Dosen pengampu:
Ahmad Rifqi Azmi M.Ag
Disusun oleh:
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Musaqah
B. Mukhabarah Dan Muzaro’ah
Tuhan menciptakan manusia di muka bumi ini sebagai khalifah atau pemimpin
untuk diri sendiri maupun orang lain. Meskipun manusia berperan sebagai khalifah.
tentu tak luput dari bantuan manusia lainnya, sehingga antara manusia satu dengan yang
lainnya saling membutuhkan satu sama lain. Di dalam Islam hubungan antar manusia
telah diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi perselisihan yang mampu menimbulkan
permusuhan antara individu satu dengan lainnya. Seperti halnya hubungan bisnis ataupun
perniagaan antar individu. Apabila tidak dilandaskan hukum islam, maka kecurangan dan
kekecewaan pasti akan dirasakan oleh salah satu pihak yang terlibat. Dari beberapa
kemungkinan buruk tersebut, maka hendaklah setiap melakukan pekerjaan ataupun
hubungan bisnis dengan orang lain dilandaskan hukum agama agar kedua belah pihak
tidak merasa dirugikan.
Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan
antara satu dengan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus
berusaha mencari karunia Allah yang ada dimuka bumi ini sebagai sumber ekonomi.
Dalam kehidupan sosial, Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita semua tentang
bermuamalah agar terjadi kerukunan antar umat serta memberikan keuntungan bersama.
Dalam pembahasan kali ini, penyusun ingin membahas tiga diantara muamalah yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW yaitu Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah. Karena
didalam pembahasan ini terdapat suatu hikmah untuk kehidupan social.
B. Rumusan Masalah
Al-musaqah berasal dari kata as saqa. Diberi nama ini karena pepohonan
penduduk Hijaz amat membutuhkan saqi (penyiraman) ini dari sumur-sumur. Karenaitu
diberi nama musaqah (penyiraman/pengairan).
Dan secara syara’ adalah seseorang menyerahkan pohon kurma atau anggur pada
orang lain yang akan merawatnya dengan penyiraman dan perawatan yang lain, dengan
perjanjian bahwa orang tersebut akan mendapatkan bagian yang jelas dari hasil buahnya.
Musaqah hanya boleh dilakukan pada dua tanaman saja, kurma dan anggur.
Sehingga tidak boleh melakukan akad musaqah pada selain keduanya, seperti buah tin
dan buah misymisy.
1. Hukum Musaqoh
Musaqah hukumnya sah dilakukan oleh orang yang sah tasharrufnya jika
dilakukan untuk dirinya sendiri. Jika dilakuka untuk anak kecil dan orang gila,
maka musaqah sah dilakukan oleh orang yang menjadi wali keduanya ketika
memang ada maslahah. Shigat akad musaqah adalah, ‚aku melakukan akad
musaqah denganmu pada pohon kurma ini dengan bagian
sekian‛, atau, ‚aku memasrahkan pohon kurma ini padamu agar engkau
merawatnya‛, dan kata-kata sesamanya.
2. Syarat Dan Rukun Musaqah
Dan disyaratkan harus ada peneriman dari pihak amil (pekerja). Syarat
Musaqah. Musaqah memiliki dua syarat. Salah satunya, pihak pemilik harus
memberi batas waktu secara pasti dalam melakukan akad musaqah tersebut
seperti setahun hijriyah. Tidak diperkenankan membatasi akad musaqah dengan
munculnya buah menurut pendapat al ashah. Yang kedua, pemilik pohon harus
menentukan bagian pasti dari hasil buah untuk si amil seperti separuh atau
sepertiganya. Sehingga, seandainya pemilik berkata pada amil, ‚dengan perjanjian
buah yang diberikan oleh Allah menjadi milik diantara kita berdua‛, maka
hukumnya sah dan diarahkan pada bagian separuh-separuh.
3. Pekerjaan bagi akad musaqoh
Kemudian pekerjaan di dalam akad musaqah terbagi menjadi dua macam. Salah
satunya adalah pekerjaan yang manfaatnya kembali pada buah seperti menyiram
pohon kurma, mengawinkannya dengan meletakkan sebagian mayang kurma jantang
di mayang kurma betina, maka semua itu menjadi beban amil. Dan yang kedua adalah
pekerjaan yang manfaatnya kembali pada bumi seperti membuat kincir air dan
menggali tempat aliran air, maka semua itu adalah beban pemilik modal. Sang
pemilik pohon tidak diperkenankan mensyaratkan pada amil suatu pekerjaan yang
bukan termasuk dari pekerjaan-pekerjaan akad musaqah seperti menggali aliran air.
Disyaratkan amil harus bekerja sendiri. Sehingga, seandainya pemilik modal
mensyaratkan budaknya untuk bekerja bersama amil, maka akadnya tidak sah.
Ketahuilah sesungguhnya akad musaqah hukumnya jawaz dari kedua belah pihak.
Seandainya diketahui bahwa buah yang telah dihasilkan tersebut adalah milik orang
lain, seperti pemilik pohon kurma telah mewasiatkan buah pohon kurma yang diakadi
musaqah tersebut, maka amil berhak mendapatkan ongkos standar untuk
pekerjaannya dari pemilik modal.