Oleh :
Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
Januari 2015/2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuania-Nya , sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Fikih Muamalah .
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Fikih Muamalah. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi , mengingat akan
kemampuan yang saya miliki . Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan
demi penyempuraan pembuatan makalah ini .
Saya sebagai penyusun mengharapkan semoga Makalah ini dapat membantu pembaca
dalam mempelajari Pembahasan Makalah yang disusun ini, semoga Makalah ini bermanfaat bagi
pembaca .
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satuu
dengan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha mencari
karunia Allah yang ada dimuka bumi ini sebagai sumber ekonomi.
dalam kehidupan sosial, Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita semua tentang bermuamalah
agar terjadi kerukunan antar umat serta memberikan keuntungan bersama.
Dalam pembahasan kali ini, pemakalah ingin membahas tiga diantara muamalah yang
diajarkan Nabi Muhammad yaitu Musaqah, Mukhabarah, dan Muzaraah .
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Musaqoh
Musaqah adalah akad (transaksi) antara pemilik kebun/tanaman dan pengelola
(penggarap) untuk memelihara dan merawat kebun/tanaman pada masa tertentu sampai tanaman
itu berbuah supaya mendatangkan kemaslahatan dan mendapatkan bagian tertentu dari hasil yang
diurus sabagai imbalan .
Para ulama fikih mendefinisikannya :
akad penyerahan kebun (pohon-pohonan) kepada petani untuk digarap dengan ketentuan,
bahwa buah-buahan (hasilnya) dimiliki berdua (pemilik dan petani).
Ulama syafiiyah mendefinisikannya :
pemilik lahan memperkerjakan orang lain (petani) untuk mengelola kurma atau pohon anggur
saja dengan mengairi dan merawatnya dengan ketentuan hasil kurma dan anggur itu menjadi
milik berdua. 1
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,th 2003), hlm 280
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,th 2003), hlm 271
Bentuk kerja sama antara pemilik tanah dan penggarap dengan perjanjian bahwa
hasilnya akan dibagi menurut kesepakatan. Biaya dan benihnya dari pemilik tanah.3
3.1 Dasar Hukum Musaqah.
Ulama fikih sepakat, bahwa tanaman yang diakadkan dalam musaqah adalah tanaman
yang usianya minimal satu tahun. Juga diisyaratkan, bahwa jenis tanaman itu adalah tanaman
keras . sebagai dasarnya adalah hadits rasulullah :
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi SAW telah memberikan kebun beliau kepada penduduk
khaibar agar mereka pelihara dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan,
baik dari buah-buahan, maupun dari hasil tanaman (palawija). (HR.Muslim)4
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,th 2003), hlm 281
Dr.H.Hendi Suhendi,M.Si., Fiqh Muamalah (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,th 2002), hlm 156
4. Ada ketentuan yang pasti tentang pembagian pengelola. Persentasenya harus jelas untuk
masing-masing pihak. 7
4.2 Rukun-rukun muzaraah
Jumhur ulama yang membolehkan akad muzaraah mengemukakan rukun yang harus dipenuhi
agar akad itu menjadi sah.
6
1.
2.
3.
4.
Pemilik lahan
Petani penggarap (pengelola)
Obyek muzaraah yaitu antara manfaat lahan dan hasil kerja pengelola
Ijab dan kabul
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,th 2003), hlm 282
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,th 2003), hlm 275
1. Pemilik kebun dan penggarap harus orang yang baligh dan berakal.
2. Benih yang akan ditanam harusjelas dan menghasilkan.
3. Lahan merupakan lahan yang menghasilkan,jelas batas batasnya,dan diserahkan sepenuhnya
kepada penggarap.
4. Pembagian untuk masing-masing harus jelas penentuannya.
5. Jangka waktu harus jelas menurut kebiasaan.9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Musaqah adalah akad (transaksi) antara pemilik kebun/tanaman dan pengelola
(penggarap) untuk memelihara dan merawat kebun/tanaman pada masa tertentu sampai
tanaman itu berbuah supaya mendatangkan kemaslahatan dan mendapatkan bagian
tertentu dari hasil yang diurus sabagai imbalan . Muzaraah adalah kerja sama dalam
bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani penggarap.
Mukhabarah ialah kerja sama pengolahan pertanian antara lahan dan penggarap dimana
pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan
dipelihara dengan imbalan tertentu ( persentase) dari hasil panen yang benihnya berasal
dari penggarap. Bentuk kerja sama antara pemilik tanah dan penggarap dengan perjanjian
bahwa hasilnya akan dibagi menurut kesepakatan. Biaya dan benihnya dari pemilik tanah
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad sholahuddin
9
Rahmat syafe'i
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,
th 2003)
Dr.H.Hendi Suhendi,M.Si., Fiqh Muamalah (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,th 2002)
10