Anda di halaman 1dari 10

FIKIH MUAMALAH

AKAD KERJA SAMA DALAM SEKTOR PERTANIAN (MUSAQAH), AKAD


MUZARA’AH DAN MUKHABARAH
Nama Kelompok :

01 Nanda Nugraha 4120056

02 Avinatun Nisa’ 4120061

03 Rikko Aji Setiawan 4120066


A. Musaqah

1. Pengertian Musaqah
Ialah akad/perjanjian kerjasama di bidang pertanian, yang mana penggarap lahan
harus merawat, memelihara dan menjaga perkebunan atau sawah, tambak dan lain
sebagainya (petani) dari hasil tersebut dibagi menjadi dua, sesuai dengan
kesepakatan keduanya, yang sesuai dengan akad Musaqah.

2. Dasar Hukum
Dasar hukum Musaqah yang bersumber dari Al-Qur’an ialah (Q.S Al-Maidah:2)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.
3. Rukun dan Syarat Musaqah

Rukun Musaqah seperti rukun akad lainnya, di antaranya ialah ijab kabul dan segala formatnya baik
perkataan, tulisan, isyarat sepanjang hal itu benar-benar dari orang yang berhak bertindak untuk itu.
Adapun syarat-syarat Musaqah di antaranya ialah:
1). Syarat yang berhubungan dengan „Aqidain, yakni harus berakal.
2). Syarat yang berhubungan dengan tanaman, yakni disyaratkan adanya penentuan macam apa saja
yang akan ditanam.
3). Hal yang Berkaitan dengan pendapatan hasil dari tanaman4). Hal yang berhubungan dengan
tanah yang akan ditanami.
5). Hal yang berhubungan dengan waktu.
6). Hal yang berhubungan dengan alat-alat musaqah, alat-alat tersebut disyaratkan berupa hewan
atau yang lainnya dibebankan kepada pemilik tanah.
4. Musaqah Yang Diperbolehkan
Para Ulama berbeda pendapat dalam masalah yang diperbolehkan dalam musaqah.
Imam Abu Daud berbeda pendapat bahwa yang boleh di musaqahkan hanya kurma,
menurut Syafi`iah yang boleh dimusaqahkan hanyalah kurma dan anggur saja sedan-
gkan menurut hanafiyah semua pohon yang mempunyai akar ke dasar bumi dapat
dimusaqahkan seperti tebu.

5. Tugas Penggarap
Adapun tugas penggarap/kewajiban menurut Imam Nawawi yakni menyiram atau
mengguyur (musaqi) serta mengerjakan apa saja yang dibutuhkan pohon-pohon dalam
rangka pemeliharaannya untuk mendapatkan buah. Ditambahkan pula untuk pohon
yang berbuah musiman diharuskan : menyiram, membersihkan saluran air, mengurus
pertumbuhan pohon, memisahkan pohon-pohon yang merambat, memelihara buah, dan
perintisan batangnya.
6. Penggarap Tidak Mampu Bekerja

Apabila si penggarap tidak mampu menggarap tugasnya, sedangkan penjualan hasil kebun
sudah waktunya, menurut Imam Malik penggarap berkewajiban menyewa orang lain untuk
menggantikan tugasnya. Sedangkan menurut Imam Syafi’i berpendapat bahwa musaqah
batal apabila pengelola tidak lagi mampu bekerja untuk mengurus kebun yang ada, sebab
si penggarap telah kehilangan kemampuan untuk menggarapnya
B. Akad Muzara’ah Dan Mukhabarah
1. Pengertian
Muzara’ah adalah akad kerjasama dalam usaha pertanian dimana pemilik lahan
pertanian menyerahkan lahannya berikut bibit yang diperlukan kepada pekerja tani
untuk diusahakan sedangkan hasil yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan
bersama, seperti setengah, sepertiga atau lebih dari itu. Bila dalam kerjasama ini bibit
disediakan oleh pekerja, maka secara khusus kerjasama ini disebut dengan mukhabarah
demikian menurut ulama madzhab Syafi’i.
2. Dasar Hukum
"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggung jawabnya". ( Q.S Al-Israa‟ 34 ).
3. Rukun dan Syarat Muzara’ah atau Mukhabarah
Berdasarkan pendapat Hanabilah, rukun Muzara'ah terdapat satu yakni ijab dan kabul,
boleh dilakukan dengan lafazh apa saja yang mengindikasikan terdapatnya ijab dan kabul
dan bahkan Muzara’ah sah dilafazhkan dengan lafazh Ijarah”
Adapun syarat-syarat Muzara'ah ialah:
1) Syarat bertalian dengan ‘Aqidain, yakni harus berakal
2) Syarat yang berhubungan dengan tanaman, yakni disyaratkan terdapatnya penentuan macam apa
saja yang ditanam
3)Hal yang berhubungan dengan perolehan hasil tanaman, yakni bagian masing-
masing harus disebutkan jumlahnya (persentasenya), hasil ialah milik bersama
4) Hal yang berhubungan dengan tanah yang akan ditanami seperti lokasi tanah
dan batas tanah Hal yang berhubungan dengan waktu dan syarat-syaratnya
5) Hal yang berhubungan dengan alat-alat yang dipakai dalam bercocok tanam
Muzara’ah.
4. Hikmah Muzara’ah atau Mukhabarah

 Terwujudnya kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
 Terjalinnya silaturrahmi dan hilangnya jurang pemisah antara orang kaya sebagai tuan ta-
nah dengan orang miskin sebagai penggarap.
 Turut membantu menyediakan lapangan pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki
modal usaha atau perkebunan dsb.
 Terhindar dari praktek penipuan, pemerasan, dsb, karena dalam akad musaqah,muzara'ah
dan mukhabarah harus ada kejelasan yang dapat dipertanggung jawabkan oleh kedua be-
lah pihak.
 Turut menciptakan pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan, karena harta
tidak hanya berputar dari satu kelompok saja.
 Mengikuti sunah rasulullah saw. yang termasuk perbuatan ibadah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai