Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL SGD 1

Dosen Pembimbing Tutorial :

drg. Nur Khamilatusy Sholekhah

Disusun oleh:

1. Tsania Nahda Zanuba (Ketua) J2A018003


2. Rizki Ninik Lestari (Scriber) J2A018036
3. Nurul Ikhrimah J2A018001
4. Faradilla Ainun Zahra J2A018002
5. Mega Dwi Setyaningrum J2A018008
6. Mohammad Dwiky Priambodo J2A018010
7. Ika Puji Lestari J2A018012
8. Aini Ulin Na’mah J2A018014
9. Isnaini Lailatul Adha Mujiningtyas J2A018034
10. Farida Azzah Khoirunnisa J2A018035
11. Nadya Zhafira Asfihani J2A018038
12. Muhammad Himawan Mahendra J2A018042
13. Rizqika Rahmawati J2A018043

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya
laporan tugas tutorial skenario ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan


bagian dari sistem pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada drg. Nur
Khamilatusy Sholekhah selaku tutor kelompok 1, serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini.

Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang.

Semarang, 25 Maret 2019

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di Indonesia. Infeksi
adalah masuknya bakteri atau mikroorganisme patogen ke dalam tubuh yang
mampu menyebabkan sakit. Salah satu penyebab infeksi yang paling sering
dijumpai adalah infeksi oleh bakteri sehingga pemberian antibiotik masih
merupakan pilihan utama untuk mengatasi infeksi saat ini.
Mekanisme transmisi bakteri patogen ke pasien yang rentan melalui tiga
cara antara lain transmisi dari flora normal pasien (endogenous infection),
transmisi dari flora lingkungan layanan kesehatan (endemic or epidemic
exogenous environmental infection), dan transmisi dari flora pasien atau tenaga
kesehatan (exogenous cross-infection). Transmisi dari flora normal pasien
(endogenous infection) adalah transmisi yang terjadi jika bakteri dapat hidup dan
berkembang biak pada kondisi normal dan menyebabkan infeksi. Transmisi dari
flora lingkungan layanan kesehatan (endemic or epidemic exogenous
environmental infection) adalah transmisi yang terjadi jika bakteri dapat bertahan
hidup pada lingkungan sekitar misalnya air, tempat-tempat yang lembab dan
menyebabkan infeksi. Sedangkan transmisi dari flora pasien atau tenaga kesehatan
(exogenous cross-infection adalah transmisi yang terjadi akibat kontak dengan
pasien atau melalui perantara misalnya peralatan makan, pakaian, tangan tenaga
kesehatan yang terkontaminasi(WHO, 2002).
Skenario

Infeksi Bakteri

Pasien wanta usia 40 tahun datang ke RSGM dengan terdapat luka pada bibir
bawah yang tak kunjung sembuh sehingga mengganggu penampilan. Pasien
mengatakan luka tersebut muncul sejak 2 minggu yg lalu, tidak ada rasa sakit.
Dari hasil pemeriksaan ekstraoral didapatkan ulkus bulat, single, berdiameter 1
cm, tidak ada rasa sakit, terdapat pembesaran getah bening. Hasil pemeriksaan
intraoral tidak terdapat kelainan. Hasil anamnesa pasien mengatakan pasangannya
pernah memiliki bentuk luka yg sama pada daerah genital, namun kemudian luka
tersebut hilang tanpa diobati. Dokter gigi mencurigai kelainan tersebut merupakan
infeksi bakteri, dan merencanakan pemeriksaan laboratorium untuk menunjang
penegakan diagnosa.

1.2 Rumusan Masalah


1.Pengertian pemeriksaan intraoral dan ekstraoral
2 Bakterimia itu apa?
3 Mekanisme infeksi bakteri
4 Gangguan infeksi bakteri
5 Cara pengobatan infeksi bakteri
6 Penularan diskenario (melalui oral seks, dll)
7 Macam pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis penyakit infeksi
bakteri di rongga mulut
8 Tanda-tanda inflamasi secara umum
9 hadits

1.3. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme dari infeksi bakteri

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami gangguan-gangguan dari


infeksi bakteri

3. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengobatan dari infeksi bakteri


4. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pemeriksaan laboratorium
untuk mendiagnosis penyakit infeksi dirongga mulut

5. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda-tanda inflamasi

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengerti dan paham tentang infeksi bakteri

2. Mahasiswa dapat mengerti dan paham tentang mekanisme infeksi bakteri

3. Mahasiswa dapat mengerti dan paham tentang cara pengobatan infeksi bakteri

4. Mahasiswa dapat mengerti dan paham tentang macam-macam pemeriksaan


laboratorium untuk mendiagnosis penyakit infeksi dirongga mulut

5. Mahasiswa dapat mengerti dan paham tentang tanda-tanda inflamasi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian pemeriksaan intraoral dan ekstraoral
Pemeriksaan intraoral adalah pemeriksaan yang dilakukan didalam muut
pasien untuk melihat/mengetahui penampakan didalam mulut pasien
seperti lidah, gusi, dan gigi pasien
Pemeriksaan ekstraoral adalah pemeriksaan yang dilakukan diluar mulut
pasien, seperti melihat pembengkakan dimuka dan leher, pola skeletal,
dan kompetensi bibir.
2. Bakterimia itu apa?
Bakteremia adalah ketika bakteri memperbanyak diri dan menyebar di
aliran darah melalui jaringan atau sistem limfatik.
3. Mekanisme infeksi bakteri
Bakteri masuk kedalam tubuh inang melalui berbagai cara, antara alain
saluran pernafasan, saluran pencernaan, rongga mulut, kuku, dll. setelah
itu terjadi proses adhesi-koloni. Bakteri menempel pada sel inang dan
memperbanyak diri. Kemudian terjadi proses invasi yaitu dimana bakteri
masuk kedalam sel inang dan menyebar keseluruh tubuh. Kemudian
bakteri-bakteri tersebut mengeluarkan toksin untuk merusak metabolisme
normal inang tersebut.
4. Gangguan infeksi bakteri
a. Impetigo, disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aereus. Biasanya
dialami anak-anak, terdapat terdapat luka didekat hidung dan mulut
b. Sifilis, disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum
c. Gonore, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
d. Tuberculosis, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
e. Tipus, disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi
f. Diare, disebabkan oleh bakteri Escherichia coli
g. Kolera, disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae
h. Difteri, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae
i. Pneumonia, disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae
j. Antrak, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
5. Cara pengobatan infeksi bakteri
Dengan antibiotik, dokter melakukan pemeriksaan lanjut untuk memilih
antibiotik. Antibiotik memiliki 2 fungsi, yaitu berfungsi membunuh bakteri
(Bakteriosit) dan berfungsi menghambat perkembangbiakan bakteri
(Bakteriostatik). Beberapa jenis antibiotik yaitu penisilin, sepalosporin, angilo,
tetrasiklin, dll.
6. Penularan diskenario
Awal mula penyakitnya yaitu penyakit genital yaitu sifilis. Bakteri bisa
berkembang didaerah lembab. Jadi bisa berkembang dimulut juga akibat seks
oral. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dengan kontak langsung, dengan
kontak kulit. Kelenjar getah bening membesar saat terinfeksi bakteri, berfungsi
utk melawan infeksi dan banyak diproduksi sel darah putih. Ada 3 cara
penularan dengan kontak langsung, hubungan seksual, penularan dari ibu ke
janin.
7. Macam pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis penyakit infeksi bakteri
di rongga mulut
Tes kultur darah, tes pewarnaan gram, pemeriksaan basil JDL, trombosit
kultur, tes toksigenima, tes asto, biopsi, insisi dan aspirasi, sitologi,
pemeriksaan mikrobiologi.
8. Tanda-tanda inflamasi secara umum
kemerahan dikulit yang infeksi, demam karena peningkatan suhu ditempat
infeksi, sakit, bengkak, disfungsi jaringan/organ tubuh.
9. Hadits
Artinya: “Kebersihan sebagian dari iman"
BAB III
SKEMA

Respon Imun Inflamasi

Bentuk

Oksigen
Jenis Bakteri
Dinding Sel

Suhu
Infeksi Bakteri
Faktor Penyebab

Mekanisme

Penyakit

Pemeriksaan Laboratorium

Pengobatan
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan

Pada skenario ke 2, mahasiswa diharapkan dapat memahami mekanisme infeksi


bakteri, gangguan –gangguan yang diakibatkan infeksi bakteri, cara pengobatan
infeksi bakteri.

Saran

Mahasiswa dapat menambah keberanian dalam mengemukakan pendapat dari


pengetahuan yang telah didapat dari belajar mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

- Al Qur’anul Karim
- Scully Crispian. 2009. Oral and Maxillofacial Medicine The Basis of Diagnosis
and Treatment. London: Elsevier.
- Kurniawati, Ajeng FS, dkk. 2015. Perbedaan Risiko Multidrug Resistance
Organisms (MDROS) Menurut Faktor Risiko dan Kepatuhan Hand Hygiene.
3(3).
- Kumar, Vinay, dkk. 2013. Buku Ajar Patologi Robbins. Singapura : Elsevier.
- Pratiwi, Rina Hidayati. 2017. Mekanisme Pertahanam Bakteri Patogen
Terhadap Antibiotik. Jurnal Pro-Life. 4(3).
- Birnbaum, Warren. 2009. Diagnosa Kelainan Dalam Mulut.
- Loeffer, Agnes G, dan Michael N. Hart. 2017. Patofisiologi Untuk Profesi
Kesehatan: Epidemiologi, Diagnosis dan Pengobatan edisi 6. Jakarta: EGC.
- Baratawidjaja, Karnen Gama, dan Iris Rengganis. 2014. Imunologi Dasar edisi
11. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai