Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

DOSEN PEMBIMBING:

Suherwin, S.KEP.,M.KES

Di susun oleh:

GITA WULANDARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan dan Pembahasan............................................................ 2
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengendalian Mikroorganisme dan Tujuan Pengendalian........ 3
B. Macam-macam Interaksi Mikroorganisme dan contohnya....... 5
C. Pengertian Serilisasi dan Disinfeksi ......................................... 6
D. Ciri-ciri disinfeksi yang ideal.................................................... 11
E. Pengertian Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik.......... 12
...................................................................................................
BABIIIPENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 18
B. Saran.......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik allah swt.hanya


kepada-nya lah kami memuji dan hanya kepada-nya lah kami bersyukur, kami
meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu nabi muhammad saw yang telah menyampaikan petunjukan allah
swt untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
syariah agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-nya, puji syukur, pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “mikrobiologi dan parasitologi”
dengan lancar.kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat
kekurangan pada makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah
berikutnya.Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami
supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Palembang, 6 mei 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pada masa sekarang,mikrobiologi
sudahsangatberkembangluasmemasukibidang-
bidangpengetahuanlain,misalnya:pertanian, kesehatan,industri,lingungan
hidup sampai bidang antariksa.Oleh karena itu penelaahan
biologimikroorganisme dalam setiap karangan akanmenitikberatkan
bidangmasing-masing. Pada tulisan ini penelaahandititikberatkanpadadasar-
dasarmikrobiologi,sehinggaakantampaksebagai
ilmudasarketimbangilmuterapan.Sebagaiilmudasar,mikrobiologiakanmenelaa
h permasalahanyangberhubungandengan bentuk,perkembang-
biakan,penyebarandan lingkunganyangmempengaruhimikroorganisme,
sedangkansebagaiilmuterapanakan mempelajari lebih banyak peranannya.
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
melainkan dengan bantuan mikroskop.Organisme yang sangat kecil ini
disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai
mikroba, ataupun jasad renik.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen
seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti
pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa
dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel
atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang
berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase
stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati
pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian
dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi.

Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah


dengan menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan menghitung koloni
pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu
dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung.

B. RumusanMasalah
1. Jelaskan macam-macam interaksi mikroorganisme dan contohnya ?
2. Jelaskan pengendalian mikroorganisme dan tujuan pengendalian ?
3. Jelaskan pengertian serilisasi dan disinfeksi ?
4. Jelaskan ciri-ciri disinfeksi yang ideal?
5. Jelaskan pengertian antibiotik dan mekanisme kerja antibiotik?

C. Tujuan
1 Dapat mengetahui dan memahami macam-macam interaksi
mikroorganisme dan contohnya
2 Dapat mengetahui dan memahami Jelaskan pengendalian mikroorganisme
dan tujuan pengendalian
3 Dapat mengetahui dan memahami Jelaskan pengertian serilisasi dan
disinfeksi
4 Dapat mengetahui dan memahami Jelaskan ciri-ciri disinfeksi yang ideal
5 Dapat mengetahui dan memahami Jelaskan pengertian antibiotik dan
mekanisme kerja antibiotik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengendalian Mikroorganisme dan Tujuan


1. Tujuan Pengendalian Mikroorganisme Dalam Bahan Pangan
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan asal hewan
perlu dilakukan apabila kita menginginkan bahan makanan tersebut tidak
cepat rusak atau cepat menjadi busuk, melainkan menjadi tahan
lama.Kerusakan bahan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme
terjadi karena mikroorganisme tersebut berkembangbiak dan
bermetabolisme sedemikian rupa sehingga bahan makanan mengalami
perubahan yang menyebabkan kegunaannya sebagai bahan pangan menjadi
terganggu. Proses kerusakan ini dimungkinkan karena bahan makanan
memiliki persyaratan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Dengan
demikian, kerusakan bahan makanan dapat terjadi apabila tersedia substrat
(yaitu bahan makanan tsb.) yang cocok, kemudian bahan makanan itu telah
tercemar oleh mikroorganisme dan ada kesempatan bagi mikroroganisme
untuk berkembangbiak.Usaha pengendalian mikroorganisme dapat
dilaksanakan apabila faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau
perkembangbiakan mikroorganisme telah diketahui sebelumnya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tersebut umumnya dibagi ke dalam lima bahasan
yaitu
a. waktu generasi; c. faktor intrinsik;
b. faktorekstrinsik; d. faktor proses dan e. faktor implisit.
2. Beberapa unsur dalam bahan makanan mempunyai sifatantimikroba
Susu sapi mengandung laktoferin, konglutinin, lisozim, laktenin dan
sistem laktoperoksidase.Bahan antimikroba dalam telur adalah lisozim,
konalbumin, ovomukoid, avidin.Sistem laktoperoksidase terdiri dari
laktoperoksidase, tiosianat dan peroksidase.Ketiga komponen ini diperlukan
untuk efek antimikroba. Susu kambing mengandung lebih banyak lisozim
dibandingkan susu sapi. Meskipun demikian kandungan lisozim susu lebih
rendah bila dibandingkan dengan putih telur. Laktoferin adalah protein
penangkap Fe dalam susu dan dapat disamakan dengan konalbumin putih
telur. Lisozim yang terdapat dalam telur menyebabkan lisis lapisan
peptidoglikan dinding sel bakteri. Kandung lisozim dalam telur adalah 3,5
%.
Struktur bahan makanan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme misalnya lemak karkas dan kulit pada karkas unggas dan
karkas babi dapat melindungi daging dari kontaminasi
mikroorganisme.Kerabang telur yang mempunyai pori-pori sebesar 25-40
µm dapat mempersulit masuknya mikroorganisne ke dalam telur walau tidak
dapat mencegah tetap masuknya mikroorganisme. Mikroorganisme akan
ditahan oleh lapisan membran dalam yang mencegah masuknya
mikroorganisme ke albumen. Daging giling atau daging yang sudah
dipotong menjadi bagian lebih kecil akan lebih memberi kemudahan bagi
mikroorganisme untuk berkembang biak dibandingkan dengan pada daging
karkas.
3. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
adalah suhu penyimpanan dan faktor luar lainnya yang pada prinsipnya
berhubungan dengan pengaruh atmosferik seperti kelembaban, tekanan
gas/keberadaan gas, juga cahaya dan pengaruh sinar ultraviolet.
Berdasarkan suhu optimumnya, mikroorganisme dibagi menjadi
psikrofil dengan suhu optimum kurang dari + 20 °C, mesofil (+20° s/d + 40
°C) dan termofil (lebih dari +40 °C).Pada suhu minimum terjadi perubahan
membran sel sehingga tidak terjadi transpor zat hara.Sebaliknya pada suhu
maksimum terjadi denaturasi enzim, kerusakan protein dan lipida pada
membran sel yang menyebabkan lisisnya mikroorganisme.Mikroorganisme
patogen biasanya termasuk ke dalam kelompok mesofil.Pengaruh suhu
rendah pada mesofil adalah inaktivasi dan perubahan struktur protein
permease.Kapang mempunyai kisaran pertumbuhan yang lebih luas
dibandingkan bakteri, sedangkan ragi mampu tubuh pada kisaran psikrofil
dan mesofil.Mikroorganisme juga dapat diklasifikasikan menurut
resistensinya terhadap temperatur yang tidak menguntungkan yaitu
psikrotrof (tumbuh pada suhu kurang dari + 7 °C) dan termotrof (tumbuh
pada suhu lebih dari + 55 °C).
Penyimpanan bahan makanan di ruang terbuka meningkatkan kadar
CO2 sampai 10 % yang dapat dicapai dengan menambahkan es kering
(CO2) padat. Penghambatan oleh CO2 meningkat sejalan dengan
menurunnya suhu karena solubilitas CO2 meningkat pada suhu
rendah.Bakteri Gram negatif lebih rentan terhadap CO2 dibandingkan
bakteri Gram positif.Pseudomonas paling rentan sedangkan bakteri asam
laktat serta bakteri anaerob paling tahan. Adanya cahaya dan sinar
ultra violet dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dan
kerusakan toxin yang dihasilkannya, misalnya pada Aspergillusochraceus.

B. Macam-macam interaksi Mikroorganisme


1. Interaksi antar organisme dan contohnya
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang
lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang
sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-
individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar
kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan
ada yang kurang erat.Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai
berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat
yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan
kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator).Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak
dapat hidup.Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol
populasi mangsa.Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang,
rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda
spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan
mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan
inangnya.
contoh :Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginatadengan sapi,
dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan.Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri
Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan

C. Pengertian Serilisasi dan Disinfeksi


1. Sterilisasi
a. Pengertian
Sterilisasi adalah proses (kimia atau fisik) yang dapat membunuh
semua jenis mikroorganisme sedangkan desinfeksi adalah proses yang
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme patogen kecuali spora
terutama idealnya semua yang bentuk vegetatif mikroorganisme mati,
namun dengan terjadinya pengurangan jumlah mikroorganisme patogen
sampai pada tingkat yang tidak membahayakan masih dapat
diterima.Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap:
1) Pembersihan sebelum sterilisasi
2) Pembungkusan
3) Proses sterilisasi
4) Penyimpanan yang aseptik.
b. Tujuan Sterilisasi/Desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1) Mencegah terjadinya infeksi
2) Mencegah makanan menjadi rusak
3) Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4) Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan biakan murni.
c. Jenis-Jenis Sterilisasi
1) Sterilisasi Panas/Fisik
2) Sterilisasi Filtrasi
3) Sterilisasi Radiasi
4) Sterilisasi Kimia
5) Sterilisasi dengan cara Panas
6) Panas Kering
d. Pembakaran (inceneration)
1) 100% efektif
2) Terbatas penggunaannya: ose dan sengkelit
e. Sterlisasi dengan udara panas (hot air terilization)
1) menggunakan oven suhu 160-180 0C
2) Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam
3) Digunakan untuk alat-alat yang tahan panas (petridis, pipet, tabung
reaksi, labu erlenmayer, dll)
f. Hubungan antara waktu sterilisasi dengan suhu
1) Panas Basah:
a) Otoklaf
- menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs
- Cara kerjaterjadi koagulasi
- Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan
Bacillus stearothermophilus
b) Bila media yang telah distrerilkandiinkubasi selama 7 hari
berturut-turut selama 7 hari:
- Media keruh otoklaf rusak
- Media jernih otoklaf baik
g. Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf
Merebus (boiling)
1) Teknik disinfeksi termurah
2) Waktu 15 menit setelah air mendidih
3) Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:
h. Clostridium perfingensdan Cl. botulinum
1) Pasteurisasi
2) Pertama dilakukan oleh Pasteur
3) Digunakan pada sterilisasi susu
4) Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah)
5) Suhu 65 C, 30 menit
6) Sterilisasi dengan Cara Kimia
7) Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
8) Rongga (space) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
9) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
10) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran. Solusi yang biasa dipakai
untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap
11) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan
i. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1) Jenis bahan yang digunakan
2) Konsentrasi bahan kimia
3) Sifat Kuman
4) pH
5) Suhu
j. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi
1) Alkohol
a) Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi
b) Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi membran sel
rusak & enzim tdk aktif
2) Halogen
a) Mengoksidasi protein kuman
3) Yodium
a) Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit
b) Efektif terhadap berbagai protozoa
4) Klorin
a) Memiliki warna khas dan bau tajam
b) Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5) Fenol (as. Karbol)
a) Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel
menurunkan tegangan permukaan
b) Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu
desinfektan
6) Peroksida (H2O2)
a) Efektif dan nontoksid
b) Molekulnya tidak stabil
c) Menginaktif enzim mikroba
7) Gas Etilen Oksida
a) Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik
b) Sterilisasi dengan Radiasi
8) Sinar Ungu Ultra (Ultraviolet)
a) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b) Daya kerja absorbsi as. Nukleat
c) Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
d) Kelemahan penetrasi lemah
9) Sinar Gamma
a) Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif
b) Sering digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila
panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan
c) Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dptdistrelkandgn
teknik ini
d) Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”
e) Sterilisasi dengan Cara Penyaringan
10) Menyaring cairan
a) Digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas: serum, urea,
enzim
b) Menggunakan berbagai filter
c) Saringan Sietz asbes
d) Berkefeld tanah diatomae
e) Chamberland porselen
f) Fritted glass filter serbuk gelas
g) Cellulose Asetat pada industri minuman
h) Kelemahan banyak filtrat tersisa pada saringan, virus lolos,
hanya sekali pakai
11) Menyaring udara
a) Menggunakan penyaring HIPA (High-Efficiency Particulate Air)
b) Filter terdiri dari lipatan selulose asetat
c) Memungkinkan udara tersaring bebas dari debu dan bakteri
d) Sistem pengaliran udara menggunakan laminar flow bench
udara yang masuk tersaring lebih dahulu.
2. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang
dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan
hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula
digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda
mati.Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifatfenol atau sodium hipokrit.Untuk
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat
menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

D. Ciri-ciri disinfeksi yang ideal


Desinfeksi yang ideal diantaranya adalah:
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis
10. Aktivitas berspektrum luas

E. Pengertian Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik


1. Sejarah Antibiotik dan Pengertian Antibiotik
.Antibiotik (antibiotika) adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba
terutama jamur, yang dapat menghambat pertumbuhan ataupun membunuh
mikroba lain. Antibiotik ini ternyata berasal dari bakteri yang
dilemahkan.Penisilin menjadi antibiotika pertama yang ditemukan di
kawasan Britania raya (Inggris) oleh seorang dokter bernama Sir
Alexander Fleming (1881-1955), lahir di Lochfield, Skotlandia, 6 Agustus
1881.Beliau menemukan Penisilin, sejenis bakteri yang berfungsi melawan
bakteri berbahaya yang terdapat di dalam tubuh manusia.Pasien pertama
yang pernah merasakan khasiat temuan Fleming adalah mantan perdana
menteri Inggris.
Saking efektifnya, penisilin terus dikembangkan hingga menghasilkan
terobosan baru dengan hadirnya produk antibiotik yang menyeimbangi
penisilin.Hasil penemuannya semakin berguna saat perang dunia I
berlangsung.Tentara yang terlibat perang terluka karena terjangkit bakteri
yang kemudian diberikan antibiotik.
Tekad Fleming sungguh besar untuk menjadi dokter hingga
penemuannya dihargai Nobel Perdamaian bidang fisiologi (kedokteran)
pada tahun 1945. Selain gelar Nobel, pada tahun yang sama ia terpilih
sebagai anggota the Pontifical Academy of Science, dan anggota
kehormatan hampir semua komunitas kedokteran maupun perkumpulan
ilmuwan. Gelar demi gelar ia raih karena baktinya bagi dunia kesehatan.
2. Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik,
yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia
di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.Literatur
lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di dalam
konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi
bakteri dan fungi. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi
menjadi dua:
a. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat
destruktif terhadap bakteri.
b. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja
menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
Cara yang ditempuh oleh antibiotik dalam menekan bakteri dapat
bermacam-macam, namun dengan tujuan yang sama yaitu untuk
menghambat perkembangan bakteri. Oleh karena itu mekanisme kerja
antibiotik dalam menghambat proses biokimia di dalam organisme dapat
dijadikan dasar untuk mengklasifikasikan antibiotik sebagai berikut:
a. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Yang
termasuk ke dalam golongan ini adalah Beta-laktam, Penicillin,
Polypeptida, Cephalosporin, Ampicillin, Oxasilin.
1) Beta-laktam menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
berikatan pada enzim DD-ranspeptidase yang memperantarai
dinding peptidoglikan bakteri, sehingga dengan demikian akan
melemahkan dinding sel bakteri Hal ini mengakibatkan sitolisis
karena ketidakseimbangan tekanan osmotis, serta
pengaktifanhidrolase dan autolysins yang mencerna dinding
peptidoglikan yang sudah terbentuk sebelumnya. Namun Beta-
laktam (dan Penicillin) hanya efektif terhadap bakteri gram positif,
sebab keberadaan membran terluar (outer membran) yang terdapat
pada bakteri gram negatif membuatnya tak mampu menembus
dinding peptidoglikan.
2) Penicillin meliputi natural Penicillin, Penicillin G dan Penicillin V,
merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat sintesis
dinding sel dan digunakan untuk penyakit-penyakit seperti sifilis,
listeria, atau alergi bakteri gram
positif/Staphilococcus/Streptococcus. Namun karena Penicillin
merupakan jenis antibiotik pertama sehingga paling lama
digunakan telah membawa dampak resistansi bakteri terhadap
antibiotik ini. Namun demikian Penicillin tetap digunakan selain
karena harganya yang murah juga produksinya yang mudah.
3) Polypeptida meliputi Bacitracin, Polymixin B dan Vancomycin.
Ketiganya bersifat bakterisidal. Bacitracin dan Vancomycin sama-
sama menghambat sintesis dinding sel. Bacitracin digunakan
untuk bakteri gram positif, sedangkan Vancomycin digunakan
untuk bakteri Staphilococcus dan Streptococcus. Adapun
Polymixin B digunakan untuk bakteri gram negatif.
4) Cephalosporin (masih segolongan dengan Beta-laktam) memiliki
mekanisme kerja yang hampir sama yaitu dengan menghambat
sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri. Normalnya sintesis
dinding sel ini diperantarai oleh PBP (Penicillin Binding Protein)
yang akanberikatan dengan D-alanin-D-alanin, terutama untuk
membentuk jembatan peptidoglikan. Namun keberadaan antibiotik
akan membuat PBP berikatandengannya sehingga sintesis dinding
peptidoglikan menjadi terhambat.
5) Ampicillin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran
dinding peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi
kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan
keberadaan gugus amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya
mampu menembus membran terluar (outer membran) pada bakteri
gram negatif.
6) Penicillin jenis lain, seperti Methicillin dan Oxacillin, merupakan
antibiotik bakterisidal yang digunakan untuk menghambat sintesis
dinding sel bakteri. Penggunaan Methicillin dan Oxacillin
biasanya untuk bakteri gram positif yang telah membentuk
kekebalan (resistansi) terhadap antibiotik dari golongan Beta-
laktam.
7) Antibiotik jenis inhibitor sintesis dinding sel lain memiliki
spektrum sasaran yang lebih luas, yaitu Carbapenems, Imipenem,
Meropenem. Ketiganya bersifat bakterisidal.
b. Mekanisme Kerja Antibiotik
1) Oxytetracyclin:
Bersifat bakteriostatik, dengan jalan menghambat sintetis
prtein dengan cara mengikat unit ribose sel kuman 30S hingga
mencegah terbentuknya amino asetil RNA. Berperan pula dalam
pengikatan Fe2+ dan Mg2+.Meskipun dapat menembus sel mamalia
pada umumnya tidak menyebabkan reaksi keracunan pada
individu yang menerimanya.
2) Sulfadiazine = Trimetoprim :
Antagonisme kompetitif antara asam paraaminobenzoat
(PABA) dengan sulfonamide sebagai penghambatnya.Dalam
keadaan normal kuman memerlukan asam dihidrofolat yang
berasal dari PABA dan dihidropteridin, hingga terbentuk asam
dihidropteroat. Selanjutnya dengan asam glutamate akan terbentuk
asam dihidrofolat. Selanjutnya dengan direduksi akan terbentuk
asam tetrahidrofolat. Senyawa tersebut digunakan oleh kuman
untuk sintesis asam thimidilat, purin, histidin dan methionin.Oleh
sulfonamide, karena terjadi kompetisi dengan PABA, keempat
asam amino terakhir diatas tidak terbentuk.Kuman yang tidak
dapat membentuk sendiri asam dihidrofolat, dan mendapatkannya
dari luar, tidak terpengaruh oleh kerjaan sulfa dalam
metabolismenya.Dengan tidak dapat melangsungkan metabolisme,
kuman kemudian mati.
3) Ampicillin
Ampicillin merupakan prototype golongan
aminopenicillinberspektrum luas, tetapi aktifitasnya terhadap
kokus gram positif kurang daripada penicillin G. Absorbsi
ampicillin oral tidak lebih baik dari penicillin V. Ampicillin juga
didistribusi luas dalam tubuh dan pengikatannya oleh protein
plasma hanya 20 %, yang masuk dalam empedu mengalami
sirkulasi enterohepatik, tetapi yang diekskresi bersama tinja
jumlahnya cukup tinggi.
Antibiotik yang menghambat transkripsi dan replikasi. Yang termasuk
ke dalam golongan ini adalah Quinolone, Rifampicin, Actinomycin D,
Nalidixic acid, Lincosamides, Metronidazole.
a. Quinolone merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara masuk melalui porins dan
menyerang DNA girase dan topoisomerase sehingga dengan demikian
akan menghambat replikasi dan transkripsi DNA. Quinolone lazim
digunakan untuk infeksi traktusurinarius.
b. Rifampicin (Rifampin) merupakan antibiotik bakterisidal yang bekerja
dengan caraberikatan dengan β-subunit dari RNA polymerase sehingga
menghambat transkripsi RNA dan pada akhirnya sintesis protein.
Rifampicin umumnya menyerang bakteri spesies Mycobacterum.
c. Nalidixic acid merupakan antibiotik bakterisidal yang memiliki
mekanisme kerja yang sama dengan Quinolone, namun Nalidixic acid
banyak digunakan untuk penyakit demam tipus.
d. Lincosamides merupakan antibiotik yang berikatan pada subunit 50S 
dan banyak digunakan untuk bakteri gram positif,
anaerobaPseudomemranous colitis. Contoh dari golongan
Lincosamides adalah Clindamycin.
e. Metronidazole merupakan antibiotik bakterisidal diaktifkan oleh
anaeroba dan berefek menghambat sintesis DNA.
Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel. Contohnya antara
lainIonimycin dan Valinomycin. Ionomycin bekerja dengan meningkatkan
kadar kalsium intrasel sehingga mengganggu kesetimbangan osmosis dan
menyebabkan kebocoran sel. Antibiotik yang menghambat bersifat
antimetabolit. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Sulfa atau
Sulfonamide, Trimetophrim, Azaserine.
a. Pada bakteri, Sulfonamide bekerja dengan bertindak sebagai inhibitor
kompetitif terhadap enzim dihidropteroatesintetase (DHPS). Dengan
dihambatnya enzim DHPS ini menyebabkan tidak terbentuknya asam
tetrahidrofolat bagi bakteri. Tetrahidrofolat merupakan bentuk aktif
asam folat,di mana fungsinya adalah untuk berbagai peran biologis di
antaranya dalam produksi dan pemeliharaan sel serta sintesis DNA
dan protein. Biasanya Sulfonamide digunakan untuk penyakit
Neiserriameningitis.
b. Trimetophrim juga menghambat pembentukan DNA dan protein
melalui penghambatan metabolisme, hanya mekanismenya berbeda
dari Sulfonamide. Trimetophrimakan menghambat enzim
dihidrofolatereduktase yang seyogyanya dibutuhkan untuk mengubah
dihidrofolat (DHF) menjadi tetrahidrofolat (THF).
c. Azaserine (O-diazo-asetyl-I-serine) merupakan antibiotik yang
dikenal sebagai purin-antagonis dan analog-glutamin. Azaserin
mengganggu jalannya metabolisme bakteri dengan caraberikatan
dengan situs yang berhubungan sintesis glutamin, sehingga
mengganggu pembentukan glutamin yang merupakan salah satu asam
amino dalam protein.
Yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik adalah dosis serta
jenis antibiotik yang diberikan haruslah tepat. Jika antibiotik diberikan
dalam jenis yang kurang efektif atau dosis yang tanggung maka yang
terjadi adalah bakteri tidak akan mati melainkan mengalami mutasi atau
membentuk kekebalan terhadap antibiotik tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan dan dapat dihubungkan
dengan penambahan ukuran, jumlah bobot, masa, dan banyak parameter
lainnya dari suatu makhluk hidup.
2. Pertumbuhan mikroorganisme dapat berlangsung tergantung pada nutrien
dan lingkungan yang cocok sehingga mikroorganisme dapat tumbuh
dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna
3. Media biak sangat berperan dalam proses pertumbuhan mikroorganisme
yang disertai dengan kebutuhan nutrien pokok, suberenergi,karbon , dan
zat-zat pelengkap
4. Perkembangbiakan mikroorganisme terjadi secara seksual dan aseksual,
sesuai dengan kemampuan dan cara mikroorganisme melakukan
reproduksi
5. Lactobacillus bulgaricusmerupakan salah satu bakteri yang dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan keju terutama dalam proses pematangan
dan pemasakan.
6. Sterilisasi adalah proses (kimia atau fisik) yang dapat membunuh semua
jenis mikroorganisme sedangkan Desinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh
virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
7. Agar dapat terhindar dari berbagai dampak negative akibat penggunaan
obat antibiotic ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
a. sebaiknya hindari pemberian antibiotic pada bayi.
b. Tanyakan pada dokter alasan memberikan antibiotic,apakah ada
resiko atau efek samping terhadap penggunaanya dalam jangka pedek
c. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik adalah dosis
serta jenis antibiotik yang diberikan haruslah tepat. Jika antibiotik
diberikan dalam jenis yang kurang efektif atau dosis yang tanggung
maka yang terjadi adalah bakteri tidak akan mati melainkan
mengalami mutasi atau membentuk kekebalan terhadap antibiotik
tersebut.
d. Faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial
tergantung dari agen yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh,
faktor lingkungan, resistensi antibiotika, dan faktor alat.
e. Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada:
karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
tingkat virulensi, dan banyaknya materi infeksius. Respon dan
toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh: Umur, status imunitas
penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang
menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi
yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi.
Faktor lingkungan dipengaruhi oleh padatnya kondisi rumah sakit.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

http://irshadi-bagas-4all.blogspot.com/2008/05/interaksi-antar-organisme.html
http://obat2an.infogue.com/sejarah_dan pengertian antibiotik
Buku Mikrobiologi Kedokteran
http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_nosokomial

Anda mungkin juga menyukai