Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Pada pembahasan sebelumnya, kita belajar tentang persediaan beserta penilaiannya.


Nah pada saat ini, kita akan belajar mengenai harga pokok produksi... Harga pokok
produksi ini dijumpai pada perusahaan manufaktur. Meliputi biaya apa saja yang ada di
dalamnya. 

Harga Pokok Produksi


Pengertian biaya

Biaya (cost) merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diperlukan untuk


memperoleh barang atau jasa secara langsung untuk mendapatkan penghasilan.
sebagai contoh, Nyonya Ruminah mempunyai usaha menjual gorengan. Dalam
mendapatkan penghasilan maka Nyonya Ruminah harus mengeluarkan untuk pembelian
minyak goreng, pisang, tepung, gula dan bahan laiinya. Pembelian bahan-bahan
tersebut merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh Nyonya Ruminah.

Nah apa bedanya dengan beban (expenses)? Beban merupakan biaya yang sudah
kadaluarsa. Misalnya pada awal pendirian perusahaan menyewa sebuah gedung untuk
menjalankan usahanya selama 2 tahun sebesar Rp 24.000.000. Pada akhir tahun pertama
telah terpakai sebesar Rp 12.000.000. Beban yang terpakai sebesar Rp 12.000.000 inilah
yang dinamakan beban.

Sampai disini bisa dimengerti?

Klasifikasi Biaya dan Penggolongan Biaya

Ada 4 macam dasar pengolongan biaya, yaitu penggolongan biaya berdasarkan fungsi-
fungsi pokok dalam perusahaan, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya
dengan sesuatu yang dibiayai, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan
volume kegiatan, dan penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya.

A.     Penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan


 Penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan disebut juga
Penggolongan Dasar. Macamnya adalah:
a)     Biaya Produksi yaitu biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses
pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya ini dikelompokkan
menjadi 3 macam yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik.
b)    Biaya Pemasaran yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha
memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Contohnya Biaya Promosi, gaji karyawan
bagian penjualan, komisi penjualan, dsb.
c)     Biaya Administrasi dan Umum yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya
dengan pengaturan, pengawasan, dan tata usaha organisasi perusahaan yang
bersangkutan. Contohnya gaji direksi, gaji pegawai bagian administrasi kantor, biaya
perlengkapan kantor, dsb.
B.   Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai
Berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya digolongkan menjadi
biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi
karena ada sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya tenaga kerja untuk pembuatan produk.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak bergantung pada ada tidaknya
sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya penyusutan mesin pabrik, biaya tersebut akan
tetap ada walaupun tidak ada proses pembuatan produk.
Dalam hubungannya dengan produk sebagai suatu yang dibiayai, biaya produksi
dikelompokkan menjadi dua yaitu Biaya Produksi Langsung dan Biaya Produksi Tidak
Langsung.
Biaya Produksi Langsung adalah biaya produksi yang dapat secara langsung
diperhitungkan sebagai harga pokok produk, dengan kata lain dapat langsung
dibebankan kepada produk. Jadi biaya produksi langsung dapat dengan mudah
ditelusuri melekatnya pada produk. Biaya produksi langsung terdiri atas :
1)    Biaya Bahan Langsung yaitu semua bahan yang membentuk suatu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari produk. Biaya ini melekat langsung pada harga pokok produk.
Contoh dari biaya bahan langsung adalah papan kayu yang dipakai untuk membuat
kursi, tanah liat untuk pembuatan genting, dll.
2)    Biaya Tenaga Kerja Langsung yaitu upah karyawan yang secara fisik berhubungan
langsung dengan pembuatan produk. Biaya ini juga dapat langsung diperhitungkan
sebagai harga pokok produk. Contohnya adalah upah tukang dalam pembuatan meja,
upah tukang jahit pada perusahaan garmen, dll.
Biaya Produksi Tidak Langsung atau Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya-biaya
yang diperlukan dalam pembuatan produk selain biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Yang termasuk BOP antara lain :
1)    Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk
yang penggunaannya relative kecil atau terlalu sulit untuk diperlakukan sebagai bahan
langsung. Contoh perekat dan tinta koreksi pada perusahaan percetakan.
2)    Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah tenaga kerja yang secara fisik tidak
langsung berhubungan dengan pembuatan produk. Misalnya gaji pengawas bagian
produksi, gaji manager produksi, gaji panjaga pabrik, dll.
3)    Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya perlengkapan pabrik, biaya
penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung pabrik, dll.
Note:
Biaya Bahan Langsung+Biaya Tenaga Kerja Langsung= Biaya Primer (Prime Cost)
Biaya Tenaga Kerja Langsung+Biaya Overhead Pabrik= Biaya Konversi (Conversion Cost)
C.   Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan
Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kgiatan, biaya digolongkan
menjadi 3 golongan :
1)    Biaya Tetap/Konstan yaitu biaya yang sampai tingkat kegiatan tertentu jumlahnya
tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya penyusutan
aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa dan asuransi, dll.
2)    Biaya Variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan bakar, dll.
3)    Biaya semi variabel yaitu biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap dan
variabel, maka biaya ini sering disebut Biaya Campuran (Mixed Cost). Misalnya biaya
pengawasan, biaya pemeriksaan, jasa bagian kalkulasi, biaya pemeliharaan dan
perbaikan mesin, dll.

D.   Penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya


Untuk kepentingan perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara
teliti, biaya digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode pembebanannnya.
Penggolongannya ialah :
1)    Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah pangeluaran yang manfaatnya
dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal pada saat terjadinya
dicatat sebagai aktiva dan dibebankan kepada periode-periode akuntansi selama usia
manfaatnya dengan cara mengalokasikan sebagian dari harga perolehannya. Contoh:
pembelian gedung, tanah, peralatan, dll.
2)    Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah pengeluaran yang
manfaatnya hanya dinikmati dalam peripde akuntansi saat terjadinya pengeluaran.
Pengeluaran pendapatan pada periode terjadinya merupakan beban yang dipertemukan
dengan penghasil an yang diperoleh pada periode yang bersangkutan. Contoh :
pembayaran gaji administrasi kantor, gaji akuntan, rekening listrik dan telepon, komisi
penjualan, dll.
Untuk menentukan apakah suatu pengeluaran diperlakukan sebagai pengeluaran modal
atau sebagai pengeluaran pendapatan, bias dengan memperhatikan masa manfaatnya.
Selain itu dapat juga memperhatikan besarnya nilai pengeluaran yang bersangkutan.
Misalnya, pengeluaran untuk pembelian peralatan kecil seperti obeng yang dapat
digunakan dalam masa yang lebih dari satu periode akuntansi, tetapi karena nilainya
relative kecil maka pengeluaran tersebut dapat saja diperlakukan sebagai pengeluaran
pendapatan.

Konsep Harga Pokok Produksi

Pada pertemuan sebelumnya kita pelajari tentang harga pokok penjualan. Nah apa
bedanya dengan harga pokok produksi?
Harga pokok produksi adalah sejumlah biaya yang terjadi dan dibebankan dalam proses
produksi. Mulyadi meyebutkan bahwa biaya produksi merupakan merupakan biaya-
biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Semua biaya
yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh, diaman didalamnya terdapat
unsur biaya produk beruapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi
merupakan keseluruhan dari biaya-biaya yang dikorbankan sehubungan dengan proses
produksi barang tersebut sehingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Biaya-
biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.

Tujuan dari perhitungan harga pokok produksi adalah :


1. Untuk pengendalian.
2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan.
3. Untuk menetapkan harga.
4. Untuk menentukan nilai persediaan.

mari kita bahas satu persatu biaya pembentuk harga pokok produksi

1. Biaya Bahan Baku Langsung (direct material)

Merupakan biaya yang membentuk bagian yang menyeluruh pada produk jadi dan
secara fisik dapat diidentifikasikan dengan produk serta dapat diikuti jejaknya sampai
pada barang jadi secara ekonomis. Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh bahan langsung sampai bahan tersebut siap digunakan

Harga perolehan persediaan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar
Akuntansi Keuangan (2007: 14, 07) adalah: Biaya pembelian persediaan meliputi harga
pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih
kembalioleh perusahaan kepada kantor pajak), biaya pengangkutan, penanganan dan
biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi,
bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos lain yang serupa
dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung”


Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku
langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
Dedenisi tenaga kerja langsung menurut M. Nafarin (2009: 224) adalah tenaga manusia
yang bekerja langsung mengolah produk.

Biaya tenaga kerja langsung adalah kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja
langsung yaitu tenaga kerja yang secara langsung bekerja dalam pengolahan barang
jadi.

Mulyadi (2005: 320) menggolongkan biaya tenaga kerja perusahaan manufaktur


menjadi:
 a. Biaya tenaga produksi: 1) Gaji karyawan. 2) Biaya kesejahteraan karyawan pabrik. 3)
Upah lembur karyawan pabrik. 4) Upah mandor pabrik. 5) Gaji manajer pabrik. 

b. Biaya Tenaga kerja pemasaran: 1) Upah karyawan pemasaran. 2) Biaya kesejahteraan


karyawan pemasaran. 3) Biaya komisi pramuniaga, 4) Gaji manajer pemasaran.

 c. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum: 1) Gaji karyawan bagian akuntansi. 2) Gaji
karyawan bagian personalia. 3) Gaji karyawan bagian sekretaris. 4) Biaya kesejahteraan
karyawan bagian akuntansi. 5) Biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia. 6) Biaya
kesejahteraan karayawan bagian sekretaris.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam
lingkungan pabrik, tetapi secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses
produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya
dijual. Penggolongan biaya pabrik tidak langsung dapat dilakukan dengan cara, dimana
penggolongan ini tidaklah sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, hal
ini disebabkan setiap perusahaan mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam penggolongan
produknya.

Pengelompokan biaya overhead menurut Mulyadi (2005: 194) adalah: 

a. Biaya bahan penolong Merupakan bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau
bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

 b. Biaya reparasi dan pemeliharaan Merupakan biaya suku cadang, biaya bahan habis
pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan
dan pemeliharaan sarana, peralatan untuk keperluan proyek. 

c. Biaya tenaga kerja tidak langsung Merupakan tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak
dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. 

d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilain terhadap aktiva tetap.

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu. Merupakan biaya asuransi gedung,
asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan karyawan. 

f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai.
Merupakan biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik
PLN dan sebagainya.
Contoh:

DIketahui data produksi sebagai berikut: Berikut data produksi CV. Sukses Makmur :
Persediaan bahan baku awal Rp 2.000.000
Pembelian bahan baku Rp 1.500.000
Retur pembelian bahan baku Rp 200.000
Pemakaian tenaga kerja langsung Rp 2.500.000
Pemakaian tenaga kerja tidak langsung Rp 1.700.000
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp 500.000
Biaya pemakaian bahan penolong Rp 1.000.000
Persediaan bahan baku akhir Rp 1.200.000
Berdasarkan data diatas tentukan besarnya harga pokok produksi! Besarnya harga pokok
produksi dihitung sebagai berikut:
Biaya bahan baku:
Persediaan bahan baku                                        Rp 2.000.000
Pembelian bahan baku                                         Rp 1.500.000
Retur pembelian bahan baku                               (Rp 200.000)
Bahan tersedia untuk produksi                                                Rp 3.300.000
Persediaan bahan baku akhir                                                  (Rp 1.200.000)
Biaya bahan baku/bahan baku terpakai                                                         Rp 2.100.000
Biaya tenaga kerja langsung                                                                           Rp 2.500.000
Biaya overhead pabrik:
Biaya tenaga kerja tidak langsung        Rp 1.700.000
Biaya penyusutan gedung pabrik          Rp 500.000
Biaya pemakaian bahan penolong        Rp 1.000.000
Total BOP                                                                                                      Rp 3.200.000
Total harga pokok produksi                                                                          Rp 7.800.000

Anda mungkin juga menyukai