Anda di halaman 1dari 14

BAB 5

EVALUASI

5.1 MAN (M1)


secara struktur organisasi stase manajemen program ners FKIK Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin sudah dapat dengan tugas pokok masing-masing
penanggung jawab kegiatan. Struktur jabatan yang jelas seperti ketua
kelompok, sekretaris, bendahara dan penanggung jawab kegiatan. Selama 4
mimggu kegaiatan proyek manajemen program ners FKIK Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin di ruang safir. Masing – masing penanggung
jawab kegiatan dapat melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Seluruh proses dpat dilaksakan tepat waktu sesuai dengan program kerja yang
telah ditetapkan dan jadwal yang telah disepakati.
Hasil wawancara dengan beberapa orang perawat di ruang Safir tanggal 05 juni
2018 menunjukan bahwa meraka memandang positif kegiatan role play yang
dilakakan mahasiswa sebagai kepala ruangan, ketua tim, dan perawat
pelaksana. Perawat pelaksana juga berpendapat dengan adanya mahasiswa
banya membantu dalam kegiatan keperawatan diruangan baik dalam segi
perencanaan dan tindakan keperawatan.
5.1.1 Mutu Pelayanan Keperawatan
Mengenai keamanaan klien, berdasarkan hasil observasi untuk angka
kejadian dekubitus selama 15 hari dengan jumlah klien kelolaan 15
orang tidak ada klien yang mengalami dekubitus selama role play
berlangsung. Berdasarkan hasil observasi selama 15 hari tidak ada terjadi
kesalahan kesalahan dalam hal pemberian obat, hal ini karena mahasiswa
dan perawat selalu melakukan double check terhadap pengecekan
terhadap pemberian obat. Angka kejadian klien jatuh sebanyak 0%
karena mahasiswa dan perawat ruangan selalu mengecek dan menaikan
pagar yang diberada diranjang serta memberikan tanda resiko jatuh
terhadap klien yang memiliki risiko jatuh.
5.1.2 Tingkat Kepuasan Klien Kelolaan ( Ruang Safir Kelas III B)
Berdasarkan hasil kuisoner yang berisi 25 pertanyaan kepada klien yang
dikelola dan klien yang tidak dikelola selama 15 hari pelaksanaan role
play dengan lama perawatan ≥ 3hari diberikan pertanyaan pilihan yang
mencakup mengenai pemberian penjelasan orientasi ruangan, penjelasan
mengenai prosedur tindakan, dan sikap perawat selama pemberian
asuhan keperawtan.
5.1.2.1 Kepuasan Klien diruangan yang dikelola stase manajemen dan
yang tidak dikelola oleh mahasiswa stase manajemen

Hasil kuisoner kepuasan klien di ruang safir pada klien kelolaan


dapat dilihat pada gambar berikut :

Kepuasan Klien Kelolaan


Kurang puas
20%

Puas
50%

Cukup Puas
30%

Gambar 5.1 kepuasan klien di ruang safir pada klien kelolaan

Dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa kepuasan Klien


untuk kelolaan dari 10 Klien adalah 50% puas, 30% cukup puas
dan 20% kurang puas.

Hasil kuisoner kepuasan klien di ruang safir pada klien non


kelolaan dapat dilihat pada gambar berikut :
Kepuasan Klien Non Kelolaan

Kurang puas Puas


30% 30%

Cukup Puas
40%

Gambar 5.1 kepuasan klien di ruang safir pada klien non kelolaan

Dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa kepuasan Klien


untuk non kelolaan dari 10 klien adalah 30% puas, 40% cukup
puas dan 30% kurang puas.

5.1.2.3 Tingkat Ketergantungan Klien Diruang Safir

TINGKAT KETERGANTUNGAN

Minimal Care : 26,6 %, Parsial Care : 40 %. Total Care : 33,3%


26.60%
33.30%
Minimal
partial
total

40%

Gambar 5.3 diagram rata – rata tingkat ketergantungan klien di


ruang safir RSUD Dr. Moch Ansari banjarmasin
tanggal 23 Mei 2018 – 6 Juni 2018

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi raung


safir tanggal 23 Mei 2018 – 6 Juni 2018 didapatkan rata – rata
tingkat ketergantungan klien yaitu 40 % adalah perawatan partial.

5.2 Material (M2)

5.2.1 Sebelum Kegiatan Implementasi Manajemen Keperawatan

Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa lingkungan


diruang safir sudah bisa dikategorikan bersih. Berdasarkan
observasi rak sepatu/sandal sudah tersedia di depan ruangan
kelas 1,2,dan 3 sebanyak 5 buah, tetapi kadang masih terlihat
sandal/sepatu yang masih berserakan dilantai. Saat dilakukan
observasi tampak keluarga klien yang berkunjung terlalu
banyak, tidak masuk secara bergantian saat bertamu, serta
keluarga klien menunggu juga ikut tidur disamping bed pasien.
Sarana dan prasarana : dilakukan observasi bahwa keadaan
fasilitas seperti kamar mandi klien sudah mencukupi, terdapat
WC disetiap blok ruangan namun dikelas III keadaan westafel
kurang baik karena tidak bisa digunakan. Peralatan seperti
pispot dan urinal sudah diletakkan pada tempatnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa klien dan
keluarga tentang keadaan WC dan kamar mandi sudah beraih.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu


perawat mengatakan bahwa terdapat buku kelengkapan
adminitrasi ditempat adminitrasi, buku tentang Standar
Operasional Prosedur (SOP), buku tentang Standar Asuhan
Keperawatan (SAK), buku tentang NANDA NIC NOC yang
merupakan buku terbaru. Data inventaris mengenai alat – alat
kantor di ruang rawat safir sudah cukup lengkap. Sudah
terdapat komputer, printer, dan peralatan menulis. Ruangan
kuha memiliki lemari untuk meletakkan arsip, sehingga dapat
menunjang kegiatan administrasi. Pengelolaan sampah alat
sekali pakai dan sampah klien sudah cukup bagus, dimana
sudah tersedia temapt sampah medis dan non medis yang
dibersihkan setiap hari. Keadaan AC sudah mencukupi karena
pada setiap blok terdapat AC yang berfungsi dengan baik.

Kelengkapan alat tenun yang ada di Ruang Safir berdasarkan


data yang didapatkan dari hasil observasi terlihat bahwa
kelengkapan linen terlihat sudah cukup lengkap. Untuk jumlah
kasus atau bed terlihat sangat lengkap.

5.2.1 Sesudah Kegiatan Implementasi Role Play Manajemen


Keperawatan

Di Ruang Safir untuk kelengkapan alat inventaris ruang rawat


inap safir mengenai perlengkapan alat – alat kantor, alat – alat
medis, serta kelengkapan alat tenun yang ada diruang safir
sudah lengkap. Selama implementasi role play dari tanggal 23
Mei 2018 – 6 Juni 2018 ada beberapa kegiatan yang telah
dilakukan untuk menunjang sarana dan prasana sudah ditindak
lanjuti dan dijelaskan alasan tidak dilakukan tindakan seperti
pemasangan tirai pembatas antar bed hal ini dikarenakan
pemasangan tirai akan meningkatkan resiko penyebaran
infeksi nasokomial, dan belum ada tindakan berkala untuk
pengantian dan pencucian tirai. Mahasiswa juga telah
memperbaiki tempat penempatan leaflet kesehatan dan
menempel himbauan untuk jumlah pengungjung pada saat
memasuki ruang Safir, menambah jumlah rak untuk obat,
penempelan do’a untuk kesembuhan. Hambatan selama
pelaksanaan pembenahan sarana dan prasarana seperti
keluarga klien kurang ikut berpartisipasi dalam pemeliharaan
kerapian kamar, ada beberapa pengunjung yang masih
meletakkan alas kaki di tempat yang telah disediakan serta
pengunjung yang masih membawa anak usia dibawah 12 tahun
saat berkunjung atau menjaga pasien.

5.3 Method (M3)

5.3.1 Penerapan MAKP

Dilakukan role play terhadap pelaksanaan penerapan MAKP


dari tanggal 23 Mei 2018 – 6 Mei 2018 di kelas IIIB di Ruang
Safir. Pembagian tugas untuk penetapan sebagai kepala
ruangan 1 orang, ketua tim 2 orang, 8 orang perawat pelaksana
yang terbagi menjadi 2 tim. Untuk memaksimalkan kinerja
maka pergantian peran dilakukan setiap 1 minggu. Dukungan
yang berikan selama pelaksaan roile play yaitu ada arahan,
kemauan dan kerja sama antar mahasiswa dengan perawat
ruangan. Arahan dan penjelasan perawat diruangan membuat
mahasiswa mampu untuk melakukan peran dengan maksimal.

5.3.2 Timbang Terima

Role play timbang terima dilakukan pada tanggal 23 mei-6


Juni 2018. Sebelum dilakukan role play, timbang terima dari
shift malam ke shift pagi dimulai di Nurse Station dipimpin
oleh kepala ruangan kemudian dilanjutkan melakukan validasi
data dengan melihat langsung kondisi klien yang dilakukan
oleh ketua tim dan perawat shift pagi. Timbang terima dari
shift pagi ke shift siang dan dari shift siang ke shift malam
biasa hanya dilakukan secara informal di Nurse Station, validai
data biasanya dilakukan saat melakukan tindakan pada klien.
Setelah dilakukan Role Play, timbang terima dipimpin oleh
kepala ruangan pada pergantian shift dari malam ke pagi dan
dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore
kemalam dipimpin oleh perawat pelaksana dan dilaksanakan
setiap shift. Hal ini dikarenakan adanya koordinasi dengan
kepala ruangan, ketua tim yang turut membantu dalam
timbang terima, serta perawat yang bertugas pada shift tersebut
sehingga timbang terima dapat berjalan sesuai kriteria dan
berkelanjutan. Timbang terima awalnya dilakukan di Nurse
Station dan kemudian langsung ke klien untuk memvalidasi
data. Selama pelaporan timbang terima sudah disampaikan
keluhan klien,diagnosa keperawatan yang muncul, intervensi
yang sudah dilakukan atau yang belum dilakukan, dan
pendokumentasian catatan timbang terima. Hal ini perlu tetap
dipertahankan dan diingatkan dalam pelaksanaannya
walaupun tidak ada lagi mahasiswa khususnya mahasiswa
manajemen.

Evaluasi timbang terima

Struktur

a. Semua perawat untuk pergantian shift sudah siap


b. Format timbang terima sudah dibuat dengan modifikasi
catatan perkembangan
c. Sarana dan prasarana yang menunjang timbang terima telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima dan kelompok
shift timbang terima.

Proses

a. Proses timbang terima pagi dimulai di Nurse Station


dipimpin oleh kepala ruangan stase manajemen dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang telah bertugas
maupun yang akan menggantikan shift.
b. Proses timbang terima siang dan malam dimulai dinurse
station dipimpin oleh perawat pelaksana yang bertugas
pada shift tersebut dan diikuti oleh semua perawat yang
telah bertugas pada shift sebelumnya maupun yang akan
menggantikan shift.
c. Isi timbang terima mencangkup jumlah klien, diagnosa
keperawatan, intervensi ang telah dilakukan maupun yang
belum dilakukan dan encana tindakan pada hari tersebut.
d. Setelah timbang terima di Nurse Station dilanjutkan dengan
berkunjung ke masing-masing bed klien untuk memvalidasi
data.
e. Perawat pelaksana selalu berperan dalam memimpin
validasi data ke bed klien
f. Waktu untuk validasi kesetiap klien tidak lebih dari 3 menit.

Hasil

a) Timbang trima sudah dilakukan di ruang Safir


b) Setiap perawat mengetahui perkembangan klien dan
komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
c) Klien dapat dengan aktif menyampaikan perubahan
keluhan yang dirasakan setiap harinya.
d) Terbina kepercayaan dan kerjasama yang baik antar
perawat, klien maupun keluarga klien.

Hambatan yang ditemukan pada saat penilaian role play


timbang terima:
a. Proses timbang terima menghabiskan waktu yang cukup
lama.
b. Banyak keluarga klien atau pengunjung saat mengunjungi
bed klien untuk melakukan validasi data

5.3.3 Discharge Planning

Role play discharge Planning diruang safir dilakukan pada


tanggal 23 Mei 2018 – 6 Juni 2018. Sebelum dilakukan role
play, kegiatan discharge Planning pada klien biasanya hanya
berupa lisan tanpa disertai media seperti leaflet.

Evaluasi Roleplay Discharge Planning


Sebelum dilakukan roleplay oleh mahasiswa praktek
manajemen diketahui bahwa discharge planning pada klien
biasanya hanya berupa penjelasan secara lisan tanpa disertai
media seperti leaflet. Setelah adanya roleplay, discharge
planning berjalan cukup baik diantaranya terlaksananya
perencanaan pulang dari mulai pasien masuk rumah sakit
hingga pasien keluar rumah sakit dan didokumentasi dalam
format discharge planning yang sudah di tentukan serta sudah
tersedianya media untuk discharge planning berupa leaflet
sesuai dengan kebutuhan klien
Evaluasi penilaian discharge planning
Struktur:
a. Persiapan dilakukan sebelum kegiatan role play
dilaksanakan.
b. Telah tersedianya format discharge planning.
c. Leaflet untuk pendidikan kesehatan telah disiapkan.
d. Persiapan dilakukan pada klien dan keluarga yang termasuk
dalam tim kelolaan yang akan direncanakan pulang
sebelumnya.
Proses:
a. Discharge planning dilakukan pada klien yang
direncanakan pulang pada hari itu.
b. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di ruangan
klien.
c. Pelaksanaan discharge planning diikuti oleh klien dan
keluarga klien.
d. Discharge planning yang dilaksanakan oleh mahasiswa
bekerja sama dengan perawat ruangan yang bertugas pada
shift tersebut.
e. Discharge planning dilaksanakan sesuai dengan alur yang
telah ditentukan.
f. Selama roleplay jumlah klien yang mendapatkan discharge
planning ada 5 orang.
Hasil:
a. Keluarga dan klien puas dengan hasil pelaksanaan
discharge planning.
b. Keluarga dan klien berpartisipasi aktif selama kegiatan
discharge planning.
c. Jumlah klien yang pulang 9 orang.
Hambatan

Ada beberapa pasien yang tidak sempat diberikan penkes


dikarenakan pasien yang bergegas pulang ketika
diperbolehkan uintuk pulang.

5.3.4 Penerimaan Pasien Baru

Penerimaan pasien baru dilakukan setiap ada pasien baru,


selama pelaksanan role play selama 23 Mei 2018 sampai
dengan 6 Mei 2018.

Sebelum dilakukan Roleplay penerimaan klien baru, di


ruangan Safir sebagian besar telah dilakukan dengan baik
namun ada beberapa hal yang masih kurang dilakukan
misalnya penjelasan fasilitas yang ada di ruangan, kurangnya
waktu dan kesempatan perawat melakukan hal tindakan
tersebut di karenakan terlalu banyak pekerjaan.
Evaluasi Penilaian Penerimaan Klien Baru
Struktur
1) Kegiatan penerimaan klien baru dilakukan pada klien
yang baru dirawat di ruang IIIB Ruang Safir
2) Mahasiswa mempersiapkan format pengkajian
terhadap pasien baru
Proses
1) Role Play Penerimaan pasien baru dilakukan
mahasiswa selama praktik manajemen
2) Pertama kali pasien baru masuk. Ketua tim/perawat
pelaksana menyiapkan bed pasien serta format
pengkajian.
3) Saat pasien baru masuk ketua tim bersama perawat
pelaksana bersama-sama dalam menerima pasien dan
membantu pasien untuk berpindah ke bed.
4) Saat Pasien sudah selesai dipindahkan perawat ketua
tim/perawat pelaksana kemudian mulai melakukan
proses penerimaan pasien baru yang mencakup
penjelasan tentang tata tertib rumah sakit, perawat dan
dokter yang bertugas, sarana dan prasarana rumah
sakit.
5) Setelah selesai penjelasan dari perawat kemudian
pasien diminta untuk menandatangani lembar bahwa
pasien sudah diberikan penjelasan
Hasil
1) Proses penerimaan pasien baru sudah dilakukan di
ruang Safir namun pada saat pelaksanaan ada beberapa
hal yang belum optimal misalnya kurangnya
penjelasan kepada pasien tentang sarana dan prasarana
rumah sakit dan juga siapa dokter yang bertanggungg
jawab terhadap pasien tersebut yang kadang lupa untuk
disampaikan
2) Mahasiswa manajemen sudah melakukan proses
penerimaan pasien baru pada saat roleplay dan
melakukan tahap penerimaan pasien baru mulai dari
pengkajian pasien hinga penejelasan tentang tata tertib
serta perawat yang bertugas pada shift tersebut
3) Klien atau keluarga dapat memahami tentang
penjelasan perawat dan mengerti tentang tata tertib
rumah sakit

Hambatan
Beberapa kegiatan penerimaan klien baru tidak dapat
dilakukan langsung saat klien baru datang ke ruangan. Hal
ini dikarenakan waktu kedatangan yang tidak
memungkinkan dilakukan penerimaan klien baru seperti di
waktu malam hari dan keluarga sibuk membereskan hal-
hal terkait persiapan rawat inap klien.

5.3.6 Ronde Keperawtan

Ronde keperatatan dilaksanakan 1 kali dalam 15 hari


pelaksanaan Role Play. Ronde keperawatan yang dilakakukan
dengan menghadirkan Kepala Ruangan dan juga selaku
preseptor Klinik, Ketua Tim 1, ahli Gizi dan preseptor
Akademik. Ronde keperawatan Ny. N dengan diagnosa Medis
Abdominal Pain + Paraparesis dan dengan diagnosa
keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis, Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
Gangguan neuromuskular, Konstipasi berhubungan dengan
Gangguan neurologis, dan Resiko kerusakan integritas kulit.

1. Evaluasi Penilaian Ronde Keperawatan


1) Struktur
a) Persiapan klien untuk dilakukan ronde keperawatan
telah dilakukan sbelumnya
b) Pemberian lembar inform consent dan melakukan
Pengkajian telah dilakukan terlebih dahulu
c) Melakukan konsultasi kepada preseptor klinik dan
preseptor akademik dalam melakukan pengkajian dan
penentuan masalah keperawatan
d) Undangan telah dibagikan 1 hari sebelum kegiatan
dilakukan dan dibagikan kepada kepala ruangan, ketua
Tim 1 dan Ahli Gizi.

2) Proses
a) Sebelumnya melakukan ronde keperawatan pada
jam 09.00 melakukan persiapan alat dan tempat
b) Ronde keperawatan dilakukan pada pukul 10.00 –
12.00 Wita. Pelaksanaan ronde keperawatan telah
sesuai dengan kesepakatan.
c) Peserta yang hadir dalam kegiatan ronde
keperawatan sudah sesuai dengan undangan yang
dibagikan.
d) Peserta yang hadir meliputi kepala ruangan selaku
preseptor klinik, ketua tim 1, dan ahli gizi
e) Ronde keperawatan dipimpin oleh kepala ruangan
f) Ketua tim role play menyampaikan hasil
pengkajian dan menyampaikan masalah yang
belum teratasi. Dilanjutkan melakukan validasi di
samping bed pasien bersama kepala ruangan, katim
1 dan ahli gizi
g) Setelah melakukan validasi lalu melakukan diskusi
tentang intervensi yang akan dilakukan selanjutnya
untuk mengatasi masalah keperawatan yang belum
teratasi
3) Hasil Ronde Keperawtan
a) Solusi dari permasalahan klien telah didapatkan
b) Menerapkan jurnal keperawatan yang telah
didiskusikan
4) Hambatan
a) Peserta ronde belum sepenuhnya memahami alur
ronde keperawatan
b) Masih kurang lengkapnya pengkajian keperawatan
dan data penunjang

Anda mungkin juga menyukai