Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERBEDAAN FILSAFAT, ILMU, FILSAFAT ILMU, ILMU

PENGETAHUAN DAN AGAMA

Diajukan untuk Dipresentasikan dalam

Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Oleh:

FRISKA SISMA DEWI ( 3718026 )

Dosen Pembimbing;

ZULFIKRI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI


1441 H/2020 M

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT

yang senantiasa melimpahkan nikmat iman dan Islam serta nikmat

kesempatan dan kesehatan sehingga penulisan makalah ini dapat

diselesaikan. Shalawat beserta salam buat junjungan Nabi Muhammad

SAW yang telah berjuang mempertaruh-kan segala-galanya untuk

syiarnya agama Allah SWT di muka bumi ini. Beliaulah yang

memberikan penerangan dan pencerahan bagi umatnya hingga

akhirnya dapat menikmati hidup di bawah payung al-Quran dan

sunnahnya.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

dosen pembimbing mata kuliah FILSAFAT ILMU atas bimbingan dan

arahan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini. Semua

itu menjadi bekal yang sangat berharga bagi penulis untuk dapat

menghasilkan sebuah makalah yang sarat dengan nilai-nilai ilmiah.

Penulis juga menyadari bahwa kandungan makalah ini tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Untuk itu

diharapkan adanya masukan yang membangun, baik dari dosen

pembimbing maupun dari rekan-rekan mahasiswa untuk lebih

sempurnanya isi makalah ini.

Padang Laban, 4 Oktober 2020

i
Penulis

DAFTAR ISI

K A T A P E N G A N T A R ............................................................................. i

D A F T A R I S I ............................................................................................... i i

BAB I PENDAHULUAN

A . L a t a r B e l a k a n g .................................................................. 1

B . R u m u s a n M a s a l a h ............................................................. 1

C . T u j u a n P e n u l i s a n .............................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A . D e f i n i s i F i l s a f a t ............................................................... 3

B . D e f e n i s i I l m u ..................................................................... 5

C . D e f e n i s i F i l s a f a t I l m u .................................................. 6

D . D e f e n i s i I l m u P e n g e t a h u a n ........................................ 9

E . D e f e n i s i A g a m a ................................................................. 1 1

F. Perbedaan Filsafat,Ilmu, Filsafat Ilmu, Ilmu pengetahuan


d a n A g a m a ............................................................................

.................................................................................................... 1 3

BAB III PENUTUP

A . K e s i m p u l a n .......................................................................... 1 7

ii
B . S a r a n ........................................................................................ 1 8

D A F T A R P U S T A K A ................................................................................ 2 0

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbedaan antara filsafat, ilmu, filsafat ilmu, ilmu pengetahuan

dan agama. Bisa dilihat dari pengertiannya.Ilmu adalah

pengetahuan, Filsafat ilmu adalah Pengetahuan yang membahas

dasar-dasar ujud keilmuan atau telaah kefilsafatan yang ingin

menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu, Ilmu

pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,

menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai

segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar

dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Agama adalah suatu

ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan/ kepercayaan dan

peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah

terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.

akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan Filsafat?

B. Apa yang dimaksud dengan Ilmu?

C. Apa yang dimaksud dengan Filsafat Ilmu?

D. Apa yang dimaksud dengan Ilmu pengetahuan?

E. Apa yang dimaksud dengan Agama?

1
F. Apa saja Perbedaan Filsafat, Ilmu, Filsafat Ilmu, Ilmu

pengetahuan dan Agama?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang :

Pengertian Filsafat, Ilmu, Filsafat Ilmu, Ilmu pengetahuan dan

agama.

Perbedaan Filsafat, Ilmu, Filsafat Ilmu, Ilmu pengetahuan dan

Agama

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian filsafat

Pengertian filsafat dalam sejarah perkembangan pemikiran

kefilsafatan antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu

berbeda serta hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu

sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara
etimologi dan terminologi.

1. Filsafat secara etimologi

Kata filsafat dalam bahasa Arab dikenal denga istilah Falsafah

dan dalam bahasa Inggris dikenal istilah Phylosophy serta dalam

bahasa Yunani dengan istilah Philosophia. Kata Philosophia terdiri

atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti

kebijasanaan (wisdom) sehingga secara etimologis istilah filsafat

berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang

sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah pencinta

atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan

oleh Phytagoras (582−486 SM). Arti filsafat pada waktu itu,

kemudian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang

ini dan juga digunakan oleh Socrates (470−390 SM) dan filsuf

lainnya.

2. Filsafat secara terminology

Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah

filsafat. Hal ini disebabkan batasan dari filsafat itu sendiri banyak

maka sebagai gambaran diperkenalkan beberapa batasan sebagai

3
berikut.

a) Plato, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang

mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli

karena kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan.

b) Aristoles, berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan)

yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu

metafisika, logika, retorika, etika, dan estetika.3) Prof. Dr. Fuad

Hasan, filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya

mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akaranya suatu hal yang
hendak dipermasalahkan.

c) Immanuel Kant, filsuf barat dengan gelar raksasa pemikir Eropa

mengatakan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala

pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan:

1) apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika?

4) sampai di mana harapan kita, dijawab oleh agama?

5) Rene Descartes, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu

(pengetahuan) tentang hakikat bagaimana alam maujud yang

sebenarnya.Filsafat adalah feeling (lave) in wisdom. Mencintai

mencari menuju penemuan kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai

kearifan dengan melakukan proses dalam arti pencarian kearifan

sekaligus produknya.

1) Di dalam proses pencarian itu, yang dicari adalah kebenaran-

kebenaran prinsip yang bersifat general

2) Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk

menjelaskan segala sesuatu kajian atas objek filsafat.Pengertian

filsafat tersebut memberikan pemahaman bahwa filsafat adalah suatu

4
prinsip atau asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran objek

dengan modal berpikir secara radikal.Objeknya mengikuti realitas

empiris dikaji secara filsafat untuk menelusuri hakikat kebenarannya

suatu entitas menggunakan metode yang disebut metode ilmiah

(kebenaran ilmiah).Ciri-ciri filsafat yaitu menyeluruh, mendasar, dan

spekulatif. Berikut merupakan ciri berfilsafat.

a. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi

diri dan tidak hanya ditinjau dari satu sudut pandang tertentu.
Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang

satu dan ilmuilmu lainnya, hubungan ilmu dan moral, seni, serta

tujuan hidup.

b. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang

fundamental atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat

dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Filsafat

tidak hanya berhenti pada kulit-kulitnya (periferis) saja, tetapi

sampai menembus ke kedalamannya (hakikat).

Pengertian filsafat tersebut memberikan pemahaman bahwa filsafat

adalah suatu prinsip atau asas keilmuan untuk menelusuri suatu

kebenaran objek dengan modal berpikir secara radikal.

B. Pengertian Ilmu

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” dan berarti

pengetahuan. Pemakaian kata ini dalam bahasa Indonesia kita

ekuivalenkan dengan istilah“science”. Science berasal dari bahasa

Latin: Scio, Scire yang juga berarti pengetahuan. Ilmu adalah

pengetahuan. Namun, ada berbagai macam pengetahuan. Dengan

5
“pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak, dan

betulbetul terorganisir. Jadi, pengetahuan yang berasaskan kenyataan

dan tersusun baik.Apa isi pengetahuan ilmu itu? Ilmu mengandung

tiga kategori, yaitu hipotesis, teori, dan dalil hukum. Ilmu itu

haruslah sistematis dan berdasarkan metodologi, ia berusaha

mencapai generalisasi. Dalam kajian ilmiah, kalau data yang baru

terkumpul sedikit atau belum cukup, ilmuwan membina hipotesis.

Hipotesis ialah dugaan pikiran berdasarkan sejumlah data. Hipotesis

memberi arah pada penelitian dalam menghimpun data. Data yang


cukup sebagai hasil penelitian dihadapkan pada hipotesis. Apabila

data itu mensahihkan (valid)/menerima hipotesis, hipotesis menjadi

tesis atau hipotesis menjadi teori. Jika teori mencapai generalisasi

yang umum, menjadi dalil ia dan bila teori memastikan hubungan

sebab-akibat yang serba tetap, ia akan menjadi hukum.Berikut ini

macam-macam jenis ilmu.

1. Ilmu praktis, ia tidak hanya sampai kepada hukum umum atau

abstraksi, tidak hanya terhenti pada suatu teori, tetapi juga menuju

kepada dunia kenyataan. Ia mempelajari hubungan sebab-akibat untuk

diterapkan dalam alam kenyataan.

2. Ilmu praktis normatif, ia memberi ukuran-ukuran (kriterium) dan

norma-norma.

3. Ilmu proktis positif, ia memberikan ukuran atau norma yang lebih

khusus daripada ilmu praktis normatif. Norma yang dikaji ialah

bagaimana membuat sesuatu atau tindakan apa yang harus dilakukan

untuk mencapai hasil tertentu.

6
4. Ilmu spekulatif ideografis, yang tujuannya mengkaji kebenaran

objek dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu.

5. Ilmu spekulatif nomotetis, bertujuan mendapatkan hukum umum

atau generalisasi substantif.

6. Ilmu spekulatif teoretis, bertujuan memahami kausalitas.

Tujuannya memperoleh kebenaran dari keadaan atau peristiwa

tertentu.1

C. Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah Pengetahuan yang membahas dasar-dasar

ujud keilmuan atau telaah kefilsafatan yang ingin menjawab beberapa

pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti: (1). Obyek apa yang

ditelaah ilmu? Bagaimana ujud hakiki obyek tersebut? Bagaimana

hubungan antara obyek tadi dan daya tangkap manusia (seperti

berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan Pengetahuan?

(2). Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya Pengetahuan

yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus

diperhatikan agar kita mendapatkan Pengetahuan yang benar? Apa

yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya?

Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita mendapatkan

Pengetahuan yang berupa ilmu? (3). Untuk apa Pengetahuan yang

berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara

penggunaan tersebut dan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan

obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana

hubungan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi

metode ilmiah dan norma-norma moral/professional?

1
Suedi, "Pengantar Ilmu Filsafat ( IPB Pres Printing, Bogor, 2016 ) hlm. 18-21

7
Pengertian Filsafat Ilmu menurut beberapa ahli :

a. Menurut Robert Ackerman filsafat ilmu dalam suatu segi


adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah

dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang

dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi

filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari

praktek ilmiah secara aktual.

b. Menurut Lewis White Beck, memberi pengertian bahwa filsafat


ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran

ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah

sebagai suatu keseluruhan.

c. Menurut A. Cornelius Benjamin (dalam The Liang Gie, 19 :


58) memandang filsafat ilmu sebagai berikut. ”That philosophic

discipline which isthe systematic study of the nature of

science, especially of its methods, its concepts and

presuppositions, and its place in the general scheme of

intellectual disciplines.” Filsafat ilmu, menurut Benjamin,

merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis menelaah

sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metode, konsep-konsep,

dan pra anggapan-pra anggapannya, serta letaknya dalam

kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.

Jadi, filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang

merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-

metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan,

serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang

pengetahuan intelektual.

8
d. Menurut Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu
adalah penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah

dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni

tentang metode ilmiah.

e. Menurut May Brodbeck filsafat ilmu adalah analisis yang


netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan

mengenai landasan – landasan ilmu.

f. Menurut Peter Caws Filsafat ilmu merupakan suatu bagian


filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat

seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.

Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini

membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan

menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan

tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala

hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan

atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan

pada penghapusan kesalahan.

g. Menurut Stephen R. Toulmin mengemukakan bahwa sebagai


suatu cabang ilmu, filsafat ilmu adalah unsur-unsur yang

terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur

pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode

penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan

metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-

landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika

formal, metodologi praktis, dan metafisika.

9
h. Menurut Jujun Suriasumantri memandang filsafat ilmu
sebagai bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang

ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan mengenai hakikat

ilmu sebagai berikut. Kelompok pertanyaan pertama antara lain

sebagai berikut ini. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana

wujud hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara

objek tadi dengan daya tangap manusia ? Kelompok pertanyaan

kedua : Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya

pengetahuan yang berupa ilmu ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-


hal apa yang harus diperhatikan Filsafat Imu agar kita

mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang dimaksud

dengan kebenaran ? Dan seterusnya. Dan terakhir, kelompok

pertanyaan ketiga : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu

itu ? Bagaimana kaitan antara cara menggunakan ilmu dengan

kaidah-kaidah moral ? Bagaimana penentuan objek yang

ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Dan seterusnya.

i. Menurut Conny Semiawan menyatakan bahwa filsafat ilmu


pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu

pengetahuan (science of sciences) yang kedudukannya di atas

ilmu lainnya.2

D. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk

menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari

berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi

agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan

2
Http://Afidburhanuddin wordpres. Com ( Pengertian Filsafat Ilmu)

10
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian

ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum

sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan

dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang

diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat,

ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai

pengetahuan yang dimilikinya.

Ziman J. (dalam Qadir C.A.,1995:53) memberikan definisi ilmu

pengetahuan sebagai rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang

saling berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan

pengamatan yang bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut.

Pengertian percobaan disini adalah pengkajian atau pengujian

terhadap kerangka konseptual, ini dapat dilakukan dengan penelitian

(pengamatan data wawancara) atau dengan percobaan (eksperimen).

[1] Menurut Notoatmodjo (2003), ilmu pengetahuan merupakan hasil

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005)

domain tingkat ilmu pengetahuan (kognitif) mempunyai enam

tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan,

menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam

taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya

baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima

dari orang lain.[2] Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang

diperoleh melalui pendekatan ilmiah, yakni melalui “penyelidikan

yang sistematik, terkontrol dan bersifat empiris atau sesuatu relasi

11
fenomena alam, perbedaan ini terlihat pengertian ilmu pengetahuan

(sains) sendiri, yaitu : 1. Ilmu yang teratur (sistematik) dan dapat

diuji kebenarannya; 2. Ilmu yang berdasarkan kebenaran atau

kenyataan semata, misalnya fisika, kimia, dan biologi (KBBI: 767).

[3] Sedangkan secara terminologi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala

sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Dalam penjelasan lain, pengetahuan merupakan hasil proses dari

usaha manusia untuk tahu.3

E. Pengertian Agama

Menurut KBBI, pengertian agama adalah suatu ajaran dan

sistem yang mengatur tata keimanan/ kepercayaan dan peribadatan

kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan

manusia dengan manusia serta lingkungannya.Pendapat lain

mengatakan arti agama adalah suatu kepercayaan dan penyembahan

terhadap kuasa dan kekuatan sesuatu yang luar biasa di luar diri

manusia. Sesuatu yang luar biasa itu disebutkan dengan beragam

istilah sesuai dengan bahasa manusia, misalnya; Aten, Tuhan,

Yahweh, Elohim, Allah, Dewa, God, Syang-ti, dan lain sebagainya.

Makna agama dapat diartikan dalam tiga bentuk, yaitu :

(1) Batasan atau definisi agama diambil dari kata ”agama” itu sendiri

Kata ”agama” berasal dari bahasa sangsekerta mempunyai beberapa

arti. Satu pendapat mengatakan bahwa agama berasal dari dua kata,

yaitu a dan gam yang berarti a = tidak, sedangkan gam = kacau,

3
Http//reportase.umy.ac.id

12
sehingga berarti tidak kacau (teratur) (Muin,1973).Ada juga yang

mengartikan a = tidak, sedangkan gam = pergi, berarti tidak pergi,

tetap di tempat, turun temurun (Nasution, 1985). dilihat dari segi

perkembangan bahasa, kata gam itulah yang menjadi go dalam bahasa

Inggris dan gaan dalam bahasa Belanda. Adalagi pendapat yang

mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci, karena agama

memang harus mempunyai kitab suci.

Berikut dikemukakan beberapa definisi agama secara


terminologi, yaitu:

Menurut Departemen Agama, pada Presiden Soekarno pernah

diusulkan definisi agama pada pemerintah yaitu agama adalah jalan

hidup dengan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa berpedoman

kitab suci dan dipimpin oleh seorang nabi. Ada empat unsur yang

harus ada dalam definisi agama, yakni :

a. Agama merupakan jalan atau alas hidup

b.Agama mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa

c. Agama harus mempunyai kitab suci (wahyu)

d. Agama harus dipimpin oleh seorang nabi atau rasul.

Selanjutnya menurut Prof. Dr. H. Mukti Ali mengatakan bahwa

agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan yang Maha Esa dan

hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusanNya untuk kebahagiaan

hidup dunia dan akhirat.4

Definisi agama menurut islam yang ditetapkan oleh para ahli:

4
I gusti Bagus Rai Utama, Filsafat Ilmu dan Logika ( MA, Universitas Dhyana Pura, Bandung 2013 ) hlm. 42-44

13
1. Dr.A.Mukti Ali Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuan
Yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-

NYA untuk kebahagiaan hidup manusia didunia dan Akhirat.

2. Drs..idi Gazalba Agama adalah kepercayaan kepada tuhan dan


hubungan manusia dengan yang kudus,dihayati sebagai hakekat

yang gaib,hubungan mana menyatakan diri dalam bentuk serta

sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.

3. musthofa abdurrazik Agama adalah peraturan yang bertautan


dengan keadaan yang suci.

4. tenku.M.hasby assiddiqhie Agama adalah suatu kumpulan


peraturan yang ditetapkan Allah untuk menarik dan menuntun

para ummat yang berakal sehat,suka tunduk dan patuh kepada

kebaikan,supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan

akherat.

5. K.H.R. Muhammad adnan Agama adalah peraturan dari Allah


SWT untuk manusia yang berakal guna mencari

keyakinan,mencapai jalan bahagia lahir bathin,dunia dan

akherat bersandar pada pada wahyu-wahyu Ilahi yang terhimpun

dalam kitab suci AL-Qur’an.5

F Perbedaan Filsafat, Ilmu, Filsafat Ilmu, Ilmu Pengetahuan dan

Agama

1. Filsafat Ilmu

5
Http//Reportase.umy ac. Id/pengertian Agama menurut Islam

14
a. suatu hal (pandangan atau kosep) yang adanya melekat
erat secara kodrati pada diri manusia

b. filsafat ilmu adalah cabang filsafat dan bagian dari


Epistemologi yang mengkaji ilmu pengetahuan dari segi

ciri-ciri dan cara-cara memperolehnya

c. objek kajian filsafat ilmu adalah ilmu-ilmu yang diperoleh


manusia baik yang bersifat ilmiah maupun tidak.

d. pendekatannya disesuaikan dengan kajian ilmunya masing-


masing.

2. Ilmu

a. fenomena alam yang bersifat Antroposentris

b. Berangkat dari tidak percaya, dilanjutkan penyelidikan


secara induksi untuk mencari kebenaran

c. Kebenaran bisa dibuktikan melalui pengalaman indera dan


kebenaran bersifat progmatis

d. Lebih mengutamakan logika

e. Deskriptif dan analitis, memeriksa semua gejala melalui


unsur terkecilnya untuk memperoleh gambaran senyatanya

menurut bagian-bagiannya

f. Menekankan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya,


netral, dan mengabstrakkan faktor keinginan dan penilaian

manusia6

3. Filsafat

6
Www.Kompasiana.com. Filsafat Ilmu Dan Agama

15
a. Mengunakan penalaran yang kritis, refleksi, dan integral

b. Tidak pernah berhenti pada penampakan saja, melainkan


secara kritis menembusnya demi mencapai hakikat yang

paling mendasar

c. Menggunakan metode kritis, intuitif, geometris,

fenomenologis

d. Memiliki sifat kritis, reflektif dan Radikal dan menyuruh


dalam memandang semesta7

e. Filsafat memiliki objek lebih luas, sifatnya universal

f. Memeriksa dan meragukan segala asumsi-asumsi

g. Filsafat berarti berfikir, jadi yang penting ialah ia dapat


berfikir

h. Seorang ahli filsafat jika berhadapan dengan penganut aliran


atau paham lain, biasanya bersikap lunak

4. Ilmu pengetahuan

a. Menerangkan gejala-gejala secara ilmiah

b. Tujuannya bukan mencapai hakikat yang paling dasar dari


semesta, tapi hanya menjelaskan gejala-gejala secara

rasional

c. Metode ilmu pengetahuan adalah langkah-langkah dalam satu


urutan metodologis yang ketat demi mendapatkan penjelasan

yang objektif

d. Tidak bersikap kritis

7
Akhyar yusuf Lubis, Donny Gagal Adian, Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan, ( Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,
Depok 2013 ) hlm. 19-20

16
e. Ilmu pengetahuan bersifat informasional dan analitis untuk

bidang-bidang tertentu

5. Agama

a. agama dimulai dengan percaya/iman.

b. Bersumber dari wahyu Tuhan

c. Mengajarkan kebenaran atau memberi jawaban berbagai

d. Masalah asasi melalui wahyu atau kitab suci yang berupa


firman Tuhan

e. Kebenaran agama bersifat mutlak

f. Memberikan kejelasan tentang fenomena yang terjadi

g. berhubungan degan hati.

h. di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan


perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang

menenangkan jiwa pemeluknya.

i. pemeluk-pemeluknya akan dipertahankan dengan habis-


habisan, sebab mereka telah terikat dn mengabdikan diri. 8

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Filsafat Ilmu. suatu hal (pandangan atau kosep) yang adanya

melekat erat secara kodrati pada diri manusia,filsafat ilmu adalah

8
Http//Darmayanti. Blogspot. Com/ Perbedaan Filsafat dan Ilmu

17
cabang filsafat dan bagian dari Epistemologi yang mengkaji ilmu

pengetahuan dari segi ciri-ciri dan cara-cara memperolehnya,objek

kajian filsafat ilmu adalah ilmu-ilmu yang diperoleh manusia baik

yang bersifat ilmiah maupun tidak, pendekatannya disesuaikan

dengan kajian ilmunya masing-masing.

Ilmu, fenomena alam yang bersifat Antroposentris,Berangkat dari

tidak percaya, dilanjutkan penyelidikan secara induksi untuk mencari

kebenaran, Kebenaran bisa dibuktikan melalui pengalaman indera dan


kebenaran bersifat progmatis, Lebih mengutamakan logika,

Deskriptif dan analitis, memeriksa semua gejala melalui unsur

terkecilnya untuk memperoleh gambaran senyatanya menurut bagian-

bagiannya,Menekankan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya,

netral, dan mengabstrakkan faktor keinginan dan penilaian

manusiamanusia.

Filsafat, Mengunakan penalaran yang kritis, refleksi, dan

integral, Tidak pernah berhenti pada penampakan saja, melainkan

secara kritis menembusnya demi mencapai hakikat yang paling

mendasar, Menggunakan metode kritis, intuitif, geometris,

fenomenologis, Memiliki sifat kritis, reflektif dan Radikal dan

menyuruh dalam memandang semesta, Filsafat memiliki objek lebih

luas, sifatnya universal, Memeriksa dan meragukan segala asumsi-

asumsi, Filsafat berarti berfikir, jadi yang penting ialah ia dapat

berfikir, Seorang ahli filsafat jika berhadapan dengan penganut

aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak.

Ilmu pengetahuan, Menerangkan gejala-gejala secara ilmiah,

Tujuannya bukan mencapai hakikat yang paling dasar dari semesta,

18
tapi hanya menjelaskan gejala-gejala secara rasional, Metode ilmu

pengetahuan adalah langkah-langkah dalam satu urutan metodologis

yang ketat demi mendapatkan penjelasan yang objektif, Tidak

bersikap kritis, Ilmu pengetahuan bersifat informasional dan analitis

untuk bidang-bidan tertentu.

Agama, agama dimulai dengan percaya/iman, Bersumber dari

wahyu Tuhan, Mengajarkan kebenaran atau memberi jawaban

berbagai, Masalah asasi melalui wahyu atau kitab suci yang berupa
firman Tuhan, Kebenaran agama bersifat mutlak, Memberikan

kejelasan tentang fenomena yang terjad, berhubungan degan hati, di

samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan

pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa

pemeluknya, pemeluk-pemeluknya akan dipertahankan dengan habis-

habisan, sebab mereka telah terikat dn mengabdikan diri.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan kepada para pembaca

agar bisa membedakan lebih jelas lagi mana filsafat, Ilmu, Filsafat

Ilmu, Ilmu Pengetahuan dan agama supaya dalam kehidupan sehari-

hari dan pergaulan dalam kuliah kita bisa menjawabnya dengan baik

19
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Lubis Yusuf Akhyar, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Bandung, MA,

Universitas Dhyana Pura, 2013

Suedi, Pengantar Ilmu dan Filsafat, Bogor, IPB Press Printing, 2016

Utama Rai Bagus, Pengantar Ilmu dan logika, Depok, Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, 2011

Http//Afidburhanuddin.wordpress.com/ Pengertian Filsafat Ilmu

Http//Damayanti.blogspot.com/ Perbedaan Filsafat dan Agama

Http//Reportase.umy.ac.id/Pengertian Agama menurut Islam

Www.kompasiana.com./ Ilmu Filsafat dan Agama

20

Anda mungkin juga menyukai