Anda di halaman 1dari 14

Keseimbangan Pasar

Uang dan Pasar


Barang
Ihdi Iqomatudin - 12020222130076
Keseimbangan Pasar Uang dan Pasar Barang
Keseimbangan umum IS-LM digambarkan dengan bertemunya
keseimbangan pasar uang(LM) dengan pasar barang(IS)

PRESENTATION TITLE 2
Hubungan Kurva IS-LM dengan Kurva AS-AD
Bila kita ingat kembali komponen yang membentuk kurva LM, maka kita
menemukan salah satu unsurnya adalah real money supply (Ms/P) & real money
demand (Md/P). Sedangkan pada komponen pembentuk kurva IS kita tidak
menemukan unsur P.
Oleh karena itu, untuk menjelaskan hubungan antara kurva IS-LM dengan kurva
AS-AD kita akan memperhatikan hubungan antara kurva LM dengan kurva AD.
Diasumsikan kurva AS ditentukan oleh kapasitas negara memproduksi barang
seperti ketersediaan tenaga kerja untuk memproduksi dan ketersediaan sumber
daya alam suatu negara. Jadi kurva AS tidak berhubungan dengan komponen-
komponen pembentuk kurva IS-LM.

PRESENTATION TITLE 3
Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro:
Masuknya Peran Pemerintah
Katakanlah pemerintah menaikkan
tabungan (Sg), dan pada saat yang sama
menaikkan belanjanya yang masuk ke
perekonomian.
Y=C+S
Y=(Cg+Ch)+(Sg+Sh)
Kenaikan ini digambarkan dengan
bergesernya kurva S di kuadran 3 kearah
kiri bawah. Dengan asumsi bahwa I=S,
maka kurva IS kuadran 4 bergeser
kekanan atas

4
Naiknya belanja pemerintah tidak mempengaruhi kurva LM karena
tidak ada komponen pembentuk kurva LM yang mengandung
unsur S. Bergesernya kurva IS ke kanan atas dengan kurva LM
tetap, mengubah keseimbangan titik 1 (i1, y1) ke titik 2 (i2, y2).
Kenaikan y1 ke y2 pada kurva bagian atas tentu juga berarti
kenaikan y1 ke y2 pada kurva bagian bawah. Pada kurva AD,
kenaikan ini berarti perubahan dari titik 1 (p1, y1). Ingat dalam
ilustrasi ini kurva LM tidak berubah, padahal unsur P hanya ada
pada komponen pembentuk kurva LM. Ini artinya juga tidak ada
perubahan pada P
Sekarang perhatikan kurva AD. Pendapatan nasional naik dari y1
ke y2, tanpa
ada kenaikan R Ini berarti terjadi pergeseran kurva AD ke kanan
atas, dari titik 1 (p1, y1) ke titik 2 (p1, y2).
5
Ingat bahwa AD adalah penjumlahan horizontal kurva-kurva demand,
termasuk demand pemerintah. Kenaikan belanja pemerintah berarti
kenaikan demand pemerintah, yang berarti pula kenaikan AD.
Dampak kenaikan AD terhadap pendapatan nasional dan harga (p*,
y*) tentu ditentukan pada perpotongan kurva AD dengan kurva AS.
Bila kurva AS ber-slope positif seperti lazimnya kurva S dalam
ekonomi mikro, maka secara grafis dapat digambarkan sebagai
berikut, Titik keseimbangan berubah dari titik 1 (p1, y1) ke titik 2 (p2,
y2).

6
Keseimbangan Pasar Ekonomi makro pada
Macam-macam Aggregate Supply
1. Kurva AS ber-slope Positif: Tanpa
Rigiditas dan Rigiditas Gaji
Sampai saat ini kita belum banyak
membicarakan kurva AS. Cara paling
sederhana adalah dengan mengasumsikan
kurva AS mempunyai slope positif seperti
lazimnya kurva S dalam ilmu ekonomi
mikro.

PRESENTATION TITLE 7
Asumsi yang digunakan dalam kurva AS yang ber-slope positif
adalah:
Harga-harga fleksibel, dapat turun dapat naik. Dengan kata lain
tidak ada rigi- ditas harga (kekakuan harga).
Gaji-gaji fleksibel, dapat turun dapat naik. Dengan kata lain tidak
ada rigiditas gaji (kekakuan gaji).
1. Perekonomian belum berada pada keadaan kapasitas penuh,
sehingga setiap kenaikan AD dapat dipenuhi oleh kapasitas
produksi yang ada.

8
Pada kenyataannya, tidak selamanya ketiga asumsi itu dapat
terpenuhi. Keynes dalam buku General Theory (1936)
mengasumsikan gaji nominal tidak dapat turun, atau dengan kata
lain ada rigiditas gaji. Secara lengkap asumsi yang dibangun
Keynes adalah:
1. Pasar barang kompetitif, dan harga-harga fleksibel (dapat naik
dapat turun)
2. Gaji-gaji tidak fleksibel. Dengan kata lain ada rigiditas
(kekakuan) gaji nominal.’

PRESENTATION TITLE 9
Output diproduksi oleh perusahaan-perusahaan secara kompetitif.
Untuk menyederhanakan bagi pemula, input yang digunakan untuk
memproduksi hanya tenaga kerja. Dengan demikian, perusahaan
akan mempekerjakan buruh sampai titik optimalnya yaitu pada saat
tingkat produktivitas marjinal buruh (marginal product of labor,
MPL) sama dengan gaji riilnya (W/P). MPL adalah tambahan
output yang dihasilkan dengan adanya tambahan satu unit tenaga
kerja.
MPL = W/P,
MPL adalah marginal product of labor
W/P adalah gaji riil W adalah gaji nominal
P adalah tingkat harga
PRESENTATION TITLE 10
Turunnya W/P mengakibatkan MPL > W/P, dengan kata lain gaji
riil buruh lebih kecil daripada produktivitas buruh dalam
menghasilkan output → menguntungkan bagi perusahaan untuk
menambah jumlah tenaga kerja karena upah riil yang dibayarkan
lebih kecil dari tambahan output yang didapat perusahaan
menambah jumlah tenaga kerja, sampai tercapai MPL = W/P→
tambahan tenaga kerja ini menambah output; Y↑
Hubungan yang positif. P↑→YT inilah yang digambarkan dengan
slope AS yang positif dari kiri bawah ke kanan atas.

PRESENTATION TITLE 11
2. Kurva AS ber-slope Horizontal: Rigiditas Harga
Alternatif lain dari asumsi Keynes adalah dengan
mengasumsikan rigiditas terjadi pada harga, bukan
pada gaji. Secara lengkap, asumsi alternatif ini
adalah:
Harga-harga tidak fleksibel (sticky prices)
1. Pasar tenaga kerja kompetitif, dan gaji-gaji
fleksibel. Dengan kata lain, tidak ada rigiditas gaji
(kekakuan gaji)
2. Asumsi sticky prices ini secara grafis
digambarkan dengan kurva AS yang hori- zontal.
Rigiditas harga dengan mudah tergambar yaitu
dengan tingkat harga yang tetap pada P.
PRESENTATION TITLE 12
3. Kurva AS ber-slope Vertikal: Rigiditas Output
Alternatif lain adalah dengan mengasumsikan rigiditas terjadi
pada output, bukan pada gaji atau pada harga. Kurva AS
mempunyai slope yang vertikal pada saat seluruh kapasitas
produksi perekonomian telah terpakai.

PRESENTATION TITLE 13
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai