Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN GAWAT

DARURAT DENGAN DIAGNOSA CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)


DI INTALASI GAWAT DARURAT RSUD dr SOEHADI
PRIJONEGORO SRAGEN

Disusun Oleh :

Nama : Wulan Agustin Nur Eka S


NIM : 202112100
Tempat Praktik : RSUD dr Soehadi Prijonegoro

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2023
MIND MAPPING

Definisi Etiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang


Gagal ginjal kronik atau chronic Gagal ginjal kronik tirade setelah Menurut Harmilah (2020) Pemeriksaan penunjang
kidney disease didefinisikan berbagai macam penyakit yang manifestasi klinis pada kasus yang dapat dilakukan
sebagai kondisi dimana ginjal merusak nefron ginjal : CKD antara lain : pada kasus gagal ginjal
mengalami penurunan fungsi secara 1. Infeksi misalnya pielonefritis 1. Adanya darah atau protein kronik menurut Harmilah
lambat, progresif, irreversibel, dan kronik (2020)
yang terdapat pada saat tes
samar (insidius) dimana 2. Penyakit peradangan misalnya
urin 1. Pemeriksaan darah
kemampuan tubuh gagal dalam glomerulonefrit
2. Penumpukan cairan yang lengkap
mempertahankan metabolisme, 3. Penyakit vaskuler hipertensif
mengakibatkan 2. Pemeriksaan kimia
cairan, dan keseimbangan elektrolit, misalnya nefrosklerosis
pembengkakan pada klinik
sehingga terjadi uremia atau 4. Penyakit metabolik sperti DM,
pergelangan kaki dan 3. Pemeriksaan urine
azotemia (Smeltzer, S.C. & Bare, Gout
lengkap
2018). tangan
4. Pemeriksaan USG
3. Nyeri dada akibat
dan radiologi
CKD penumpukan cairan pada
Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik CHRONIC KIDNEY jantung
Klasifikasi gagal ginjal kronik : DISEASE 4. Terjadi disfungsi ereksi
Stadium 1 (Penurunan cadangan ginjal)
pada pria
1. Kreatinin serum dan kadar BUN
normal 5. Anoreksia
2. Asimtomatik
3. Tes beban kerja pada ginjal :
Pemekatan kemih, tes GFR Penatalaksanaan
Komplikasi
Stadium 2 (Insufiensi Ginjal) a. Penatalaksanaan Keperawatan
Komplikasi yang terjadi akibat gagal ginjal
1. Kadar BUN meningkat (Tergantung 1. Terapi Konservatif
kronik menurut Brunner dan Suddarth
pada kadar protein dalam diet) - Dilakukan pemeriksaan lab darah
(2019) antara lain :
2. Kadar kreatinin serum meningkat dan urin
1. Hiperkalemia akibat penurunan
3. Nokturia dan poliuri (karena - Observasi balance cairan
ekskresi, asidosis metabolic,
kegagalan pemekatan) - Observasi adanya edema
katabolisme dan masukan diet
Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir atau - Pembatasan cairan
berlebih
Uremia) b. Penatalaksanaan Medis
2. Anemia akibat penurunan
1. Kadar ureum dan kreatinin serum 1. Terapi Simtomatik dengan pemberian
eritopoetin, penurunan rentang usia
meningkat obat beberapa kali sesuai advise
sel darah merah dan kehilangan
2. Ginjal sudah tidak dapat menjaga dokter
darah selama hemodialisis
hemostatis cairan dan elektrolit 2. Terapi Pengganti dengan hemodialisa
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan
3. Air kemih atau urin isoosmotis atau cuci darah dan transplantasi
natrium
dengan plasma ginjal (Cangkok ginjal)
Pathway
Intra Renal : Pre Renal : Vaskuler Intra Renal : Post Renal : Obstruksi
Infeksi /Peradangan (HT,DM) Zat toksik saluran kemih

Reaksi antigen Ateriosklerosis Tertimbun dalam Refluk


antibody ginjal
Suplai darah Hidronefrosis
ginjal turun
Peningkatan
GFR turun tekanan

CKD Kerusakan
pada nefron

Penurunan Peningkatan retensi Sekresi kalium↓ Sekresi Eritropoitin ↓


fungsi eksresi Na & H2O
Hiperkalemia Produksi Hb ↓
Sindrom CES ↑
uremia Gangguan Kelistrikan MK : Perfusi
Jantung perifer tidak
Pruritus Tekanan Kapiler ↑
efektif
Disritmia
MK :
Gangguan Volume interstitial ↑
MK : Gangguan
Integritas Kulit
sirkulasi spontan
dan Jaringan Edema Paru

MK : Gangguan
pertukaran gas MK : Pola nafas
tidak efektif

Sumber : Harmilah (2020)


Pengkajian Primer Pengkajian Sekunder Diagnosa dan Intervensi
1. Airway 1. Identitas Pasien dan Diagnosa yang muncul pada masalah
Kaji kepatenan jalan nafas, observasi adanya penanggung jawab nyeri dada antara lain :
lidah jatuh, adanya benda asing pada jalan Meliputi nama, alamat, umur, 1. Pola nafas tidak efektif b.d
nafas (sekret berlebih, muntahan, darah) jenis kelamin, pekerjaan, hambatan upaya nafas (nyeri
2. Breathing hubungan dengan klien saat bernafas), ditandai dengan :
Kaji ketidakefektifan pola nafas, respiratory a. Dipsnea
2. Keluhan
rate, bunyi nafas, pengembangan dada kanan b. Pola nafas abnormal
Oobservasi keadaan
kiri, otot bantu nafas, saturasi oksigen c. Pernafasan cuping hidung
3. Circulation klien,identifikasi keluhan klien d. Terdapat penggunaan otot
Kaji dan observasi heart rate, tekanan darah, saat ini. bantu nafas
nadi, CRT, akral, suhu tubuh. 3. Riwayat Kesehatan Intervensi (I.01014 Pemantauan
4. Disability Riwayat kesehatan atau respirasi) :
Pengkajian kesadaran dengan metode penyakit yang pernah di derita a. Monitor pola nafas
glasgow coma scale (GCS), reaksi pupil. di masa lampau (frekuensi, kedalaman, upaya
5. Eksposure 4. Riwayat kesehatan keluarga nafas)
Pengkajian adanya injury atau kelainan lain Identifikasi klien mengenai b. Monitor pola nafas
pada klien riwayat penyakit keturunan c. Berikan oksigen sesuai
seperti DM, Jantung. kebutuhan
d. Posisikan semifowler
e. Kolaborasi dengan
Diagnosa dan Intervensi
bronkodilator bila perlu
Diagnosa yang muncul pada masalah nyeri ASUHAN
dada antara lain :
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d
KEPERAWATAN
Penurunan konsentrasi Hb ditandai Evaluasi
dengan : Implementasi Evaluasi merupakan langkah
a. Edema ekstermitas terakhir dari proses keperawatan
b. Kulit pucat, turgor kulit jelek Implementasi Keperawatan adalah dengan cara membandingkan
c. CRT > 3 detik, nadi teraba lemah tindakan keperawatan adalah perilaku tindakan keperawatan yang
Intervensi (I. 08238 Manajemen Nyeri) : atau aktivitas spesifik yang dikerjakan dilakukan terhadap hasil yang
a. Identifikasi penyebab atau faktor oleh perawat untuk diharapkan. (Patrisia et al., 2020)
gangguan sirkulasi mengimplementasikan intervensi
b. Monitor sirkulasi seperti, CRT, keperawatan. Tindakan-tindakan pada
edema, akral, nadi intervensi keperawatan terdiri atas
c. Berikan hidrasi cairan bertahap observasi, terapeutik, edukasi dan
d. Anjurkan bedrest kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018)

Anda mungkin juga menyukai