Anda di halaman 1dari 5

A.

Mekanisme Mastikasi

Pergerakan yg terkontrol dari mandibula dipergunakan dalam mengigit, mengunyah, dan


menelan makanan dan cairan, serta dalam berbicara. Aktivitas yang terintegrasi dari otot rahang
dalam merespon aktivitas dari neuron eferen pada saraf motorik di pergerakan mandibular yang
mengontrol hubungan antara gigi rahang atas dan bawah. Pergerakan rahang adalah suatu
pergerakan yang terintegrasi dari lidah dan otot lain yang mengontrol area perioral, faring, dan
laring. 2,3

Pergerakan otot rahang, terhubung pada midline. Pengontrolan otot rahang bukan secara
resiprokal seperti pergerakan limb, tapi terorganisir secara bilateral. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pembukaan dan penutupan rahang selama penguyahan yang secara relatif merupakan pergerakan
sederhana dengan pengaturan pada limb sebagai penggerak. Bagaimanapun, pergerakan dalam
mastikasi adalah suatu yang kompleks dan tidak hanya berupa mekanisme pergerakan
menggerinda yang simple . Gerakan ini merupakan pengurangan ukuran makanan. Selama
mastikasi, makanan dikurangi ukurannya dan dicampur dengan saliva sebagai tahap awal dari
proses digesti.

a.Pergerakan Pengunyahan 3,4

Seluruh otot rahang bekerja bersamaan menutup mulut dengan kekuatan di gigi incisor
sebesar 55 pounds dan gigi molar sebesar 200 pounds. Gigi dirancang untuk mengunyah, gigi
anterior (incisors) berperan untuk memotong dan gigi posterior ( molar) berperan untuk
menggiling makanan.

Sebagian besar otot mastikasi diinervasi oleh cabang nervus cranial ke lima dan proses
pengunyahan dikontrol saraf di batang otak. Stimulasi dari area spesifik retikular di batang otak
pusat rasa akan menyebabkan pergerakan pengunyahan secara ritmik, juga stimulasi area di
hipotalamus, amyglada dan di korteks cerebral dekat dengan area dengan area sensori untuk
pengecapan dan penciuman dapat menyebabkan pengunyahan.

 Rangsangan Pengunyahan
Kebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi refleks penghambat dari
otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun.
2. penurunan rahang ini selanjutnya menginisiasi reflaks melonggarkan otot rahang
memimpin untuk mengembalikan kontraksi.
3. secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan bolus lagi,
melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi, membuat rahang turun
dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini berulang terus menerus.
4. pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semua makanan, khususnya
untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka memiliki membrane selulosa
yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi mereka yang harus dihancurkan sebelum
makanan dapat dicerna.

Pengunyahan juga membantu proses pencernaan makanan dengan alasan sebagai berikut:

- enzim pencernaan bekerja hanya di permukaan partikel makanan, sehingga tingkat


pencernaan bergantung pada area permukaan keseluruhan yang dibongkar oleh sekresi
pencernaan.
- Penghalusan makanan dalam konsistensi yang baik mencegah penolakan dari
gastrointestinal tract dan meningkatkan kemudahan untuk mengosongkan makanan dari
lambung ke usus kecil, kemudian berturut-turut ke dalam semua segmen usus.

 Proses Pergerakan3,4

Selama pengunyahan rahang akan bergerak berirama, membuka dan menutup. Pola
pergerakan rahang pada beberapa hewan berbeda tergantung jenisnya. Pengulangan pergerakan
pengunyahan berisikan jumlah kunyahan dan penelanan. Selama mastikasi karakteristik
pengunyahan seseorang sangat bergantung pada tingkatan penghancuran makanan.

Ada tiga gerakan dapat terjadi pada saat mastikasi sedang berlangsung yaitu :
1. Gerakan menutup ke atas ( closing stroke) yang menyebabkan gigi geligi berkontak
dengan makanan
2. Gerakan menekan (power stroke) pada tahap ini gigi tetap berkontak dengan makanan
tetapi dalam keadaan yang lambat.
3. Gerakan membuka (opening stroke), pada saat rahang bawah bergerak lambat, “slow fase”
dan sediki demi sedikit membuka. Selama fase lambt ini tulang hyoid bergerak naik dan
maju. Dan ketika lang hyoid maju lebih ke depan rahang maka rahang terbuka lebih cepat
atau disebut “ fast open phase”. Tiap fase ini memerlukan waktu 0,8 – 0,9 detik untuk
menyeleaikan beban mastikasi.

Adapun urutan kunyah dapat dibagi menjadi tiga periode. Pada tahap awal, makanan
ditransportasikan ke bagian posterior gigi dimana ini merupakan penghancuran dalam periode
reduksi. Selanjutnya bolus akan dibentuk selama final periode yaitu sebelum penelanan.
Pergerakan rahang pada ketiga periode ini dapat berbeda tergantung pada bentuk makanan dan
spesiesnya. Selama periode reduksi terdapat fase opening, fast-opening dan slow-opening. Pada
periode sebelum penelanan terdapat tiga fase selama rahang membuka dan dua fase selama rahang
menutup.

Selama penelanan lidah memainkan peran yang penting di dalam mengontrol pergerakan
makanan dan pembentukan menjadi bolus. Untuk makanan yang dihancurkan, diposisikan oleh
lidah pada konjugasi dengan otot buccinators pada pipi diantara oklusal permukaan gigi. Makanan
yang padat dan cair ditransportasikan di dalam rongga mulut oleh lidah.

Selama fase slow-opening pada pengunyahan, lidah bergerak ke depan dan memperluas
permukaan makanan. Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fase fast-opening dan
fase-closing, membuat gelombang yang dapat memindahkan makanan ke bagian posterior pada
rongga mulut. Ketika makanan sudah mencapai bagian posterior rongga mulut, akan berpindah
ke belakang di bawah soft palate oleh aksi menekan dari lidah. Lidah amat penting dalam
pengumpulan dan penyortiran makanan yang bias ditelan, sementara mengembalikan lagi
makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian oklusal untuk pereduksian lebih lanjut.
Sedikit yang mengetahui mengenai mekanisme mendasar mengenai pengontrolan lidah selama
terjadinya aktivitas ini.
b. Aktivitas Otot3,4,6

Kontraksi otot yang mengontrol rahang selama proses mastikasi terdiri dari aktivitas pola
asynchronous dengan variabilitas yang luas pada waktu permulaan, waktu puncak, tingkat dimana
mencapai puncak, dan tingkat penurunan aktivitas. Pola aktivitas ditentukan oleh factor-faktor
seperti spesies, tipe makanan, tingkat penghancuran makanan, dan faktor individu. Otot penutupan
biasanya tidak aktif selama rahang terbuka, ketika otot pembuka rahang sangat aktif. Aktivitas
pada penutupan rahang dimulai pada awal rahang menutup. Aktivitas dari otot penutup rahang
meningkat secara lambat seiring dengan bertemunya makanan di antara gigi. Otot penutupan pada
sebelah sisi dimana makanan akan dihancurkan, lebih aktif daripada otot penutupan rahang
kontralateral.

c. Struktur Batang Otak dalam Kontrol Mastikasi2,3,4

Kegiatan pengunyahan tidak hanya kegiatan pusat pengunyahan yang terletak di formasio
retikularis batang otak. Pusat pengunyahan dapat dipengaruhi oleh aferen dari perifer bagian lain,
termasuk wajah dan mulut, dan dipengaruhi juga oleh bagian otak lain, misalnya emosi, stress, dan
kehendak. Pengunyahan dapat terjadi tanpa rangsang dari perifer, sekali dimulai dapat terus
berlangsung tanpa dipengaruhi kemauan. Tetapi kemauan berperan dalam memulai atau
menghentikan pengunyahan, yang pengaturannya terletak dalam korteks serebri.

Mekainsme penghantaran impuls berserta jalur persarafan yang secara umum terjadi
dimana stimulus yang diterima oleh tubuh akan dihantarkan ke SSP, namun stimulus yang berasal
dari wajah dan struktur di dalam rongga mulut tidak dihantarkan ke korda spinalis melalui jalur-
jalur spinal. Sebagai gantinya, implus akan dibawa oleh saraf aferen dari sistem trigeminal. Badan
sel saraf aferen trigeminal terletak di ganglion gasserian. Impuls yang dibawa oleh saraf aferen
akan dihantarkan ke dalam batang otak (kompleks nukleus sensorik trigeminal) untuk bersinapsis
dengan antarneuron pada daerah trigeminal spinal tract nucleus. Daerah ini memiliki kesamaan
dengan tanduk dorsal dari korda spinalis. 6,7

Kompleks nekleus sensorik trigeminal terdiri dari main sensory nucleus (neukleus sensori
utama), yang menerima masukan dari neuron aferen yang mempersarafi jaringan pulpa serta
periodontal dan trigeminal spinal tract nucleus. Spinal tract nucleus dibagi menjadi 3 bagian
yaitu subnukleus oralis, subnukleus interpolaris dan subnukleus kaudalis. Subnukleus kaudalis
merupakan daerah di batang otak yang menerima dan mengintegrasikan masukan nosiseptif (nyeri)
yang dibawa oleh saraf aferen trigeminal. 6,7

Pergerakan-pergerakan yang terlibat dalam mastikasi membutuhkan gabungan aktivitas


beberapa otot, yaitu trigeminal, hypoglossal, fasial, dan nuclei motorik lain yang memungkinkan
dari batang otak. Struktur batang otak lain seperti formasi reticular juga terlibat.

 Kontrol Mastikasi

Nuclei sensori dan motorik yang terdapat pada brain stem memiliki peranan yang yang
sangat penting dalam proses pengontrolan mastikasi. Pola dasar oscillatory pergerakan mastikasi
berawal dari generator neural yang terdapat di brain stem. Input sensori afferent yang terjadi pada
nuclei ini juga merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam pembentukan proses mastikasi.
Dan faktor yang berpengaruh besar lagi adalah pusat otak akan mempengaruhi system koordinasi
brain stem mastikatori. Setelah sekian banyak penelitian dilakukan, tiga hal inilah yang merupakan
faktor utama yang berpengaruh besar terhadap pengontrolan proses mastikasi.

Anda mungkin juga menyukai