0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
571 tayangan6 halaman
Skenario ini menggambarkan proses tes HIV secara sukarela (VCT) dan berdasarkan rujukan dokter (PITC). Kedua pasien didiagnosa non-reaktif HIV setelah tes cepat, dan mendapat konseling pencegahan oleh perawat.
Skenario ini menggambarkan proses tes HIV secara sukarela (VCT) dan berdasarkan rujukan dokter (PITC). Kedua pasien didiagnosa non-reaktif HIV setelah tes cepat, dan mendapat konseling pencegahan oleh perawat.
Skenario ini menggambarkan proses tes HIV secara sukarela (VCT) dan berdasarkan rujukan dokter (PITC). Kedua pasien didiagnosa non-reaktif HIV setelah tes cepat, dan mendapat konseling pencegahan oleh perawat.
SKENARIO PITC (PROVIDER INITIATED HIV TESTING AND COUNSELING)
DAN VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan HIV-AIDS
Dosen Pembimbing:
Purwaningsih, S.Kp, M.Kes
Disusun oleh:
Ade Yuvida Anindita (132011123007)
Mutiara Handasari (132011123008)
Sabrina Rahmatillah Azhar (132011123009)
Titis Roedhotul Irvana (132011123010)
Nur Alfiyyatul Laila (132011123011)
Nida Harosa Rahmadani (132011123012)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2021 SKENARIO VCT Nama Pemeran Pasien VCT : Ade Yuvida .A Perawat : Nur Alfiyyatul .L Laborat : Sabrina R.A Pada suatu hari salah satu Rumah sakit yang ada di Surabaya terdapat seorang yang datang ke poli HIV untuk dilakukan pemeriksaan HIV. Pasien sudah melakukan janji dengan konselor VCT melalui whatsapp. Pasien : “Selamat pagi, ners..” Perawat : “Selamat pagi..” Pasien : “Baik ners.. apakah ini dengan ners Alfi kemarin saya sudah membuat janji dengan ners alfi pukul 08.00” Perawat : “Betul Saya dengan ners Alfi apakah ini dengan Ibu Ade?” Pasien : “Saya Ade ners.” Perawat :”Mari silahkan duduk. Baik sebelumnya ibu sudah tahu ya apa itu VCT?” Pasien :”Masih sedikit tau saja ners. Karena saya tinggal 1 rumah dengan pasien HIV” Perawat :” VCT atau Voluntarily Counseling and Testing adalah layanan tes HIV secara sukarela yang disertai dengan pre-konseling dan pasca-konseling.” Pasien :”Oh begitu baiklah ners.” Perawat :”Sambil menunggu giliran untuk tes apakah ibu sudah tau untuk prosedur tes nantinya?” Pasien :”Belum ners.” Perawat :”Baik akan saya jelaskan nantinya perawat akan mengambil sampel darah dengan jarum dari pembuluh darah vena di lengan ibu. Setelah jarum dimasukkan, darah akan ditampung dalam tabung khusus. Ibu mungkin akan merasa sedikit nyeri ketika jarum dimasukkan atau dikeluarkan.” Pasien :”Oh seperti itu ya ners baiklah saya setuju untuk dilakukan tes HIV” Perawat :”Ibu silahkan tanda tangan pada form ini yaa.. kita lakukan tes cepat HIV ya ibu yang akan dilakukan oleh petugas lab kami.” Beberapa saat kemudian petugas laboratorium menghampiri pasien untuk dilakukan tes cepat HIV. Laborat :”Ibu Ade silakan masuk.” Pasien :”Baik..” Laborat :”Sebelumnya perkenalkan saya sabrina yang akan mengambil sampel darah ibu untuk dilakukan pemeriksaan atau tes cepat HIV untuk prosedurnya nanti saya akan mengambil darah vena ibu kemudian akan di bawa ke laboratorium, hasilnya menunggu sekitar 25 menit, apakah ibu bersedia?” Pasien :”Iya bersedia” Melakukan pengambilan darah sampai selesai. Lalu ibu ade menunggu hasil, kembali ke ruang KIE. Perawat :”Sudah diambil sampel darah ya ibu, untuk hasilnya sebentar ya bu.” Pasien :”Baik ners” Perawat :” Baik ini hasilnya ibu.. Ibu bisa membukanya sekarang ya” Pasien :”Ini artinya apa ya ners?” Perawat :”Berdasarkan hasil lab yang ibu terima hasil ibu menunjukkan non reaktif itu berarti tidak mengidap HIV.” Pasien :”Oh begitu ners, jadi apa yang harus saya lakukan?” Perawat :”Saya akan menjelaskan sedikit kepada ibu ya tentang pencegahan HIV Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina atau melalui dubur, hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan, dan saling memberi tahu pasangan bila salah satu ada yang terdapat reaktif HIV. Untuk pencegahan lebih lanjut ibu bisa datang ke poli ini, dan anjurkan juga pada pasangan ibu untuk melakukan tes HIV guna pencegahan. Bagaimana ibu apakah dapat dipahami penjelasan saya?” Pasien :”Baik ners saya memahami, untuk tempat konseling sukarela ada dimana ya ners?” Perawat :”Untuk tempat pemeriksaan berada di rumah sakit ini ya ibu di poli VCT ini. Bagaimana ibu apakah ada yang ingin ditanyakan kembali?” Pasien :”Baik ners terimakasih informasinya, saya kira cukup ners.” Perawat :”Baik ibu terimakasih telah berkunjung, semoga sehat selalu.” Pasien :”Terimakasih banyak ners.” Dari percakapan role play, didapatkan bahwa pasien non reaktif HIV. Sehingga konselor melakukan konseling pencegahan HIV dan waktu pemeriksaan ulang untuk memastikan apakah masih non reaktif atau hasil berubah. Sesi konseling dan pemeriksaan VCT sudah selesai dan pasien pulang. SKENARIO PITC Nama Pemeran Pasien PITC : Titis Roedhotul .I Perawat : Mutiara Handasari Laborat : Nida Harosa .R Pada suatu hari di sebuah RSUD Sidoarjo terdapat seorang yang datang ke poli mawar merah untuk dilakukan pemeriksaan HIV yang sebelumnya mendapatkan undangan dari pihak rumah sakit. Pasien : “Selamat pagi, ners..” Perawat : “Selamat pagi.. Mari silahkan duduk.” Pasien : “Baik ners..” Perawat : “Ini kemarin yang dapat rujukan dari poli paru ya?” Pasien : “Iya ners, nama saya Titis ners.” Perawat :”Baik sebelumnya ibu sudah tahu ya apa itu PITC?” Pasien :”loh saya tidak tahu apa-apa, saya kemarin disuruh dokternya untuk ke sini, saya juga tinggal 1 rumah dengan pasien HIV ners.” Perawat :” PITC (Provider Initiated HIV Testing and Counselling) adalah suatu tes HIV dan konseling yang diprakarsai oleh petugas kesehatan kepada pengunjung saran layanan kesehatan sebagai bagian dari standar pelayanan medis.” Pasien :”Oh begitu baiklah ners.” Perawat :”Apakah ibu sudah tau untuk prosedur tes nantinya?” Pasien :”Belum ners.” Perawat :”Baik akan saya jelaskan nantinya petugas laborat akan mengambil sampel darah dengan jarum dari pembuluh darah vena di lengan ibu. Setelah jarum dimasukkan, darah akan ditampung dalam tabung khusus. Ibu mungkin akan merasa sedikit nyeri ketika jarum dimasukkan atau dikeluarkan.” Pasien :”Oh seperti itu ya ners baiklah saya setuju untuk dilakukan tes HIV” Perawat :”Ibu silahkan tanda tangan pada form ini yaa.. kita lakukan tes cepat HIV ya ibu yang akan dilakukan oleh petugas lab kami.” Beberapa saat kemudian petugas laboratorium menghampiri pasien untuk dilakukan tes cepat HIV. Laborat :”Ibu Titis silakan masuk.” Pasien :”Baik..” Laborat :”Sebelumnya perkenalkan saya nida yang akan mengambil sampel darah ibu untuk dilakukan pemeriksaan atau tes cepat HIV untuk prosedurnya nanti saya akan mengambil darah vena ibu kemudian akan di bawa ke laboratorium, hasilnya menunggu sekitar 25 menit, apakah ibu bersedia?” Pasien :”Iya bersedia” Melakukan pengambilan darah sampai selesai. Lalu ibu titis menunggu hasil, kembali ke ruang KIE. Perawat :”Sudah diambil sampel darah ya ibu, untuk hasilnya sebentar ya bu saya ambil.” Pasien :”Baik ners” Perawat :” Baik ini hasilnya ibu.. Ibu bisa membukanya sekarang ya” Pasien :”Ini artinya apa ya ners?” Perawat :”Berdasarkan hasil lab yang ibu terima hasil ibu menunjukkan non reaktif itu berarti tidak mengidap HIV.” Pasien :”Oh begitu ners, jadi apa yang harus saya lakukan?” Perawat :”Saya akan menjelaskan sedikit kepada ibu ya tentang pencegahan HIV Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina atau melalui dubur, hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan, dan saling memberi tahu pasangan bila salah satu ada yang terdapat reaktif HIV. Untuk pencegahan lebih lanjut ibu bisa datang ke poli ini, dan anjurkan juga pada pasangan ibu untuk melakukan tes HIV guna pencegahan. Bagaimana ibu apakah dapat dipahami penjelasan saya?” Pasien :”Baik ners saya memahami, untuk tempat konseling sukarela ada dimana ya ners?” Perawat :”Untuk tempat pemeriksaan berada di rumah sakit ini ya ibu di poli mawar merah ini. Bagaimana ibu apakah ada yang ingin ditanyakan kembali?” Pasien :”Baik ners terimakasih informasinya, saya kira cukup ners.” Perawat :”Baik ibu terimakasih telah berkunjung, semoga sehat selalu.” Pasien :”Terimakasih banyak ners.” Dari percakapan role play, didapatkan bahwa pasien non reaktif HIV. Sehingga konselor melakukan konseling pencegahan HIV dan waktu pemeriksaan ulang untuk memastikan apakah masih non reaktif atau hasil berubah. Sesi konseling dan pemeriksaan PITC sudah selesai dan pasien pulang.