Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pendahuluan

Stroke Non Hemoragik

Dosen Pembimbing
Ns. Yarwin Yari M.Kep., M. Biomed
Disusun oleh
Suci Nur Hikmah
Neta Suciati
Tya Fauziah
Tingkat 2A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS HUSADA


JL RAYA MANGGA BESAR 137-139
JAKARTA PUSAT
2021
A. Pengertian
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit nueorologis
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemorogi sirkulasi saraf otak (sudoyo Aru).
Istilah stroke biasanya digunakan seacara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum.
(Nuratif dan Kusuma, 2015).
Stroke didefisinikan sebagai defisit (gangguan) fungsi soistem saraf yang terjadi
mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredarahan darah otak.Stroke terjadi akibat
gangguan pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen ke
otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguam fungsi otak ini akan
menimbulkan gejala stroke (Pinzon Rizaldy & Asanti Laksmi, 2010).

B. Klasifikasi
Stroke non hemoragik atau stroke iskemik

Terjadi karena pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak


sebagian atau keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu
penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah atau bekuan darah yang telah
menyumbat pembuluh darah atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah ke otak.

Stroke iskemik dbagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. stroke trombotik (proses terbentuknya thrombus hingga menjadi gumpalan),


stroke iskemik yang disebabkan oleh karena trombosis di arteri karotisinterna
secara langsung masuk ke arteri serebri media. Permulaan gejala sering terjadi
padawaktu tidur,atau sedang istrirahat kemudian berkembang dengan
cepat,lambat laun atau secara bertahap sampai mencapai gejala maksimal dalam
beberapa jam, kadang-kadang dalam beberapahari (2-3 hari), kesadaran biasanya
tidak terganggu dan ada kecendrungan untuk membaik dalam beberapa
hari,minggu atau bulan.
2. stroke embolik (tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah), stroke iskemik
yang disebabkan oleh karena emboli yang pada umunya berasal dari jantung.
Permulaan gejala terlihat sangat mendadak berkembang sangat cepat,kesadaran
biasanya tidak terganggu, kemungkinan juga disertai emboli pada organ dan
adakecenderungan untuk membaik dalam beberapa hari, minggu atau bulan.
3. hipoperfusion sistemik (aliran darah ke seluruh bagian tubuh berkurang karena
adanya gangguan denyut jantung).
C. Etiologi

Menurut Adam dan Victor (2013), penyebab kelainan pembuluh darah otak yang


dapat mengakibatkan stroke, antara lain :

1. Trombosis aterosklerosis
2. Transient iskemik
3. Emboli
4. Perdarahan hipertensi
5. Ruptur dan sakular aneurisma atau malformasi arterivena
6. Arteritis
7. Trombophlebitis serebral : infeksi sekunder telinga, sinus paranasal, dan wajah.
8. Kelainan hematologi : antikoagulan dan thrombolitik, kelainan faktor pembekuan
darah, polisitemia, sickle cell disease, trombotik trombositopenia purpura,
trombositosis, limpoma intravaskular.
9. Trauma atau kerusakan karotis dan arteri basilar
10. Angiopati amiloid
11. Kerusakan aneuriisma aorta
12. Komplikasi angiografi

D. Manifestasi klinis
1. Tiba – tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2. Tiba – tiba hilangnya rasa peka
3. Bicara cedal atau pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan pengelihatan
6. Mulut moncong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu

(Nurarif dan Kuksuma 2015)

E. Faktor Resiko
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke. Beberapa faktor juga dapat
meningkatkan kemungkinan anda terkena serangan jantung. Faktor resiko stroke antara
lain :
1. Faktor Resiko Gaya Hidup
a. Kelebihan berat badan dan obesitas
b. Aktivitas fisik
c. Konsumsi alkohol
d. Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain dan methamphetamine

2. Faktor Resiko Medis


a. Tekanan darah tinggi. Risiko stroke meningkat jika tekanan darah lebih tinggi
dari 120 / 80 mmHg
b. Merokok atau menjadi perokok pasif
c. Kolestrol tinggi
d. Diabetes
e. Sllep apnea atau gangguan tidur
f. Penyakit kardiovaskuler

3. Faktor –Faktor Lain :


a. Riwayat keluarga stroke, serangan jantung atau TIA
b. Berusia 55 ke atas
c. Suku bangsa. Orang afrika – amerika memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke
dari pada ras lain.
d. Jenis kelamin. Pria memiliki risiko stroke lebih tinggi dari pada wanita, namun
wanita lebih mungkin untuk meninggal karena stroke dari pada pria. wanita juga
memiliki risiko terkena stroke dari penggunaan pil KB atau terapi hormone,
serta dari kehamilan dan persalinan (Safitri, 2016).
e. Patofisiologi
1. Patofisiologi Stroke Non Hemoragik atau Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi karena berkurangnya aliran darah ke otak atau bagian
otak sehingga terjadi kekurangan oksigen dan glukosa serta zat-zat lain yang penting
dan diperlukan untuk kehidupan sel-sel, otak dan pembuangan CO2 dan asam laktat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aliran darah di otak, antara lain:
a) Keadaan pembuluh darah dapat menyempit akibat aterosklerosis atau tersumbat
oleh thrombus atau embolus
b) Keadaan darah : viskositas darah yang meningkat dan hematokrit yang
meningkat menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat, anemia yang berat
menyebabkan oksigenasi otak menurun
c) Tekanan darah sistematik memgang peranan terhadap tekanan perfusi otak
d) Kelainan jantung menyebbakan menurunnya curah jantung serta lepasnya
embolus yang menimbulkan iskemai otak.
Sebagai akibat dari menurunnya aliran darah ke sebagian otak tertentu, maka
akan terjadi seragkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini
dimulai ditingkat selular, berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti
dengan kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel,
selanjutnya akan berakhir dengan kematian neuron.
F. Pathways

Perubahan Aterosklerosis Trombos dan Emboli


perfusi Menyumbat pembuluh darah otak
jaringan
serebral Suplai darah ke otak menurun
Iskemia dan hipoksia jaringan otak

Resiko Kematian jaringan dan sel-sel otak


kerusakan
integritas kulit

Penurunan kesadaran dan tirah baring Defisit neurologis

mucus berlebihan Kerusakan system motorik dan sensorik

Hambatan
komunikasi verbal
Bersihan Kelemahan dan kelumpuhan
jalan nafas
tidak
efektif Hambatan
mobilitas fisik

Defisit perawatan
diri

(Hariyanto dan Sulistyowati, 2015)


G. Pemeriksaan penunjang
a. Angiografi serebri

Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti pendarahan


arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari perdarahan seperti aneurisma
malformasi vaskuler

b. Lumbal pungsi, CT scan , EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)


c. USG Doppler

Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah system karotis)


(Mutaqqin, 2008).

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis pada pasien stroke adalah :
a. Diueretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum
3 sampai 5 hari setelah infark serebral.
b. Antikogulan untuk mencegah terjadihnya thrombosis embolisasi dari tempat lain
dalam system kardiovaskuler.
c. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam
pembentukan thrombus dan embolisasi.

(Smetlezer & Bare, 2010).

2. Penatalaksanaan stroke menurut Wijaya dan Putri (2013) adalah:


a. Penatalaksanaan umum
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral dekubitus bila
disertai muntah. Boleh dimulai mobilisasi bertahap bila hemodinamik stabil.
2) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan
oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas darah.
3) Kandung kemih yang penuh dikosongkan dengan kateter.
4) Kontrol tekanan darah, dipertahankan normal.
5) Suhu tubuh harus dipertahankan.
6) Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan baik, bila
terdapat gangguan menelan atau pasien yang kesadaran menurun dianjurkan
pipi NGT.
7) Mobilisasi dan rehabilitasi dini jika tidak ada kontraindikasi.

b. Penatalaksanaan medis
1) Trombolitik (streptokinase).
a) Anti platelet (asetosol, ticlopidin, cilostazol, dipiridamol).
b) Antikoagulan (heparin).
c) Hemorrhage (pentoxyfilin).
d) Antagonis serotonin (noftidrofurly).
e) Antagonis calsium (nomodipin, piracetam).
2) Penatalaksanaan khusus atau komplikasi
a) Atasi kejang (antikonvulsan).
b) Atasi tekanan intrakranial yang meninggi (manitol, gliserol, furosemid,
intubasi, steroid dll).
c) Atasi dekompresi (kraniotomi).
3) Untuk penatalaksanaan faktor resiko : atasi hipertensi (anti hipertensi), atasi
hiperglikemia (anti hiperglikemia), atasi hiperurisemia (anti hiperurisemia)

I. Analisa Obat
 Trombo Aspilet
 Manfaat

Thrombo Aspilets dalam tubuh adalah sebagai anti agregasi platelet dan
fibrinolitik yang dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah terutama pada
pembuluh darah. Obat ini juga memiliki efek analgesik, antiinflamasi dan
antipiretik sehingga dapat mengurangi nyeri dan demam. Manfaat itu didapat dari
bahan aktifnya yang berupa acetylsalicylic acid/aspirin.

 Indikasi
a. Mengobati dan mencegah trombosis atau teragregasinya platelet pada
penderita infark miokard akut atau pasien dalam pemulihan pasca stroke.
b. Mengobati angina kronis baik stabil maupun yang tidak stabil.
c. Mengatasi nyeri ringan hingga sedang akibat inflamasi serta untuk
menurunkan demam.
 Kontraindikasi
a. Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap aspirin atau obat jenis
OAINS lainnya.
b. Penderita asma, rhinitis atau polip hidung, gangguan fungsi hati dan ginjal
berat, sedang menderita atau memiliki riwayat ulkus peptikum, penyakit
hemoragik, gangguan koagulasi seperti pada penderita hemofilia atau
trombositopenia.
c. Anak-anak umur kurang dari 16 tahun atau baru saja pulih dari infeksi virus.
11
d. Penggunaan lebih dari 100 mg per hari pada ibu hamil selama trimester ke 3
dan menyusui.
e. Pasien yang sedang diterapi dengan methotrexate dan obat jenis OAINS
lainnya.
 Efek Samping
a. Mual dan muntah.
b. Iritasi saluran pencernaan.
c. Pendarahan saluran cerna dan ulkus peptikum (untuk penggunaan dalam
jangka waktu lama).

 Levoben
 Kandungan dan Komposisi

Produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan
aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat
menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis,
pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau
fungsi dari tubuh manusia. Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau
disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media
atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif
untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan
efek terapeutik dari kandungan 13 aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak
aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna,
dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Levoben adalah: Levodopa 100
mg, benserazide 25 mg.

 Indikasi dan Manfaat

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek


terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan
dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Levoben adalah
suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk: Mengobati semua jenis
sindrom parkinson dengan fluktuasi, kecuali parkinsonisme yang diinduksi obat;
untuk mengendalikan gejala-gejala nocturnal. Penyakit Parkinson (bahasa Inggris:
paralysis agitans, Parkinson disease) adalah penyakit degeneratif saraf yang
pertama ditemukan pada tahun 1817 (An Essay on the Shaking Palsy) oleh Dr.
James Parkinson dengan gejala yang paling sering dijumpai adalah adanya tremor
pada saat beristirahat di satu sisi badan, kemudian kesulitan untuk memulai
pergerakan dan kekakuan otot, gangguan degeneratif saraf ini umumnya
berlangsung perlahan.

 Kontraindikasi
Glaukoma sudut sempit, psikosis; gangguan endokrin, ginjal, hati, paru, & KV;
osteomalasia, riwayat tukak peptik. Pasien dengan dugaan melanoma pada lesi
kulit yang tidak diketahui penyebabnya atau ada riwayat melanoma. Pengguaan
bersama amin simpatomimetik atau MAOI.

Askardia

 Indikasi
Pasien yang memiliki gangguan pembekuan darah, pasien yang memiliki
trombosit yang saling melekat, pasien yang memiliki infark miokard, pasien
yang memiliki serangan iskemik dan stroke
 Kontraindikasi
pada ibu menyusui, pasien yang memiliki tukak peptik yang aktif, pasien yang
memiliki masalah darah, contohnya seperti penderita hemofilia, Pasien yang
alergi dengan kandungan asetosal.
 Efek Samping
Menyebabkan bronkospasme dan pendarahan pada saluran cerna, Selain itu,
obat ascardia juga bisa menimbulkan efek samping seperti nyeri lambung,
hipoprotrombinemia, dan trombositopenia

Brain act
 Indikasi

Membantu menangani kondisi kehilangan kesadaran karena kerusakan


otak, cedera kepala, atau bedah otak dan kurangnya pasokan oksigen ke
otak, mempercepat penyembuhan pada kelumpuhan tangan dan kaki,
mengatasi penurunan fungsi intelektual pada lansia.

 Kontraindikasi
Hipersensitivitas, pemberian bersamaan dengan levodopa (obat
parkinson).

 Efek Samping

Gangguan epigastrium, mual, kemerahan pada kulit, sakit kepala,


pusing.

Notrotam
 Indikasi

Gejala-gejala yang disebabkan oleh proses penuaan yaitu berupa


kemunduran daya ingat, badan terasa lemas. Selain itu dapat pula
digunakan sebagai terapi untuk gejala yang berkaitan dengan pembuluh
darah otak seperti  gangguan otak pasca-trauma (sakit kepala,  vertigo ,
dan gangguan ingatan).

 Kontraindikasi
Tidak untuk digunakan oleh wanita hamil dan menyusui, gangguan
fungsi ginjal, dan gangguan otot berupa mioklonus  serta tidak untuk
seseorang yang memiliki hipersensitivitas terhadap piracetam.

Efek Samping
Dapat terjadi keguguran jika dikonsumsi oleh wanita hamil, selain itu
sulit tidur, gelisah, gemetar, kelelahan, dan gangguan pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai