Dosen Pengajar :
Endang Uji Wahyuni, SKM., MKM.
Disusun Oleh
KELOMPOK 3
Ajeng Siti Zharifah (P21335119006)
Febriyanti Eka L (P21335119021)
Nikita Bunga S (P21335119034)
2021
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Oleh karena itu,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini agar dapat menjadi pelajaran dalam penulisan
makalah berikutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu dan semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya kepada kita
semua. Aamiin.
Kelompok 3
2
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1 Pengertian Air Tanah........................................................................... 2
2.2 Karakteristik Air Tanah........................................................................ 2
2.3 Kualitas Air Tanah............................................................................... 4
2.4 Akuifer (Lapisan Pembawa Air Tanah)............................................... 6
2.5 Porositas dan Permeabilitas Tanah....................................................... 10
BAB III PENUTUP........................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................... 14
3
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, dan
tujuan.
1.1 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah daring mata kuliah Penyehatan Air -A, serta memahami karakteristik dan
kualitas air tanah, serta lapisan pembawa air tanah.
4
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengertian karakteristik air tanah,
kualitas air tanah, akuifer, serta porositas dan permeabilitas tanah.
5
6
sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk
pulih kembali jika mengalami pencemaran.
Air tanah terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Air Tanah Dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan
tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan
jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu
untuk masing-masing lapisan yang juga berfungsi sebagai saringan.
Pengotoran air masih terus berlangsung, terutama air permukaan yang dekat
dengan muka tanah. Setelah menemui lapisan kedap air, air akan terkumpul
merupakan air tanah dangkal di mana air tanah ini dimanfaatkan untuk
sumber air bersih melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkal terdapat
pada kedalaman ±15 m. Sebagai sumber air bersih, air tanah dangkal ini
ditinjau dari segi kualitas agak baik. Dari segi kuantitas kurang baik dan
tergantung pada musim.
b. Air Tanah Dalam
Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam
tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukan pipa kedalamnya sampai kedalaman 100-300 m. Jika tekanan air
tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar, sumur ini disebut sumur
artesis.
c. Mata Air
Air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang
berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Air ini keluar dari dalam tanah,
maka juga disebut sebagai air tanah. Air yang berasal dari lapisan tanah yang
dangkal dengan kedalaman dari permukaan tanah dari satu tempat ke tempat
lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari
permukaan tanah. Air sumur dengan kondisi dangkal belum begitu sehat,
karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu,
7
perlu direbus dahulu sebelum diminum. Sementara air yang berasal dari
lapisan air kedua yang berada di dalam tanah, dengan kedalaman kira-kira di
atas 15 meter. Kondisi seperti biasanya sebagian kualitas airnya sudah cukup
sehat untuk dijadikan air minum yang langsung tanpa melalui proses
pengolahan.
Jenis-jenis air tanahberdasarkan asalnya
a. Vadose water : Air tanah yang berasal dari curahan hujan.
b. Connate water (air tanah tubir) : Sudah ada sejak lama dan tersimpan dalam
batuan sedimen.
c. Juvenile water (air magma) : Air tanah yang belum pernah berwujud air di
atmosfer atau di permukaan yang berasal dari aktivitas magma.
3) Keasaman Air
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1 –
14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai
pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang
mengandung garam Ca atau Mg karbonat, bersifat basa (pH 7,5-8),
sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat
mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya mempunyai
kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air dilapangan dilakukan
dengan pH meter, atau kertas lakmus.
4) Kandungan Ion
Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air
diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau
mg/l. Ionion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn,
Cl, SO4, CO2, yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai
racun antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co.
c. Sifat Biologi
Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan banyaknya bakteri
coli.
Hal ini disebabkan karena lapisan tersebut bersifat permeable yang mampu
mengalirkan air baik karena adanya pori-pori pada lapisan tersebut ataupun
memang sifat dari lapisan batuan tertentu. Contoh batuan pada lapisan akuifer
adalah pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping rekahan.
Terdapat tiga parameter penting yang menentukan karakteristik akuifer yaitu
tebal akuifer, koefisien lolos atau permeabilitas, dan hasil jenis. Tebal akuifer
diukur mulai dari permukaan air tanah (water table) sampai pada suatu lapisan
yang bersifat semi kedap air (impermeable) termasuk aquiclude dan aquifuge.
Permeabilitas merupakan kemampuan suatu akuifer untuk meloloskan
sejumlah air tanah melalui penampang 1 m2 . Nilai permeabilitas akuifer sangat
ditentukan oleh tekstur dan struktur mineral atau partikel-partikel atau butir-butir
penyusun batuan. Semakin kasar tekstur dengan struktur lepas, maka semakin
tinggi batuan meloloskan sejumlah air tanah. Sebaliknya, semakin halus tekstur
dengan struktur semakin tidak teratur atau semakin mampat, maka semakin
rendah kemampuan batuan untuk meloloskan sejumlah air tanah. Dengan
demikian, setiap jenis batuan akan mempunyai nilai permeabilitas yang berbeda
dengan jenis batuan yang lainnya.
Hasil jenis adalah kemampuan suatu akuifer untuk menyimpan dan
memberikan sejumlah air dalam kondisi alami. Besarnya cadangan air tanah atau
hasil jenis yang dapat tersimpan dalam akuifer sangat ditentukan oleh sifat fisik
batuan penyusun akuifer (tekstur dan struktur butir-butir penyusunnya).
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar, yaitu kapasitas
menyimpan air tanah dan kapasitas mengalirkan air tanah. Berdasarkan kadar
kedap air dari batuan yang melingkupi akuifer terdapat beberapa jenis akuifer :
a. Akuifer bebas (unconfined aquifer)
Merupakan akuifer jenuh air dimana lapisan pembatasnya hanya pada bagian
bawahnya dan tidak ada pembatas di lapisan atasnya (batas di lapisan atas
berupa muka air tanah). Akuifer bebas lapisan atasnya mempunyai
permeabilitas yang tinggi, sehingga tekanan udara di permukaan air sama
dengan atmosfer. Air tanah dari akuifer ini disebut air tanah bebas (tidak
terkungkung) dan akuifernya sendiri sering disebut water-table aquifer.
11
b. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk meneruskan air atau
udara. Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Permeabilitas
berbeda dengan drainase yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja,
permeabilitas dapat mencakup bagaimana air, bahan organik, bahan mineral,
udara dan partikel – partikel lainnya yang terbawa bersama air yang akan
diserap masuk kedalam tanah.
Cepat atau lambatnya tanah meneruskan air atau udara dalam tanah dapat
dilihat pada kelas permeabilitas.
Kelas Permeabilitas(cm/jam)
Sangat lambat < 0,125
Lambat 0,125 – 0,50
Agak lambat 0,50 – 2,00
Sedang 2,00 – 6,25
Agak sedang 6,25 – 12,50
Cepat 12,50 – 25,00
Sangat cepat >25,00
Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi dan dengan
demikian, menurunkan laju air larian. Koefisien permeabilitas terutama
tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran
partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil
ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien
permeabilitasnya.
1) Tekstur
15
3.1 Kesimpulan
Air tanah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Karakteristik air tanah dibedakan berdasarkan sifat
fisiknya, sifat kimia, dan sifat biologi.
Akuifer adalah sebagai lapisan bawah tanah yang mengandung air dan
mampu mengalirkan air. Berdasarkan kadar kedap air dari batuan yang
melingkupi akuifer, akuifer dibedakan menjadi 3 yaitu akuifer bebas,
akuifer semi tertekan, dan akuifer tertekan.
Daftar Pustaka
17
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/53381/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (Diakses pada 11 Februari 2021).