Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH PENYEHATAN AIR - A

AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH

Dosen Pengajar :
Endang Uji Wahyuni, SKM., MKM.

Disusun Oleh
KELOMPOK 3
Ajeng Siti Zharifah (P21335119006)
Febriyanti Eka L (P21335119021)
Nikita Bunga S (P21335119034)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KESEHATAN


LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

2021
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat sehat-Nya,baik


itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah “Air Tanah Sebagai Sumber Air Bersih” ini sebagai tugas
mata kuliah Penyehatan Air-A.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Oleh karena itu,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini agar dapat menjadi pelajaran dalam penulisan
makalah berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu dan semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya kepada kita
semua. Aamiin.

Bekasi, 11 Februari 2021

Kelompok 3

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1 Pengertian Air Tanah........................................................................... 2
2.2 Karakteristik Air Tanah........................................................................ 2
2.3 Kualitas Air Tanah............................................................................... 4
2.4 Akuifer (Lapisan Pembawa Air Tanah)............................................... 6
2.5 Porositas dan Permeabilitas Tanah....................................................... 10
BAB III PENUTUP........................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................... 14

3
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, dan
tujuan.

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang melimpah, dapat ditemukan disetiap
tempat di permukaan bumi, air juga merupakan sumber daya alam yang
sangat penting dan dibutuhkan setiap mahluk hidup. Bagi manusia kebutuhan
air amat mutlak, hampir semua aktifitas manusia memerlukan air. Air yang
dimanfaatkan manusia untuk keperluan hidup sehari-hari adalah air yang
berkualitas sesuai standar yang telah ditetapkan.
Sumber daya air ini umumnya berupa air permukaan dan air tanah. Oleh
masyarakat pada umumnya, air tanah dianggap sebagai salah satu sumber air
bersih yang tak terbatas cadangannya. Air ini bagi manusia tidak saja untuk
keperluan hidup sehari-hari seperti mandi dan mencuci pakaian, tetapi juga
makan dan minum. Oleh karena itu, perlu diperhatikan apakah air tanah yang
kita gunakan sehari-hari ini apakah layak untuk dipakai atau tidak dengan
memerhatikan karakteristik dan kualitasnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan air tanah?
b. Bagaimana karakteristik air tanah?
c. Bagaimana kualitas air tanah?
d. Apa yang dimaksud dengan akuifer?
e. Apa yang dimaksud dengan porositas dan permeabilitas tanah?

1.1 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah daring mata kuliah Penyehatan Air -A, serta memahami karakteristik dan
kualitas air tanah, serta lapisan pembawa air tanah.

4
BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengertian karakteristik air tanah,
kualitas air tanah, akuifer, serta porositas dan permeabilitas tanah.

2.1 Pengertian Air Tanah


Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, air
tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang
dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau system drainase atau
dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
Menurut Soemarto, air tanah adalah air yang mempunyai rongga-rongga
dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah
dinamakan lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak jenuh terletak diatas lajur
jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara.
Air yang berada pada lajur jenuh adalah bagian dari keseluruhan air bawah
permukaan yang biasa disebut air tanah (groundwater). Air bawah bawah tanah
(underground water dan sub terranean water) adalah istilah lain yang digunakan
untuk air yang berada pada jalur jenuh, namun istilah yang lazim digunakan
adalah air tanah.

2.2 Karakteristik Air Tanah


Air tanah memiliki kelebihan di banding sumber air lain. Pertama air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses
penjernihan. Air tanah juga tersedia sepanjang tahun namun demikian air tanah
juga memiliki kelemahan dibanding air lain karena air tanah mengandung mineral
dalam konsentrasi tinggi.
Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah
pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat
lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang

5
6

sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk
pulih kembali jika mengalami pencemaran.
Air tanah terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Air Tanah Dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan
tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan
jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu
untuk masing-masing lapisan yang juga berfungsi sebagai saringan.
Pengotoran air masih terus berlangsung, terutama air permukaan yang dekat
dengan muka tanah. Setelah menemui lapisan kedap air, air akan terkumpul
merupakan air tanah dangkal di mana air tanah ini dimanfaatkan untuk
sumber air bersih melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkal terdapat
pada kedalaman ±15 m. Sebagai sumber air bersih, air tanah dangkal ini
ditinjau dari segi kualitas agak baik. Dari segi kuantitas kurang baik dan
tergantung pada musim.
b. Air Tanah Dalam
Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam
tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukan pipa kedalamnya sampai kedalaman 100-300 m. Jika tekanan air
tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar, sumur ini disebut sumur
artesis.
c. Mata Air
Air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang
berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Air ini keluar dari dalam tanah,
maka juga disebut sebagai air tanah. Air yang berasal dari lapisan tanah yang
dangkal dengan kedalaman dari permukaan tanah dari satu tempat ke tempat
lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari
permukaan tanah. Air sumur dengan kondisi dangkal belum begitu sehat,
karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu,
7

perlu direbus dahulu sebelum diminum. Sementara air yang berasal dari
lapisan air kedua yang berada di dalam tanah, dengan kedalaman kira-kira di
atas 15 meter. Kondisi seperti biasanya sebagian kualitas airnya sudah cukup
sehat untuk dijadikan air minum yang langsung tanpa melalui proses
pengolahan.
Jenis-jenis air tanahberdasarkan asalnya
a. Vadose water : Air tanah yang berasal dari curahan hujan.
b. Connate water (air tanah tubir) : Sudah ada sejak lama dan tersimpan dalam
batuan sedimen.
c. Juvenile water (air magma) : Air tanah yang belum pernah berwujud air di
atmosfer atau di permukaan yang berasal dari aktivitas magma.

2.3 Kualitas Air Tanah


Air tanah adalah sumber air yang paling banyak digunakan karena air tanah
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sumber air lainnya antara lain karena
kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif
kecil. Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu: sifat fisik, kimia,
dan sifat biologi/bakteriologi.
a. Sifat Fisik
Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu.
1) Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik
berupa suspensi maupun terlarut.
2) Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma
yang terkandung dalam air.
3) Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung
dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut.
4) Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di dalamnya.
Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental. Di samping itu
apabila suhunya semakin tinggi maka kekentalannya akan semakin kecil
(encer).
8

5) Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang


dikandung. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau, juga
zat organik ataupun mikroorganisme.
6) Suhu ini dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-
malam, tempat ataupun lokasinya.
b. Sifat Kimia
Sifat yang termasuk dalam sifat kimia adalah kesadahan, jumlah garam
terlarut (Total Dissolved Solids atau TDS), daya hantar listrik (Electric
Conductance atau DHL), keasaman, dankandungan ion.
1) Kesadahan atau Kekerasan, adanya kandungan Ca dan Mg. Kesadahan ada
dua macam, yaitu kesadahan karbonat dan kesadahan non karbonat. Air
dengan kesadahan tinggi sukar melarutkan sabun, oleh karenanya air
tersebut perlu dilunakkan lebih dahulu. Klasifikasi air tanah berdasarkan
kesadahan :

Kesadahan (mg/l CaCo3) Kelas Air


Hem (1959) Sawyer dan Mc. Carty
(1994)
0 – 60 0 – 75 Lunak
61 – 120 75 – 150 Menengah
121 – 180 150 – 300 Keras
> 180 > 300 Sangat Keras

2) Daya Hantar Listrik


Daya Hantar Listrik (DHL atau electric conductance) adalah sifat
menghantarkan listrik air. Air yang banyak mengandung garam akan
mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric
Conductance Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikro mhos/cm
atau µmhos/cm atau sering ditulis umhos.
Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 – 5000 µumhos. Besaran
DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu 10
m³µmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1, 56µumhos/cm (1, 56 U S/cm).
Hubungan antara harga DHL dan macam air
9

DHL (µumhos/cm Macam Air


pada 25°C)
0,055 Air murni
0,5 – 5,0 Air suling
5 – 30 Air hujan
30 – 2000 Air tanah
35.000 – 45.000 Air laut

3) Keasaman Air
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1 –
14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai
pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang
mengandung garam Ca atau Mg karbonat, bersifat basa (pH 7,5-8),
sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat
mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya mempunyai
kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air dilapangan dilakukan
dengan pH meter, atau kertas lakmus.
4) Kandungan Ion
Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air
diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau
mg/l. Ionion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn,
Cl, SO4, CO2, yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai
racun antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co.
c. Sifat Biologi
Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan banyaknya bakteri
coli.

2.4 Akuifer (Lapisan Pembawa Air Tanah)


Akuifer adalah lapisan tanah yang mengandung air, di mana air ini bergerak di
dalam tanah karena adanya ruang antar butir-butir tanah. Atau dapat dikatakan
sebagai lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mampu mengalirkan air.
10

Hal ini disebabkan karena lapisan tersebut bersifat permeable yang mampu
mengalirkan air baik karena adanya pori-pori pada lapisan tersebut ataupun
memang sifat dari lapisan batuan tertentu. Contoh batuan pada lapisan akuifer
adalah pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping rekahan.
Terdapat tiga parameter penting yang menentukan karakteristik akuifer yaitu
tebal akuifer, koefisien lolos atau permeabilitas, dan hasil jenis. Tebal akuifer
diukur mulai dari permukaan air tanah (water table) sampai pada suatu lapisan
yang bersifat semi kedap air (impermeable) termasuk aquiclude dan aquifuge.
Permeabilitas merupakan kemampuan suatu akuifer untuk meloloskan
sejumlah air tanah melalui penampang 1 m2 . Nilai permeabilitas akuifer sangat
ditentukan oleh tekstur dan struktur mineral atau partikel-partikel atau butir-butir
penyusun batuan. Semakin kasar tekstur dengan struktur lepas, maka semakin
tinggi batuan meloloskan sejumlah air tanah. Sebaliknya, semakin halus tekstur
dengan struktur semakin tidak teratur atau semakin mampat, maka semakin
rendah kemampuan batuan untuk meloloskan sejumlah air tanah. Dengan
demikian, setiap jenis batuan akan mempunyai nilai permeabilitas yang berbeda
dengan jenis batuan yang lainnya.
Hasil jenis adalah kemampuan suatu akuifer untuk menyimpan dan
memberikan sejumlah air dalam kondisi alami. Besarnya cadangan air tanah atau
hasil jenis yang dapat tersimpan dalam akuifer sangat ditentukan oleh sifat fisik
batuan penyusun akuifer (tekstur dan struktur butir-butir penyusunnya).
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar, yaitu kapasitas
menyimpan air tanah dan kapasitas mengalirkan air tanah. Berdasarkan kadar
kedap air dari batuan yang melingkupi akuifer terdapat beberapa jenis akuifer :
a. Akuifer bebas (unconfined aquifer)
Merupakan akuifer jenuh air dimana lapisan pembatasnya hanya pada bagian
bawahnya dan tidak ada pembatas di lapisan atasnya (batas di lapisan atas
berupa muka air tanah). Akuifer bebas lapisan atasnya mempunyai
permeabilitas yang tinggi, sehingga tekanan udara di permukaan air sama
dengan atmosfer. Air tanah dari akuifer ini disebut air tanah bebas (tidak
terkungkung) dan akuifernya sendiri sering disebut water-table aquifer.
11

b. Akuifer semi tertekan (leaky aquifer)


Merupakan akuifer jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa akuitard
dan lapisan bawahnya merupakan akuiklud. Akuifer semi tertekan adalah
akuifer yang lapisan di atas atau di bawahnya masih mampu meloloskan atau
dilewati air meskipun sangat kecil (lambat). Akuifer semi-tertekan atau
aquifer bocor adalah akuifer jenuh yang sempurna, pada bagian atas dibatasi
oleh lapisan semi-lulus air dan bagian bawah merupakan lapisan lulus air
ataupun semi-lulus air.
c. Akuifer tertekan (confined aquifer)
Adalah akuifer yang lapisan atas dan lapisan bawahnya dibatasi oleh formasi
tidak tembus air (lapisan kedap air) dan mempunyai tekanan lebih besar
daripada tekanan atmosfer, muka air akan muncul diatas formasi tertekan
bawah. Akuifer ini terisi penuh oleh air tanah sehingga pengeboran yang
menembus akuifer ini akan menyebabkan naiknya muka air tanah di dalam
sumur bor yang melebihi kedudukan semula.

Berdasarkan litologinya, akuifer dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:


a. Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer) 
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah air tanah yang berada dalam
akuifer tertutup yang lapisan impermeable, dan merupakan akuifer yang
mempunyai muka air tanah. Akuifer ini merupakan akuifer jenuh air
(satured). Akuifer jenuh disebut juga sebagai phriatic aquifer, non artesian
aquifer atau free aquifer. Air tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk
12

untuk berbagai keperluan dengan kedalaman sumur umumnya antara 1 – 25


meter.
b. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer)
Akuifer tertekan adalah suatu akuifer dimana air tanah terletak di bawah
lapisan kedap air (impermeable) dan mempunyai tekanan lebih besar daripada
tekanan atmosfer. Air yang mengalir (no flux) pada lapisan pembatasnya,
karena confined aquifer merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh
lapisan atas dan bawahnya. 
c. Akuifer Bocor (Leakage Aquifer)
Akuifer bocor adalah suatu akuifer dimana air tanah terkekang di bawah
lapisan yang setengah kedap air sehingga akuifer di sini terletak antara
akuifer bebas dan akuifer terkekang.

d. Akuifer Melayang (Perched Aquifer)


Akuifer yang disebut akuifer melayang jika di dalam zone aerosi terbentuk
sebuah akuifer yang terbentuk di atas lapisan impermeable. Akuifer melayang
ini tidak dapat dijadikan sebagai suatu usaha pengembangan air tanah, karena
mempunyai variasi permukaan air dan volumenya yang besar.
13

2.5 Porositas dan Permeabilitas Tanah


a. Porosistas Tanah
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam
satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porous
berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan
udara sehingga muda keluar masuk tanah secara leluasa.
Ruang pori tanah adalah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang
pori sebagian ditentukan oleh susunan butir-butir padat, apabila letak
keduanya cendrung erat seperti pada pasir atau subsoil yang padat, total
porositasnya rendah sedangkan tersusun dalam agregat yang bergumpal
seperti yang kerap terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar
kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah,
dan tekstur tanah. Porositas tanah dikatakan tinggi jika kandungan bahan
organiknya tinggi. Tanah dengan struktur granuler/remah, mempunyai
porositas yang tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur pejal. Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit
menahan air.
Berdasarkan diameter ruangnya, pori tanah dibedakan menjadi 3 kelas,
yakni : makropori dengan diameter ≥ 90 mm, mesopori (90-30 mm) dan
mikropori (< 30 µm).
14

b. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk meneruskan air atau
udara. Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Permeabilitas
berbeda dengan drainase yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja,
permeabilitas dapat mencakup bagaimana air, bahan organik, bahan mineral,
udara dan partikel – partikel lainnya yang terbawa bersama air yang akan
diserap masuk kedalam tanah.
Cepat atau lambatnya tanah meneruskan air atau udara dalam tanah dapat
dilihat pada kelas permeabilitas.

Kelas Permeabilitas(cm/jam)
Sangat lambat < 0,125
Lambat 0,125 – 0,50
Agak lambat 0,50 – 2,00
Sedang 2,00 – 6,25
Agak sedang 6,25 – 12,50
Cepat 12,50 – 25,00
Sangat cepat >25,00

Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi dan dengan
demikian, menurunkan laju air larian. Koefisien permeabilitas terutama
tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran
partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil
ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien
permeabilitasnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas tanah diantaranya tekstur,


porositas, kandungan bahan organik, kerapatan massa, kerapatan partikrel dan
kedalaman efektif tanah.

1) Tekstur
15

Tanah-tanah yang bertekstur kasar (tanah-tanah berpasir) mempunyai


kapasitas dan laju infiltrasi yang tinggi sehingga jika tanah tersebut dalam
maka erosi dapat diabaikan, demikian pula dengan tanah bertekstur pasir
halus juga mempunyai kapasitas infiltrasi yang tinggi tetapi jika terjadi
aliran permukaan maka butir-butir halu sini akan mudah sekali terangkut.
2) Kandungan Bahan Organik
Adanya bahan organik dalam tanah akan memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah seperti meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang
dapat melepas asam organik yang tersedia dalam tanah, meningkatkan
total ruang pori tanah, menurunkan kepadatan tanah yang dapat
menyebabkan kemampuan mengikat air dalam tanah tinggi
3) Kerapatan Massa Tanah (Bulk Density)
Kerapatan massa menyatakan tingkat kepadatan tanah yaitu berat kering
suatu volume tanah dalam keadaan utuh yang biasanya dinyatakan dengan
g/cm3. Pemberian bahan organik pada tanah dapat menurunkan bulk
density tanah, hal ini disebabkan oleh bahan organik yang di tambahkan
mempunyai kerapatan jenis yang lebih rendah. Kemantapan agregat yang
semakin tinggi dapat menurunkan bulk density tanah maka persentase
ruang pori – pori semakin besar dan kapasitas mengikat air semakin tinggi
4) Kerapata Butir Tanah (Particel Density)
Kerapatan butir tanah menyatakan berat butir-butirpadat tanah yang
terkandung di dalam tanah. Kandungan bahan organik di dalam tanah
sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah. Semakin banyak kandungan
bahan organik yang terkandung dalam tanah, maka makin kecil nilai
kerapatan partikelnya.

BAB III PENUTUP


16

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan.

3.1 Kesimpulan
 Air tanah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Karakteristik air tanah dibedakan berdasarkan sifat
fisiknya, sifat kimia, dan sifat biologi.
 Akuifer adalah sebagai lapisan bawah tanah yang mengandung air dan
mampu mengalirkan air. Berdasarkan kadar kedap air dari batuan yang
melingkupi akuifer, akuifer dibedakan menjadi 3 yaitu akuifer bebas,
akuifer semi tertekan, dan akuifer tertekan.

Daftar Pustaka
17

https://eprints.uny.ac.id/29180/3/10%20BAB%20II.pdf (Diakses pada 11 Februari


2021).

PUSDIKLAT Sumber Daya Air dan Konstruksi : Modul Geologi dan


Hidrogeologi 2017.

Jurnal Universitas Diponegoro : PENYELIDIKAN ZONA AKUIFER DENGAN


SURVEI PENDUGAAN GEOLISTRIK METODE SCHLUMBERGER STUDI
KASUS DAERAH KECAMATAN KALIWUNGU DAN SEKITARNYA,
KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH tahun 2013 oleh Enda Mora
Nasution.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/53381/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (Diakses pada 11 Februari 2021).

https://journal.unhas.ac.id/index.php/ecosolum/article/view/5209 (Diakses pada


11 Februari 2021).

Anda mungkin juga menyukai