Anda di halaman 1dari 20

ANALISA BIAYA TETAP

Nama kelompok V :
 Ayu setiawati (1701011109)
 Chelly evauli sitorus (1701011347)
 Ersan darman putra (1701011454)
 Shinta zefanya Irene br silitonga (1701011466)
 Tian siregar (1701011298)
PENGERTIAN ANALISA
BIAYA
analisa biaya adalah salah satu teknis yang
digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber-
sumber ekonomi agar dapat digunakan secara efesien.
analisa biaya merupakan alat bantu untuk membuat
keputusan, dengan mempertimbangkan sejauh mana
sumberdaya yang digunakan (sebagai baya) dapat
memberikan hasil-hasil yang diinginkan (manfaat) secara
optimal.
ANALISA BIAYA DIBAGI 3 YAITU:

1. Klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan skala


produksi
2. Klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan fungsi
dengan aktivitas sumber biaya
3. Klasifikasi biaya menurut lama penggunaan objek
1. KLASIFIKASI BIAYA MENURUT HUBUNGANNYA DENGAN SKALA
PRODUKSI.

TERBAGI 2 YAITU:
a. biaya tetap
biaya tetap adalah biaya yang dalam periode waktu tertentu jumlahnya tetap,
tidak bergantung pada jumlah pelayanan yang dihasilkan. contohnya: nilai dari
gedung rumah sakit yang digunakan (biaya gedung yang digunakan tidak berubah
baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun), nilai dari peralatan
kedokteran, nilai tanah tempat berdirinya rumah sakit.

Gambar 2.1 Kurva Biaya Tetap


JENIS-JENIS BIAYA TETAP

• Biaya tetap yang telah ditentukan adalah biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan
dengan investasi fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam suatu
Biaya tetap yang perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak
bangunan, asuransi, gaji manajemen puncak dan karyawan operasi. Ciri-ciri biaya
telah ditentukan tetap yang telah ditentukan adalah bersifat jangka panjang dan tidak dapat dikurangi
secara mendadak dalam jangka pendek tanpa memengaruhi secara serius kegiatan
perusahaan.

• Biaya tetap kebijakan adalah biaya yang disebabkan oleh keputusan tahunan yang
dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya
Biaya tetap tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan
kebijakan manajemen dalam magang untuk para mahasiswa. Ciri-ciri biaya tetap kebijakan
adalah bersifat jangka pendek dan dapat diubah atau diperkecil seketika jika ada
perubahan situasi mendadak di luar perhitungan manajemen.
CONTOH PERHITUNGAN BIAYA TETAP
Biaya Sewa per Tahun Jumlah Unit yang Diproduksi Biaya sewa gudang per unit

Rp100.000.000 200 Rp500.000

Rp100.000.000 500 Rp200.000

Rp100.000.000 2500 Rp40.000


B. BIAYA VARIABEL
Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
jumlah pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini jika semakin banyak jumlah pelayanan
yang diberikan, semakin besar pula jumlah biaya variabelnya. Contohnya: biaya obat,
biaya makan pasien (biaya obat dan biaya makan pasien termasuk ke dalam biaya variabel
karena biaya tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang
diberikan)
BIAYA TETAP VS BIAYA VARIABEL

Biaya tetap ini berbanding terbalik dengan perhitungan biaya


variabel. Biaya variabel bersifat dinamis. Ia mengikuti banyaknya jumlah
unit yang diproduksi ataupun banyaknya aktivitas yang dilakukan. Sangat
penting untuk mengetahui biaya tetap dan biaya variabel yang terjadi
dalam proses usaha dan melakukan pemisahan terhadap keduanya.
DENGAN MENGETAHUI BIAYA TETAP DAN MEMISAHKANNYA
DENGAN BIAYA VARIABEL, MAKA PERUSAHAAN AKAN
MENGETAHUI:

• a. Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan analisis varian.


• b. Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varian.
• biaya langsung dan margin kontribusi.
• c. Perhitungan d. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba.
• e. Analisis biaya diferensial dan biaya komparatif.
• f. Analisis maksimalisasi laba dan minimalisasi biaya dalam jangka pendek.
• g. Analisis anggaran modal.
• h. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk dan pelanggan.
2. KLASIFIKASI BIAYA MENURUT HUBUNGANNYA
DENGAN FUNGSI DAN AKTIVITAS SUMBER BIAYA
TERBAGI 2 YAITU :
A. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah elemen biaya yang memiliki kaitan
langsung dengan volume pekerjaan yang tertera dalam item
pembayaran atau menjadi komponen permanen hasil akhir proyek.
Komponen biaya langsung terdiri dari biaya upah pekerja, operasi
peralatan, material. Termasuk kategori biaya langsung adalah semua
biaya yang berada dalam kendali subkontraktor.
B. BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tidak langsung merupakan elemen biaya yang tidak


terkait langsung dengan besaran volume komponen fisik hasil akhir
proyek, tetapi mempunyai kontribusi terhadap penyelesaian kegiatan
atau proyek. Elemen biaya ini umumnya tidak tertera dalam daftar
item pembayaran dalam kontrak atau tidak dirinci. Yang
termasukdalam kategori biaya tidak langsung antara lain adalah:
biaya overhead, pajak (taxes), biaya umum (general conditions), dan
biaya risiko. Biaya risiko adalah elemen biaya yang mengandung
dan/atau dipengaruhi ketidakpastian yang cukup tinggi, seperti biaya
tak terduga (contingencies) dan keuntungan (profit).
Biaya tidak langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak
dapat ditelusuri dengan mudah ke objek biaya yang bersangkutan
3. KLASIFIKASI BIAYA MENURUT LAMA PENGGUNAAN OBJEK
TERBAGI 3 YAITU :

A. Biaya Investasi (Investment Cost)


Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung dalam waktu yang
relatif lama dan mempunyai nilai yang cukup besar. Biasanya batasan waktu untuk biaya
investasi ditetapkan lebih dari 1 (satu) tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan
bahwa anggaran direncanakan dan direalisir untuk satu tahun. Biaya investasi ini biasanya
berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas
produksi.
Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung
rumah sakit, perijinan, biaya pembelian ambulan, biaya pembelian peralatan besar dan
sebagainya.
B. BIAYA OPERASIONAL (OPERASIONAL COST)

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk


melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki
sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relative singkat (kurang
dari satu tahun).
Contoh yang termasuk dalam biaya operasional antara lain
biaya makan pasien, gaji tenaga medis di rumah sakit, dan
sebagainya.
C. BIAYA PEMELIHARAAN (MAINTENANCE COST)

Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai


suatu barang investasi agar terus berfungsi. Misalnya biaya pemeliharaan gedung rumah
sakit, pemeliharaan kendaraan rumah sakit dan sebagainya. Antara biaya operasional dan
pemeliharaan dalam praktek sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan.
Biaya operasional dan pemeliharaan dengan sifatnya yang habis pakai dikeluarkan secara
berulang–ulang. Karena itu biaya operasional dan pemeliharaan sering juga disebut
sebagai biaya berulang (recurrent cost).
PERHITUNGAN UNIT COST
Average cost atau Unit Cost (UC=AC) adalah biaya yg dihitung
untuk setiap satu satuan produk pelayanan. Biaya tersebut diperoleh dari
biaya total dibagi dengan jumlah produk. Tinggi rendahnya biaya satuan
suatu produk dipengaruhi oleh besarnya biaya total dan besarnya produk /
layanan.
ADAPUN JENIS BIAYA SATUAN ADA 2 YAITU:
1. Biaya satuan Aktual :
Biaya yg dikeluarkan unit produksi pelayanan kesehatan untuk menghasilkan satu output berdasarkan besaran
produk pelayanan kesehatan.
Rumus: UCac = TC/Qac

2. Biaya satuan normatif :


Biaya yg diperlukan untuk menghasilkan 1 jenis pelayanan kesehatan menurut standar baku dengan melihat
kapasitas dan utilisasinya.
Rumus : UCn = TFC/Qcap + TVC/Qac
Keterangan :
• UCac : Unit cost actual
• UCn : Unit cost normatif
• TC : Total cost
• TFC : Total Fix Cost
• TVC: Total Variabel Cost
• Q cap : Kapasitas Kuantitas Output
• Q ac : kuantitas aktual
PERHITUNGAN BEP (BREAK EVENT POINT)
BEP adaiah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan
ataupun kerugin dalam suatu perusahan.

Perhitungan BEP dapat dilakuan dengan rumus :


QBEP(u) = TFC / (P-AVC)
Keterangan :
QBEP(u) : Tingkat output dimana keadaan titik
impas terjadi
TFC : Biaya tetap total
AVC : Biaya variabel per unit

QBEP(sales) = TFC / [1-(AVC/P)]


Keterangan :
QBEP(sales) : Tingkat penjualan dimana keadaan titik impas terjadi
TFC : Biaya tetap total
P : Tarif per unit
AVC : Biaya variabel per unit
PERHITUNGAN CRR (COST RECOVERY RATE)
Cost Recovery Rate adalah nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan puskesmas menutup biayanya dengan penghasilan yang mreka dapatkan
(revenue).
Cost Recovery Rate pada dapat dihitung dengan cara:
CRR Total = TR / TC x 100%

Keterangan :
• CRR Total : Cost Recovery Rate
• TR : Total Revenue
• TC : Total Cost
Cost recovery rate (CRR) dibawah 100 % artinya belum mampu membiayai
seluruh biaya yang menjadi bebannya atau masih mendapat subsidi.
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai