Anda di halaman 1dari 11

MUSAQAH

pengertian

Musaqah berasal dari kata saqa yang artinya menyirami. Musaqah juga diartikan sebagai
bentuk lebih sederhana dari muzara'ah. Di mana penggarap hanya bertanggung jawab atas
penyiraman dan pemeliharaan tanaman. Sebagai imbalannya, penggarap berhak
mendapatkan nisbah tertentu dari hasil panen.

Secara umum musaqah adalah salah satu bentuk kerja sama antara pemilik lahan dan
penggarap di mana penggarap bertugas untuk merawat tanaman saja. Adapun keduanya
tetap melakukan bagi hasil sesuai kesepakatan dalam akad.

Rukun dan syarat

Rukun Musaqah
Manurut Jumhur ulama fiqh dari kalangan Malikiyah, Syafi'iyah, dan Hanabilah rukun
musaqah terdiri dari lima hal sebagai berikut:

1. Dua orang/ pihak yang melakukan transaksi


2. Tanah yang dijadikan objek musaqah
3. Jenis usaha yang akan dilakukan petani penggarap
4. Ketentuan mengenai pembagian hasil musaqah
5. Shighat (ungkapan) ijab dan kabul

Sementara itu, ulama Hanafiyah berpendapat bahwa yang menjadi rukun dalam akad
musaqah adalah ijab dari pemilik tanah perkebunan, kabul dari petani penggarap, dan
pekerjaan dari pihak penggarap.

Syarat Musaqah

1. Kedua belah pihak yang melakukan transaksi musaqah harus dewasa (akil balig) dan
berakal.

2. Objek musaqah harus terdiri dari pepohonan yang mempunyai buah seperti kurma,
anggur, dan terong. Namun, ulama dari kalangan Hanafiyah mengatakan musaqah juga
berlaku untuk pepohonan yang tidak berbuah jika hal itu dibutuhkan oleh masyarakat.

Sementara itu, ulama Malikiyah berpendapat bahwa objek musaqah berupa tanaman keras
dan palawija dengan syarat akad musaqah dilakukan sebelum buah layak panen, tenggang
waktu jelas, akad dilakukan setelah tanaman tumbuh, dan pemilik kebun tidak mampu
mengolah dan memelihara tanaman tersebut.

3. Tanah diserahkan sepenuhnya kepada petani penggarap setelah berlangsungnya akad.


Pemilik tanah tidak ada campur tangan setelahnya.

4. Hasil panen merupakan hak bersama. Adapun pembagian disesuaikan dengan


kesepakatan yang telah dibuat di awal.
5. Lamanya perjanjian harus jelas.

Lantas, kapan akad musaqah akan berakhir? Para ulama fiqih berpendapat bahwa musaqah
akan berakhir apabila:

1. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad telah habis.


2. Salah satu pihak meninggal dunia.
3. Ada uzur yang membuat salah satu pihak tidak boleh melanjutkan akad. Adapun uzur
yang dimaksud seperti mencuri hasil tanaman dan sakit yang memungkinkan penggarap
tidak bisa bekerja.

Landasan hukum

Al Quran surat Ar-Raad ayat 4. Artinya: "Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir."
MUZARA’AH

pengertian

Pengertian muzara’ah secara etimologis berasal dari kata al-Zar’u yang berarti penanaman atau
pengolahan.Adapun muzara’ah secara terminologis adalah kerja sama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dan penggarap, pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen.

Menurut Yusuf Qordhawi, Muzara’ah adalah akad kerjasama pertanian dengan cara pemilik tanah
menyerahkan alat dan benih dan kepada yang hendak menanaminya dengan suatu ketentuan dia
akan mendapat hasil yang telah ditentukan, misalnya: 1/2, 1/3 atau kurang atau lebih menurut
pesetujuan bersama.

Rukun dan syarat

a. Rukun Muzara’ah
Dalam Fiqh Islam arti muzara’ah dan mukhabarah tidaklah jauh berbeda, namum
yang membedakan diantara keduanya adalah mengenai siapa yang memberikan benih untuk
ditanam. Oleh karena itu syarat dan rukun muzara’ah dan mukhabarah tidaklah jauh
berbeda.
Jumhur ulama‟ yang membolehkan akad muzara’ah dan mukhabarah menetapkan
rukun yang harus dipenuhi, agar akad itu menjadi sah. Adapun rukunnya adalah sebagai
berikut:
1) Pemilik tanah (malik).
2) Petani penggarap (amil)
3) Obyek yaitu antara manfaat tanah dan hasil kerjapetani
4) Ijab (ucapan penyerahan tanah oleh pemilik tanah)
5) Qabul (pernyataan menerima tanah untuk digarap oleh petani)10
b. Syarat-syarat Muzaraah Menurut Hanafiyyah syarat-syaratnya yaitu sebagai berikut:
1) Syarat yang melakukan aqidain adalah berakal sehat,dan baligh;
2) Syarat yang berkaitan dengan tanaman, sebaiknya ditentukan jenis apa saja yang akan
ditanam;
3) Hal yang berkaitan dengan perolehan hasil dari tanaman;
4) Hal yang berhubungan dengan tanah yang akan ditanami;
5) Hal yang berkaitan dengan waktu;
6) Hal yang berkaitan dengan alat-alat muzara’ah1

Dasar hukum
MUKHABARAH

pengertian

Secara bahasa, mukhabarah memiliki pengertian “tanah gembur” atau “lunak”. Kata mukhabarah kini
merupakan maşdar dari fi‟il madhi dari khabara dan fi‟il mudhari‟ dari yakhabaru. 1 Menurut istilah,
mukhabarah memiliki arti mengerjakan tanah milik orang lain, baik itu seperti sawah atau ladang
dengan adanya pembagian hasil di antara para pihak (boleh seperdua, sepertiga atau seperempat).
Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakan (pengelola).
Pengertian Mukhabarah adalah bentuk kerjasama anatara pemilik sawah/tanah dan penggarap
dengan perjanjian bahwa hasilnya akan di bagi antara pemilik tanah dan penggarap menurut
kesepakatan bersama,sedangkan benihnya dari pihak penggarap sawah

Rukun dan syarat


Dari apa yang telah dipaparkan di atas, dapat kita pahami bahwa yang menjadi syarat dari
mukhabarah antara lain:

1) Adanya orang yang berakad, yaitu terdiri atas pemilik lahan dan penggarap. Kedua pihak ini
disyaratkan haruslah orang yang baligh dan memiliki akal;

2) Objek akad, yaitu berupa lahan/tanah yang hendak ditanami. Lahan ini harus memiliki kriteria
tertentu, di mana tanah tersebut memang dapat ditanami dan jelas status hukumnya;

3) Harus memiliki hasil, yang mana pembagiannya telah ditentukan lebih dulu saat pembuatan akad
dan telah disetujui oleh kedua belah pihak;

4) Adanya shighat (ijab dan qabul).

Landasan hukum
WAKALAH

Pengertian

Rukun dan syarat

Landasan hukum

SIMSARA

Definisi

Rukun dan syarat

Landasan hukum

KAFALAH
Definisi

Rukun dan syarat

Landasan hukum

Anda mungkin juga menyukai