Anda di halaman 1dari 10

D.

PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL (711M-1492M)

1. Latar perkembangan Islam di Andalusia Spanyol


Pada waktu Bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus jatuh pada tahun 132
H (750 M) dan digantikan oleh Bani Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada saat itu
terjadi pembunuhan massal serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat
seorang amir yang dapat meloloskan diri dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir
Abdurrahman bin Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (Libya),
dan Afrika Utara. Selama berjuang selama tidak kurang dari enam tahun, Abdurrahman berhasil
memasuki Andalusia.
Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang tahun 138
H (756 M) adalah seorang wali Yusuf ibnu Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari yang
ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun
740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada
tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa
yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman
melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki
“Abdurrahman Addakhil” dengan gelar Amir Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan
bahwa Abdurrahman I merupakan “founding father”Daulah Umayyah di Andalusia dan
sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan kebudayaan Islam di Andalusia.

2. Periode Kekuasaan/Pemerintahan Islam di Spanyol


Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan
waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah
panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode :

1. Periode pertama (711-755M)


Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum
tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari
dalam.
2. Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama
adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar
Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah yang
berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani
Umayyah di Spanyol.
3. Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar “An-
Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok (Muluk al-thawaif). Pada periode ini spanyol
diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai
puncak kemajuan dan kejaaan yang menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman
An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada
masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50 tahun
lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek moyangnya. Masa
pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dalam sejarah Arab Spanyol.
Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan disatukan kembali, perselisihan di
hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman III, islam telah sanggup mempertahankan
kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di
semenanjung Iberia tetapi juga seluruh Eropa.
4. Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30
negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat
di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika itu
terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-
raja Kristen. Namun, walau pun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode
ini.
5. Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143
M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):
a. Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar yang
didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil
mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat memasuki Spanyol
dan dapat menguasainya. Dalam perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh
penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh
kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh
dinasti Muwahhidun.
b. Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart. Pada
masa ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan
Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini
mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan
Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran
dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de
Tolesa. Dalam kondisi demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan
kristen yang besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh
pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari tangan penguasa islam.
6. Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat Nasriyah
(1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada tu. Peradaban
kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara
politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-
orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad merasa tidak senang
kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia
memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh
dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada
Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan
penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada
tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma
untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang
dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada
tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah ini. Walau pun islam telah
berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.

3. Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia


Bidang pemerintahan dan politik: Struktur pemerintahan Bani Umayyah menggunakan
pola Autokrasi yakni sistem pemerintahan yang kewenangannya dipegang penuh oleh pemimpin
yang sedang berkuasa (pemerintah), dalam hal ini adalah amir maupun khalifah. Pada masa
pemerintahan Islam Andalusia sistem pemerintahan dikendalikan secara penuh oleh khalifah
baik dalam bidang ekonomi, politik luar negeri, birokrasi, agama, budaya, militer dan lain
sebagainya. Pada intinya raja atau pemimpin adalah pemegang tunggal kekuasaan. Sedangkan
untuk jabatan kepemerintahannya menggunakan sistem yang berjenjang. Pada tingkat pusat
dipimpin oleh khalifah sedangkan pada wilayah dipimpin oleh seorang gubernur (wali). Dalam
perkembangannya pasca pemerintahan Islam di Andalusia, sistem pemerintah autokrasi ini
dipergunakan dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di Eropa. Seperti pada pemerintahan
negara Italia, Inggris, Belanda, Skotlandia, Rumania, dan lain sebagainya. Pada awal masa
pencerahan di Eropa, sistem pemerintahan autokrasi ini sangat laris sekali. Sebab dianggap
mampu menyatukan potensi yang dimiliki oleh bangsa secara maksimal dalam satu kendali.
Sedangkan sistem pemerintahan yang bertingkat ini dikembangkan oleh bangsa Eropa sebagai
studi politik mutakhir dan pembentukan negara modern dikemudian hari. Serta sistem ini
menjadi embrio lahirnya sistem pemerintahan aristrokrasi di Eropa beberapa periode kemudian.
Bidang sosial dan budaya: Hasil pekerjaan (seni dengan menggunakan) logam (metal-
work) termasuk didalamnya dekorasi dengan bahan baku emas dan perak banyak dijumpai
sebagai bukti kemajuan kebudayaan masyarakat Islam Spanyol di antaranya adalah dekorasi
interior Al-Hamra dan peninggalan Hisyam II (976-1009 M) yang masih terpelihara pada bagian
atas altar katedral di Gerona, berbentuk peti mayat kayu yang dilapisi perak yang berkilat dan
bergambar, hasil karya dua orang pengrajin Arab Badr dan Tarif, yang keduanya merupakan
anggota Istana.
Barang-barang dari keramik juga ditemukan, di samping barang logam, dengan pusat
industrinya di Valencia, yang imitasinya belakangan ini diketahui baru ada pada abad ke-15 di
Belanda. Industri keramik ini ahirnya juga sampai ke Italy. Selain dari itu, seni dalam tekstil
yang mewah juga tertuang dalam hamparan karpet-karpet Spanyol dengan Cordova sebagai
pusat industri tenunannya. Dari sana produk-produk tekstil itu tersebar ke berbagai pelosok
Eropa.
Bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan: Berikut dibawah ini uraian mengenai
perkembangan intelektual di masing-masing bidang:
-Astronomi
Di bidang astronomi, sarjana Islam al-Khawarizmi banyak sekali memberikan sumbangannya
dengan karya-karyanya dan mempunyai pengaruh terbesar terhadap kontribusi ilmu pasti
diantara semua penulis di abad pertengahan. Ia menulis buku al Jabr wa al-Muqabalah, yang
memuat daftar astronomi yang tertua dan al-Khwarizmi merupakan orang pertama yang
menyusun buku ilmu berhitung dan aljabar. Namun disamping itu, tokoh yang paling terkenal
dalam ilmu astronomi adalah Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash. Ia dapat menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat
teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang. Ada pula Al-
majiriyah dari Cordova, al-Zarqali dari Toledo dan Ibn Aflah dari Seville, merupakan para pakar
ilmu perbintangan yang sangat terkenal saat itu. .
-Matematika
Ilmu eksakta yakni matematika mulai berkembang karena didorong dengan adanya
perkembangan filsafat. Ilmu pasti dikembangkan orang Arab berasal dari buku India yaitu
Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M).Dnga n
perantara buku ini, kemudian Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan angka-angka
India seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di Eropa lebih dikenal dengan angka
Arab.
-Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu
pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah,
Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M).[10]Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam
jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar
yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Dalam
keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh
(Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan
eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum
opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli
Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat terkenal
adalah Hay ibn Yaqzhan. Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M)
mendominasi lapangan filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai
komentator pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki ciri
kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang
al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-
Platonis.
-Kedokteran
Dokter Islam, al-Kindi (809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh
orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku kedokteran berjudul al-Hawi.
Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Faraj bin Salim (seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke
dalam bahasa Latin dengan judul Continens atas perintah Raja Farel dari Anyou. Ia memuat dan
merangkum ilmu ketabiban dari Persi, Yunani dan Hindu, dan hasil-hasil penyelidikan. Terdapat
seorang filosuf besar bernama Ibn Rusyd yang juga ahli dalam bidang kedokteran. Di antara
karya besarnya adalah Kulliyat al-Thib.
Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku yang berjudul al-
Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Qonun of Medicine dan
menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15.
Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat kira-kira 760 macam ilmu
dipakai pedoman terutama di Barat. Dikatakan oleh William Osler, bahwa diantara kitab-kitab
yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang tetap merupakan dasar ilmu ketabiban untuk masa yang
paling lama.
-Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol baik oleh
orang-orang Islam maupun non-islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa
asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan
berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak bermunculan, seperti al-‘Iqd al-
Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, kitab al-
Qalaid karya al-Fath Ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
-Sejarah
Ibnu Khaldun, melalui karya Muqaddimah-nya, dialah yang pertama kali mengemukakan teori
perkembangan sejarah, baik berdasarkan penyelidikan faktor jasmani dan iklim, maupun
kekuatan moral dan rohani.
Bidang Militer : Memparakarsai tentara-tentara bayaran untuk menjaga stabilitas politik
dan pemerintahan dari ancaman pemberontak.
Bidang Ekonomi : Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran
ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan
pada pola-pola negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian
yang dapat diperjual-belikan , meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma,
tebu, pisang, kapas, rami dan sutera. Pada saat yang sama, Spanyol memasuki fase perdagangan
yang cerah lantaran hancurnya penguasaan armada Bizantium terhadap wilayah barat laut
Tengah. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran
melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional.

4. Sebab-Sebab Kemunduran Islam di Andalusia


Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
 Konflik Islam dengan Kristen
Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi
kristen, termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.
 Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan
merusak perdamaian.
 Kesulitan Ekonomi
Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan
politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan
membuat para petani tidak mampu membay
ar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
 Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan
Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul
 Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian,
tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif
yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

G. PERADABAN ISLAM PADA MASA MONGOL (1206M – 1368M)


1. Pendirian Dinasti Mongol
Bangsa Mongol berada di wilayah pegunungan Mongolia, berbatasan dengan Cina di
Selatan, Turkestan di Barat, Manchuria di Timur, dan Siberiadisebelah Utara Kebanyakan dari
mereka mendiami wilayah yang membentang di antara pegunungan Ural sampai pegunungan
Altai di Asia Tengah, dan mendiami hutan Siberia dan Mongol di sekitar Danau Baikal, 9
Mereka adalah salah satu anak rumpun dari Bangsa Tarta yang memiliki ketangkasan berkuda
dan mampu menaklukkan stepa ke stepa, sehingga kehidupan mereka berpindah-pindah
mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan seorang Khan.10 Khan yang pertama
dari Bangsa Mongol ialah Yesugey, ayah Chinggis atau Jengis. Serangkaian invasi Mongol
benar-benar telah menimbulkan kehancuran bagi peradaban muslim Iran. Invasi Bangsa Mongol
tersebut dilanjutkan dengan pembentukan sebuah konfederasi masyarakat Asia tengah di bawah
kepemimpinan Jengis Khan. Hanya dalam beberapa dekade Bangsa Mongol telah menguasai
seluruh Eurasia dan Eropa Tengah sampai ke wilayah Pasifik.
Tahun 1207-1215 M merupakan pergerakan Jengis Khan dalam melakukan perluasan
wilayah. Kejeniusan Jengis Khan dan keberanian orang-orang yang loyal padanya menjadikan
dominasi kekuasaannya meluas secaracepat ke seluruh Mongolia dan daerah-daerah
tetangganya, sehingga daerah kekuasaannya terlihat di perbatasan Iran dan Khawarizn di Asia
Tengah, yang luasnya meliputi Persia hingga Transoxiana. Karena kekagumannya akan
kekuatan militer (khususnya senjata) dan majunya kebudayaan Bangsa Iran yang ditandai
dengan berdirinya Dinasti Abbasiyah di Baghdad, maka Jengis Khan mengirim para duta dalam
berdagang. Dari sinilah sejarah hubungan Bangsa Mongol dengan Ummat Islam bermula hingga
berakhir pada kehancuran kerajaankerajaan Islam.

2. Pola Pemerintahan Dinasti Mongol


Para Khan Agung di Karakorum dan setelah masa Mongke, di Peking atau Khanbaliq
(berarti "Kota Para Khan"), hidup dengan kekayaan meterial dan barang jarahan yang didapat
dari daerah-daerah taklukan Mongol. Hal tersebut dapat ditemui dalam laporan perjalanan dari
para musafir dan tamu dari Eropa Barat dan Timur Dekat. Lambat-laun, para Khan Agung
Mongol menjadi dinasti Tiongkok dan hanya memiliki kekuasaan nominal saja terhadap khan-
khan Mongol di Asia Tengah dan Asia Barat.
Berikut ini adalah tahun kenaikan tahta para Khan Agung (Kha Khan) Mongol atau
Dinasti Yuan di Tiongkok, 1206-1634 M, berdasarkan penelitian dari C.E. Bosworth:
 1206 Jenghis Khan, pendiri Kekaisaran Mongolia
 1227 Ogadai Khan (Ogedei Khan), anak Jenghis Khan
 1241 Toregene, istri Ogadai Khan (bukan marga Borjigid) dan wali atas Guyuk Khan
 1246 Guyuk Khan; anak Ogadai Khan dan Toregene
 1251 Möngke Khan, anak Tolui (saudara Ogadai Khan)
 1260 Kubilai Khan, saudara Mongke Khan
 1294 Temur Oljeytu (Uljaytu), cucu Khubilai Khan
 1307 Qayshan Guluk, keponakan Temur Oljeytu
 1311 Ayurparibhadra Buyantu, adik Qayshan Guluk
 1320 Suddhipala Gege'en (Gegen), anak Ayurparibhadra Buyantu
 1323 Yesun Temur, sepupu Qayshan Guluk dan Ayurparibhadra Buyantu
 1328 Arigaba, anak Yesun Temur
 1328 Jijaghatu Toq-Temur, anak Qayshan Guluk
 1329 Qushila Qutuqtu, anak Qayshan Guluk dan kakak Jijaghatu Toq-Temur
 1332 Rinchendpal (Irinjipal), anak Qushila Qutuqtu
 1332-1370 Toghan Temur; anak Qushila Qutuqtu (saudara tiri Rinchendpal) dan kaisar
Dinasti Yuan terakhir\

Diantara pemimpin-pemimpin Mongol tersebut, yang terkenal adalah:

 Jenghiz Khan
Adalah pemimpin yang paling terkemuka tanpa tanding. Ialah yang menundukanseluruh
Mongolia dab Tartar di bawah kekuasannya dan menyatukan mereka, lalu membentuk pasukan
yang sangat besar. Ia juga meletakkan undang-undang Mongolia yang terkenal. Ia berhasil
menguasai negeri-negeri Asia, antara lain Bukhara, Balkh, Naisabur, Samarkand, dan juga kota-
kota besar Iran

 Hulagu Khan
Pimpinan Mongolia yang menghabisi kekhalifahan Abbasiyah, dan menghancurkan
Baghdad, dengan membunuh sebagian besar penduduknya. Bahkan juga membunuh Khalifah
Al-Mu’tashim, khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah. Ia kemudian melanjutkan penyerbuannuya,
menghancurkan sebagian kota-kota di Syiria. Hulagu juga mendirikan Pemerintahan Ilkhan di
Irak.

 Timur Lenk
Timur Lenk adalah oenguasa muslim India yang memerangi negeri-negeri tetangga
seperti Persia, Irak, Syam, dan Turki. Timur Lenk adalah penguasa yang pemberani, Timur Lenk
artinya pincang

 Zhahirudin Babur
Zharudin Babur adalah pendiri kekaisaran Mongolia (muslim) di India, yang berkuasa
sepanjang tahun 1526-1858M

3. Peradaban Islam Dinasiti Mongol


Bidang pemerintahan dan politik: Terwujudnya integritas wilayah Negara yang luas
yang dikawal oleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh dan di atur oleh suatu pemerintahan
yang kuat serta mampu memainkan peranan dalam percaturan politik internasional.
Bidang sosial budaya: Beberapa tulisan sejarah karya terus menerus disalin dan
diilustarikan. Demikian juga syair-syair efik dari karya Syah Name dan Life of Alexander, dan
beberapa fable dari karya Kalila wa Dimah. Kota Tabriz sendiri telah menjadi pusat bagi sebuah
sekolah seni lukis dan seni ilustrasi yang sangat pesat pada saat itu
Bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan: Filsafat dan sains bangkit kembali di dunia
islam, khususnya dikalangan orang-orang Persia yang berminat tinggi pada pekembangan
kebudayaan. Perkembangan baru ini erat ikatannya dengan aliran Syiah yang di tetapkan dinasti
Syafawi sebagi agama resmi agama.
Dalam Syiah dua belas ada dua golongan, yakni Akbari dan Ushuli mereka berbeda di
dalam memahami ajaran agama, yang pertama cendrung berpegang teguh kepada hasil ijtihad
para mujtahid Syiah yang mapan. Sedangkan yang kedua mengambil langsung dari sumber
ajaran Islam, Al-qur’an dan Al-hadits tanpa terikat kepada para mujtahid. Golongan Ushul inilah
yang paling berperan pada masa Syafawi. Di bidang teologi mereka mendapat dukungannya
dalam madzhab Mu’tazillah. Pertemuan kedua elemen kelompok inilah yang berperan pada
terwujudnya perkembangan baru dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan di dunia Islam
yang kemudian dilahirkan beberapa filusuf dan ilmuan.
Bidang militer: Kekuatan militer kerajaan Mongol termasuk yang terkuat di dunia.
Berkat kekuatannya itu mereka berhasil menguasai banyak wilayah. Mereka memiliki pelatihan
militer yang hebat. Saat musim dingin mereka akan membuat suatu perencanaan dengan
mengadakan perburuan musim dingin. Seluruh prajurit harus berpartisipasi dalam perburuan
tersebut. Perburuan ini lakukan untuk melatih mental pasukan menghadapi cuaca ekstrim dan
kehidupan liar. Mereka biasanya akan melakukan kegiatan ini di wilayah yang memiliki cuaca
ekstirm untuk melakukan perburuan babi hutan, rusa, harimau siberia, dan serigala.

Bidang ekonomi: Kemajuan di bidang ekonomi, terutama industri dan perdagangan.


Pada akhir abad ke-15 (1498) Vasco da Gama, seorang pelaut potugis menemukan jalan ke
Timur melalui Tanjung selatan di Afrika. Penemuan ini membuka fase baru dalam
perkembangan dunia perdagangan internasional. Bangsa Eropa sendiri berlomba-lombaberlayar
ke timur untuk memperebutkan daerah-daerah perdagangan yang menguntungkan. Portugis pada
akhir abad ke-16 telah menguasai paling tidak tiga kota dagang yang terpenting di sekitar
samudra Hindia, yaitu Hormuz di Persia, Goa di India dan Malaka di Malaya.

4. Sebab-Sebab Kemunduran Dinasti Mongol


Kekalahan bangsa Mongol di bawah panglima Kitbugha atas pasukan Mamalik di bawah
panglima Qutuz. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta
supaya sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik untuk menyerah. Permintaan itu di
tolak oleh Qutus dan utusan Kitbugha tersebut dibunuhnya. Tindakan Qutuz itu tidak
menimbulkan kemarahan oleh di kalangan Mongol. Kitbugha kemudian melintas Jordania
menuju Galilei. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang di pimpin langsung oleh
Qutuz. Pertempuran dahsyat terjadi sehingga pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara
Mongol pada tanggal 3 september 1260 M. Hal inilah yang menyebabkan runtuhnya kerjaan
Mongol di Cina.
Pada saat Mongol diperintah oleh Abu Sa’id ( 1317-1335 M ), terjadi bencana kelaparan
yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka.
Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan akhirnya terpecah belah sepeninggalan abu Sa’id
dan masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur
Lenk.

Anda mungkin juga menyukai