Di susun oleh
Galih Adji Wicaksono (18230110082)
Herlina Agusyanti Anggraeni (18470210005)
Pengertia
n Muzara’ah
Musaqah
1
mempekerjakan dengan upah sebagian dari buah yang dihasilkan, dan
Musaqah
itu adalah dilarang. Rasulullah saw. bersabda,” barang siapa memiliki
suatu lahan, maka hendaklah ia menanaminya janganlah ia
menyewakannya atau mengupah seseorang untuk menanaminya dengan
2
biaya sewa atau dengan upah sepertiga atau seperempat (dari hasilnya)
atau dengan biaya sewa atau upah dalam bentuk makanan yang
disebutkan.
3
Syarat Muzaraah
1. Syarat aqid( orang yang melangsungkan akad)
a. Mumayyiz, tetapi tidak disyaratkan baligh
b. Imam Abu Hanifah mensyaratkan bukan orang murtad, tetapi ulama hanafiyah tidak
mensyaratkannya.
2. Syarat tanaman
Diantara para ulama terjadi perbedaan pendapat, tetapi kebanyakan menganggap lebih baik jika
diserahkan kepada pekerja.
3. Syarat dengan garapan
a. Memungkinkan untuk digarap, yakni apabila ditanami tanah tersebut akan menghasilkan.
b. Jelas.
c. Ada penyerahan tanah.
4. Syarat-syarat tanaman yang dihasilkan
a. Jelas ketika akad.
b. Diharuskan atas kerjasama dua orang yang akad.
c. Ditetapkan ukuran diantara keduanya, seperti sepertiga, setengah, dan lain-lain.
d. Hasil dari tanaman harus menyeluruh diantara dua orang yang akan melangsungkan akad.tidak
dibolehkan mensyaratkan bagi salah satu yang melangsungkan akad hanya mandapakan sekedar
pengganti biji.
Musaqah
Syarat- syarat musaqah sebenarnya tidak berbeda
dengan persyaratan yang ada dalam muzara’ah.
Hanya saja, pada musaqah tidak disyaratkan
untuk menjelaskan jenis benih, pemilik benih,
kelayakan kebun, serta ketetapan waktu.
Beberapa syarat yang ada dalam muzara’ah dan dapat Syarat
Musaqah
diterapkan dalam musaqah adalah:
a. Ahli dalam akad
b. Menjelaskan bagian penggarap
c. Membebaskan pemilik dari pohon
d. Hasil dari pohon di bagi antara dua orang yang
melangsungkan akad
e. Sampai batas akhir, yakni menyeluruh sampai
akhir.
Muzara’ah
Rukun muzara’ah menurut ulama Hanafiyah adalah, ijab dan
qabul. Yaitu pemilik lahan berkata kepada pihak
penggarap, “aku serahkan lahan ini kepadamu sebagai
muzara’ah dengan upah sekian.” Lalu pihak penggarap
berkata, “aku terima,” atau “aku setuju,” atau perkataan-
RUKUN
perkataan yang menunjukkan bahwa ia menerima dan
menyetujuinya. Apabila ijab qabul ini sudah terjadi, maka MUZARAH
mberlakulah akad Muzara’ah diantara keduanya.
Sedankan elemen akad Muzara’ah ada tiga, yaitu, pemilik lahan,
pengagarap, dan yang ketiga adalah objek akad yang
memiliki dua kemungkinan, yaitu kemanfaatan lahan atau
pekerjaan penggarap (yang pertam berarti pihak
penggarap menyewa lahan, sedangkan yang kedua berarti
pihak pemilik lahan mempekerjakan atau mengupahnya
untuk menggarap lahannya. Kedua hal ini dalam fiqih
disebut akad
1. Dua oarang yang akad (al- aqidani)
RUKUN MUSAQAH
Al- Aqidani disyaratkan harus baligh dan berakal.
2. Objek Musaqah
objek Musaqah adalah tumbuh- tumbuhan, seperti kacang, pohon yang berbuah dan memiliki akar yang tetap di tanah,
seperti anggur, kurma yang berbuah, dan lain- lain
3. Buah
Disyaratkan menentukan buah ketika akad untuk kedua pihak.
4. Pekerjaan
Disyaratkan penggarap harus bekerja sendiri. Jika disyaratkan harus bekerja atau dikerjakan secara bersama- sama, akad
menjadi tidak sah.
dengan orang khaibar.
5. Shighaat
Menurut ulama Syafi’iyah, tidak dibolehkan menggunakan kata ijarah(sewaan) dalam akad musaqah sebab berlainan akad.
Muzara’ah dan musaqah dilaksanakan setelah akad (ijab qabul) di antara
kedua belah pihak sudah di ucapkan. Dengan adanya kesepakatan itu
maka sipenggarap melaksanakannya dengan memenuhi syarat- syarat
yang telah disepakati diantara kedua belah pihak. Muzara’ah dan
musaqah akan berakhir apabila:
Cara Pelaksanaan a. Jangka waktu yang disepakati berakhir. Akan tetapi, apabila jangka
Muzara’ah dan waktunya sudah habis, sedangkan hasil pertanian itu belum layak
panen, maka akad itu tidak dibatalkan sampai panen dan hasilnya
Musaqah dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama di waktu akad.
b. Apabila salah seorang yang berakad wafat.
c. Adanya uzur salah satu pihak. Uzur dimaksud antara lain:
1) Pemilik tanah terbelit hutang, sehingga tanah pertanian itu harus ia
jual, karena tidak ada harta lain yang dapatmelunasi hutang itu.
Pembatalan ini harus dilaksanakan melalui campur tangan hakim. Akan
tetapi, apabila tumbuh- tumbuhan itu telah berubah, tetapi belum layak
panen, maka tanah itu tidak boleh dijual sampai panen.
2) Adanya uzur petani, seperti sakit atau harus melakukan suatu
perjalanan di luar kota, sehingga ia tidak mampu melaksanakan
pekerjaannya
You could use three columns, why not?