Anda di halaman 1dari 8

NASKAH ROLE PLAY

VALUNTARY COUNSELLING AND TESTING

MATA KULIAH HIV/ AIDS

Disusun oleh :

1. Amanda Juliana : 1810301002016


2. Khaerunnisa Al juliah : 181030100208
3. Nafa Putri Wahyuning : 181030100203
4. Nurhidayat : 181030100212
5. Rizky Amalia H : 181030100188
6. Widiya Puspita : 181030100199

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

PRODI KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


Peran :

Pasien : Nafa putri

Dokter : Widiya Puspita

Perawat : Amanda Juliana

Petugas Laboraturium : Khaerunnisa

Perawat konsultan : Rizky Amalia

Pembaca prolog : Nurhidayat

Pada tanggal 02 mei 2020 Ny. N datang ke puskesmas Tanggerang dengan keluhan
timbul bintik merah pada kulit, sariawan yang tak kunjung sembuh sudah 1 minggu, dan juga
diare selama 10 hari. Klien memiliki riwayat peragaulan bebas yaitu : seks bebas.

Di Puskesmas Tanggerang.

Perawat : “ pasien atas nama Nn.Nafa “

Klien:“ Pagi sus “ (dengan wajah murung)

Perawat : “ Pagi nona, apa keluhan nona ?

Klien : “Saya sudah satu minggu ini sudah diare sus,dan saya sariawan sudah 1minggu sus,dan
timbul bintik merah pada kulit saya. “

Perawat : “baik kalo begitu, saya ttv dulu ya nona.” (Melakukan pemeriksaan ttv)

Klien : “ baik sus.”

Perawat : “ Baik ka hasilnya suhu 36,7°C,nadi 80x/menit,ttdnya 110/70mmhg, tadi nona bilang
diare sudah 10 hari ya, kita timbang dulu ya nona. “

Klien : “baik sus” (menimbang)

Perawat : “ berat badannya : 47 kg ya nona, berat badan sebelumnya berapa nona? “

Klien : “berat badan sebelumnya 55 kg sus. “

Perawat : “ kalo begitu nona sudah mengalami penurunan berat badan ya nona, kalo begitu
tunggu sebentar ya nona nanti di panggil kembali.”
Klien : “ baik sus.”

*Perawat mengantarkan RM pasien kepada Dr yang akan memeriksanya *

Perawat : “pasien atas nama Nn.Nafa.”

Klien :” iya sus”

Diruang Dokter.

Klien: “selamat pagi dok”

Dokter: “iya pagi. Dengan nona nafa ?”

Klien: “iya dok betul”

Dokter: “jadi bagaimana? Apa keluhan nona ?”

Klien: “jadi gini dok, akhir-akhir ini saya mengalami diare sedah sekitar 10 hari, saya juga
mengalami sariawan sudah 1 minggu, kemudian di tubuh saya timbul ruam
(sambilmemperlihatkan ruam yang ada di bagian tangannya)”

Dokter: “coba saya lihat terlebih dahulu ruamnya. (setelah selesai melihat ruam yang ada di
tangan pasien tersebut, kemudian dokter melakukan pemeriksaan kepada pasien). Saya periksa
dulu ya, mari.”

(setelah dilakukan pemeriksaan, kemudian dokter dan pasien tersebut kembali ke tempat duduk
untuk berbincang-bincang kembali).

Klien: “jadi bagaimana dokter saya sakit apa?”

Dokter: “saya belum bisa untuk mendiagnosa secara pasti penyakit nona itu apa ?, tetapi
sayamenyarankan nona untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan
penyakit nona. Tapi sebelumnya apakah nona ingin melakukan konsultasi terlebih dahuluke
perawat konsultan?”

Klien: “iya dok, sebenarnya memang ada yang ingin saya konsultasikan”

Dokter: “baik kalau begitu saya panggilkan suster manda, untuk mengantarkan nona ke ruang
konsultasi.” (menelpon perawat manda).

Dokter : “ sus tolong keruangan saya untuk mengantarkan nona nafa keruang konsultansi ya.”

Perawat : ” baik dok.” (menutup telpon).

Masuk keruang dokter

Perawat : “ permisi dok.”


Dokter : “ iya silahkan.”

Klien: “baik dok kalau begitu saya permisi dulu ya, terimakasih dokter”

Dokter: “iya sama sama.”

Ruang perawat konseling

Klien : “ permisi sus.”

Perawat : “ iya silahkan, baik perkenalkan nama saya kiky sebagai perawat konselor di puskemas
ini, dengan nona siapa ? “

Klien : “ dengan nafa sus.”

Perawat : “ oke baik, sesuai dengan rekam medis ini sudah diare 10 hari, sariawan sudah
seminggu dan berat badan menurun dan ada ruam pada kulit, apa betul seperti itu nona? “

Klien : “ iya betul sus.”

Perawat : “ baik, nanti apa yang kita bicarakan kedepan itu akan menjadi rahasia bagi kita,
kecuali nona sendiri yang akan menceritakannya kepada orang lain atau orang terdekat nona.
Saya sebagai konselor akan menjaga privasi nona, bagaimana nona apakah nona setuju ?”

Klien : “ baik sus.”

Perawat : “ baik apakah ada yang ingin nona tanyakan ?”

Klien : “ tadi saya sudah melakukan pemeriksaan ke dokter, tapi kata dokter saya di suruh untuk
konsultasi ke konselor, sebenarnya saya ini sakit apa ya sus?

Perawat : “ baik, jadi nona sudah mendapatkan instruksi dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut, karena nona memiliki tanda dan gejala seperti hiv, maka dari itu untuk
mengetahui lebih lanjut nona harus di lakukan pemeriksaan laboraturium yaitu rapid test.”

Klien : “ rpid test itu seperti apa ya sus prosedurnya ? “

Perawat : “ baik ibu saya akan jelaskan, rapid test ini untuk mengetahui apakah ada gangguan
pada system kekebalan tubuh ibu. Pada rapid test ini dilakukan di laboraturium dengan
mengambil darah ibu. Bagaimana apakah nona ingin melakukan test nya pada hari ini atau nona
mau berfikir terlebih dahulu ? “

Klien : “ saya ingin melakukan test nya pada hari ini juga sus, apakah bisa ? “

Perawat : “ bisa nona , nanti nona tinggal pergi ke laboraturium untuk dilakukan test,
sebelumnya nona harus menanda tangani dahulu surat persetujuan untuk dilakukan nya rapid ini
ya nona. “
Klien : “ baik sus “

( membaca dan menanda tangani informed consent )

Klien : “ baik kalo begitu saya permisi ya sus.”

Perawat : “ iya nona.”

Di laboraturium

Klien : “ permisi.”

Petugas lab : “ iya nona, ada yang bisa saya bantu ? “

Klien : “ iya bu, saya mau periksa lab ini atas rujukan dari dokter dan ini surat rujukannya"

(Petugas lab membaca rujukan surat tersebut)

Petugas lab : “ baikla, kita akan melakukan rapid test untuk mengetahui kondisi nona dengan

Melakukan screening awal sehingga dapat dilakukan deteksi dini, dengan cara OraQuick rapid

HIV_1/2 antibodi test dengan menggunakan spesimen darah yang diambil dari vena ataupun

Ujung jari dan spesimen dari swab mulut dan cairan plasma. Darah, plasma ataupun cairan dari

mulut dicampur dalam vial dengan larutan developer dan hasilnya dibaca dari perangkat

pengujian berbentuk stick. Waktunya selama 20 menit untuk mendapatkan hasilnya, apakah nona

sudah siap? “

Klien : “ siap bu”

Petugas lab : “ baiklah kalau begitu nona akan diperiksa darah lengkap, dan air liur nona”
(sambil mengambil darah dan air liur klien)

Klien : “ baik bu”

Petugas lab : “ nona dengan nama siapa ? “

Klien : “nafa putri”

Petugas lab : “ baiklah nona mohon ditunggu hasil testnya ya nona”

Setelah 25 menit diruang tunggu lab

Petugas lab : “ nona nafa, ini hasil lab yang didapatkan dua pita kemerahan dibaris control (C)
dan . satu dibaris tes ( T)
Klien : "Seberapa sensitivitas hasil test ini bu? “

Petugas lab : “ dari hasil test ini sensitivitasnya 99,3% “

Klien : “ maksud dari hasil tesnya apa ya bu, apakah saya bener menderita HIV? “

Petugas lab : “untuk mengetahui hasil dari test tersebut apakah ibu menderita HIV atau tidaknya
silakan berikan hasil test ini kepada perawat konsultan untuk mengetahui secara lebih jelasnya“

Klien :” baik bu, terimakasih”

Petugas lab : "iya nona, semoga lekas sembuh"

Ke esokan hari nya klien kembali lagi ke perawat konselor dengan membawa hasil rapid
test.

Klien : “permisi selamat pagi sus “

Perawat : “ pagi nona, silahkan duduk. Perkenalkan saya perawat kiky yang menjadi konselor di
puskesmas ini, ada yang bisa saya bantu nona ?“

Klien : “ ini kemaren saya sudah melakukan test elisa sus dan hasilnya sudah keluar. “ (sambil
menyerahkan hasil test kepada perawat )

Perawat : “ nona sudah siap dengan hasil pemeriksaan nya bu ? “

Klien : “ siap sus. “

Perawat : “ dari hasil pemeriksaan laboraturium nona postif terkena hiv. “

Klien : “ apa sus ? saya hiv. Suster pasti ada kesalahan, saya ga mungkin terkena hiv. “

Perawat : “ tapi hasil test ini menunjukan bahwa nona positif terkena hiv, ini bisa lihat hasilnya.”

Klien : “ mengapa saya bisa positif terkena hiv sus ? apakah suster yakin dengan hasilnya ? tapi
sus saya tidak percaya“ (sambil menangis)

Perawat : “ nona tenang dulu ya, sebelumnya apakah nona tahu bagaimana proses penularan dari
hiv itu sendiri ? “

Klien : “ tidak sus, saya sama sekali tidak mengetahui nya. “

Perawat : “ baik saya akan menjelaskan penyebab dari hiv itu adalah berhubungan seksual
dengan bergonti ganti pasangan, narkorb, penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan
tranfusi darah. Sebelumnya mohon maaf nona apakah nona sudah menikah ? “
Klien : “ belum sus, tetapi (diam).

Perawat : “ tetapi apa apa nona? nona bisa ceritakan kepada saya agar kita sama sama tahu apa
penyebab nona bisa terkena hiv. “

Klien : “ tetapi saya sangat malu sus ( mata berkaca – kaca ).”

Perawat : “ tenang nona saya akan menjaga rahasia ini, nona tidak perlu malu ataupun ragu ini
demi kebaikan dan kesehatan nona ( sambil memberikan sentuhan). “

Klien : “ baikla sus. Saya akan mencoba menceritakan apa yang terjadi sehingga saya mungkin
positif terkena hiv. Karena kedua orang tua saya sibuk bekerja hingga larut malam, saya merasa
sendiri, kesepian dan kurang perhatian karena orang tua saya sibuk dengan urusan masing –
masing dan saya hanya bisa memendamnya sendiri.”

Perawat : “ lalu apa yang nona lakukan saat nona sendirian ? “

Klien : “ saya berkumpul dengan teman – teman supaya saya tidak merasa sendiri, dan saya
melakukan apapun hal – hal yang bisa membuat saya nyaman dan tenang. Dimasa remeja saya,
saya merasa tidak mempunyai arahan karena kedua orang tua saya tidak pernah memperhatikan
saya sus. Saya bolos sekolah, pulang larut malam. “

Perawat : “ hal apa yang membuat nona nyaman dan tenang ? “

Klien : “ hal yang membuat saya nyaman dan tenang adalah dengan pergi bersama para teman
laki – laki saya hingga saya melakukan hubungan seksual dengan semua teman laki – laki saya.
Hal ini saya lakukan karena saya merasa mendapatkan perhatian dan kasih saying dari teman laki
laki saya. “

Perawat : “ sudah berapa kali nona melakukan hubungan seksual dengan teman laki laki nona ? “

Klien : “ saya benar – benar lupa sus, karena saya hanya mencari kesenangan. “

Perawat : “ baik, apakah sampai sekarang nona masih melakukan hubungan seksual dengan
teman laki laki nona ? ”

Klien : “ tidak sus, saya sudah meninggalkan zona itu sejak usia 21 tahun sus, karena saya sudah
sadar bahwa yang saya lakukan salah dan memutuskan kembali kejalan yang benar. Mengapa
tanda dan gejala nya baru muncul setelah bertahun tahun lamanya sus ? ”

Perawat : “ iya nona karena masa proses penyakit ini tidak bisa terdeteksi secara langsung, dan
waktu terpajannya infeksi hiv ini adalah 7 – 10 tahun dan hanya bisa dipastikan dengan
pemeriksaan lab yang sudah nona lakukan.”

Klien : “ apakah saya bisa sembuh ? “


Perawat : “ untuk sembuh tidak bisa nona, tetapi kita bisa mencegah virusnya agar tidak
berkembang menjadi AIDS dengan cara minum ARV. Obat ARV ini bisa didapatkan secara
gratis nona, kegunaan dari obat ARV ini adalah untuk mengurangi jumlah virus hiv dalam tubuh
hingga ketingkat yang tidak lagi dapat terdeteksi dengan tes darah. “

Klien : “ untuk apa saya minum obat tidak ada gunanya, saya ingin mati saja. Siapa yang mau
ODHA seperti saya.“

Perawat : “ nona ( sambil memberikan sentuh ) tidak boleh bicara seperti itu, nona harus
semangat dan berjuang melawan penyakit. Maaf nona apakah nona bersedia untuk memberikan
informasi kepada kedua orang tua nona bahwa nona terkena hiv ? “

Klien : “ iya saya bersedia, tetapi saya tidak tahu cara memberitahunya dan saya takut di
marahi.”

Perawat : “ baik kalo begitu nona, saya akan membantu nona untuk memberitahukan kedua
orang tua nona. “

Klien : “ baiklah sus sudah sangat membantu , terimakasih banyak suster. “

Perawat : “ iya sama sama nona, tetap semangat yaaa.”

Anda mungkin juga menyukai