MAKALAH
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkam rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk menjabarkan
tentang “Akad Qardh dan Qardh al-Hasan”.
Kami sebagai penulis telah berusaha untuk yang terbaik dalam penjabaran
ilmu melalui makalah ini dan sebagai salah satu penugasan mata kuliah matematika
keuangan syariah, progam studi Tadris Matematika, Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Keberhasilan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Mar’atus Sholihah, S.Pd.I, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Matematika Keuangan Syariah.
2. Rekan-rekan mahasiswa Tadris Matematika angkatan 2021.
3. Seluruh partner yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan atau kurang tepat menurut para pembaca sekalian, untuk
itu kami kami mengharap agar segala kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menjadikan kajian makalah ini lebih baik lagi, terutama kepada
dosen pengampu mata kuliah Matematika Keuangan Syariah. Semoga makalah ini
bisa memberikan nilai positif dan nilai kebaikan yang bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
3. Apa saja syarat dan rukun qardh?
4. Apa saja macam-macam qardh?
5. Apa saja contoh penggunaan qardh dalam kehidupan sehari-hari?
6. Apa perbedaan qardh dan qardh al-hasan?
7. Apa pengertian qardh al-hasan?
8. Apa dalil yang mendasari terbentuknya qardh al-hasan?
9. Apa saja syarat dan rukun qardh al-hasan?
10. Apa manfaat adanya qardh al-hasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian dari qardh
2. Untuk mengetahui dalil yang mendasari terbentuknya qardh
3. Untuk mengetahui syarat dan rukun qardh
4. Untuk mengetahui macam-macam qardh
5. Untuk mengetahui contoh penggunaan qardh dalam kehidupan sehari-hari
6. Untuk mengetahui perbedaan qardh dan qardh al-hasan
7. Untuk mengetahui pengertian qardh al-hasan
8. Untuk mengetahui dalil yang mendasari terbentuknya qardh al-hasan
9. Untuk mengetahui syarat dan rukun qardh al-hasan
10. Untuk mengetahui manfaat adanya qardh al-hasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akad Qardh
1. Pengertian Qardh
Pengertian qardh adalah Al-Qardh (utang) berasal dari kata qarada – yaqridhu
– qardhan. Secara bahasa asalnya adalah Al-Qath'u (potongan) atau terputus.
Sedangkan secara istilah ialah harta yang diberikan seseorang kepada orang lain
untuk dikembalikan lagi ketika ia telah mampu. Pengertian lain dari utang-piutang
atau qardh adalah harta yang diberikan oleh muqridh (pemberi utang) kepada
muqtaridh (orang yang berutang) untuk dikembalikan kepadanya sama dengan
yang diberikan pada saat muqtaridh mampu mengembalikannya.1
Qardh dalam arti bahasa berasal dari kata qarada yang sinonimnya qatha‟a
yang berarti memotong. Diartikan demikian karena orang yang memberikan utang
memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada orang yang menerima
utang (muqtaridh).2
Menurut Bank Indonesia , qardh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh)
kepada pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang
sama sesuai pinjaman.3
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, qardh adalah akad
pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati.4
ُ ُۖ ْص
َط َواِلَ ْي ِه ت ُ ْر َجعُ ْون ُ ِّٰللاُ يَ ْقب
ُ ض َويَب ْ َ سنًا فَيُضٰ ِعفَهٗ لَ ٗ ٓٗه ا
ضعَافًا َكثِي َْرة ً َۗو ه َ ّٰللاَ قَ ْرضًا َح
ض ه ْ َم ْن ذَا الَّ ِذ
ُ ي يُ ْق ِر
1
Syukri Iska, Veri Antoni Jaih Mubarok, Khotibul Umam , Destri Budi Nugraheni, and Shandy
Primandasetio, Kesumawati Syafei, “Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Fajar
Media Press, 2014), 177. 9,” Yogyakarta: Fajar Media Press, 2018, 14.
2
Muhammad Syafi’i Antonio, “Program Pembiayaan LKSM,” Journal of Chemical Information and
Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–99.
3
Ibid.
4
Syukri Iska, Jaih Mubarok, Khotibul Umam , Destri Budi Nugraheni, and Primandasetio,
Kesumawati Syafei, “Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014),
177. 9.” Hal.10
3
Artinya :
“Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Dia akan
melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
Kedua, harta benda yang menjadi obyeknya harus mal mutaqawwim. Mengenai
jenis harta benda yang dapat menjadi obyek pinjaman terdapat perbedaan pendapat
di kalangan fuqaha mazhab. Menurut fuqaha Mazhab Hanafiah akad pinjaman
hanya berlaku pada harta benda al-misliyat, yakni harta benda yang banyak
padanannya, yang lazim dihitung melalui timbangan, takaran dan satuan.
Sedangkan harta benda al-qimiyyat tidak sah dijadikan obyek hasil seni, rumah,
tanah, hewan dan lain-lain. Menurut fuqaha Mazhab Malikiyah, Syafi’iyah dan
4
Hanabilah setiap harta benda yang boleh diberlakukan atasnya akad salam boleh
diberlakukannya akad pinjaman, baik berupa harta benda al-misliyyat maupun al-
qimiyyat.
Ketiga, akad pinjaman tidak boleh dikaitkan dengan suatu persyaratan diluar
pinjaman itu sendiri yang menguntungkan pihak muqridh. Ada yang menyebutkan
syarat Al-qardh ada dua, yaitu :pertama, dana yang digunakan ada manfaatnya,
kedua, adanya kesepakatan diantara kedua belah pihak5
b. Rukun Al-qardh
2) Muqtaridh ( peminjam)
3) Ijab Kabul
1) Qardh atau barang yang diinjamkan harus barang yang mempunyai manfaat,
tidak sah jika tidak ada kemungkinan pemanfaatannya, karena Qard adalah akad
terhadap harta.
2) Akad Qardh tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan ijab dan kabul, seperti
halnya jual beli6.
4. Macam-macam Qardh
Qardh dibedakan menjadi dua macam, yaitu.7
a. Qardh al-hasan, yaitu meminjamkan sesuatu kepada orang lain, dimana pihak
yang dipinjami sebenarnya tidak ada kewajiban mengembalikan. Adanya
5
Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002, h.173
6
Syafi’i Antonio, Bank Syariah :dari teori ke praktik, Jakarta:Gema Insani Press, 2001, h.131
7
B A B Ii and A Definisi Harta, “M. Yazid Afandi, Fiqih Muamalah Dan Implementasinya Dalam
Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Logung Pustaka 2009),18. 25,” Ekonomi Syariah, 2018,
25–56.
5
qardh al-hasan ini sejalan dengan ketentuan Al-Qur’an surat At Taubah ayat 60
yang memuat tentang sasaran atau orang-orang yang berhak atas zakat, yang
salah satunya adalah Gharim yaitu pihak yang mempunyai utang di jalan Allah.
Melalui qardh al hasan maka dapat membantu sekali orang yang berutang di
jalan Allah untuk mengembalikan utangnya kepada orang lain tanpa adanya
kewajiban baginya untuk mengembalikan utang tersebut kepada pihak yang
meminjami. Keberadaan akad ini merupakan karakteristik dari kegiatan usaha
perbankan syariah yang berdasarkan pada prinsip tolong menolong.
b. Al-qardh yaitu meminjamkan sesuatu kepada orang lain dengan kewajiban
mengembalikan pokoknya kepada pihak yang meminjami.
5. Contoh Qardh
Aplikasi Al-Qardh dalam Perbankan Syariah. Akad Qardh biasanya diterapkan
pada hal-hal berikut.8
1. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang
relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya uang yang
dipinjamnya itu.
2. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa
menarik dananya karena misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito.
3. Sebagai produk untuk menyambung usaha yang sangat kecil atau membantu
sektor sosial.
4. Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut perhitungan bank
akan memberatkan si pengusaha bila diberikan pembiayaan dengan skema jual
beli, ijarah, atau bagi hasil.9
5. Pembiayaan pengurusan haji, berdasarkan Fatwa DSN No: 29/DSN-
MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan
Syariah, menetapkan ketentuan sebagai berikut.10
a. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa
(ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai fatwa DSN-MUI
No.9/DSNMUI/IV/2000
b. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH
nasabah dengan menggunakan prinsip al-qardh sesuai fatwa DSN-MUI
No.19/DSNMUI/IV/2001
c. Jasa pengurusan haji dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan
pemberian talangan haji.
8
Syukri Iska, Jaih Mubarok, Khotibul Umam , Destri Budi Nugraheni, and Primandasetio,
Kesumawati Syafei, “Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014),
177. 9.”
9
Seraceddin Levend Zorluoğlu, “No Title طرق تدريس اللغة العربية,” Экономика Региона, 2012, 32.
10
Ibid.
6
d. Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-
Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.
B. Akad Qardh al-Hasan
1. Perbedaan Qardh dan Qardh al-Hasan
Berikut ini merupakan tabel perbedaan antara Qardh dan Qardh Al-Hasan: 11
11
Muhammad Imam Purwadi, “Al-Qardh dan Al-Qardhul Hasan sebagai Wujud Pelaksanaan
Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah”, Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, Vol. 21 No. 1,
Januari 2014, hal 37-39.
7
sedangkan kata hasan yaitu berarti kebaikan.12 Sedangkan para ahli fiqh
mengartikan Qardh al hasan menurut hukum syara’ adalah sebagai berikut :13
1. Madzab Hanafi mengartikan qardh artinya harta benda yang kamu serahkan
atau kamu pinjamkan kepada seseorang dengan berharap kamu
mendapatkan pengembalian barang yang sesuai dengan barang yang
dipinjamkannya, karena dalam ilmu qardh harus sesuai benda yang
mempunyai persamaan.
2. Madzhab Maliki, mengartikan jika seorang menyerahkan pinjaman kepada
pihak lain sesuatu yang meiliki nilai harta yang dimilki semata- mata untuk
lebih mengutamakan kepentingan, dalam artian tidak menghendaki
pinjaman yang tidak halal, dengan janji si pemberi modal dengan syarat
tidak berbeda dari benda atau pinjaman yang diberikan.
3. Madzhab hambali, mengartikan qardhul hasan adalah menyerahkan harta
kepada seorang yang dapat mengambil keuntungan atau manfaat dari
pinjamannya tersebut dan mengembalikan gantinya.
4. Madzhab syafi’ii, qardhul hasan merupakan akad perjanjian yang dibut
khusus oleh pemberi dana atau pemberi pinjaman untuk mengalihkan
kepemilikan hartanya kepada si peminjam, dan si peminjam berjanji akan
segera mengembalikan semua barang yang dipinjaminya.
5. Menurut Muhammad Muslehudin, qardhul hasan adalah suatu jenis akad
pinjaman yang digunakan umyuk kepentingan peminjaman dana. Pinjaman
harus dikembalikan sesuai nilai awal saat peminjaman karena jika
dilebihkan maka tersebut merupakan riba yang sangat dilarang keras.14
Menurut undang undang arti dari qardhul hasan merupakan akad pinjaman dana
kepada nasabah atau peminjam dana dengan ketentuan si peminjam wajib
mengembalikan dana yang di terimanya pada waktu yang sudah ditentukan dan
disepakati oleh kedua belah pihak.
12
Muhammad, “Tehnik Perhitungan Bagi Hasil Dan Profit Margin Pada Bank Syariah,” UII Press,
Yogyakarta, 2004, hal 40.
13
Abdurrahman al Jaziri, “Kitab Fiqih Empat Madzhab,CV.Asy Syifa, Semarang” 1994, hal 649.
14
Muhammad Maslehudin, “Sistem Perbankan Dalam Islam,” Reneka Cipta, Jakarta, 2004, hal 78.
8
3. Dalil (Dasar Hukum) Qardh al-Hasan
a. Al Qur’an
َم ْن َج ا َء ب ِ ال ْ َح س َ ن َ ةِ ف َ ل َ ه ُ َخ يْ ٌر ِم ن ْ َه ا َو ه ُ ْم ِم ْن ف َ زَ ع ٍ ي َ ْو َم ئ ِ ٍذ آ ِم ن ُ و َن
9
untuk dapat mengembalikannya; dan barangsiapa yang mengambilnya
dengan maksud untuk menghabiskannya, maka Allah akan merusaknya.”
(HR. Al-Bukhari).
“Orang yang melepakan seorang muslim dari kesulitan didunia Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari akhir atau kiamat nanti dan Allah
senantiasa menolong hamba-Nya selama ia suka menolong saudaranya” (
HR.Muslim)
10
1. Pihak yang meminjam (Muqtarid).
2. Pihak yang memberikan pinjaman (Muqrid).
3. Barang yang dihutang/objek akad (Muqtarad/ ma’qud ‘alaih).
4. Ijab qabul (Sighat).15
Berikut ini merupakan ketentuan syariah dari masing-masing rukun dalam Qardh
Al-Hasan:
15
Muhammad Bisri Mustofa dan Mifta Khatul Khoir, “Qardhul Hasan Dalam Perspektif Hukum
Islam Pada Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Dan Implementasinya”, At-Taajir, Vol. 1, No. 1, Juli-
Desember 2019, hal 52.
11
Namun peminjam dibolehkan memberikan sumbangan secara
sukarela.
e. Apabila memang si peminjam mengalami kesulitan keuangan maka
waktu peminjaman dapat diperpanjang atau menghapuskan sebagian
atau seluruh kewajibannya, namun jika peminjam lalai maka dapat
dikenakan denda.
4. Ijab kabul (sighat):
Yaitu pernyataan dan ekspresi saling ridha atau rela diantara pihak – pihak
pelaku akad yang dilakukan secara tertulis dan tatap muka, melalui cara
komunikasi modern yang lain:
a. Kalimat memberikan musta’ar
Seorang mu’ir dapat mengucapkan:
“Saya meminjamkanmu (jumlah harta) dengan syarat pinjaman
yang baik”.
b. Kalimat menerima musta’ar
Seorang musta’ir dapat mengucapkan:
“Saya menerima pinjaman (jumlah harta) dengan syarat Al-Qardh
Al-Hasan yang telah disepakati”.
b. Syarat Qardh Al-Hasan:
1. Akad qardhul hasan terkait dengan barang yang memiliki manfaat , maka
tidak sah jika barang tersebut tidak ada kemungkinan adanya pemanfaatan
karena akad qardhul hasan terkait dengan harta.
2. Akad qardhul hasan seperti halnya akad jual beli tidak bisa disetujui dan
tidak bisa dilaksanakan jika tidak ada ijab Qabul antara kedua belah pihak.
12
5. Manfaat Qardh al-Hasan
Adapun beberapa manfaat dari akad pinjaman qardhul hasan ialah sebagai
berikut: 16
16
B A B Ii, Al Qardhul Hasan, and Al Qardhul, “2 : 1.,” n.d., 10–41.
17
Ibid.
13
produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor
sosial.
4. Pemberian pinjaman kepada orang yang membutuhkan dana sosial atau
kecil, seperti pengusaha kecil yang memiliki prospek bisnis yang sangat
baik, tetapi kekurangan dana. Pemberi pinjaman memberikan pinjaman ini
tanpa adanya bunga atau tambahan keuntungan, hanya dengan niat
kebaikan. Peminjam hanya berkewajiban melunasi jumlah pinjaman pokok
tanpa diharuskan memberikan tambahan apapun. Namun, peminjam dapat
mengembalikan lebih banyak sebagai tanda terima kasih, tetapi tidak
diperjanjikan sebelumnya
14
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Qardh dibedakan menjadi dua yaitu qardh al-hasan dan al-qardh
2. Qardh merupakan akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan
nasabah wajib mengembalikan dana dengan jangka waktu yang telah
disepakati. Sumber dana Qardh berasal dari dana komersial dan modal
3. Qardh al-hasan adalah menyerahkan harta kepada seorang yang dapat
mengambil keuntungan atau manfaat dari pinjamannya tersebut dan
mengembalikan gantinya. Sumber dananya berasal dari dana sadaqah, infak
dan zakat.
b. Saran
Demikian yang dapat penulis sampaikan, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi
dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap agar pembaca memberikan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis dan pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ii, B A B, Al Qardhul Hasan, and Al Qardhul. “2 : 1.,” n.d., 10–41.
Bisri Mustofa, Muhammad dan Khatul Khoir Mifta. “Qardhul Hasan Dalam
Perspektif Hukum Islam Pada Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Dan
Implementasinya”, At-Taajir, Vol. 1, No. 1, Juli-Desember 2019.
Jaziri, Abdurrahman al. “Kitab Fiqih Empat Madzhab,” 1994, hal 649.
Syukri Iska, Veri Antoni Jaih Mubarok, Khotibul Umam , Destri Budi Nugraheni,
and Shandy Primandasetio, Kesumawati Syafei, “Sistem Perbankan Syariah
Di Indonesia (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014), 177. 9,” Yogyakarta:
Fajar Media Press, 2018, 14.
16