Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG OPERAN
A. Operan
1. Pengertian Operan
Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah handover, dalam istilah lain
operan/timbang terima memiliki beberpa istilah yaitu handover, handoffs, shift report,
signout, signover, cross coverage, overhand, report nursing, (Triwibowo, 2013;
Nursalam, 2015; Putra, 2016). Handover merupakan suatu cara dalam menyampaikan
dan menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien, Triwibowo (2013).
Handover merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untuk
beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau kelompok Pasien, kepada orang lain
atau kelompok profesioanl secara sementara atau permanen (AMA, 2006) dalam
Triwibowo, 2013).

Handover merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima laporan yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Handover harus dilakukan seefektif mungkin secara
singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna (Triwibowo, 2013).

Operan pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima suatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Pada saat operan atau timbang terima
anatarperawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien,
intervensi yang sudah dan yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang
terjadi pada pasien. Perawat melakukan operan atau timbang terima bersama dengan
perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi
pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif daripada harus
nmengahbiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah kita
buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam menerima operan atau timbnag terima
secara nyata (Nursalam, 2015). Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang
pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift (Putra, 2016).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa operan adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien
secara akurat lengkap dan jelas oleh perawat secara langsung pada pergantian shift yang
dilakukan tidak hanya di nurse station tetapi dengan berkeliling ke setiap pasien tanpa
membedakan kebutuhan pasien.
2. Tujuan Operan
Operan memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas
perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan pasien dan keefektifan dalam bekerja (Putra,2016). Sedangkan menurut
Nursalam (2015) Secara umum tujuan timbang terima yaitu mengkomunikasikan keadaan
pasien dan menyampaikan informasi yang penting. Sedangkan tujuan khusus timbang
terima yaitu :

a. Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data fokus).

b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan


keperawatan kepada pasien.
c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat
dinas berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Menurut Australian Healthcare dan Hospitals As-sociation atau AHHA (2009), tujuan
Nasional Clinical Intiative Handover adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan
dan meningkatkan serah terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.

3. Manfaat Operan
Manfaat operan bagi perawat yaitu: Meningkatkan kemampuan komunikasi antarperawat,
Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antarperawat, Pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara berkesinambungan, Perawat dapat
mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. Sedangkan manfaat bagi pasien yaitu
pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
(Nursalam, 2015)
Manfaat lain operan yaitu:
a. Kunci dari operan (handove) yaitu kualitas asuhan keperawatan selanjutnya.
Misalnya penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat
membahayakan kondisi pasien.
b. Selain mentransfer informasi pasien, operan (handover) juga merupakan sebuah
ritual atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat. handover mengandung unsur-
unsur kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan. Selain itu handover juga sebagai dukungan
terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan selanjutnya.
c. Operan (Handover) juga memberikan manfaat katarsis, karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang dilakukan bisa
diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian shift dan tidak dibawa pulang.
Dengan kata lain, proses handover dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada
perawat.

d. Operan (Handover) memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu memberikan
motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk membantu perencanaan
pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap pasien yang berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi
antar perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar
perawat, dan perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.

e. Selain itu, operan (handover) memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat menyampaikan masalah
secara langsung bila ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit, handover dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif
(Australian Healthcare dan Hospitals As- sociation atau AHHA, 2009).
4. Fungsi Operan
Sekecil apapun kegiatan yang akan dilakukan pasti memiliki tujuan dan fungsi maupun
kegunaan, begitu juga operan/timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan mengekspersikan perasaan perawat
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan (Putra, 2016).
5. Langkah-Langkah Dalam Operan
Melaksanakan suatu kegiatan tentunya memiliki beberapa langkah yang harus dilewati agar
kegiatan yang dilakukan bisa terlaksana secara sistematis, adapun langkah dalam pelaksanaan
operan/ timbang terima (handover) menurut (Nursalam, 2011) yaitu :
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang akan disampaiakan
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift yang selanjutnya
meliputi :
1. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
2. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama secara langsung melihat
keadaan pasien.
6. Prosedur Operan
Kegiatan operan (handover) yang dilaksanakan dengan baik dan benar tentunya
memerlukan sebuah prosedur yang jelas agar tercapai tujuan yang diharapkan sesuai
dengan rencana, dengan adanya prosedur yang jelas sehingga tidak menyalahi aturan
yang sudah ada dalam pelaksanaannya, adapun prosedur operan/timbang terima
(handover) menurut (Nursalam, 2002 dalam Putra, 2016) yaitu :

a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.

b. Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.

c. Dalam penerapannya dilakukan timbang terima kepada masing-masing


penanggungjawab :

1. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan

2. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima


dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

3. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.

4. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :

a. Identitas klien dan diagnosa medis

b. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul

c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

d. Intervensi kolaborasi dan dependen

e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan


selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.

f. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi atau


tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.

5. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci. Pelaporan
untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan.
Tabel 2.1 Prosedur Operan (Nursalam, 2015)
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan ....Menit Nurse PP,PA
setiap pergantian sif/operan. Station
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang
memeliki permasalahan yang
belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lanjut.
3. PA/PP menyampaiakan
timbang terima kepada PP
(yang menerima pendelegasian)
berikutnya, hal yang perlu
disampaikan dalam timbang
terima:
3.1 Aspek umum yang meliputi:
M1 s/d M5
3.2 Jumlah pasien
3.3 Identitas pasien dan
diagnosa medis
3.4 Data (keluhan/subjektif dan
objektif)
3.5 Masalah keperawatan yang
masih muncul
3.6 Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum)
3.7 Intervensi kolaboratif dan
dependen
3.8 Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dan program
lainnya).
Pelaksanaan Nurse Station ......Men Nurse PP,PA
1. Kedua kelompok dinas sudah Station
it
siap (sif jaga)
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
3. Kepala Ruang membuka acara
timbang terima
4. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat oleh perawat
jaga (NIC)
5. Perawat jaga sif selanjutnya
dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang
telah ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas.
Di bed pasien
6. Kepala ruang menyampaiakn Ruang/
salam dan PP menanyakan Bed
kebutuhan dasar pasien Pasien
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh terhadap
masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan, serta
hal-hal penting lainnya selama
masa perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khsus untuk kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
Post- 1. Diskusi ......Men Nurse Karu, PP,
timbang 2. Pelaporan timbang terima Station
it PA
terima dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang
ditanda tangani oleh PP yang
jaga saat itu dan PP yang jaga
berikutnya diketahui oleh
kepala ruang
3. Ditutup oleh kepala ruang.

6. Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Operan


Banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan sebuah tindakan
keperawatan, dalam hal ini salah satunya adalah operan, agar operan dapat
berjalan dengan baik alangkah baiknya perlu diperhatikan hal-hal apa saja yang
perlu diperhatikan dalam operan/timbang terima, hal-hal tersebut yaitu :

a. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif.

Operan dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif, yang berarti bahwa
operan yang dilaksanakan perawat di ruang rawat harus sesuai dengan jam
yang telah ditentukan dan operan dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga
tidak mengganggu jam pulang perawat yang berdinas di shift sebelumnya
serta operan yang diserahkanpun terkesan tidak terburu-buru dan
mengurangi kesalahan dalam operan.

b. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).

Pelaksanakan operan yang dilaksanakan pada shift pagi dipimpin oleh


kepala ruang sedangkan untuk yang berdinas siang dan malam operan
dipimpin oleh perawat penanggung jawab, dengan hal demikian perawat
yang berdinas berperan sesuai tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak
tumpang tindih pembagian tugas dalam pelaksanaan operan.

c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.

Operan yang dilaksanakn dihadiri oleh semua perawat yang telah dan yang
akan berdinas sehingga operan yang dilakukan dapat berlangsung dengan
baik karena dihadiri oleh semuaa perawat dikedua belah pihak, dan perawat
yang jaga di shift selanjutnya juga dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah dioperkan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas. Oleh karena itu perawat
yang berdinas shift selanjutnya datang lebih awal sesuai waktu yang
ditetapkan, dan perawat yang dinas shift sebelumnyapun dilarang pulang
lebih awal sebelum operan selesai dilakukan secara bersama.

1. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan


menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
2. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien. Operan
yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan pasien sehingga
perawat yang jaga pada shift selanjutnya akan mengetahui hal apa saja
yang harus diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan, dan
operan yang dilakukan tidak memakan banyak waktu serta operan dapat
berjalan dengan baik, singkat dan efektif.
3. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu
yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya
tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien.
4. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2015).

7. Alur Operan
Menurut Nursalam (2015) alur timbang terima meliputi Situantion (Kondisi
terkini yang terjadi pada pasien), sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk
dan hari perawatan, serta dokter yang merawat dan sebutkan diagnosis medis
dan masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan. Kemudian
selanjutnya Background (Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini) dengan menjelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien
dari setiap diagnosis keperawatan dan menyebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif dan obat-obatan termasuk cairan infus
yang digunakan. Serta mejelaskan tentang penyakit yang diderita kepada pasien
dan keluarga terhadap diagnosis medis. Selanjutnya Assesment (hasil pengkajian
dari kondisi pasien saat ini) menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien
terkini seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain serta
menjelaskan informasi klinik lain yang mendukung dan selanjutnya
Recomendation yaitu merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan
perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.

Berikut digambarkan dalam gambar alur timbang terima pada gambar


2.2.

SITUATION

Data Demografi Diagnosis Medis Diagnosa Keperawatan (Data)

BACKGROUND

Riwayat Keperawatan

Assessment

KU; TTV; GCS; Skala Nyeri; Skala Risiko Jatuh; dan ROS (point yang penting)

Rekomendation
Tindakan yang sudah
Dilanjutkan
Stop
Modifikasi
Startegi Baru

Gambar 2.2: Alur Timbang Terima ( Sumber: Nursalam 2015)


8. Format Operan dengan SBAR
Handover memiliki beberapa panduan dalam hal penyampaian pelaporan pada
saat pergantian shift, salah satu yang dijabarkan disini adalah yang sudah
direkomendasikan WHO pada tahun 2007 adalah timbang terima dengan metode
SBAR, SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera.
S: Situantion (Kondisi terkini yang terjadi pada pasien) meliputi: Sebutkan
nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan, serta dokter yang
merawat.
Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/keluhan
B: Background (Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
meliputi:
Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan.
Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif dan
obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan.
Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis.
A: Assesment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini) meliputi: Jelaskan
secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko jatuh, pivas score, status nutrisi,
kemampuan eliminasi dan lain-lain.
Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
R: Recomendation meliputi:
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer
to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga, Nursalam (2015).
9. Faktor yang Mempengaruhi Operan
Menurut Huges (2008) dalam Kamil (2011) mengemukakan hasil kajian literatur
berbasis bukti proses operan/serah terima pasien dipengaruhi oleh faktor
individu, kelompok dan organisasi. Berikut akan dijelaskan faktor yang
mempengaruhi tersebut yaitu:
1. Faktor eksternal dan internal individu atau kelompok.
Faktor eksternal dan internal individu atau kelompok tersebut mencakup:
a. Komunikasi
Bahasa dapat menyebabkan masalah dalam beberapa cara serah terima pasien.
Dialek yang berbeda aksen, dan nuansa dapat disalahpahami atau
disalahtafsirkan oleh perawat menerima laporan. Singkatan dan akronim yang
unik untuk pengaturan pelayanan keperawatan tertentu mungkin
membingungkan bagi seorang perawat yang bekerja dilingkungan yang berbeda
atau khusus.
b. Gangguan
Faktor-faktor situasional selama serah terima pasien yang dapat
berkontribusi sebagai gangguan.
c. Interupsi
Interupsi dilaporkan sering terjadi dalam pengaturan perawatan
kesehatan.
d. Kebisingan
Latar belakang suara, seperti ; pager, telepon, handphone, suara
peralatan, alarm dan berbicara, berkontribusi dalam meningkatkan
kesulitan untuk mendengar laporan dan dapat mengakibatkan tafsiran
informasi yang tidak tepat.
e. Kelelahan

Peningkatan kesalahan dapat terjadi oleh perawat yang bekerja pada shift
yang berkepanjangan.

f. Memori

Memori jangka pendek dan daya penyimpanan yang terbatas dapat terjadi
ketika sejumlah besar informasi yang dikomunikasikan selama serah
terima pasien.
g. Pengetahuan atau pengalaman
Perawat pemula dan perawat ahli memiliki kebutuhan dan kemampuan
yang berbeda, perawat pemula mungkin menghadapi masalah dengan
serah terima pasien dan perawat pemula mungkin memerlukan informasi
tambahan yang lebih selama serah terima pasien.

h. Komunikasi tertulis

Mencoba untuk menafsirkan catatan yang tidak terbaca, mungkin akan


membuat kesalahan dalam komunikasi.

i. Variasi dalam proses.

Mungkin ada varians yang luas dalam melakukan cara serah terima
pasien yang dapat menyebabkan kelalaian dari informasi penting dan
berkontribusi untuk kesalahan dalam tindakan dan obat-obatan.
2. Faktor organisasi
Faktor organisasi meliputi:

a. Budaya organisasi

Budaya organisasi yang tidak memiliki cukup perhatian pada


keselamatan pasien, staf mungkin enggan untuk melaporkan masalah
atau mungkin tidak merasa nyaman mengajukan pertanyaan bila ada hal
yang belum jelas saat serah terima pasien.
b. Hirarki
Masalah struktur hirarkis dapat menghambat komunikasi terbuka.
Perawat mungkin tidak merasa nyaman mengajukan pertanyaan untuk
mengkalrifikasi informasi atau mungkin merasa terintimidasi.
c. Sistem dukungan

Kurangnya waktu untuk mengakses informasi dan laporan lengkap akan


mengurangi waktu untuk mengajukan pertanyaan dan jawaban pada saat
serah terima pasien.
d. Infrastruktur

Mungkin ada infrastruktur yang tidak memadai untuk kegiatan serah


terima pasien yang efektif.

e. Pengiriman pasien (dalam organisasi perawatan kesehatan)


Peningkatan jumlah pengiriman pasien akan meningkatkan kebutuhan
untuk serah terima pasien yang mungkin akan berdampak pada
keselamatan pasien.
f. Keterbatasan ruang untuk serah terima pasien

Lingkungan mungkin tidak kondusif untuk melakukan serah terima


pasien.

g. Keterbatasan teknologi dan penggunaan catatan dan laporan Manual/


kesulitan mengakses informasi penting.

h. Budaya organisasi yang berbeda

Masing-masing organisasi mungkin memiliki tujuan, fokus dan sumber


daya yang berbeda.

i. Intra atau ekstra sistem pengiriman pasien

Pengiriman pasien ke fasilitas dalam suatu system pelayanan kesehatan


dapat menciptakan masalah lebih sedikit daripada pengiriman pasien ke
penyedia pelayanan/system perawatan kesehatan yang lain, kemungkinan
terdapat pengggunaan bentuk pengaturan dan teknologi berbeda.
j. Keterbatasan tenaga
Kekurangan tenaga dapat berkontribusi untuk kesenjangan dalam
penyampaian informasi saat serah terima pasien.

k. Kegagalan peralatan

Sejumlah perangkat yang digunakan dalam sebuah pasien dapat saja


gagal berfungsi. Informasi penting tidak dapat disampaiakan jika terjadi
kegagalan pada perangkat elektronik.

l. Garis tanggungjawab

Saat situasi serah terima pasien, mungkin ada staf yang tidak jelas
tanggungjawabnya kepada pasien atau situasi yang sedang berlangsung.
m. Batasan waktu yang ketat

Kendala waktu selama serah terima pasien dapat menyebabkan


pembuatan laporan yang terburu-buru dan tidak lengkap.

n. Situasi darurat atau kegiatan kritis

Serah terima pasien dalam situasi kritis menimbulkan sejumlah masalah.


o. Kode status

Kode status tidak tercantum dalam laporan serah terima pasien dan tidak
didokumentasikan dalam catatan medis, sehingga informasi tidak dapat
diakses.
p. Pasien kritis atau labil
Perawat yang akan menyelesaikan dan yang akan melaksanakan shif,
mungkin dapat memandang situasi pasien secara berbeda, dan situasi
pasien dapat terus berubah selama transisi pergantian shift.
q. Variabel sumber daya setelah selesai shift
Pengiriman atau serah terima pasien setelah jam kerja/shift sering terjadi
ketika sumber daya kurang tersedia, hal ini dapat meningkatkan
kemungkinan kehilangan informasi.

Anda mungkin juga menyukai