Anda di halaman 1dari 82

SKENARIO 4

TUTORIAL
SISTEM LIMFATIK 13-M

RONGGA MULUT
1. MAHASISWA MAMPU
MENJELASKAN SISTEM
LIMFATIK
PENGERTIAN
 Sistem limfatik atau dikenal dengan sistem getah
bening merupakan bagian penting dari sistem
kekebalan atau imunitas tubuh. Sistem limfatik
berperan dalam menghasilkan, menyimpan dan
membawa sel-sel darah putih untuk melawan
infeksi, serta penyakit lainnya.

 Sebuah sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi


mengalirkan limfa atau getah bening dalam tubuh
yang berasal dari cairan atau protein yang hilang,
sistem ini dianggap juga sebagai sistem pelengkap
dari sisitem imunitas tubuh
 Sistem limfatik atau sistem getah bening terutama
terdiri dari pembuluh limfatik, yang mirip dengan
pembuluh darah pada sistem peredaran darah vena
dan kapiler. Pembuluh limfatik terhubung ke
kelenjar getah bening dan menghubungkan antar
kelenjar getah bening satu dengan lainnya.

 Tidak seperti darah, yang mengalir ke seluruh tubuh


secara berputar-putar yang disebut sirkulasi darah,
cairan getah bening mengalir hanya satu arah,
yakni ke atas ke arah leher.
 Pembuluh limfatik terhubung ke dua vena subklavia, yang
terletak di kedua sisi leher dekat tulang selangka, dan getah
bening akan kembali bergabung memasuki sistem peredaran
darah.

 Sistem limfatik ini merupakan tempat di mana getah bening


disaring, contohnya kelenjar amandel, kelenjar adenoid, dan
sebagainya ada juga organ limpa dan timus.
FUNGSI SISTEM LIMFATIK

1. Mengalirkan kelebihan cairan interstitial


Pembuluh limfa mengalirkan kelebihan cairan interstitial
(dari ruang antar sel pada jaringan) dan mengembalikannya
ke dalam pembuluh darah

2. Mengangkut lipid
Pembuluh limfa mengangkut lipid dan vitamin yg larut dlm
lipid (A, D, E, dan K) yang diserap oleh saluran
gastrointestinal ke dalam darah

3. Menghasilkan respon imun


Jaringan limfatik mengawali respon yg sangat spesifik
terhadap mikroba tertentu atau sel-sel yang abnormal
 Sistem limfatik penting untuk kekebalan tubuh dan mekanisme
pertahanan internal, sistem limfatik terdiri dari lima jenis sel
darah putih yang dibagi menjadi dua kategori: granulosit dan
agranulosit

• Granulosit :
Mengandung butiran kecil dalam sitoplasma, eosinofil, neutrofil,
dan basofil

• Agranulosit :
Limfosit dan monosit yang tidak mengandung butiran
 Organ dari sistem limfatik terdiri dari sumsum tulang belakang,
limpa, timus, kelenjar getah bening, cairan getah bening, dan
pembuluh getah bening.

 Pada manusia, sumsum tulang belakang dan kelenjar timus adalah


kunci utama dalam fungsi kekebalan tubuh. Semua limfosit
berasal dari sel induk di sumsum tulang belakang.

 Kerusakan pada organ ini dapat menimbulkan efek yang sangat


buruk pada sistem kekebalan tubuh.
FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN
LIMFATIK
 Infeksi
Baik infeksi virus maupun bakteri, akan memicu perlawanan dari
sistem kekebalan tubuh, termasuk yang ada pada kelenjar getah
bening pada kondisi tertentu

 Kanker
Adanya tumor dapat menghalangi saluran limfatik ke kelenjar
getah bening yang mengganggu aliran cairan getah bening.

 Penyumbatan (obstruksi)
Obstruksi dalam sistem limfatik menyebabkan terjadinya
penumpukan cairan (limfedema). Obstruksi dapat disebabkan oleh
terbentuknya jaringan parut akibat kerusakan pada pembuluh getah
bening
2. MAHASISWA
MAMPU
MENJELASKAN
STRUKTUR ANATOMI
DAN HISTOLOGI
SISTEM LIMFATIK
ANATOMI SISTEM
LIMFATIK
SISTEM LIMFATIK

Sistem sirkulasi sekunder pada tubuh yang berfungsi mengalirkan


cairan limfa atau disebut juga sebagai getah bening yang ada di dalam
tubuh. Cairan limfe berasal dari plasma darah yang keluar dari
pembuluh darah kapiler arteriole sistem kardivaskular ke dalam
jaringan sekitarnya. Jaringan limfoid terdiri dari 4 buah, yaitu :

 Limfonodus

 Lien

 Thymus

 Tonsil
LIMFONODUS

• Terletak disekitar pembuluh darah yang


• Berfungsi untuk memproduksi limfosit dan anti bodi untuk
mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik
sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam
aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah
penyebaran infeksi lebih luas.
• Terdapat permukaan cembung dan bagian hillus (cekung) yang
merupakan tempat masuknya pembuluh darah dan saluran limfe
eferen yang membawa aliran limfe keluar dari limfonodus.
• Saluran afferen memasuki limfonodus pada daerah sepanjang
permukaan cembung
 Bentuk : Oval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan
pinggiran cekung (hillus)

 Ukuran :

- Sebesar kepala peniti atau buah kenari

- Dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan inguinal dalam


keadaan infeksi
BERDASAR LETAK PADA TUBUH

A. Limfonodus superfisial
• Limfonodus servikal
• Limfonodus axilla
• Limfonodus inguinal
B. Limfonodus profundus
• Limfonodus iliaka (berkenaan dengan ilium)
• Limfonodus lumbal (sepanjang vertebra lumbalis)
• Limfonodus torasikus (pada pangkal paru)
• Limfonodus mesenterikus (melekat pada mesenterium usus halus)
• Limfonodus portal (pada fissura portal hepar/ celah porta hati)
MENURUT SNELL’S

A. Kepala dan leher

• Kepala dan leher belakang

• Sekitar musculo sternocleidomastoideus Pada belakang lidah, faring,


cavum nasi, langit-langit mulut, dan wajah

• Ramus mandibula dasar mulut

B. Extremitas superior

Aliran limfe masuk ke limfonodus axilla

• Regio cubiti

• Regio axillaris

C. Kelenjar mammae (dibawah musculo pectoralis meliputi kulit dan otot)

Aliran limfe masuk ke limfonodus axilla


D. Thorax
Aliran li mf e t ho rax d an k elen jar ma mmae masuk k ed alam n od us li mf a tiku s
anterio r dan posterio r.
• Parietal (dinding thorax)
• Viscera (jantung, perikard iu m , pulmo , pleura, thymus, dan esophagus)

E. Abdomen dan pelvis


Melipu ti d aera h p eriton eu m dan d isek itar ao rta, v en a cav a inf erio r serta
pembu luh darah intestinu m .
• Parietal (dibawah peritoneu m, dekat pembu luh darah besar)
• Viscera (dekat pembu luh darah viscera/o rg an -o rg an dalam)

F. Extremita s inferior
Aliran limf e masu k ke limfo nodu s inguinal
• Disepanjang arteri dan vena tibialis
• Regio poplitea
• Regio inguinale
LIEN

Organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna


kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval.
Pembesaran limpa disebut dengan splenomegali. Pembesaran ini
terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia berat

• Letak : Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal. Pada


proyeksi costae 9, 10, dan 11. Setinggi vertebrae thoracalis 11-
12. Batas anterior yaitu gaster, ren sinistra, dan flexura colli
sinistra. Batas posterior yaitu diafragma, dan costae 9-12.

• Ukuran : Sebesar kepalan tangan masing-masing individu


• Fiksasi :
Fiksasi lien ke renal melalui ligamentum renolienalis.
Fiksasi lien ke gaster melalui ligamentum gastrolienalis.

• Aliran darah :
Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri
lienalis dan keluar melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati.
THYMUS

 Timus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas,


timus akan mengalami involusi dan mengecil seiring umur kadang
sampai tidak ditemukan. akan tetapi masih berfungsi untuk
menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2 buah
lobus, mempunyai bagian cortex dan medulla, berbentuk segitiga,
gepeng dan kemerahan. Thymus mempunyai 2 batasan, yaitu :

• Batasan anterior : manubrium sterni dan rawan costae IV

• Batasan atas : Regio colli inferior (trachea)


• Letak :
1. Terdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum.
2. Dasar timus bersandar pada perikardium, ventral dari arteri
pulmonalis, aorta, dan trakea.
3. Batas anterior yaitu manubrium sterni, dan rawan costae IV.
4. Batas Atas yaitu regio colli inferior (trachea).

• Perdarahan :
Berasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan
mammaria interna. Kembali melalui vena thyroidea inferior dan vena
mammaria interna
TONSIL

Tonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3
buah tonsila yaitu Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila
Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran
limfa yang dikenal dengan “Ring of Waldeyer” hal ini yang
menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi, dua
tonsila yang lain juga ikut meradang.
Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu :
• Tonsila palatina
1. Terletak pada dinding lateralis (kiri-kanan uvula) oropharynx dextra
dan sinistra.

2. Terletak dalam 1 lekukan yang dikenal sebagai fossa tonsilaris dengan


dasar yang biasa disebut tonsil bed.

3. Fossa tonsilaris dibatasi oleh dua otot melengkung membentuk arcus


yaitu arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus .
• Tonsila lingualis
• Tonsila pharyngealis

Perdarahan :
Aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang merupakan cabang dari
arteri maxillaris externa (fascialis) dan arteri pharyngica ascendens
lingualis
HISTOLOGI SISTEM
LIMFATIK
SISTEM LIMFATIK

 Sistem linear yang berakhir


buntu, dimana cairan jaringan,
sel, dan molekul ekstraseluler
besar (getah bening) mengalir
menuju pembuluh kapiler
limfatik besar (tertanam pada
lymph node) yang berasal dari
ruang interstitial. Dan akhirnya
kembali ke sirkulasi darah
melalui lymphatic ducts yang
terhubung dengan vena subklavia
ORGAN LIMFATIK

1. Organ limfatik sentral (sumsum tulang dan timus)

2. Organ limfatik perifer (limfatik vessels, limpa, nodus


limfatikus, tonsil)
SUMSUM TULANG
1. Sumsum Merah
(Myeloid)
Sel darah merah
Keping darah
Sebagian besar sel
darah putih
2. Sumsum Kuning
Sel darah putih
Campuran adipose
(warna kuning)
TIMUS

1. Merupakan organ limfoepitelial yang terletak di mediastinum

2. Limfositnya berasal dari sel-sel mesenkim yang memasuki


primordium epitel yang berkembang dari lapisan endoderm
kantong faringeal

3. Terdapat korteks dan bagian pucat terang : medulla


(mengandung badan hassall)

4. Korteksnya terdiri atas banyak limfosit T, sebaran sel reticular


ephitelial, dan sedikit makrofag

5. Pada bagian kapiler timus, memiliki endotel tanpa fenestra dan


lamina basalis yang sangat tebal
cortex
badan
hassall
medulla

badan hassall
ORGAN LIMFATIK PERIFER

1. Limpa
 Banyak terdapat sel fagositik
 Memiliki simpai jaringan ikat, yang menjulurkan trabekula
yang membagi pulpa limpa
 Terdiri atas anyaman jaringan retikuler yang mengandung
limfosit, makrofag, APC
 Terdapat struktur khas :
 Pulpa merah
 Pulpa putih
 pulpa merah : mengandung korda limpa daan sinusoid. Korda
limpa terdiri atas anyaman longgar sel sel reticular, yang
ditunjang serat serat retikulin (kolagen tipe III)

 pulpa putih : terdiri atas jaringan limfoid yng menyelubungi arteri


sentralis dan nodul limfoid yang menempel pada selubung

Diantara pulpa merah dan pulpa putih terdapat zona marginal, yang
terdiri atas banyak sinus dan jaringan limfoid longgar
2. Limfatik Vessels
Terdiri atas 3 tunika yang sama seperti pembuluh darah :
1. Inner layer lhympatic vessel terdiri atas endothel yang
dikelilingi oleh membran elastis
2. Middle layer terdiri atas otot polos dan serat elastis
3. Outer layer merupakan lapisan tebal jaringan ikat fibrosa
3. Nodus limfatikus
 terdapat simpai jaringan ikat yang mengelilinginya
 Terdapat korteks luar, korteks dalam, medulla
 korteks luar :
 pada permukaan terdapat sinus subkapsularis
 Dibentuk oleh serat retikulin, yang dipenuhi limfosit B
 Korteks dalam :
 Mengandung sedikit nodul limfoid, banyak
mengandung limfosit T
 medulla :
 Mengandung limfosit B dan sedikit sel plasma
4. Tonsil
 Akumulasi jaringan limfoid padat yang berkapsul dan
diliputi epitel
 Tonsila palatina
 Tonsila pharyngika
 Tonsila lingualis
TONSILA PALATINA

 Letak : di antara
arcus glossopalatinus
dari arcus
pharyngopalatinus
 epitel berlapis pipih
tak bertanduk
membentuk 10-20
kripta (hampir
mencapai kapsula
jaringan ikat)
TONSILA PHARYNGIKA
 terletak pada dinding
belakang 1
nasopharynx
 epitel berderet
silindris dengan silia 2
dan sel piala
(terdapat lipatan
namun tidak 1
membentuk kripta)
 kapsula terdiri dari
sabut elastis tipis
1. Nodulus limfa
2. Epitel berderet silindris
TONSILA LINGUALIS

 Letak : didepan
sulcus terminalis
 epitel berlapis pipih
tanpa tanduk, kripta
tak begitu dalam dan
bercabang
3. KOMPONEN SISTEM
LIMFATIK
48
ORGAN LIMFATIK

 ORGAN LIMFOID PRIMER  tempat Pematangan sel T dan sel B


1. Thymus
2. Bone Marrow  pematangan limfosit T dan B melalui aliran
darah menuju Organ limfoid Sekunder utk diaktifkan melawan
ANTIGEN

 ORGAN LIMFOID SEKUNDER  tempat limfosit berdiferensiasi


1. Nodus limfatik (kelenjar limfe)
2. Spleen (Limpa)
3. Tonsil
4. Peyer ’s patches, Appendix , perm mukosa membran
PRODUKSI T-LIMFOSIT

Sel darah putih melindungi tubuh dari infeksi dan


penyakit dan terdiri dari banyak sel -sel khusus, termasuk
limfosit. Beberapa limfosit yang diproduksi di sumsum tulang
selama kehamilan bermigrasi ke timus di mana mereka
berkembang biak, berdiferensiasi dan menjadi T-limfosit
matang.
Selama proses ini, mereka belajar bagaimana membedakan
sel-sel sendiri dari sel asing, sehingga mereka tidak menyerang
tubuh ketika dilepaskan ke dalam darah. Mereka disebut
sebagai T-limfosit karena mereka berkembang di timus, sebagai
lawan B-limfosit, yang matang pada sumsum tulang.
THYMUS

 Timus terletak di tengah dada pada tingkat yang sama seperti jantung.
Memiliki bentuk seperti piramida yang terbagi menjadi dua lobus
yang terpisah pada pertengahan garis tubuh.
 Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan
pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang
termasuk dalam organ limfoid primer.
 Timus terdiri dari dua jenis sel, limfosit dan serat reticulin, mirip
dengan organ-organ lain dari sistem limfatik.
 Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian akan
mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran
darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi
menjadi limfosit T.
 Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim
mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan
pengikat interlobuler.
BONE MARROW

 Merupakan tempat pematangan sel Limfosit B


(pada fetus/prenatal, pematangan sel B di liver)
 Terdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel
stem hematopoetik akan membentuk sel-sel darah.
 Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem
hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang kemudian
mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang
selanjutnyamenjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan
imunoglobulin M (B Cell Receptor) yang kemudian mengalami
seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive yang kemudian keluar
dan mengikuti aliran darah menuju ke organ limfoid sekunder.
NODUS LIMFATIK (KELENJAR LIMFE)

 Merupakan struktur berbentuk oval (menyerupai bentuk buncis),


berukuran 1 -20 mm, terletak pada interval sepanjang pembuluh
limfa, tersusun dari sejumlah pembuluh limfa.
 Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar (korteks) membagi
nodus menjadi nodulus - nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang -
ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag.
 Sebagian besar limfosit (sel B dan T) yang terbentuk di sumsusm
tulang belakang berada pada nodus ini, sehingga berfungsi
menyaring dan menghancurkan partikel asing (misalnya, bakteri)
agar tidak menyebar ke jaringan tubuh.
SPLEEN (LIMPA)

Limpa adalah salah satu organ penyaring darah utama. Sel-sel


retikular dalam limpa tidak hanya mereduksi sel- sel darah yang
mati, namun juga membuang sel-sel yang abnormal. Penyaringan
ini tidak hanya terjadi pada sel- sel darah merah namun jika perlu
juga pada sel-sel darah putih dan platelet. Sternum Limpa juga
bertugas membuang partikel-partikel yang tidak seharusnya ada
dalam aliran darah. Secara umum, berfungsi untuk mengakumulasi
limfosit dan makrofag, degradasi eritrosit memecah dan mengurai
sel darah merah (filter darah), tempat cadangan darah, dan sebagai
organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing

57
Organ ini juga merupakan organ penghasil antibodi, yaitu substansi
protein yang akan menelan protein asing sehingga sel darah putih
pagosit dapat menghancurkannya. Produksi antibodi ini dilakukan
di dalam Korpus Malpighian. Dalam beberapa kondisi, limpa
memiliki peran penting dalam produksi sel darah baru. Pada orang
dengan kelainan kerusakan pada sumsum tulangnya, produksi darah
merah dilakukan dalam limpa dan hati. Selain itu, limpa juga
merupakan produsen darah bagi janin.
59
TONSIL

To n s i l a t a u a ma n d e l me r u p a k a n b a g i a n d a r i ja r i n g a n c i n c i n l i mf o n o d i ( c i n c i n

Wa l d e ye r ) ya n g me l i n g k a r i p i n t u ma s u k ma k a n a n d a n u d a r a d i t e n g g o r o k a n . F u n g s i p a s t i

d a r i t o n s i l b e l uml a h je l a s n a mu n d i p e r k i r a k a n t o n s i l me me g a n g p e r a n p e n t i n g d a l a m

s i s t e m p e r t a h a n a n t u b u h . To n s i l me n ya r i n g ma t e r i - ma t e r i ya n g ma s u k d a n s e g e r a b e r a k s i

t e r h a d a p ma t e r i ya n g b e r p o t e n s i me mb a h a ya k a n t u b u h . I mu n i t a s i n i d i d a p a t k a n d a r i

l i mf o s i t ya n g d ip r o d u k s i o l e h t o n s i l . To n s i l ju g a ma mp u me mp r o d u k s i a n t i b o d i u n t u k

me n g h a d a p i i n f e k s i l o k a l . H a mp i r s e mu a o r a n g p e r n a h me - n g a l a mi p e r a d a n g a n t o n s i l .

O rg a n i s me ya n g me n ye b a b k a n i n f e k s i i n i b i a s a n ya a d a l a h b a k t e r i s t r e p t o c o c c u s . R a d a n g

i n i d i t a n d a i d e n g a n p e mb e n g ka k a n t o n s i l d e n g a n b i n t i k - b i n ti k n a n a h p a d a p e r mu k a a n n ya .

B e r b e d a d e n g a n n o d u s l i mf a t i k u s , t o n s i l t i d a k t e r l e t a k s e p a n ja n g p e r ja l a n a n

p e mb u l u h - p e mb u l u h l i mf e . To n s i l a me n g h a s i l k a n l i mf o s i t , b a n ya k diantara me r e k a

me n e mb u s e p i t e l d a n t e r k u mp u l da l a m mu l u t , p h a r yn x , d a n u s u s . To n s i l a d a l a m mu l u t d a n

p h a r yn x d i n a ma k a n t o n s i l p a l a t i na , t o n s i l p h a r yn g e a , d a n t o n s i l s l i n g u a l i s
60
61
PAYER'S PATCHES

Patch ini dari jaringan limfoid yang terletak di mukosa


dan submukosa seluruh usus kecil, meskipun mereka lebih
terkonsentrasi pada ileum. Patch Peyer mengandung sel-sel
sebagian besar B.

62
APPENDIX

Usus buntu adalah sebuah kantong dari jaringan limfatik yang


melekat pada usus besar. Terletak di daerah kanan bawah perut.
Meskipun terbuat dari jaringan limfatik, usus buntu tidak muncul
untuk memiliki banyak fungsi limfatik pada manusia, tetapi tidak
melepaskan beberapa lendir ke dalam usus besar.
Sebuah lumen appendix terhalang (pembukaan) dapat
menyebabkan radang usus buntu ketika bakteri mulai berkembang
biak. Hasilnya adalah sakit perut dan nyeri tekan di atas usus buntu.

63
MAHASISWA MAMPU
MENJELASKAN MEKANISME
DALAM SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik (lymphatic
system) atau sistem getah bening
membawa cairan dan protein
yang hilang kembali ke darah.
Cairan memasuki sistem ini
dengan cara berdifusi ke dalam
kapiler limfa kecil yang terjalin
di antara kapiler-kapiler sistem
kardiovaskuler.
Apabila suda berada dalam
sistem limfatik, cairan itu
disebut limfa (lymph) atau getah
bening, komposisinya kira -kira
sama dengan komposisi cairan
interstisial. Sistem limfatik
mengalirkan isinya ke dalam
sistem sirkulasi di
dekat persambungan vena cava
dengan atrium kanan.
 Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah
aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama)
dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke
dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke
arah jantung
 Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus
(simpul) limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang
menyaring limfa. Di dalam nodus limfa terdapat jaringan ikat
yang berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang
penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut
berfungsi untuk menyerang virus dan bakteri.
PROSES JALANNYA CAIRAN LIMFE
 Proses jalan li mf e di mu l ai dari keluarn ya cairan ( cairan
interstisial ) yang keluar dari kapiler darah.

 Setelah k elu ar d ari k ap iler d arah k e mu d ian mas uk k e d ala m


jaring an jaring an d isek eliling nya . Ke mu d ian ak an me mb e ri kan zat-
zat mak an an d ari jaring an . Ke mu d ian setelah itu cairan tersebu t
akan berku mp u l di lekak-lek ak jaringan yang kecil sekali.

 Dari lek ak -le kak tersebu t li mf e men g alir melalu i jalan jalan
li mf e . Pro s es masukn ya , p erta ma li mfe itu masuk k ed ala m
kap iler., lalu an tara k ap iler yang satu deng an yang lain b erte mu
dan akhirnya menjad i besar yaitu pembu luh limf e .

 Pad a akh irn ya jalan -jalan limf e akh irn ya men jad i du a bu ah , yaitu
ductus thoracicu s dan ductus lymp h aticus dexter
 ductus thoracicus : menerima limfe dari isi badan dari seluruh
pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah
bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri.

 ductus lymphaticus dexter : pangkalnya menreima limfe dari


sebagian besar dinidng dada sebelah kanan, kepala sebelah
kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan

 kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di


kelenjar limfe sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu masuk
dada. dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan
akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
 Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-
nodus limfatikus. karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat
kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang. Jadi sebelum
dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih
dahulu.
 Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar
limfe. Dan kuman- kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan
oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Setelah masuk ke
vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren, di ren tersebut zat-
zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarkan.
 Didalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe
tidak bisa kembali
MAHASISWA
MAMPU
MENJELASKAN
MEKANISME
INFEKSI PULPA
PULPA

Pulpa adalah jaringan lunak yang terletak di bagian tengah gigi.


Pulpa memiliki empat fungsi yaitu membentuk dentin, mensuplai
nutrisi, mempertahankan gigi, serta sebagai persarafan dan
sensori.

Pulpa terdiri dari komponen ekstraseluler, pembuluh darah, saraf,


dan sel. Komponen ekstraseluler terdiri dari protein fibril dan
substansi dasar. Terdapat dua jenis protein fibril yaitu kolagen
dan elastin.
INFEKSI PULPA
INFLAMASI PULPA

Berbagai sebab terjadinya inflamasi pulpa adalah karena fisik/mekanik,


bakteri dan kimia, namun umumnya disebabkan karena bakteri ataupun
toksinnya, lewat proses karies. Apabila ada kerusakan enamel dan
dentin karena proses karies atau fraktur mahkota sampai ke bagian
dentin maka bakteri beserta toksinnya akan masuk ke dalam ruang pulpa
baik melalui tubulus dentin atau melalui perforasi atap pulpa sehingga
akan terjadi suatu proses inflamasi atau infeksi pada jaringan pulpa, dan
mekanisme respons imun ini sama seperti pada jaringan tubuh lain yang
mengalami inflamasi.
INFLAMASI PULPA TERBAGI MENJADI DUA
YAITU :

AKUT KRONIS

KLINIS
INFLAMASI PULPA AKUT
(VASCULAR)

 Mula-mula akan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh


darah terutama pembuluh darah kecil (arteriol), mungkin disebabkan
oleh reflek neurogenic setempat yang dapat berkembang, tetapi
hanya bertahan dalam beberapa menit. Kemudian terjadi dilatasi
arteriol berkepanjangan, maka aliran darah bertambah (hiperemi)
sehingga pembuluh darah itu penuh berisi darah dan tekanan
hidrostatik meningkat, yang selanjutnya dapat menyebabkan
keluarnya cairan plasma. Aliran darah menjadi lambat karena
permeabilitas kapiler bertambah, maka cairan darah dan protein akan
keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan viskositas darah.
INFLAMASI PULPA AKUT (SELULER)

 Stadium seluler peradangan dimulai setelah sel PMN berpindah ke area


infeksi atau cedera. Pada fase awal yaitu dalam 24 jam pertama, sel yang
paling banyak bereaksi adalah sel neutrofil atau leukosit polimorfonukleus
(PMN). Sesudah fase awal yang bisa berlangsung sampai 48 jam, mulailah
sel makrofag dan sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh seperti
limfosit dan sel plasma bereaksi. PMN berfungsi menelan dan merusak
bakteri, kompleks imun dan debris yang berasal dari jaringan nekrotik.
Selain itu leukosit juga dapat mengeluarkan enzim dan radikal beracun
yang dapat menyebabkan makin luasnya reaksi radang atau makin
banyaknya kerusakan jaringan. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit
dimulai dari pergerakan leukosit ke pembuluh darah (margination), lalu
leukosit melekat pada dinding pembuluh darah (sticking), lalu leukosit
keluar dari pembuluh darah (emigration).
INFLAMASI PULPA KRONIS

Berbeda dengan inflamasi akut, radang kronik ditandai dengan


infiltrasi sel mononuklear, yaitu makrofag monosit, histiosit yang
aktif, limfosit dan sel plasma, kemudian kerusakan jaringan, dan
terbentuknya jaringan granulasi dengan proliferasi fibroblas dan
pengendapan kolagen. Bila sel utama pada radang akut ialah
neutrofil maka pada radang kronik ialah sel makrofag. Sel
makrofag dapat berasal dari pembuluh darah dan monosit yang
mengalami proliferasi setelah keluar dari pembuluh darah atau sel
monosit yang menetap pada tempat radang.
INFLAMASI PULPA KLINIS

 Inf la masi pulpa secara k lin is d ap at d ik lasif ik asik an me njadi dua yaitu
pulp itis rev ersib el d an pu lp itis irev ersib el . Pu lp itis reversib el ad alah su atu
rad an g pu lp a p ad a tingk at rin gan sa mp ai s ed ang , yang d isebabk an o leh su atu
rang sang an d an syste m pertah an an jarin gan pu lpa mas ih ma mp u
mengatasinya , dan dapat se mb uh k e mb ali b ila rang sang an dihilangkan . Gejala
pad a p u lp itis r ev ersib el d itan dai o leh rasa sak it yan g tajam n a mu n sebentar
saat ad an ya rangsang an misa ln ya p ad a saat mak an atau minu m, n a mu n r asa
sak it ak an h ilang ap ab ila ra ngsang an d ih ilangk an . Pad a pulp itis rev ersib el
rasa sakit tidak terjadi secara spo n tan . Pu lpitis irev ersibel dapat terjadi bila
rang sang an terhad ap pu lp a b erlang sung lama d an merup ak an p erk e mb a ngan
leb ih lan ju t d ari pu lp itis reversib el . Rasa n yeri tidak me red a walau pun
pen yeb ab n ya d ih ilang kan . Kead aan in i d isebabk an o leh b ak teri atau to k sin
pada proses karies yang meng ak ib atk an reaksi inflamasi .

Anda mungkin juga menyukai