Anda di halaman 1dari 20

Pemulihan Jaringan

Dosen Pengampu : Nur Alfiah


Irfayanti
Kelompok 4
Rasmiah Rahmat 18031014044
Hardiana 22031014006
Attina Salsa Billa 22031014010
Darlia 22031014023
Muhammad Fauzan Sirih 22031014031
Regenerasi Sel
Menurut Robbins & Kumar (1994) Regenarasi sel
adalah proses pemulihan sel yang rusak dan
menggantinya dengan sel hidup yang baru. Proses ini
dilakukan oleh fibroblast jaringan ikat untuk
membentuk jaringan parut.
PENYEMBUHAN & PEMBENTUKAN
(Pemulihan) Jaringan Ikat
Hampir setiap kerusakan jaringan berakhir dengan
proliferasi fibroblast dan tunas-tunas kapiler yang kemudian
membentuk kolagen dan jaringan parut (scare tissue).
Pemulihan (Penyembuhan) (HEALING)
Pada stadium pertama penyembuhan, proses yang terjadi
sama disemua bagian tempat tubuh.Post cedera, sel darah
dan berbagai zat kimiawi (termasuk histamin, enzyme-2, dan
protein-2 yang diperlukan untuk menghasilkan sel baru,
terakumulasi di site kerusakan.
• Phase initial = lag phase
Langsung dimulai sesaat setelah terjadi luka -> reaksi inflamasi, vasodilatasi, Proses
fagositosis mulai bereaksi: leukosit, histiocyt, macrofag, serum. Enzyme2 meningkat,
factor pembekuan darah segera bereaksi -> Proses thrombosis --. Thrombus,
pembekuan darah -> Terbentuk trabekula fibrin dari bekuan darah.
• Phase fibroblast = pembentukan jaringan fibroblast
Hari ke 2 Terjadi proliferasi dan migrasi endothel kapiler kedalam blood cloth,
Jaringan fibroblast terbentuk -> membentuk jembatan/anyaman fibrin ,terjadi lebih
cepat pada hari ke 7 -> mencapai puncak pada hari ke 10 – 14, sesudah 3 minggu
kemampuan berkurang kembali .Sel fibroblast – membentuk zat dasar diextraseluler
-> zat kolagen ( bersifat kontraktil ),Terjadi multiplikasi jaringan kolagen + jaringan
granulasi ,Setelah 3 hari terjadi proses proliferasi pembentukan epithel -> Terjadi
proses epithelisasi, Squamos berlapis, fibroblast menjadi hipertrofi.
• Phase kontraksi = Dimulai setelah 2 minggu dan jelas pada minggu ke
3 ,Terbentuk scare tissue / jaringan parut ,bisa berlangsung lama > 1 tahun ,
Mula – mula jaringan parut berwarna merah muda lama – kelamaan menjadi
lebih muda – putih.
• Jaringan fibrosis terbentuk di bekuan darah sebagai penopang struktur jaringan;
sel-sel mati dihancurkan dan diabsorbsi oleh leukosit.
• Jaringan tertentu, umpamanya: tulang, akan mampu regenerasi dengan cara
proliferasi sel yang ada di sekitar area yang rusak dengan demikian struktur
fungsi orisinal nya akan pulih kembali secara penuh.
• Pada kasus-2 lain, bisa saja terjadi kekurangan aliran darah atau adanya infeksi
yang menetap (persisten) yang bisa mencegah/ mengganggu proses regenerasi
jaringan.
• Bila hal di atas terjadi, maka jaringan ikat fibrosis yang terjadi di dalam bekuan
darah bisa tumbuh menjadi jaringan parut yang kasar (cicatrix) yang bisa
menjadikan stuktur jaringan nampak baik, namun fungsinya terganggu/kurang
sempurna (Contohnya: adanya hambatan gerak bisa timbul pada penyembuhan
otot yang robek).
• Primary healing : healing by first intention : sanatio perprimum intentionum
Terjadi penyembuhan luka tanpa komplikasi, Contohnya seperti luka elektif
operasi / luka steril , missal hernia, kista atheroma.
• Secondary healing : sanatio persecundary intentionum
Luka tidak sembuh sendiri setelah tindakan , perlu tindakan berikut
• Tertiary healing
Jika dengan 2 x tindakan belum juga sembuh .misal, perlu skin graft.
• Healing by First Intention
Ini terjadi pada luka dengan kerusakan minim di kedua ujung luka yang disambung
dan dijahit, garis insisi segera terisi bekuan darah, terjadilah penyembuhan dengan
penyambungan primer.
• Healing by Second Intention
Ini terjadi bila ujung luka tidak tersambung tepat melekat satu sama lain.
Penyembuhan akan lebih lama dan terjadi jaringan granulasi yang berkembang jadi
jaringan parut (scar tissue)
Faktor Pertumbuhan Pada Regenaasi Sel Dan Fibrosis
1. Pemberian NSAID (non-Steroidal anti inflammatory drug) merupakan cara untuk
mencegah peradangan, dengan demikian mengurangi fungsi otot secara fisiologis.
NSAID bekerja dengan cara menghambat jalur siklooksigenase, menghambat
konversi asam arakidonat, mengurangi nyeri dan vasodilatasi.
2. Pemberian factor pertumbuhan (growth factor) untuk mempercepat proliferasi sel
satelit. Salah satunya adalah pemberian IGF-1. Sebuah penelitian menunjukkan
pemberian IGF-1 secara in vivo mampu mempercepat proliferasi sel satelit dan otot
yang cedera mulai menunjukkan aktivitas kontraksi 15 hari setelah cedera.
3. Perlakuan rehab medik berupa Latihan (exercise) diyakini dapat mempercepat
pemulihan fungsi otot yang cedera. Penelitian menunjukan bahwa Latihan dapat
meningkatkan suplai darah, infiltrasi leukosit dan monosit, serta mempercepat
proliferasi sel satelit. Namun hal ini masih menjadi perdebatan oleh beberapa
pihak, karena beranggapan bahwa Latihan dapat mengurangi imobilasasi dan
memperburuk cedera. Berapa Batasan waktu yang tepat untuk melakukan Latihan
juga belum diketahui secara jelas
Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah respon organisme terhadap kerusakan
jaringan atau organ serta usaha mengembalikan dalam kondisi
homeostasis sehingga dicapai kestabilan fisiologis jaringan atau
organ yang pada kulit terjadi penyusunan kembali jaringan kulit
ditandai dengan terbentuknya epitel fungsional yang
menutupi luka.
Tahap Proses Penyembuhan Luka
Saat terluka, ada beberapa tahap dalam proses penyembuhan luka,
di antaranya:
1. Tahap hemostasis (pembekuan darah)
Tahap pertama dalam proses penyembuhan luka adalah
tahap pembekuan darah. Darah biasanya akan keluar saat kulit
tersayat, tergores, atau tertusuk.Beberapa detik atau menit setelah
mengalami luka, darah akan menggumpal untuk menutup luka dan
mencegah tubuh kehilangan darah terlalu banyak. Gumpalan darah
ini, kemudian akan berubah menjadi keropeng saat mengering.
2. Tahap inflamasi (peradangan)
Setelah perdarahan berhenti, pembuluh darah akan melebar untuk mengalirkan
darah segar ke area tubuh yang terluka. Darah segar dibutuhkan untuk membantu
proses penyembuhan luka. Inilah alasan mengapa luka bisa terasa hangat,
membengkak, dan menjadi kemerahan selama beberapa waktu.Pada tahap
inflamasi, sel darah putih akan menghancurkan kuman di area luka. Hal ini
merupakan mekanisme alami tubuh untuk mencegah infeksi. Sel darah putih juga
memproduksi senyawa kimia yang dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Selanjutnya, sel-sel kulit baru akan tumbuh dan menutup luka.
3. Tahap proliferatif (pembentukan jaringan baru)
Tahap ini ditandai dengan terbentuknya jaringan parut pada luka. Selama prosesnya,
produksi kolagen di area luka akan meningkat. Kolagen merupakan serat protein
yang memberikan kekuatan dan tekstur elastis pada kulit.Keberadaan kolagen
mendorong tepi luka untuk menyusut dan menutup. Selanjutnya, pembuluh darah
kecil atau kapiler terbentuk pada luka untuk memberi asupan darah pada kulit yang
baru terbentuk.
4. Tahap Pematangan atau Penguatan Jaringan
Tahap terakhir merupakan tahap penguatan. Pada tahap ini, luka sudah tertutup tapi
proses penyembuhan masih berlanjut. Di dalamnya terjadi penguatan jaringan
sehingga sering kali luka terasa gatal, meregang, atau mengkerut.Proses pematangan
jaringan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Inilah
alasan mengapa semakin lama usia bekas luka, semakin memudar pula
tampilannya.Setelah jaringan yang rusak benar-benar pulih, kulit akan menjadi sama
kuatnya seperti sebelum mengalami luka.Meski begitu, penampilan bekas luka
mungkin akan berbeda dengan kulit normal. Hal ini karena kulit tersusun dari dua
protein, yaitu kolagen yang memberi kekuatan kulit dan elastin yang memberi
kelenturan kulit.Pada bekas luka, kulit tidak dapat memproduksi elastin baru
sehingga bekas luka seluruhnya terbuat dari kolagen. Kulit baru yang terbentuk
pada bekas luka ini umumnya kuat, tetapi kurang lentur dibandingkan kulit di
sekitarnya.
Aspek Patologi Penyembuhan

Komplikasi yang terjadi pada pemulihan luka dapat menyebabkan


kelainan pada komponen dasar proses perbaikan. Kelainan dapat
mencakup menjadi tiga kategori utama, yaitu:
1. Terbentuknya bekas luka yang tidak sempurna
2. Pembentukan yang berlebihan dari perbaikan komponen
3. Pembentukan kontraktur
Pembentukan dari jaringan granulosa atau penyusunan bekas luka
yang tidak memadai dapat menyebaban dua tipe komplikasi yaitu:
wound dehiscence dan ulceration. Pembentukan yang berlebihan
dari komponen proses repair dapat menimbulkan hyperthropic scar
dan keloid. Akumulasi dari komponen yang berlebihan yaitu
kolagen dapat menyebabkan bekas luka yang disebut hyperthropic
scar, jika jaringan luka tumbuh melebihi batas luka sebenarnya dan
tidak surut maka disebut keloid.
Respon Pemulihan Peradangan
Peradangan melibatkan sel inang, pembuluh darah, protein, dan
mediator lain. Proses peradangan dapat terjadi secara akut dan
kronis. Proses pemulihan terjadi ketika sel-sel yang hilang atau
rusak digantikan oleh sel-sel yang hidup, melalui proses regenerasi
dan pembentukan sikatrik.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai