Anda di halaman 1dari 12

PERAN EKONOMI SYARIAH

TERHADAP KEMISKINAN
Disusun oleh :
1. Selisa Nur Leoni (4120010)
2. Nurriya Dyah K (4120132)
3. Robby Prasetyo (4120168)

Dosen pengampu : Rinda Asytuti, M.Si


Pengertian Dan Pengertian Miskin Dan
01 Sistem Ekonomi
Syariah
02 Faktor - Faktornya

Peran Ekonomi
03 Riba Dalam Islam 04 Syariah Terhadap
Kemiskinan
1. Pengertian Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah merupakan sebuah konsep ekonomi yang
dijalankan berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip ajaran Islam yang
bersumber pada al-Qur’an dan al-Sunnah, yang berorientasi pada
pencapaian ridla Allah. Al-Qur’an dan al-Sunnah adalah sebagai sebuah
pengikat tata aturan dalam menjalankan seluruh aktifitas ekonomi, baik
aktifitas produksi, distribusi, dan konsumsi. Dalam hal ini, pencapaian
ridla Allah adalah sebagai titik tolak dari lahirnya ekonomi syariah.
Sistem Ekonomi Syariah
Ekonomi Islam merupakan sebuah tawaran sistem ekonomi yang lebih
mengedepankan keuntungan dan kesejahteraan bersama. Sebagai sebuah sistem
ekonomi yang terilhami oleh nilai-nilai ajaran Islam, yang membawa misi
memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa keadilan,
menanamkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu mendorong
dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha
dalam memainkan perannya.

Dalam perkembangannya sistem ekonomi ini semakin diterima oleh


masyarakat sebagai sebuah sistem yang mengatur segala aktifitas ekonomi
berasaskan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan transparansi berdampak pada
semakin tinggi tingkat kepercayaanya terhadap sisitem ini. (Yuliani, 2015)
2. Pengertian Miskin
Secara etimologi miskin atau kemiskinan adalah keadaan tidak berharta benda atau
serba kekurangan atau berpenghasilan sangat rendah. Dan juga terdapat istilah kemiskinan
absolut yang berarti situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi
makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat
kehidupan minimum.
Dalam pandangan ekonomi Syariah kemiskinan didefinisikan sesuatu tidak
terpenuhinya kebutuhan bahan pokok dan kesehatan kepada diri manusia secara
menyeluruh, juga tidak meratanya distribusi bahan pokok terhadap manusia yang
membutuhkan. Kelaparan dan kekurangan pangan merupakan bentuk terburuk dari
kemiskinan yang dihadapi manusia. Dimana kelaparan dan kekurangan merupakan sebab
akibat dari kemiskinan. (Hamdani, n.d.)
Faktor – Faktor Kemiskinan
Manusia miskin bukan karena faktor fitrah manusia, tetapi ada penyebab yang mempengaruhi
manusia menjadi miskin. Diantaranya sebagai berikut :
1.Sistem monopoli
Monopoli dan ketidak adilan dalam distribusi bahan pokok kesejumlah wilayah menjadi salah satu
faktor manusia miskin. Orang miskin menjadi sasaran konsumen bagi orang kaya dan orang miskin menjadi
sasaran pembelajaran dan percoabaan barang konsumsi, bahkan distribusi bahan pokok tidak merata kepada
orang miskin.
2.Sikap berlebihan dan pola hidup mewah
Sikap berlebihan dan boros dalam menjalani hidup merupakan sikap yang tidak benarkan dalam
Islam. Bersikap sombong dan pamer kekayaan, serta bermewah-mewahan merupakan tindakan yang kurang
etis. Sikap tersebut sering menyebabkan terjadi ketimpangan antara miskin dan kaya.
3.Riba dan bunga
Tindakan dan perbuatan riba adalah tindakan yang dilarang oleh Islam dan merupakan salah satu
penyebab kemiskinan di masyarakat. Hal ini karena riba adalah perbuatan yang menguntungkan satu orang
saja, dan merugikan pihak lain. Riba sendiri mengambil keuntungan dari orang yang berhutang berupa
kelebihan uang, secara semena-mena. Tindakan inilah yang membuat orang miskin (mempunyai hutang)
semakin miskin, karena harus membayar kelebihan uang.
3. Riba Dalam Islam
Riba secara bahasa berarti tambahan. Sedangkan menurut istilah riba berarti
pengam- bilan tambahan dari harta pokok secara batil. Secara umum, riba adalah
pengambilan tamba- han, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam
secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam. Larangan ini
terdapat dalam QS. An-Nisaa’: 29. Unsur penting yang membentuk riba adalah yang
ditambahkan pada pokok pinjaman, besarnya tambahan menurut jangka waktu, dan
jumlah pembayaran tambahan berdasarkan kesepatakan yang disepakati. (Antonio,
2001:37)

Riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang dan riba jual beli.
Riba utang- piutang dibagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah, sedangkan
riba jual beli dibagi menjadi riba fadhl dan riba nasi’ah. (Budiantoro et al., 2018)
Di tengah gejolak dan menurunnya ekonomi global yang semakin fluktuatif menghantarkan pada
pemikiran untuk mengkonsep sebuah bangunan sistem perekonomian yang kokoh dan mampu bertahan
di tengah arus globalisasi ekonomi yang tidak menentu. Keterpurukan ekonomi tersebut terlihat dari
semakin banyaknya lembaga perekonomian dan keuangan mengalami collaps dan gulung tikar di
beberapa Negara yang menganut sistem ekonomi konvensional.
Di tengah lesunya perekonomian global ini, ekonomi Islam justru semakin menunjukkan eksistensinya
bahkan justru mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin maraknya
lembaga- lembaga perekonomian di berbagai sektor, baik bisnis maupun keuangan yang melaksanakan
usahanya dengan berdasarkan syariah islam.

Nah, Bagaimana sih peran ekonomi syariah terhadap kemiskinan?


Peran Ekonomi Syariah Terhadap Kemiskinan

Di tengah terpuruknya perekonomian dunia yang terus merosot dan melahirkan


kemiskinan global, semakin menunjukkan bahwa sistem perekonomian yang selama dianut
tidak mampu memberikan solusi kesejahteraan dan keadilan. Dalam kenyatannya salah satu
akar masalah kemiskinan di berbagai negara adalah karena perilaku eksploitatif akibat terjerat
bunga tinggi. Pada saat yang bersamaan, perkembangan sistem ekonomi syariah justru semakin
kokoh dan semakin teruji dalam menghadapi krisis ekonomi global.
Penjelasan di atas, seakan memberi petunjuk bahwa sistem ekonomi syariah dinilai
mempunyai peran penting dalam program pengentasan kemiskinan, karena prinsip yang
dibangun oleh sistem ekonomi syariah adalah lebih berorientasi bagaimana kesejahteraan
ekonomi, dan keadilan sosial dapat dicapai dan dirasakan secara bersama, bukan pengumpulan
harta sebanyak- banyaknya, dan keuntungan sebesar-besarnya sebagaimana yang dianut oleh
prinsip ekonomi konvensional.
Dalam sistem ekonomi syariah, mengenal istilah bagi hasil, yang mana
dalam konsep ini memungkinkan beban kerugian dan keuntungan menjadi
milik bersama dan ditanggung bersama antara pemilik modal dan pengelola.
Penanggungan secara bersama berdampak positif bagi stabilitas
perekonomian. Sistem ekonomi berbasis syariah juga memberlakukan
adanya pelarangan terhadap praktek riba dan mendorong kegiatan sektor
riil. Pelarangan riba dalam sistem ekonomi syariah terbukti mampu
mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas perekonomian dan berdampak
pada pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. (Yuliani, 2015)
Daftar Pustaka
Budiantoro, R., Sasmita, R. N., & Widiastuti, T. (2018). Sistem Ekonomi ( Islam ) dan
Pelarangan Riba dalam Perspektif Historis. 4(01), 1–13.
Hamdani. (n.d.). Kemiskinan Dalam Pandangan Ekonomi Syariah.
Yuliani. (2015). Konsep Dan Peran Strategis Ekonomi Syariah Terhadap Isu Kemiskinan. 8(1),
133–154.
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, (jakarta: Pustaka Al-kausar, 2001), hlm. 76
Abdul Manan, Teori dan Praktek ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dhana Bakti, 1997), hlm.
117
Mohamed Abd El Monem, Islamic Economic, Beirut, 1986
THANKS
!

Anda mungkin juga menyukai