahun 1947.
Ruang Lingkup Ilmu Hubungan Internasional
• Politik Internasional
Carlton Clymer Rodee et al. mendefinisikan Politik Luar Negeri sebagai:
“Pola perilaku yang diwujudkan oleh suatu negara sewaktu memperjuangkan
kepentingannya dalam hubungannya dengan negara lain. Tentang bagaimana
cara menentukan tujuan, menyusun prioritas, menggerakkan mesin
pengambilan keputusan pemerintah, dan mengelola sumber daya manusia dan
alam untuk bersaing dengan negara lain di dalam lapangan internasional.”
KJ. Holsti mendefinisikan Politik Internasional sebagai:
“ interaksi antara dua negara atau lebih yang terdiri atas pola tindakan suatu
negara dan reaksi atau tanggapan negara lain terhadap tindakan tersebut.”
Bedakan dengan Politik Luar Negeri, Politik Luar Negeri hanya membahas
bagaimana sebuah negara menanggapi serangkaian tindakan yang diambil
berdasarkan analisis kondisi internasional, maka politik internasional
merupakan aksi-reaksi yang dinamis hasil dari tindakan antarnegara.
• Organisasi Internasional
Organisasi internasional adalah suatu organisasi yang dibuat oleh
anggota masyarakat internasional secara sukarela atau atas dasar
kesamaan yang bertujuan menciptakan perdamaian dunia dalam
tata hubungan internasional. Pada hakikatnya organisasi
internasional memiliki arti luas dan sempit. Secara luas, organisasi
internasional meliputi organisasi publik (public international
organization), organisasi privat (privat international organitation),
organisasi regional, organisasi subregional, dan organisasi bersifat
universal (organization of universal character). Secara sempit
hanya meliputi organisasi internasional publik. PBB juga
merupakan organisasi internasional yang memiliki tujuan utama
dalam perjanjian Atlantic Charter. contoh lain adalah
MEE,OPEC,dan ASEAN.
• Hukum Internasional
J.G. Starke
“Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas asas-asas
dan peraturan tingkah laku yang mengikat negara-negara sehingga ditaati dalam hubungan
negara-negara tersebut”.

Hugo de Groot
“Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara antara Negara dengan Negara,
Negara dengan subjek hukum internasional lainnya yang bukan Negara atau subjek hukum
bukan Negara satu sama lain”.

Tokoh tokohnya antara lain :


Hugo Grotius mendasarkan sistem hukum Internasional atas berlakunya hukum alam. Hukum
alam telah dilepaskan dari pengaruh keagamaan dan kegerejaan. Banyak didasarkan atas
praktik negara dan perjanjian negara sebagai sumber Hukum Internasional disamping hukum
alam yang diilhami oleh akal manusia, sehingga disebut Bapak Hukum Internasional.
Fransisco Vittoria (biarawan Dominikan – berkebangsaan Spanyol Abad XIV menulis buku
Relectio de Indis mengenai hubungan Spanyol dan Portugis dengan orang Indian di AS. Bahwa
negara dalam tingkah lakunya tidak bisa bertindak sekehendak hatinya. Maka hukum bangsa-
bangsa ia namakan ius intergentes.
Fransisco Suarez (Yesuit) menulis De legibius ae Deo legislatore (on laws and God as legislator)
mengemukakan adanya suatu hukum atau kaedah obyektif yang harus dituruti oleh negara-
negara dalam hubungan antara mereka.
Balthazer Ayala (1548-1584) dan Alberico Gentilis mendasarkan ajaran mereka atas falsafah
keagamaan atau tidak ada pemisahan antara hukum, etika dan teologi.
• Ekonomi (Politik) Internasional
Ekonomi politik internasional (EPI), adalah disiplin akademik yang mempelajari
ekonomi dan hubungan internasional. Sebagi studi lintas disiplin ilmu, EPI
bergantung pada berbagai bidang akademik, terutama ekonomi politik, ilmu
politik, ekonomi, sosiologi, sejarah, dan studi budaya.
Menurut Ravenhill muncul diawal tahun 1970 karena kondisi ekonomi dunia
sudah amat dinamis saat itu. Perlu dibedakan antara ekonomi politik
internasional dengan ekonomi politik karena Ekonomi politik mempelajari
tentang bagaimana suatu negara memperkaya dirinya untuk menyelesaikan
masalah domestik sedangkan ekonomi politik internasional lebih luas dalam
artian tidak hanya membahas bagaimana negara menambah kekayaannya
namun juga bagaimana interaksi interaksi yang dilakukan aktor aktor
internasional di dalam pasar internasional baik itu metode, interdependensi
dan rezim negara di dalam memperkaya dirinya.
• Komunikasi Internasional
Ialah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara
untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya
kepada komunikan yang mewakili negara lain yang sifatnya global, Komunikator
dan komunikannya berbeda kebangsaan dan Saluran media yang digunakan
bersifat internasional..
Terbagi menjadi :
1. Official Transaction transaksi resmi, yakni kegiatan komunikasi yang dijalankan
pemerintah.
2. Unofficial Transaction transaksi tidak resmi, yakni kegiatan komunikasi yang
melibatkan pihak non-pemerintah.
Fungsi komunikasi internasional antara lain:
1. Mendinamisasikan hubungan internasional yang terjalin antara dua negara atau
lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok
masyarakat yang berbeda negara/kebangsaan.
2. Membantu / menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan
internasional dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari
terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan
pemerintah maupun antar penduduk .
3. Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi
masing-masing negara untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan di
negara lain.
• Politik Luar Negeri
Goldstein : Menurut Goldstein, pengertian politik luar negeri adalah strategi yang digunakan
pemerintah sebagai pedoman dikancah internasional.
Hudson : Menurut definisi Hudson yang menyatakan bahwa pengertian politik luar negeri
adalah sub-disiplin dari hubungan internasional tentang politik luar negeri untuk menjadi
panduan bagi negara-negara lain yang ingin bersahabat dan bermusuhan dengan negara
tersebut.

Indonesia ?
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas-aktif. Politik bebas aktif adalah
sikap politik luar negeri (yang dicetuskan Indonesia) yang tidak terikat oleh suatu ideologi,
tidak masuk blok negara asing tertentu dan dengan aktif ikut mengambil prakarsa dalam
mengembangkan persahabatan dan kerja sama internasional. Makna ‘bebas’ dalam konsep
politik bebas aktif memiliki arti bahwa Indonesia bersikap tidak memihak kepada suatu pihak
dalam sebuah pertentangan dan ‘aktif’. Artinya, Indonesia tetap berdasar pada niat dan
tujuan untuk bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan menjadi anggota yang
setia dan bersungguh-sungguh dalam mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian dunia
(Hatta, 1953:21).
Tujuan Umum Politik Luar Negeri Indonesia
Memperoleh barang barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar
kemakmuran rakyat apabila barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan sendiri
Seperti barang konsumsi, obat obatan dan makanan,Meningkatkan perdamaian Internasional
karena hanya dalam keadaan damai Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat
syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyatnya, Meningkatkan
persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul di dalam
Pancasila,Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
• Diplomasi
Diplomasi adalah seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut
diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata
diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional
yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan
perdagangan. Perjanjian-perjanjian internasional umumnya dirundingkan oleh
para diplomat terlebih dahulu sebelum disetujui oleh pembesar-pembesar
negara. Istilah diplomacy diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris oleh Edward
Burke pada tahun 1796 berdasarkan sebuah kata dari bahasa Perancis yaitu
diplomatie.

Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan


Republik Indonesia di Luar Negeri, perwakilan diplomatik adalah kedutaan
besar Republik Indonesia dan utusan tetap Republik Indonesia yang melakukan
kegiatan diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan/atau pada
organisasi internasional untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan
bangsa, negara dan pemerintah Republik Indonesia.
AKTOR HUBUNGAN INTERNASIONAL
STATE ACTOR
Secara sederhana, yang dimaksudkan oleh aktor negara adalah segala bentuk
perilaku yang dilakukan oleh negara sebagai sebuah entitas. Dikarenakan
kajian hubungan internasional merupakan studi yang menjelaskan tentang
interaksi antar negara, maka negara menjadi aktor atau subjek utama dalam
ilmu ini.
Apa itu negara ?
Menurut Georg Jellinek, Pengertian Negara adalah sekumpulan manusia yang
berkediaman tertentu dan mempunyai kekuasaan asli dalam memerintah.
Syarat berdirinya suatu negara ?
1.Syarat Negara harus memiliki Wilayah yang dikuasainya.
2.Syarat Negara harus memiliki rakyat yang menempati wilayah yang
dikuasainya.
3.Syarat Negara harus memiliki pemerintahan yang berkuasa atas wilayah dan
rakyatnya.
4.Mendapat pengakuan dari negara lain.

BAGAIMANA DENGAN LEBANON/ LIBYA ?


NON-STATE ACTOR
1.Inter-governmental Organizations (IGOs)

IGOs atau organisasi antar pemerintah adalah semua organisasi yang anggotanya
terdiri dari pemerintah negara-negara. Jadi, bisa dikatakan IGOs ini adalah
organisasi yang bersifat resmi yang didirikan oleh beberapa negara.

IGOs bisa dibentuk baik dalam cakupan kawasan regional maupun pada tingkat
internasional sebagai sebuah bentuk kerjasama antar pemerintah.

Contoh dari IGOs adalah organisasi dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa


(PBB), organisasi keamanan seperti North Atlantic Treaty Organization(NATO),
organisasi keuangan seperti World Bank (Bank Dunia) dan International Monetary
Fund (IMF), atau organisasi regional seperti European Union (EU), Association of
South East Asian Nation (ASEAN), dan African Union (AU), organisasi minyak dunia
seperti Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan lain sebagainya.
2.Non-governmental Organizations (NGOs)

Aktor non-negara yang kedua adalah NGOs. Berbeda dengan IGOs yang terdiri dari
pemerintahan resmi negara-negara, NGOs atau organisasi non-pemerintah merupakan
organisasi yang bersifat independen atau tidak terkait dengan pemerintah.

NGOs merupakan organisasi nirlaba atau non-profit dan terbentuk secara sukarela
dalam suatu masyarakat. Tujuan pembentukan organisasi-organisasi ini bisa sebagai
mitra atau pembantu pemerintah, ataupun sebagai pengkritik atau pengontrol aktivitas
pemerintah yang dirasa merugikan masyarakat.

NGOs pada umumnya terbentuk untuk memperjuangkan isu-isu atau permasalahaan


tertentu di dunia. Misalnya isu Hak Asasi Manusia, perlindungan anak, kesehatan, dan
perlindungan ekosistem.

NGOs sendiri ada yang bersifat lokal atau biasa disebut dengan NGOs/Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan internasional atau universal atau INGO (International Non-
governmental Organizations).

Contoh dari NGOs/INGOs adalah Amnesty Internasional, World Wide Fund (WWF),
Greenpeace, FIFA, Palang Merah Internasional atau Red Cross, Doctor without borders,
Save the Childern Federation, Greenpeace dan lain sebagainya.
3.Multinational Corporations (MNC)

MNC adalah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang ekonomi dan bisnis.
Beberapa mengklasifikasikan MNC sebagai NGO yang khusus bergerak untuk
mencari keuntungan dalam level internasional. MNC dalam hubungan internasional
merupakan aktor yang dapat mempengaruhi pembuatan kebijakan aktor negara,
yang berhubungan dengan perdagangan dan investasi. MNC ini secara umum dapat
bergerak dibidang industri, perbankan, ataupun perusahaan jasa. Beberapa contoh
MNC diantaranya Shell, Honda, Freeport, McD, Nike, Adidas, Chevron, Apple dan
lain sebagainya.

4.Individu

Selain organisasi dan perusahaan internasional, individu juga bisa menjadi subjek
dalam kajian ilmu Hubungan Internasional. Individu disini umumnya adalah
seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam dunia internasional karena
tindakannya yang cukup mengemparkan dunia internasiona, seseorang yang
revolusioner, ataupun karena jasa-jasa yang telah diberikan. Contohnya adalah
Adolf Hitler, Che Guevara, George Soros, Martin Luter King, Aung San Suu Kyi,
Nelson Mandela, Yohanes Paulus II dan tokoh-tokoh lainnya.
5.Lain-lain

Disamping empat aktor yang telah disebutkan diatas, ada pula kelompok aktor lain
yang juga memiliki peranan dalam hubungan internasional yang sulit untuk
dimasukkan ke dalam kategori IGOs atau NGOs seperti kelompok etnis,
perkumpulan keagamaan, lembaga riset, Media nasional dan internasional, dan
kelompok terorisme. Dan sebagainya.
Teori Hubungan Internasional
Teori hubungan internasional adalah studi hubungan internasional dari sudut
pandang teoretis; studi ini berusaha memberikan kerangka kerja konseptual
sehingga hubungan internasional dapat dianalisis. Ole Holsti mendeskripsikan teori
hubungan internasional bertindak sebagai sepasang kaca mata berwarna, sehingga
si pemakai hanya bisa melihat peristiwa-peristiwa menonjol terkait dengan teori
tersebut. Seorang penganut realisme mungkin menolak penuh suatu peristiwa
yang dianggap krusial oleh seorang konstruktivis, dan sebaliknya. Tiga teori paling
populer adalah realisme, liberalisme, dan konstruktivisme.

Teori hubungan internasional pada dasarnya dapat dibagi menjadi teori


"positivis/rasionalis" yang berfokus pada analisis tingkat negara, dan
"pascapositivis/reflektivis" yang mencakup arti keamanan yang lebih luas, mulai
dari keamanan kelas, jenis kelamin, hingga pascakolonial.
Idealis VS Realis
Aliran Idealis
Idealisme dalam kebijakan luar negeri adalah pemahaman bahwa sebuah negara
harus menjadikan pemikiran politik dalam negerinya sebagai tujuan kebijakan luar
negerinya. Misalnya, seorang idealis percaya bahwa mengentaskan kemiskinan di
dalam negeri harus dilengkapi dengan pengentasan kemiskinan di luar negeri.
Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson adalah pendukung pertama idealisme.
Aliran Teori Ini Tidak Bertahan Lama Karena terbukti tidak efektif dengan
meletusnya perang dunia kedua serta kegagalan Liga Bangsa Bangsa (League Of
Nations) tapi aliran ini berjasa memunculkan berbagai teori di dalam membangun
dunia, diantaranya :
1. Liberalisme
Liberalisme mengandung versi keras dari idealisme Wilson setelah Perang Dunia I.
Karena tahu idealisme gagal mencegah isolasionisme baru setelah Perang Dunia I
dan ketidakmampuan idealisme menangani keseimbangan kekuasaan di Eropa
untuk mencegah perang baru, para pemikir liberal merancang beberapa lembaga
internasional berdasarkan aturan hukum dan interaksi yang tertata. Organisasi-
organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan NATO atau rezim-
rezim internasional seperti sistem Bretton Woods dan General Agreement on
Tariffs and Trade (GATT) sudah dirancang untuk mempertahankan keseimbangan
kekuasaan sekaligus mengatur kerja sama antarnegara.
Liberalisme meyakini bahwa perdamaian dapat dicapai tanpa melalui perang
terlebih dahulu. liberalisme tidak hanya memfokuskan pada satu aktor saja, yaitu
state actor atau negara, yang dapat menjalankan hubungan internasional. namun
non-state actor juga dapat memiliki peran untuk menjalankan sebuah hubungan
internasional. bahkan dalam liberalisme non-state actor dianggap lebih memiliki
peran dibandingkan state aktor itu sendiri.

Dari sini lah maka didirikan organisasi internasional yang bernama Liga Bangsa-
Bangsa, organisasi ini dipelopori oleh Wodrow Wilson seorang presiden Amerika
Serikat pada tahun 1920. organisasi ini diikuti oleh 42 negara. Wodrow Wilson
mendirikan Liga Bangsa Bangsa dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian
dengan cara aman dan tanpa adanya perang yang menyebabkan banyak kerugian.
Namun pada akhirnya organisasi ini gagal karena melemahnya perpsektif
liberalisme itu sendiri, tidak hanya itu terjadinya perang dunia kedua juga
memperjelas keadaan bahwa Liga Bangsa Bangsa telah gagal. Sebagai reaksinya
muncullah perspektif Realisme yang lebih mendominasi dan berkembang kuat
pada jamannya.
Aliran Liberalisme dibagi menjadi :
(1) Liberalisme sosiologis: HI bukan hanya mempelajari hubungan antara
pemerintah saja melainkan juga mempelajari antara individu, kelompok, dan
masyarakat swasta. Hubungan antar rakyat bersifat lebih korporatif daripada
hubungan antar pemerintah saja.
(2) Liberalisme interdepedensi: Modernisasi meningkatkan tingkat interdepedensi
di antara negara-negara. Aktor-aktor transnasional semakin penting, kekuatan
militer adalah instrument instrumen yang kurang berguna dan kesejahteraan ,
bukan keamanan adalah tujuan dominan negara.
(3) Liberalisme institusional: Institusi memajukan kerja sama di antara negara-
negara dan mengurangi permasalahan yang berkenaan dengan ketiadaan
kepercayaan antara negara-negara dan mereka mengurangi ketakutan satu
sama lain.
(4) Liberalisme republikan: Negara-negara demokrasi tidak berperang satu sama
lain. Hal itu disebabkan pada budaya domestiknya atas penyelesaian konflik
secara damai, pada nilai-nilai moral bersama dan pada hubungan kerjasama
ekonomi dan interdependensinya yang saling menguntungkan (Jackson &
Sorensen 1999, 177).
2. Neokonservatisme
Neokonservatisme mengambil elemen pengutamaan nilai universalnya dari liberalisme. Nilai
universal tersebut adalah demokrasi, hak asasi manusia, hak wanita, dan perlindungan
minoritas. Akan tetapi, neokonservatisme enggan mengakui pentingnya mempertahankan
lembaga dan perjanjian internasional. Para neokonservatis justru lebih mendukung sikap
asertif atau agresif yang mereka anggap bermoral, dan akan menggunakan paksaan atau
ancaman serangan sepihak, bila perlu, demi mencapai tujuannya.

Aliran Idealis Tidak bertahan lama karena ia :


Terlalu Abstrak, sangat idelialistik, tidak realistik
Mengabaikan hakekat riil, empiris manusia
Terlalu menekankan pada sistem, tanpa memperhatikan manusia yang membuat dan
menjalankan sistem

Woodrow Wilson 28th President of US (1856-1924)


Aliran Realis
Realisme atau realisme politik merupakan teori hubungan internasional paling
dominan sejak ilmu HI dibentuk. Teori ini bergantung pada tradisi pemikiran lama
yang mencakup tokoh-tokoh seperti Thucydides, Machiavelli, dan Hobbes. Realisme
awal dapat dilihat sebagai reaksi terhadap pemikiran idealis pada masa
antarperang. Oleh kaum realis, pecahnya Perang Dunia II dianggap sebagai bukti
kelemahan pemikiran idealis. Ada beberapa prinsip pemikiran realis modern.
Prinsip-prinsip utama dari teori ini ada tiga yakni :.
1. statisme: Realis percaya bahwa negara-bangsa adalah aktor utama dalam politik
internasional, Karena itu, realisme merupakan teori negara-sentris dalam
hubungan internasional. Realisme berbeda dengan teori hubungan internasional
liberal yang melibatkan peran aktor non-negara dan lembaga internasional. Bila
dibuat analoginya, kaum realis melihat negara-bangsa layaknya bola biliar,
sedangkan kaum liberal melihat hubungan antarnegara layaknya jaring laba-laba.
2. Kelangsungan hidup: Realis percaya bahwa sistem internasional diatur oleh
anarki, artinya tidak ada pemerintah pusat. Karena itu, politik internasional
merupakan ajang berebut kekuasaan antara negara-negara yang memiliki
kepentingan.
3. Urus sendiri/ Berdaulat : Realis percaya bahwa kelangsungan hidup suatu negara
tidak dapat digantungkan pada negara lain.
Realisme berasumsi bahwa :
1. negara-bangsa adalah aktor geografis yang bersatu dalam sistem internasional anarkis
tanpa lembaga apapun di atasnya yang mengatur interaksi antarnegara karena tidak ada
pemerintahan dunia
2. negara berdaulat adalah aktor utama dalam hubungan internasional, bukan organisasi
antarpemerintah (IGO), lembaga swadaya masyarakat (NGO), atau perusahaan
multinasional (MNC). Negara bertindak sebagai aktor otonom rasional yang
mengutamakan kepentingan nasionalnya untuk mempertahankan dan menjamin
keamanannya sendiri, kedaulatan, dan kelangsungan hidupnya.
3. Realisme berpendapat bahwa untuk mencapai kepentingannya, negara akan berusaha
mengumpulkan sumber daya, dan hubungan antarnegara ditentukan oleh tingkat relatif
kekuasaannya. Tingkat kekuasaan tersebut menentukan kemampuan militer, ekonomi,
dan politik negara tersebut.

Thucydides (460 SM – 395 SM)


Aliran Realisme kemudian mendapat kritik karena :
Mengabaikan nilai-nilai moral
Mengagung-agungkan Power dan National Power
Dalam abad 21, muncul banyak non state actor
Dunia mengarah pada multipolar secara ekonomi
Terlalu menekankan manusia dan mengabaikan system yang mengatur manusia

Atas kelemahan kelemahan dari teori ini kemudian muncul :


Neorealisme
adalah pengembangan realisme yang dipaparkan oleh Kenneth Waltz dalam Theory
of International Politics. Ini merupakan satu aliran dari neorealisme. Joseph Grieco
telah menggabungkan pemikiran neorealis dengan pemikiran realis yang lebih
tradisional. Aliran teori ini kadang disebut "realisme modern". Neorealisme Waltz
menyatakan bahwa dampak struktural harus dipertimbangkan ketika menilai
perilaku suatu negara. Struktur didefinisikan sebagai prinsip penata sistem
internasional yang bersifat anarkis dan pemerataan kemampuan di segala unit
negara. Waltz juga menolak pengutamaan kekuasaan militer tradisional oleh
realisme tradisional. Ia justru menganggap kekuasaan sebagai gabungan
kemampuan sebuah negara.
Tradisionalis VS Behavioralis
Antara pendekatan behavioralisme dan tradisionalisme, terlihat beberapa
perbedaan yang sangat signifikan. Kaum tradisional mencoba memahami dunia
sosial melalui masalah-masalah manusia dan nilai-nilai yang mendasarinya, seperti
ketertiban, kebebasan, dan keadilan (Jackson dan Sorensen 2013: 76).
Pendekatan tradisional lebih mengutamakan moralitas dan etika dalam kehidupan
manusia. Serta, pendekatan tradisional menganalisa Hubungan Internasional
melalui sejarah, teknik diplomasi, peran hukum internasional, dan seterusnya
(Jackson dan Sorensen 2013: 76).
Berbeda dengan kaum tradisional, kaum behavioralis tidak menyediakan tempat
bagi moralitas dan etika dalam studi Hubungan Internasional. Behavioralisme ingin
mengklasifikasikan, mengukur, dan menjelaskan teori-teori dalam Hubungan
Internasional melalui formulasi hukum-hukum umum ilmu ‘keras’ seperti kimia,
fisika, dan lain-lain (Jackson dan Sorensen 2013: 104).
Perbedaan yang mencolok lainnya adalah bagaimana tradisionalisme terfokus
pada memahami, norma-norma dan nilai-nilai, pengetahuan sejarah, serta
teorisasi dari dalam subjek, sementara behavioralisme terfokus pada
menerangkan, hipotesis, pengumpulan data, pengetahuan ilmiah, serta teorisasi di
luar subjek (Jackson dan Sorensen 2013: 78).
Walaupun Kedua aliran ini kurang berkembang dengan baik namun pendekatan
behavioralis menghasilkan suatu dampak yang lebih signifikan dalam
perkembangan Hubungan Internasional dibandingkan tradisionalis. Hal ini
disebabkan karena adanya dominasi dari pendekatan tersebut setelah Perang
Dunia II oleh pakar dari Amerika Serikat yang mendukung pendekatan ilmiah
behavioralisme (Jackson dan Sorensen 2013: 77). Adanya dominasi ini
menyebabkan terbukanya jalan bagi formulasi baru dari perspektif realisme dan
liberalisme atas metodologi-metodologi kaum behavioralis tersebut (Jackson dan
Sorensen 2013: 77).
Positivisme VS Post / Pasca Positivisme
POSITIVISME
Paradigma ini muncul dari para kaum behavioralis (Kenneth Waltz, Deutsch,
Auguste Comte, Herbert Spencer, dll), yang mana kaum ini berpendapat bahwa
fenomena-fenomena HI dapat dijelaskan secara scientific. Pada dasarnya,
paradigma ini menuntut agar teori-teori HI dapat bersifat eksplanatori dan
prediktif. Artinya, teori HI ditekankan untuk mampu menjelaskan fenomena HI yang
terjadi secara scientific (eksplanatori) dan mampu memprediksi apa dan
bagaimana yang akan terjadi kedepannya (prediktif). Dalam paradigma positivisme
ini terdapat teori-teori HI seperti : liberalisme dan realisme (first great debate),
serta teori neo-liberalisme dan neo-realisme.
Terkait dengan metodologi penelitian HI, yaitu kuantitatif dan kualitatif, dan seperti
yang telah saya jelaskan sekilas mengenai paradigma positivisme, positivisme ini
menekankan fenomena HI dapat dijelaskan secara scientific. Scientific disini
diartikan sebagai adanya keharusan untuk mencari data-data statistik, atau
menggunakan survey dalam teknik pengambilan data untuk menjelaskan
fenomena HI yang terjadi. Teknik pengambilan data berupa survey, data-data
statistik, dll, merupakan teknik pengambilan data yang diadopsi oleh metodologi
kuantitatif. Dan, dalam melakukan penelitian, paradigma ini juga menekankan
objektivitas peneliti HI.
Post/Pasca Positivisme
Paradigma ini muncul dari kaum konstruktivis (Alexander Wendt, Nicolas Onuf, dll) yang
bertujuan untuk mengkritik kehadiran positivisme dalam keilmuan HI mengenai pandangan
positivisme yang mengilmiahkan ilmu sosial. Post-positivisme ini beranggapan bahwa
fenomena sosial yang terjadi di HI tidak bisa dilihat sebatas penelitian atau observasi yang
bersifat scientific saja. Menurut post positivisme, analisa fenomena HI itu dapat
terjemahkan tergantung dari intrepretasi dari siapa yang membaca/menganalisa fenomena
HI tersebut (intertextuality). Hal itu jelas menunjukkan bahwa post-positivisme ini
menekankan seubjektivitas peneliti dalam melakukan penelitian HI. Teori HI yang ada
dibawah paradigma ini adalah teori kritik (fourth great debate), konstruktivisme,
posmodernisme, dan marxism.
Terkait dengan metodologi penelitian HI, paradigma ini lebih memihak kualitatif untuk
menjelaskan fenomena HI. Metode kualitatif sendiri memang cukup mengabaikan
objektivitas peneliti. Terlebih dengan teknik pengambilan data dalam metode kualitatif itu
adalah interview/depth interview, studi literatur, field study, dll. Yang mana teknik
pengambilan data tersebut sangat bergantung pada intrepretasi peneliti dalam mengelola
data yang didapatkan untuk menjelaskan
Teori Teori Lain
• Marxism ( Pencetus Karl Marx, Hubungan internasional didasarkan pada
kepentingan ekonomi/materialistis)
• Feminis (mengangkat permasalahan gender ke studi akademik politik
internasional. )
• Pascakolonialisme ( menantang sifat eurosentris Hubungan Internasional )
• Pascarealisme (berfokus pada teori HI sebagai retorika ilmiah dan politik)
Teori Konstruktivisme
Nicholas Onuf sering diakui sebagai tokoh yang mencetuskan istilah "konstruktivisme" untuk
menyebut teori yang menegaskan konstruksionisme sosial dalam hubungan internasional
pada 1997 walaupun sudah terlebih dahulu diperkenalkan oleh Alexander Wendt tahun
1992 berjudul "Anarchy is What States Make of It: the Social Construction of Power Politics"
Merupakan salah satu dari tiga aliran besar di dalam ilmu hubungan internasional yang
berkat Kegagalan realisme atau liberalisme dalam memprediksi akhir Perang Dingin turut
meningkatkan kredibilitas teori konstruktivis. Teori konstruktivis mengkritik asumsi teori
hubungan internasional tradisional yang tidak berubah dan menegaskan bahwa hubungan
internasional merupakan suatu konstruksi sosial. Konstruktivisme adalah teori yang kritis
realisme
terhadap dasar ontologis teori hubungan internasional rasionalis. Bila
mementingkan keamanan dan kekuasaan materi, dan liberalisme
mementingkan interdependensi ekonomi dan faktor-faktor dalam
negeri, konstruktivisme lebih mementingkan peran pemikiran
dalam membentuk sistem internasional; sebenarnya ada kemungkinan
tumpang tindih antara konstruktivisme dengan realisme atau liberalisme, namun ketiganya
tetap terpisah. Kata "pemikiran" atau "ide" mengacu pada tujuan, ancaman, ketakutan,
identitas, dan elemen persepsi kenyataan lain yang memengaruhi negara dan non-negara
dalam sistem internasional. Konstruktiis percaya bahwa faktor-faktor ideasional (pemikiran)
ini kadang memiliki dampak yang lebih besar, bahkan melampaui kekuasaan materi.
Contoh pemikiran kaum konstruktivis, dapat dilihat pada cara kaum konstruktivis
memandang peningkatan ukuran militer Amerika Serikat lebih masuk akal bila
dikaitkan dengan Kuba, antagonis lama Amerika Serikat, daripada Kanada, sekutu
dekat Amerika Serikat. Karena itu, persepsi harus ikut diperhitungkan dalam
membentuk sistem internasional. Kaum konstruktivis tidak menganggap anarki
sebagai pondasi tunggal sistem internasional. Mengambil kata-kata Alexander
Wendt, kaum konstruktivis melihat bahwa "anarki adalah sesuatu yang diciptakan
negara" (anarchy is what states make of it). Konstruktivis juga meyakini bahwa
norma sosial, alih-alih keamanan, merupakan hal yang membentuk dan mengubah
kebijakan luar negeri seiring waktu berlalu.

Tokoh tokoh aliran ini yakni :


Emanuel Adler,Anthony Clark Arend,Michael Barnett, Thomas J. Biersteker,Didier
Bigo, Mark Blyth, Nicholas Onuf.

Nicholas Onuf (Professor at Florida International University)


Perlu diingat ! Dalam teori hubungan internasional
dikenal adanya 3 aliran besar yaitu :
REALISME

LIBERALISME

KONSTRUKTIVISME
soal
PILIH 5 DARI 10 SOAL !

1. Jelaskan Definisi dari Hubungan Internasional (menurut Ahli minimal 3)!


2. Jelaskan pola pola interaksi kerjasama, konflik, kompetisi dan kompromi di dalam hubungan
internasional dan berikan contoh masing masing !
3. Hubungan internasional merupakan disiplin ilmu yang berbeda dengan Politik Internasional. berikan
perbedaan di antara Hubungan Internasional dengan Politik Internasional !
4. Apa yang dimaksud dengan Non-State Actor ? Dan, Ada berapa Non-State actor ? Jelaskan !
5. Jelaskan fungsi dari komunikasi internasional dalam kacamata ilmu hubungan internasional !
6. Setiap negara punya politik luar negeri masing masing seperti indonesia dengan politik bebas
aktifnya. Jelaskan apa makna dari politik bebas aktif indonesia !
7. Di dalam teori hubungan internasional dikenal adanya aliran realisme. Jelaskan secara singkat aliran
pemikiran tersebut !
8. Di dalam Teori Hubungan Internasional dikenal adanya aliran liberalis. Jelaskan secara singkat aliran
pemikiran tersebut !
9. Di dalam Teori Hubungan Internasional dikenal adanya aliran konstruktivis. Jelaskan secara singkat
pengertian dari aliran tersebut !
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Game Theory dalam perspektif ilmu hubugan internasional!
Materi Semester
• Konsep Konsep Dalam Hubungan Internasional
• Sifat Interdisipliner Hubungan Internasional
• Unit Analisa Dan Unit Eksplanasi Hubungan
Internasional
• Metodologi Riset Hubungan Internasional
• Isu Isu Di Dalam Hubungan Internasional
• The Great Debates (1)
• The Great Debates (2)
• Masa Depan Hubungan Internasional
KONSEP HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. Konsep level sistemik
1.1 Kekuatan
1.2 Saling ketergantungan
1.3 Peralatan sistemik
2. Konsep level unit
2.1 Tipe rezim
2.2 Revisionisme/Status quo
2.3 Agama
3. Konsep individu atau level subunit
KONSEP HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. Level sistemik atau lingkungan internasional

Kekuasaan : dideskripsikan sebagai tingkat sumber daya,


kapabilitas dan pengaruh dalam persoalan internasional. Konsep ini
dibagi menjadi dua yaitu kekuasaan keras yang bersifat memaksa
(seperti penggunaan kekuatan militer) dan kekuasaan lunak yang
mencakup ekonomi, diplomasi dan pengaruh budaya (seperti
penerapan embargo ekonomi).

Interdependensi : dikarakterkan oleh meningkatnya saling


ketergantungan, baik tanggung jawab terhadap satu sama lain
maupun ketergantungan terhadap pihak lain. Hal ini tercermin dari
meningkatnya globalisasi, terutama dalam hal interaksi ekonomi
internasional.
KONSEP HUBUNGAN INTERNASIONAL
Peralatan Sistemik yang digunakan dalam level Sistemik/ Internasional :
1. Diplomasi adalah praktik komunikasi dan negosiasi antara sejumlah perwakilan negara. Sampai
batas tertentu, semua alat hubungan internasional lainnya dapat dianggap sebagai kegagalan
diplomasi. Pemakaian alat lain adalah bagian dari komunikasi dan negosiasi tetap di dalam
diplomasi. Sanksi, kekuatan, dan menyesuaikan regulasi perdagangan, meski tidak dianggap bagian
dari diplomasi, adalah alat yang sebenarnya berharga demi kepentingan pengaruh dan
penempatan dalam negosiasi.
2. Sanksi biasanya merupakan pilihan pertama setelah gagalnya diplomasi, serta salah satu alat
utama yang digunakan untuk mendorong perjanjian. Sanski bisa berupa sanksi diplomatik atau
ekonomi dan mencakup pemutusan hubungan dan pemberlakuan batasan komunikasi atau
perdagangan.
3. Perang, pemakaian kekuatan, sering dianggap sebagai alat utama dalam hubungan
internasional. Sebuah definisi yang diterima luas oleh Clausewitz mengenai perang adalah,
"penyambungan politik dengan cara lain". Ada studi baru yang mempelajari 'perang baru' yang
melibatkan aktor, bukan negara. Studi perang dalam hubungan internasional dicakup oleh disiplin
'Studi perang' dan 'Studi strategis'.
4. Pengungkitan aib internasional dapat dianggap sebagai alat hubungan internasional. Ini adalah
usaha mengubah tindakan suatu negara melalui 'penyebutan nama dan pengungkitan aib' di
tingkat internasional. Ini biasanya dilakukan oleh sejumlah LSM HAM besar seperti Amnesty
International (terutama ketika mereka menyebut Teluk Guantanamo sebagai "Gulag“), atau
Human Rights Watch. Alat ini sering dipakai oleh prosedur 1235 Komisi HAM PBB, yang secara
terbuka mengekspos pelanggaran HAM di suatu negara. Dewan Hak Asasi Manusia juga
menggunakan mekanisme ini.
5. Pembagian keuntungan ekonomi dan/atau diplomatik. Contohnya adalah kebijakan perluasan
Uni Eropa. Negara-negara kandidat diizinkan masuk UE hanya jika memenuhi kriteria Kopenhagen.
KONSEP HUBUNGAN INTERNASIONAL
2. Level unit atau negara

Rezim : rezim suatu negara dapat menentukan cara negara tersebut


berinteraksi dengan negara lain dalam sistem internasional. Teori
Perdamaian Demokratis mengemukakan bahwa hakikat demokrasi berarti
bahwa negara-negara demokratis tidak akan saling berperang kecuali
dengan alasan-alasan yang benar dan bahwa demokrasi mendorong
kepercayaan dan penghargaan terhadap satu sama lain. Sedangkan
komunisme menjustifikasikan suatu revolusi dunia, yang juga akan
menimbulkan hidup berdampingan secara damai, berdasarkan masyarakat
global yang proletar.
Status Quo dan Revisionisme : negara-negara dapat diklasifikasikan
menurut apakah mereka menerima status quo (keadaan yang ada) atau
merupakan revisionis (menginginkan perubahan).
Agama : agama dianggap dapat memiliki pengaruh terhadap cara negara
bertindak dalam sistem internasional. Agama dianggap sebagai prinsip
pengorganisasi terutama bagi negara-negara islam, sedangkan sekularisme
sebaliknya, dengan pemisahan antara negara dan agama, bertanggung
jawab atas tradisi liberal.
KONSEP HUBUNGAN INTERNASIONAL
3. Level sub unit atau individu

Faktor psikologis dalam HI : mengamati peran berbagai kepribadian


dalam proses pembuatan keputusan dapat memiliki suatu daya penjelas
(seperti mispersepsi di antara berbagai aktor). Hal ini berpengaruh
terhadap keputusan kebijakan luar negeri suatu negara.
Politik birokrat : mengamati peran birokrasi dalam pembuatan keputusan
dan menganggap berbagai keputusan sebagai hasil pertarungan internal
birokratis yang dibentuk oleh berbagai kendala.
Kelompok keagamaan, etnis dan yang menarik diri : mengamati
konflik/perang yang berkaitan dengan agama, etnis dan aktor lain yang tidak
menganggap diri mereka cocok dengan batas-batas negara yang pasti. Hal
ini terutama bermanfaat dalam konteks dunia negara-negara lemah pra-
modern.
Ilmu, teknologi dan hubungan internasional : mengamati pengaruh HI
pada perkembangan teknologi, lingkungan, bisnis dan kesehatan dunia.

Anda mungkin juga menyukai